• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

Bab 3 Petunjuk Khusus Proses Pembelajaran

E. Bab V Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI

DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Mengahayati konsep ajaran yang tertuang dalam Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha;

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Mengamalkan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam pergaulan hidup;

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Menerapkan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari;

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Menguraikan contoh-contoh Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari

2. Tujuan Pembelajaran.

Setelah mempelajari materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha, peserta didik dapat:

a. Menjelaskan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

b. Menyebutkan bagian-bagian Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha c. Menjelaskan masing-masing bagian Dasa Nyama Bratha dan Dasa

Nyama Bratha

d. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha terhadap umat manusia

e. Menyebutkan dengan contoh-contoh dalam bentuk perbuatan dari masing-masing bagian Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

f. Menerapkan sikap disiplin, peduli dan bertanggung jawab sesuai dengan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

g. Memberikan perubahan sikap mental yang lebih baik, percaya akan hukum Karma Phala dan terwujudnya kehidupan yang santhi

3. Peta Konsep

BAB V Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Alur Pembelajaran

4. Proses Pembelajaran

Agar Pendidik berhasil menyampaikan materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha sesuai dengan buku siswa secara lengkap, maka pendidik harus memahami dan menguasi pokok-pokok materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha yang akan diterima oleh peserta didik dan menguasai batasan materi tersebut. Selain dari materi buku siswa, pendidik agar menugaskan peserta didiknya mencari dan menemukan sendiri materi-materi lain yang berkaitan dan berhubungan dengan materi pokok untuk menambah wawasan dan pengetahuannya melalui kitab suci, internet, mengamati yang Dasa Yama Bratha

dan

Dasa Nyama Bratha

Ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

Bagian-Bagian Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

Tujuan dan Manfaat Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha dalam Pembentukan Kepribadian dan yang Luhur

Penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha dalam Kehidupan

Pada Pelajaran Bab V peserta didik diharapkan dapat mengapresiasi Ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

terjadi dimasyarakat sesuai dengan budaya Hindu setempat. Adapun materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha dapat diajarkan kepada peserta didik dengan metode Saintiik antara lain:

Mengamati:

Pendidik mengajak peserta didik untuk:

a. Menyimak paparan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

b. Mengamati sikap perilaku temannya yang sesuai dengan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

c. Mencermati akibat dari perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

d. ... dan seterusnya Menanya:

Pendidik mengajak peserta didik untuk:

a. Menanyakan keutamaan menjalankan yang diajarkan dalam bagian-bagian Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan contoh-contoh sikap atau perbuatan nyata Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari.

c. ... dan seterusnya.

Mengeksplorasi:

Pendidik mengajak peserta didik untuk:

a. Mengumpulkan informasi untuk mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan kreativitasnya melalui membaca, mengamati aktivitas, untuk memperoleh informasi dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan tentang Dasa Yama Bratha dan dasa Nyama Bratha yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat.

b. Mengumpulkan data bentuk penerapan terwujudnya Dasa Yama Bratha dan dasa Nyama Bratha.

c. Memberikan contoh atau teladan dalam sikap dan berperilaku yang benar sesuai dengan ajaran Dasa Yama Bratha dan dasa Nyama Bratha.

d. ... dan seterusnya.

Mengasosiasi:

Pendidik mengajak peserta didik untuk:

a. Menyimpulkan manfaat mempraktikkan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

b. Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam mempraktikkan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha di kehidupan sehari-hari c. Mengkondisikan diri selalu melaksanakan Dasa Yama Bratha dan Dasa

Nyama Bratha setiap langkah kehidupan d. ... dan seterusnya.

Mengomunikasikan:

Pendidik mengajak peserta didik untuk:

a. Menyampaikan hasil belajar dalam bentuk tulisan tujuan masing-masing bagian Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

b. Membuat karikatur pengamalan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

c. Melihat contoh penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha dari teman sebayanya

d. ... dan seterusnya.

Metode Pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh pendidik dalam pembelajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha adalah :

a. Inquiry Based Learning b. Discovery Based Learning c. Project Based Learning d. Problem Based Learning e. Ceramah (dharmawacana) f. Diskusi

g. Tanya Jawab (dharmatula) h. Latihan soal-soal

i. Penugasan membuat ringkasan dari Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

j. Presentasi.

5. Evaluasi

Pendidik dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes.

Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Pendidik juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha. Pendidik atau fasilitator selalu mengecek setiap tahapan yang dilakukan peserta didik, serta membimbing peserta didik agar menjalankan setiap proses dengan baik dan mendapat hasil yang maksimal sesuai potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik.

Pendidik dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek yang diujikan. Indikator-ini merupakan skoring terhadap apa yang akan dinilai dan dicapai oleh peserta didik berdasarka uji kompetensi yang dikembangkan pada bab V Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha. Pendidik dapat membuat dan mengembangkan Rubrik ini sesuai dengan pengembangan materi pembelajarannya seperti contoh tertera dibawah ini.

Pengetahuan

a. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha baik berdasarkan sastra maupun bersarkan pemahaman diri anda!

b. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha tersebut!

c. Sebutkan dan jelaskan dengan contoh sikap maupun perbuatan sehari-hari yang ingin dicapai dalam ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha!

Keterampilan

a. Praktikkan bagaimana cara menerapkan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha di sekolah ini!

b. Praktikkan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha di lingkungan keluarga, masyarakat dan memberikan informasi pendidikan moral seperti sekarang dan untuk masa yang akan datang!

Rubrik

Pendidik

c. Praktikkan bagaimana perbuatan yang diharapkan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha, yang dapat diteladani dalam kehidupan sekarang ini dan yang akan datang!

Sikap

Melalui ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha peserta didik dapat meyakini, menghayati, memahami, mencintai, dan menghargai Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha. Sehingga menjadi insan-insan Hindu memiliki pengetahuan dan dapat memetik hasil pembelajaran dari Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha untuk lebih baik dikemudian hari.

a. Cobalah releksi diri kita sejauh mana dapat memberikan perubahan sikap sesudah dan sebelum mempelajari ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha!

b. Bagaimanakah cara kita untuk selalu dapat menerapkan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha secara konsisten sehingga menjadi manusia yang berbudi pekerti yang santun dalam kehidupan ini sehingga nanti dapat tercapainya tujuan ajaran Agama Hindu?

6. Pengayaan dari materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

Pendidik dapat mengembangkan materi pengayaan yang berkaitan dengan ajaran etika / moralitas kepada peserta didiknya.

Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, terdiri dari:

1. Sauca artinya murni rohani dan jasmani.

2. Indriyanigraha artinya mengekang indriya atau nafsu.

3. Hrih artinya tahu dengan rasa malu.

4. Widya artinya bersifat bijaksana.

5. Satya artinya jujur dan setia terhadap kebenaran.

6. Akrodha artinya sabar atau mengekang kemarahan.

7. Drti artinya murni dalam batin.

8. Ksama artinya suka mengampuni.

9. Dama artinya kuat mengendalikan pikiran.

10. Asteya artinya tidak melakukan kecurangan.

Dasa Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari:

1. Tapa artinya pengendalian diri lahir batin.

2. Bratha artinya mengekang hawa nafsu.

3. Samadhi artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan.

4. Santa artinya selalu tenang dan jujur.

5. Sanmata artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan.

6. Karuna artinya cinta kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup.

7. Karuni artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya.

8. Upeksa artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk

9. Muditha artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati orang lain.

10. Maitri artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.

TriMala Trimala merupakan tiga jenis kekotoran dan kebatilan jiwa manusia akibat pengaruh negatif dan nafsu yang sering tidak dapat terkendalikan dan sangat bertentangan dengan etika kesusilaan. Trimala patut diwaspadai dan diredam, karena ia akan menghancurkan hidup, meliputi:

1. Mithya hrdya : berperasaan dan berpikiran buruk

2. Mithya wacana : berkata sombong, angkuh, tidak menepati janji

3. Mithya laksana : berbuat yang curang / culas / licik (merugikan orang lain)

Pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik atau kelompok yang lebih cepat dalam mencapai kompetensi dibandingkan dengan peserta didik lain agar mereka dapat memperdalam kecakapannya atau dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Tugas yang diberikan Pendidik kepada peserta didik dapat berupa tutor sebaya, mengembangkan latihan secara lebih mendalam, membuat karya baru ataupun melakukan suatu proyek. Kegiatan pengayaan hendaknya menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

d. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi siswa untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

7. Remedial dari materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan kompetensi.Remedial menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik.Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik bersifat terpadu, artinya pendidik memberikan pengulangan materi dari materi Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha.

dan mengenali potensi setiap individu ataupun kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Bentuk Pelaksanaan Remedial Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa, langkah berikutnya adalah memberikan per-lakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pem be-lajaran remedial antara lain:

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.

Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pem be-lajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/

atau media yang lebih tepat.

b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.

Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.

d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar.

Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

8. Interaksi dengan orang tua

Pembelajaran disekolah merupakan tanggung jawab bersama antar warga sekolah, yaitu kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan serta orang tua. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu mengkomunikasikan kegiatan pembelajaran peserta didik dengan orang tua. Orang tua dapat berperan sebagai partner sekolah dalam menunjang keberhasilan pembelajaran peserta didik.

Pendidik dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan melalui komunikasi melalui telepon, kunjungan ke rumah, atau media sosial lainnya. Pendidik juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja peserta didik yang harus ditanda tangani oleh orang tua murid baik aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui ineteraksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya. Orang tua selalu memantau perkembangan pembelajaranya, mengingatkan akan tugas-tugas apa saja yang diberikan oleh pendidik, sering mengontrol hasil ulangan harian, tugas-tugas/PR, orang tua menanamkan nilai-nilai budi pekerti dirumah menjauhkan diri dari tindakan kekerasan isik maupun verbal. Pendidik agama Hindu bekerjasama menugaskan orang tua di rumah antara lain:

a. Membimbing putra/putrinya untuk rajin bersembahyang Puja Trisandya dan Panca sembah

b. Rajin bersembahyang ke Pura atau ke tempat-tempat suci pada hari-hari suci (Tirta Yatra).

c. Rajin beryadnya

d. Menghormati dan menghargai budaya Hindu

e. Bersikap saling asah, asih dan asuh dengan sesama mahkluk hidup.

f. Menanyakan baik kepada pendidik maupun putra/putrinya tentang perkembangan pembelajaran Dasa Yama Bratha dan dasa Nyama Bratha, tugas, hasil ulangan maupun perkembangan sikap dan perbuatan putra/

putrinya

A. Kesimpulan

Buku Panduan Guru kelas XII ini masih merupakan pedoman umum bagi para pendidik sehingga diharapkan para pendidik dapat mengembangkan lagi sesuai dengan situasi dan kondisi Sekolah dan peserta didiknya.

Buku Panduan Guru ini harus juga menjadi satu pegangan umum sehingga para guru dapat merujuknya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan Kurikulum 2013.

Namun bagaimana petunjuk umum dalam buku ini diterapan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik. Hanya dengan cara seperti ini, buku ini akan menjadi berguna terutama dalam mencapai tujuan pembelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti serta tercapainya tujuan pendidikan Nasional.

B. Saran-Saran

Agar buku panduan guru ini dapat digunakan, ada beberapa saran yang dapat disampaikan, antara lain:

1. Buku ini harus diberikan rincian agar menjadi buku pegangan teknis sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Penutup

Bab 4

2. Pendidik harus mempersiapkan diri dengan cara belajar terus menerus untuk meningkatkan kompetensinya sehingga dapat mengaplikasikan petunjuk umum dalam buku panduan ini menjadi lebih bersifat operasional lagi, terutama dalam mengembangkan strategi, metode teknik dan media pembelajarannya dan untuk mencapai kompetensi.

3. Pendidik dapat mengembangkan sendiri secara kreatif dari beberapa contoh yang diberikan dalam Buku Panduan ini, sehingga benar-benar terimplementasikan dalam proses belajar mengajar di kelas (Sekolah). Dengan demikian, pendidik memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan kreativitasnya berdasarkan karakter daerah, peserta didik dan situasi yang dihadapi para Pendidik di lapangan.

Demikianlah Buku Guru Kurikulum 2013 ini dapat disusun, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

OM Santhi Santhi Santhi OM

Daftar Pustaka

Adiputra, I Gede, Rudia, dkk.1990.Tattwa Darsana. Jakarta: Yayasan Dharma Sharati.

Agustina, Rahmi. 2008. Mensiasati Injury time Dengan Pembelajaran PAIKEM. Diakses tanggal 13 September 2014

Agus S. Mantik. 2007. Bhagavad Gītā. Surabaya: Pāramita.

Agung Oka, I Gusti. 1978. Sad Darsana. PGAHN Denpasar.

Ali, Matius. 2010. Filsafat India. Tangerang: Sanggar Luxor.

Ananda Kusuma, Sri Rsi. 1984. Dharma Sastra. Klungkung-Bali: Pusat Satya Dharma Indonesia.

Bambang Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali. 2003. Filsafat Untuk Umum. Jakarta:

Fajar Interpratama;

Bhāsya of Sāyanācārya. 2005. Atharvaweda Samhitā I. Surabaya: Pāramita.

Bhāsya of Sāyanācārya. 2005. Atharvaweda Samhitā II. Surabaya: Pāramita.

Bhāsya of Sāyanācārya. 2005. Rgweda Samhitā VIII IX X. Surabaya: Pāramita.

Dirjen Bimas Hindu dan Budha. 1979. Sang Hyang Kamayanikan. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Buddha Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI.

Dinas Pendidikan Prop. Bali. 1989. Bharata Yuddha Kakawin Miwah Tegesipun.

Dinas Pendidikan Prop. Bali. 1988. Arjuna Wiwaha Kakawin Miwah Tegesipun.

Departemen Agama Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu. 2010. Dasar-Dasar Agama Hindu Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.

Departemen Agama Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha. 2003.

Intisari Ajaran Hindu. Surabaya: Paramita.

Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas.

Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Grasindo, Internet (dikses 2 desember 2015)

Gelebet, Ir. I Nyoman. ---- Arsitektur Tradisional. Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan.

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/ (diakses 25 Oktober 2013)

http://www.m-edukasi.web.id/2014/06/pengertian-discovery-learning.html

http://yogabudibakti.wordpress.com/2012/03/14/remedial-dan-pengayaan/ (Diakses 25 Oktober 2013)

http://ayatussyifa260391.wordpres.com/2012/03/28/komponen-pembelajaran (Diakses 25 oktober 2013)

http://www.academia.edu/4394403/hubungan_ kerjasama_antara guru dan orang tua (Diakses 25 0ktober 2013)

http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html http://www.triyosupriyatno.com/2009/11/model-model-belajar-dan-pembelajaran.html http://www.sekolahoke.com/2013/02/apa-yang-dimaksud-dengan-storytelling.html http://dewin221106.blogspot.com/2010/01/model-model-pengembangan-pembelajaran.

html

http://neozonk.blogspot.com/2007/11/model-bela-hbanathy.html

http://smk3ae.wordpress.com/ metodologi-pakem/. Diakses tanggal 13 September 2014 Kadjeng, dkk. I Nyoman. 2001. Sarasamuscaya dengan terjemahan dalam bahasa

Indonesia. --- : Dharma Nusantara.

Kajeng, I Nyoman Dkk. 2009. Sarasamuccaya, Surabaya: Pāramita.

Kandepag. Kota Denpasar. 2000. Caru Pancasatha.

Kalam; Drs. A.A.Rai. 1980. Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Bali. Denpasar.

Kamala Subramaniam. 2001. Ramayana (Diterjemahkan oleh Sanjaya I Gde Oka).

Surabaya: Paramita.

Kosasih R.A. 2006. Mahabharata. Surabaya : Paramita.

Mantra, Prof. Dr Ida Bagus. 1975. Kumpulan Kuliah Sejarah Kebudayaan India.

Denpasar : Untuk Keperluan sendiri, IHD – Denpasar).

Maswinarta I Wayan. 2008. Reg Weda Samhitā Mandala I II III. Surabaya: Paramita.

Maswinarta I Wayan. 2004. Reg Weda Samhitā Mandala IV V VI VII. Surabaya: Paramita.

Maswinara, I Wayan. 1998. Sarva Darsana Samgraha, Sistem Filsafat India. Surabaya:

Paramita

Maswinara, I Wayan. 2000. Panggilan Weda. Surabaya: Pāramita.

Mas Putra, Nyonya I G A. 1982. Upakara Manusa Yajna. Denpasar: IHD Denpasar.

Milik Pemerintah Daerah Tingkat 1 Bali. 1995. Panca Yajna, Dewa Yajna, Bhuta Yajna, Rsi Yajna, Pitra Yajna dan Manusa Yajna. Bali.

N. Supardjana, BA dan I Gusti Ngurah Supartha, SSt. 1982. Pengetahuan-Pengetahuan Tari I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Punyatmaja, Drs. IB. Oka. 1984. Panca Sraddha. Denpasar : Parisada Hindu Dharma Pusat.

Pudja, MA. Gde dan Sudharta , MA.Tjok Rai. 2004. Manawa Dharmasastra. Surabaya : Paramita.

Pudja, MA., SH. Gde. 1971. Weda Parikrama. Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Agama Hindu Departemen Agama R.I.

Pudja, MA., SH. Gde. 1977. Theologi Hindu. Jakarta : Mayasari.

Pudja, MA., SH. Gde. 1977. Hukum Waris Hindu. Jakarta : CV. Junasco.

Poedjawitna, Prof. Ir. 1982. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Pendit, S. Nyoman. 1978. Bhagawad Gita. Denpasar : Dharma Bakti.

Parisada Hindu Dharma. 1968. Upadesa. Denpasar : Parisada Hindu Dharma Pusat.

PGAHN. 6 Tahun Singaraja. 1997. Nitisastra. Denpasar : Pemerintah Daerah Propinsi Bali.

Puja, Gde. 2004. Bhagawad Gìtā (Pañcamo Weda). Surabaya: Pāramita.

Parisada Hindu Dharma Pusat,. 1968. Upadesa tentang ajaran agama Hindu. Denpasar : Proyek Pengadaan Prasarana dan Sarana Kehidupan Beragama tersebar di 8 Kabupaten Dati II.

Pandit, Bansi. 2005. Pemikiran Hindu Pokok-pokok Pikiran Agama Hindu dan Filsafatnya. Surabaya : Paramita.

Sugiarto, R dan G. Puja. 1982. Sweta Swatara Upanisad, Cetakan I. Jakarta: Mayasari.

Radhakrisnan S. 1989. Indian Philosophy 2. New Delhi : Oxford University Press.

Ranganathananda, Swami. 1993. Suara Vivekananda. Jakarta : Hanuman Sakti.

Rai Sudarta,MA., Prof.Dr.Tjok. 1994. Siwaratri; Upada Sastra. Denpasar.

--- 2004. Kidung Panca Yajna. Surabaya : Paramita.

Swami Satya Prakas Saraswati. 2005. Patanjali Raja Yoga. (dilengkapi dengan naskah asli - alih bahasa oleh Drs. J.B.A.F. Mayor Polak, Surabaya. Paramita.

Suamba I.B.P. 2003. Dasar- Dasar Filsafat India. Denpasar : Program Megister Unhi dan

Suamba I.B.P. 2003. Dasar- Dasar Filsafat India. Denpasar : Program Megister Unhi dan