• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada pengamatan dan pengambilan sampel di Cagar Alam Tangale, didapatkan sampel 2 jenis jamur dari genus Auricularia yang merupakan famili Auriculariaceae. Auricularia polytricha memiliki tubuh buah berukuran 3 – 6 cm, berbentuk seperti telinga, tidak bertangkai, elastis, transparan, dalam keadaan segar bertekstur seperti gelatin, berwarna coklat. Jamur ini dapat dikonsumsi. Habitatnya pada kayu lapuk, hidup bergerombol (Gambar 4.12a).

Gambar 4.12a Auricularia polytricha Sumber: Dokumen peneliti, 2013

Hasil identifikasi di atas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Asnah, (2010) yaitu tubuh buah berukuran 6 hingga 10 cm, berbentuk seperti telinga atau mangkuk, berwarna coklat tidak bertangkai atau bertangkai pendek, tekstur seperti gelatin atau karet dan lurus serta mudah patah jika kering. Spora :berwarna putih, silindris, licin, berukuran 12-17 x 4-7 mikron. Edibilitas :Dapat dikonsumsi. Habitat :Kayu lapuk, hidup bergerombol (Gambar 4.12b)

Gambar 4.12a Auricularia polytricha Sumber: Asnah, 2010

Berdasarkan hasil identifikasi maka urutan takson dalam klasifikasi dari Auricularia polytricha adalah:

Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Hymemomycetales Order : Auriculariales Family : Auriculariaceae Genus : Auricularia

Species : Auricularia polytricha 4.2.12. Auricularia sp

Auricularia sp memiliki tubuh buah berukuran 5–7 cm, berbentuk seperti telinga, berbentuk seperti telinga, tidak bertangkai atau bertangkai pendek, elastis, transparan, dalam keadaan segar berstektur seperti gelatin, berwarna keabu-abuan hingga coklat muda. Habitatnya pada kayu lapuk, hidup soliter atau berkelompok. Jamur ini dapat di konsumsi (Gambar 4.13a).

Gambar 4.13a Auricularia sp Sumber: Dokumen peneliti, 2013

Hasil identifikasi di atas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Asnah, (2010) yaitu tubuh buah berukuran 7–11 cm, berbentuk seperti telinga, berbentuk seperti telinga, tidak bertangkai atau bertangkai pendek, elastis, transparan, dalam keadaan segar berstektur seperti gelatin, berwarna keabu-abuan hingga coklat muda. Spora: berwarna putih, silindris, permukaan licin. Habitat:kayu lapuk, hidup soliter atau berkelompok. Edibilitas:dapat dikonsumsi (Gambar 4.13b).

Gambar 4.13b Auricularia sp Sumber: Aryani, 2013

Berdasarkan hasil identifikasi maka urutan takson dalam klasifikasi dari Auricularia sp adalah: Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Hymemomycetales Order : Auriculariales Family : Auriculariaceae Genus : Auricularia Species : Auricularia sp 4.2.13. Rigidoporus sp

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan sampel didapatkan 1 jenis jamur dari famili Meripillaceae yaitu Rigidoporus sp. jamur jenis ini tubuh buah berbentuk seperti kipas, tebal, dengan struktur keras, dan kaku. Jamur ini berwarna kuning kecokelatan, dengan permukaan atas terasa kasar, dan memiliki garis konsentris sedangkan permukaan bawahnya halus. Jamur ini memiliki tangkai, tetapi pendek, hidupnya berkoloni pada cabang atau ranting pohon mati (Gambar 4.14a).

Gambar 4.14a Rigidoporus sp Sumber: Dokumen peneliti, 2013

Hasil identifikasi di atas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Asnah, (2010) yaitu jamur jenis ini bentuk tubuhnya seperti kipas tebal

dengan warna dipermukaan atasnya berwarna cokelat kekuning-kuningan pucat dan permukaan bawahnya berwarna cokelat kemerahan.

Gambar 4.14b Rigidoporus sp Sumber: Aryani, 2013

Berdasarkan hasil identifikasi maka urutan takson dalam klasifikasi dari Rigidoporus sp adalah: Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Hymemomycetales Order : Auriculariales Family : Meripilaceae Genus : Rigidoporus Species : Rigidoporus sp 4.2.14. Plerotus sapidus

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan sampel didapatkan 1 jenis jamur dari famili Agaricaceae yaitu Plerotus sapidus. Jamur ini memiliki tudung berdiameter 4–15 cm atau lebih, berbentuk kipas, permukaan licin, warna coklat keabuan, ketika muda bagian tepi tidak membulat. Daging buah tebal, berwarna putih, tekstur lembut. Tangkainya pendek dengan panjang 0,5–2 cm, dan tekstur tebal, permukaan kering, berambut atau berbulu halus. Spora berwarna putih hingga pucat, berbentuk bulat, dan memiliki permukaan yg licin. Habitatnya

pada kayu lapuk dan hidup soliter atau berkelompok. Jamur ini dapat dikonsumsi (Gambar 4.15a).

Gambar 4.15a Plerotus sapidus Sumber: Dokumen peneliti, 2013

Hasil identifikasi di atas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Asnah, (2010) yaitu tudung berdiameter 4–15 cm atau lebih, berbentuk kipas, cembung kterkadang berbentuk corong, permukaan licin, warna bervariasi, putih hingga abu-abu, coklat keabuan, coklat, ketika muda bagian tepi tidak membulat, berkerut atau cuping. Daging buah tebal, berwarna putih, tekstur lembut. Lapisan himenium (gill) melebar pada bagian tangkai (jika tangkai ada), berwarna putih tapi ketika dewasa berwarna kekuningan. Tangkai tidak ada (jika ada basanya pendek, hitam), panjang tangkai 0,5–4 cm, dan tekstur tebal, permukaan kering, berambut atau berbulu halus. Veil tidak ada. Spora berwarna putih hingga pucat, berbentuk bulat hingga ellip, permukaan licin, tidak mengandung amilum, berukuran 7–9 x 3–4 mikron. Habitat: kayu hidup dan hidup soliter atau berkelompok. Edibilitas: dikonsumsi dan enak (Gambar 4.15b)

Gambar 4.15b Plerotus sapidus Sumber: Asnah, 2010

Berdasarkan hasil identifikasi maka urutan takson dalam klasifikasi dari Plerotus sapidus adalah:

Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Agaricomycetes Order : Agaricales Family : Agaricaceae Genus : Pleurotus

Species : Pleurotus sapidus 4.2.15. Clavaria zollingeri

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan sampel didapatkan 1 jenis jamur dari famili Clavariaceae yaitu Clavaria zollingeri. Jamur ini memiliki tubuh bercabang, tinggi 7-10 cm, lebar 5 cm. permukaan cabang nampak berkerut, sebagian rata, bagian ujung cabang runcing atau bergigi dan melebar, warna merah muda. Tangkai tipis dan berwarna putih. Jamur ini dapat dikonsumsi. Habitatnya soliter hingga tersebar di tanah, kayu dan daerah berumput (Gambar 4.16a).

Gambar 4.16a Clavaria zollingeri Sumber: Dokumen peneliti, 2013

Hasil identifikasi di atas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Asnah, (2010) yaitu tubuh bercabang dan sebagian tidak bercabang, tinggi 2-7 (12) cm, lebar 5 cm. Secara longitudinal permukaan cabang nampak berkerut, sebagian rata, bagian ujung cabang runcing atau bergigi dan melebar, warna putih, kadang abu-abu terang, kekuningan atau pink. Tangkai tipis dan putih. Spora berukuran 7-11 (14) x 6,5-10 (12) mikron, putih dan licin. Edibilitas : Dapat dikonsumsi. Habitat :Soliter hingga tersebar di tanah, kayu dan daerah berumput (Gambar 4.16b)

Gambar 4.16b Clavaria zollingeri Sumber: Maryanto dkk, 2013

Berdasarkan hasil identifikasi maka urutan takson dalam klasifikasi dari Clavaria zollingeri adalah:

Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Agaricomycetes Order : Agaricales Family : Clavariaceae Genus : Clavaria

Species : Clavaria zollingeri 4.2.16. Sarcocypha coccinea

Pada pengamatan dan pengambilan sampel di Cagar Alam Tangale, didapatkan sampel 1 jenis jamur dari genus Sarcocypha yang merupakan famili Sarcoscyphaceae. Sarcocypha coccinea memiliki tubuh buah berukuran 2,5–60 cm, bentuk mangkok, permukaan kuning orange, licin. Bagian luar berwarna keputihan, ditutupi rambut-rambut halus. Daging buah tipis, tidak rapuh, bertangkai panjangnya hingga 4 cm, ketebalan 3–7 mm. Habitatnya pada cabang dan ranting kayu lapuk, hidup soliter. Jamur ini dapat dikonsumsi (Gambar 4.17a).

Gambar 4.17a Sarcocypha coccinea Sumber: Dokumen peneliti, 2013

Hasil identifikasi di atas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Asnah, (2010) yaitu tubuh buah berukuran 2,5–(60 cm, bentuk mangkok bagian tepi incurved, permukaan kuning orange, licin. Bagian luar berwarna

keputihan, ditutupi rambutrambut halus. Daging buah tipis, tidak rapuh. Tidak bertangkai atau jika ada panjangnya hingga 4 cm, ketebalan 3–7 mm. Spora ellip, 24–40x 10–11 mikron. Habitat:cabang dan ranting kayu lapuk, hidup soliter. Edibilitas:dapat dikonsumsi (Gambar 4.17b).

Gambar 4.17b Sarcocypha coccinea Sumber: Aryani, 2013 Gambar 4.17 Sarcocypha coccinea

Berdasarkan hasil identifikasi maka urutan takson dalam klasifikasi dari Sarcocypha coccinea adalah:

Kingdom : Fungi Phylum : Basidiomycota Class : Agaricomycetes Order : Agaricales Family : Sarcocyphaceae Genus : Sarcocypha

Species : Sarcocypha coccinea 4.2.17. Daldinia concentrica

Pada pengamatan dan pengambilan sampel di Cagar Alam Tangale, didapatkan sampel 1 jenis jamur dari genus Daldinia yang merupakan famili Xylariaceae. Daldinia concentrica memiliki ciri berbentuk bola pejal, warnanya hitam kecoklatan, memiliki tekstur polos, dan ketika dibelah akan tampak struktur konsentris berwarna abu-abu yang berlapis hitam. Permukaan berwarna coklat,

tebal, seiring pertumbuhan akan menjadi berwarna hitam dan kering. Satu tubuh buah berukuran 2-8 cm, tetapi pada beberapa fungi akan bergabung atau bertumpuk-tumpuk membentuk ukuran yang lebih besar. Saat ditemukan ukuran badan buah Daldinia concentrica berkisar antara 2-5 cm dengan tebal 3 cm. Daldinia concentrica ditemukan pada batang pohon mangga. Jamur ini tidak bisa dimakan (Gambar 4.18a).

Gambar 4.18a Daldinia concentrica Sumber: Dokumen peneliti, 2013

Hasil identifikasi di atas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Asnah, (2010) yaitu tubuh buah keras seperti kayu atau arang, berdiameter 1-6 cm, berbentuk bola lonjong, tidak bertangkai. Tubuh berwarna abu-abu hingga hitam keabu-abuan. Sporaberukuran 14-17(27) x 6,5-11 mikron, berwarna coklat hingga hitam, lonjong dan licin. Edibilitas :Tidak dapat dikonsumsi. Habitat :Tersebar hingga mengelompok pada kayu mati, cabang (Gambar 4.18b).

Gambar 4.18b Daldinia concentrica Sumber: Asnah, 2010

Berdasarkan hasil identifikasi maka urutan takson dalam klasifikasi dari Daldinia concentrica adalah:

Kingdom : Fungi Phylum : Ascomycota Class : Sordariomycetes Order : Xylariales Family : Xylariaceae Genus : Daldinia

Species : Daldinia concentrica 4.2.18. Tidak teridentifkasi

Berdasarkan hasil identifikasi, didapatkan dua jenis jamur yang tidak teridentifikasi. Spesies yang tidak teridentifikasi tersebut yaitu Spesies a, Jamur ini memiliki karakter makroskopis yaitu; bentuk seperti tabung tidak beraturan yang memiliki ruang didalamnya, permukaan halus, warna kuning, berukuran lebar 4-5m dan pajang 6-7 cm, dengan tekstur sedikit keras. Jamur ini tumbuh di tanah dengan lingkungan yang lembab. dan Spesies b, Jamur ini memiliki karakter makroskopis yaitu; bentuk menyerupai seperti karang dan berkoloni, permukaan halus, warna coklat dan memiliki garis pinggiran putih, dengan tekstur sedikit keras. Jamur ini tumbuh pada kayu lapuk dengan lingkungan yang lembab.

Gambar 4.19 Jamur spesies a dan b (Sumber: Dokumen peneliti, 2013) 4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Cagar Alam Tangale ditemukan sebanyak 19 jenis jamur makroskopis, 2 jenis jamur tersebut belum dapat teridentifikasi. Jenis jamur yang teridentifikasi yaitu: Fomes sp. (jenis 1), Fomes sp.(jenis 2), Micropurus sp. (jenis 1), Microporus sp.(jenis 2), Polyporus varius, Polyporus sp. (jenis 1), Polyporus sp. (jenis 2), Lentinus sp, Coltricia perennis, Ganoderma sp, Auricularia polytricha, Auricularia sp, Rigidoporus sp, Plerotus cystidiosus, Clavaria zollingeri, Sarcocypha coccinea, dan Daldinia concentrica.

Jamur yang paling banyak ditemukan yaitu dari family Polyporaceae sebanyak 9 jenis. Jenis-jenis famili Polyporaceae yang ditemukan di lokasi penelitian yaitu Fomes sp. (jenis 1), Fomes sp. (jenis 2), Micropurus sp. (jenis 1), Microporus sp. (jenis 2), Polyporus varius, Polyporus sp. (jenis 1), Polyporus sp. (jenis 2), Lentinus sp, dan Coltricia perennis. Famili Polyporaceae banyak

ditemukan di tempat-tempat lembab, hal ini sesui dengan pernyataan (Muhlisin, 2013:9) yakni sebagian besar anggota keluarga ini memiliki hymenium ( lapisan subur) dalam pori-pori vertikal dibawah payung, tetapi beberapa dari mereka memiliki insang seperti struktur pori-pori yang memanjang membentuk labirin. Sebagian besar anggota famili ini memiliki bubuk spora putih yang menyukai tempat-tempat yang lembab dengan naungan kanopi yang lebat.

Pada pengamatan dan pengambilan sampel di Cagar Alam Tangale, didapatkan sampel 1 jenis jamur dari genus Ganoderma yang merupakan famili Ganodermataceae. Jamur ini disebut dengan jamur kayu karena hidup melekat pada kayu. Jamur ini juga biasanya dikenal dengan jamur Lingshi. Namun, sayangnya jamur ini tidak dapat dikonsumsi seperti jamur makro pada umunya karena teksturnya yang keras namun dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran obat. Jamur Ganoderma dianggap mampu meningkatkan kekebalan tubuh manusia dari serangan penyakit, mampu menghambat pertumbuhan tumor, dan mampu meningkatkan stamina orang usia lanjut. Ganodermataceae disebut dengan jamur coklat atau merah. Badan buahnya berbentuk setengah lingkaran menyerupai kipas, besar dan keras, permukaannya licin dan mengkilat. Hidup pada kayu-kayu yang telah lapuk.

Pada pengamatan dan pengambilan sampel di Cagar Alam Tangale, didapatkan sampel 2 jenis jamur dari Genus Auricularia yang merupakan famili Auriculariaceae. Famili ini memiliki tubuh buah berbentuk seperti telinga, transparan, dan permukaannya licin seperti gelatin, berwarna cokelat. Jamur ini tidak mempunyai tangkai. Hidupnya berkoloni dan menempel/sessil pada

kayu mati. Jenis jamur ini biasa disebut jamur kuping, juga dikenal sebagi “jamur lendir”. Jamur kuping banyak dimanfaatkan dalam menu makanan untuk pengganti daging, sayuran, dan bahan pengental. Senyawa lendir dipercaya dapat menetralkan racun yang terdapat pada makanan. Khasiat jamur kuping, antara lain dapat mengencerkan cairan plasma darah atau melancarkan sirkulasi darah, dapat mencegah penyakit wasir, menurunkan kadar kolesterol darah, menyembuhkan anemia, dan memusnahkan karsinogen (Hendritomo, 2010 :45).

Famili Meripilaceae yang ditemukan pada Cagar Alam Tangale merupakan Genus Rigidoporus. Jamur ini ditemukan hidup berkelompok pada kayu lapuk, menurut Aryani (2013) bahwa jamur Rigidoporus sp, memiliki tubuh buah berbentuk seperti kipas, tebal, dengan struktur keras, kaku, dan terdapat garis konsentris. Jamur ini berwarna kuning kecokelatan, dengan permukaan atas terasa kasar, dan memiliki garis konsentris sedangkan permukaan bawahnya halus. Jamur ini memiliki tangkai, tetapi pendek, hidupnya berkoloni pada cabang atau ranting pohon mati, yaitu pada kayu arang-arang.

Pada pengamatan dan pengambilan sampel di Cagar Alam Tangale, didapatkan sampel 1 jenis jamur dari Genus Pleurotus yang merupakan famili Agaricaceae. Kebanyakan warga suku ini hidup sebagai saprofit, sebagian kecil sebagai parasit. Beberapa diantaranya dapat dimakan, tetapi ada pula yang beracun (Tjitrosomo, 1993). Bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi rata atau kadang-kadang membentuk corong; permukaan licin, agak berminyak ketika lembab, tetapi tidak lengket; warna bervariasi dari putih sampai abu-abu, cokelat, atau cokelat tua (kadang-kadang kekuningan pada jamur dewasa); tepi

menggulung ke dalam, pada jamur muda sering kali bergelombang atau bercuping. Daging tebal, berwarna putih kokoh tapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai; bau dan rasa tidak merangsang. Habitat Jamur tiram tumbuh soliter, tetapi umumnya membentuk massa menyerupai susunan papan pada batang kayu.

Pada pengamatan dan pengambilan sampel di Cagar Alam Tangale, didapatkan sampel 1 jenis jamur dari Genus Clavaria yang merupakan famili Clavariaceae. Jamur ini biasa disebut jamur karang karena bentuknya yang seperti karang. Habitat Clavaria zollingeri yaitu pada tanah atau tumpukan serasah, pada penelitian yang dilalukan di Cagar Alam Tangale jamur ini tumbuh pada serasah daun jati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asnah (2010) bahwa jamur makroskopis dapat tumbuh di banyak habitat dari Artik hingga tropis, dan beberapa jamur makroskopis menunjukkan habitat spesifik. Umumnya jamur makroskopis tumbuh di atas kayu lapuk, serasah/tanah, daun, dan kotoran hewan, serta ada juga yang tumbuh pada jamur yang telah membusuk.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di Cagar Alam Tangale, di dapatkan 1 jenis jamur dari Genus Daldinia yang merupakan famili Xylariaceae. Setelah di identifikasi, Daldinia concentrica termasuk dalam kingdom fungi dan termasuk divisi Ascomycota. Jamur ini menyukai batang atau ranting tumbuhan yang telah lapuk. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arif, dkk (2007) Daldinia concentrica merupakan jamur yang dapat hidup pada daerah hutan hujan tropis. Jamur Daldinia concentrica hidup berkerumun pada batang kayu atau dekat batang kayu yang membusuk/lapuk. Jamur ini sekilas nampak

seperti bagian dari batang kayu karena warna pada tubuh buahnya berwarna kehitaman menyerupai warna batang kayu tersebut

Dengan mengamati habitat jamur makroskopis tersebut, maka dapat diketahui peranannya bagi suatu ekosistem hutan. Jamur makroskopis yang ditemukan di Cagar Alam Tangale pada umumnya merupakan spesies jamur pelapuk kayu dan serasah. Hal ini dikarenakan sebagian besar jamur makroskopis yang ditemukan dalam penelitian ini hidup pada kayu lapuk dan serasah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar spesies jamur makroskopis yang ditemukan berperan sebagai dekomposer dalam jaring-jaring makanan di ekosistem Cagar Alam Tangale. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aryani (2013) bahwa jamur berperan sebagai dekomposer bersama dengan bakteri dan beberapa spesies protozoa, sehingga banyak membantu proses dekomposisi bahan organik untuk mempercepat siklus materi dalam ekosistem hutan.

Dokumen terkait