HASIL DAN PEMBAHASAN
AVAILABILITY RATIO (%)
JANUARI 500,85 32,05 93,60
FEBRUARI 470,95 14,13 97,00
MARET 532,63 34,92 93,44
APRIL 517,78 13,17 97,46
MEI 539,80 12,50 97,68
JUNI 508,07 31,85 93,73
JULI 538,95 15,92 97,05
AGUSTUS 514,80 12,20 97,63
OKTOBER 536,39 16,95 96,84
NOVEMBER 539,50 13,90 97,42
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Avaibility di dapat pada bulan Mei dengan nilai 97.68% di dapatkan dengan perbandingan waktu pengolahan 539,80 dan total waktu pemadaman
Avaliability = = 97.68%
mesin 12,50 jam dan nilai Avaibility yang terendah di dapat pada bulan Maret sebesar 93.44% di dapatkan dengan perbandingan nilai waktu pengilahan sebesar 532,53 jam dan total waktu pemadaman mesin 34.92 jam
Berikut adalah grafik availability ratio dari boiler takuma N 600 SA dapat dilihat dari grafik 4.1 :
Grafik 4.1 Availability Ratio
4.3.2. Performance Ratio
Performance efficiency merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. Tiga faktor penting yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency adalah:
4.1.Ideal cycle time 4.2.Processed amount 4.3.Operation Time L
O A D I N G T I M E
Ideal cycle time adalah siklus waktu proses yang diharapkan dapat dicapai dalam keadaan optimal. Pada hal ini dalam Boiler Takuma merupakan siklus waktu proses yang dapat dicapai mesin dalam proses produksi dalam keadaan optimal.
Nilai performance efficiency Boiler Takuma N 600 SA pada bulan Mei dapat dihitung dengan persamaan (4) sebagai berikut :
4.3.2 Perhitungan Performance Efficiency
Selanjutnya untuk perhitungan performance yang sama tiap – tiap priode dapat dilihat pada table 4.4 :
\Tabel 4.4 Performance Rate Takuma n 600 SA
BULAN PERFORMANCE EFFICIENCY (%)
JANUARI 93,45
FEBRUARI 85,87
MARET 86,71
APRIL 81,38
MEI 83,08
JUNI 84,35
JULI 83,46
AGUSTUS 81,22
OKTOBER 83,68
NOVEMBER 83,31
Performance Efficiency = = 83.08 %
Berikut adalah grafik dari table performance efficiency dari tiap-tiap periode dapat dilihat pada grafik 4.2
Grafik 4.2 Performance Efficiency
4.3.3 Perhitungan Rate Of Quality Product (RQP)
Rate of quality product adalah rasio jumlah produk yang baik terhadap jumlah total produk yang diproses. Jadi, rasio kualitas produk adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut:
1. Processed amount (Jumlah produk yang diproses) 2. Defect amount (jumlah produk yang rusak)
Rate of quality products dapat dihitung dengan persamaan (5) sebagai berikut : BULAN
P E
RQP =
= 78.74 %
Selanjutnya untuk perhitungan rate of quality yang sama tiap – tiap priode dapat dilihat pada tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Rate Of Quality
BULAN TOTAL PRODUCT PROCESSED (Kg)
TOTAL DEFECT AMOUNT (Kg)
RATE OF QUALITY PRODUCT(%)
JANUARI 146033,00 27306,98 81,30
FEBRUARI 130755,30 25307,48 80,65
MARET 143860,00 28955,85 79,87
APRIL 136890,00 28247,14 79,37
MEI 146033,00 31046,39 78,74
JUNI 133897,00 29289,97 78,13
JULI 145500,00 32709,30 77,52
AGUSTUS 136070,00 33761,73 75,19
OKTOBER 144889,20 33435,97 76,92
NOVEMBER 145951,00 29376,72 79,87
DESEMBER 136890,00 31590,00 76,92
Dari table diatas di dapat rate of quality tertinggi di dapat pada bulan januari sebesar 81.30% di dapat dengan melakukan perbandingan nilai total produk yang dip roses sebesar 146033 Kg dan total defect 27306,98 kg dan nilai terendah terdapat pada bulan Agustus dengan nilai 75.19%
didapat dengan perbandingan nilai total prduct processed 126070 Kg dan nilai total defect processed 33671,33 Kg.
Berikut adalah grafik dari data tabe Rate Quality Product dari perode Januari- desember 2016 dapat paa grafik 4.3
:
Grafik 4.3 Grafik RQP dari Boiler Takuma N 600 SA
4.3.4 Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Pengukuran OEE adalah perkalian nilai availability, performance, dan rate of quality product.
Maka nilai OEE untuk mesin Boiler Takuma dapat dihitung dengan persamaan (1) sebagai berikut:
OEE = 97.6843 % x 83.0834 % x 78.7401%
= 63.9051 %
Nilai OEE pada persamaan diatas terdapat pada bulan Mei dengan Nilai 63.91% di dapat dengan melakukan perkalian Avaibility dengan nilai 97.68% , nilai performance efficiency dengan nilai 83.08 %, dan nilai rate of quality di dapat dengan nilai 78.74%.
Selanjutnya untuk perhitungan overall Equipment Effectieveness yang sama tiap – tiap priode dapat dilihat pada tabel 4.4
BULAN R
Q P
BULAN AVAILABILITY RATIO
Dari perhitungan diatas kita bisa mengetahui gambaran masih ada ruang untuk improvement ditunjukan untuk meningkatkan performance peralatan produksi yang mengurangi rework didalam proses. OEE juga merupakan cara efektif menganalisis efisiensi sebuah mesin tunggal atau suatu system permesinan.
4.4. Perhitungan Six Big Losess
Setelah diperoleh nilai OEE untuk Boiler Takuma, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap besarnya masing-masing faktor yang terdapat dalam six big losses untuk mendapatkan faktor terbesar yang mempengaruhi OEE. Perhitungan Six Big loses atau enam besar faktor kerusakan yang diantaranya : Downtime Losess (Equipment failure dan setup and adjustment), speed losess (idling and minor stoppages loss dan reduce speed), defect losses (rework loss dan yield/scraf loss) yang akan dijelaskan di bawah ini :
4.4.1. Downtime Losess
Downtime adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi karena adanya gangguan mesin maka mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana mestinya. Gangguan pada mesin (equipment failures) dan setup and ajusment time dikategorikan dalam downtime losses.
4.4.2 Equipment Failure/Breakdowns (EF)
Equipment failure ataupun breakdown adalah kegagalan mesin melakukan proses produksi ataupun kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba serta yang tidak diharapkan terjadi sehingga menyebabkan kerugian yang terlihat jelas, yaitu tidak menghasilkan output. Untuk mengetahui besarnya persentase downtime yang diakibatkan factor breakdown sekaligus menunjukkan besarnya pengaruh faktor tersebut terhadap efektivitas yang hilang
Maka breakdown losses untuk mesin ketel uap dapat dihitung dengan persamaan (6) sebagai berikut:
Breakdown losses = 0.67
470.65
𝑥 100%
=0.14 %
Dari perhiutngan diatas terdapat pada bulan Februari didaoatkan dengan melakukan perbandingan breakdown mesin dengan nilai 0,67 dan nilai loading time dengan nilai 470.65 maka didapat nilai 0.14%.
Selanjutnya untuk perhitungan Breakdown Losses yang sama tiap – tiap priode dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Breakdown Losses
BULAN BREAKDOWN MESIN LOADING TIME (JAM) BREAKDOWN LOSSES
JANUARI 12,3 500,85 2,46
FEBRUARI 0,67 470,95 0,14
MARET 6 532,63 1,13
MEI 0 539,8 0,00
JUNI 7,3 508,07 1,43
JULI 1,1 538,95 0,20
AGUSTUS 0 514,8 0,00
OKTOBER 2,1 536,39 0,39
NOVEMBER 1,4 539,5 0,26
DESEMBER 1 517,17 0,002
4.4.3 Setup and Ajustment Loss
Karena adanya pemeliharaan serta kerusakan-kerusakan yang pemeliharaan serta kerusakan-kerusakan maupun trip mesin Ketel uap yang sehingga mesin harus diberhentikan dahulu. Saat mesin dioperasikan kembali mesin, mesin akan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut dan proses tersebut disebut Setup and Adjustment mesin. Di dalam perhitungan setup and Adjustment mempergunakan data waktu setup mesin yang dibagikan dengan waktu loading time dari mesin Ketel uap .
Untuk mengetahui besarnya persentase downtime yang diakibatkan oleh faktor setup and adjustment dan juga menunjukkan besarnya pengaruh faktor tersebut terhadap efektivitas mesin yang hilang.
Setup and Adjustment losses untuk mesin Ketel Uap dapat dihitung dengan persamaan (7) sebagai berikut: