• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

B. Badan Pengawas Pemilihan Umum Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016

1. Pengertian Pengawas Pemilihan Umum Dalam Undang-Undang No. 10

Tahun 2016

Sejak Agustus Tahun 2018 Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang

selanjutnya di singkat Panwaslu Kabupaten/Kota berubah menjadi Badan

Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat Bawaslu

Kabupaten/Kota. Badan pengawas pemilihan umum Kabupaten/Kota yang

73 Muhammad Iqbal., Op. cit., h. 93

55 selanjutnya disebut bawaslu Kabupaten/Kota adalah badan untuk

mengawasi penyelenggaraan pemilihan di wilayah Kabupaten/Kota.75

Dalam kode etik: pemilihan dan pengamatan Profesional (International

IDEA), supervision involves the process of certifying the validity of all or

some of the steps in election processes (Pengawasan pemilihan umum melibatkan proses sertifikasi keabsahan untuk semua atau beberapa

langkah dalam proses pemilihan), dan menurut guideline for African

Union electoral observation and monitoring mission, pengawas pemilihan umum adalah supervision and audit involves the process of certifying the

validity of all some of the steps election processes either prior or after election take place (Pengawasan dan audit melibatkan proses sertifikasi keabsahan semua beberapa langkah proses pemilihan baik sebelum atau

sesudah pemilihan berlangsung).76

Menurut Sujamto pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk

mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai

pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sudah sesuai dengan semestinya

atau tidak. Dan Sujamto mengembalikan pengertian pengawas kepada kata

dasar dalam bahasa Indonesia, yaitu awas yang berarti berarti bahwa

“mampu mengetahui secara cermat dan seksama”.77 Jadi tujuan

pengawasan yang semestinya dari pengertian ini adalah tolak ukur yang

mengandung tiga segi, yaitu : sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,

75

Pasal 1 ayat (17), Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 76

Gunawan Suswantoro, Mengawal Penegak Demokrasi Di Balik Tata Kelola Bawaslu & DKPP, (Penerbit Erlangga, 2016), h. 109

77

56 sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang

berlaku serta memenuhi prinsip-prinsip daya guna (efisiensi) dan hasil

guna (efektifitas).

Adapun menurut Sujamto tujuan daripada pengawasan ialah untuk

mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan

tugas dan pekerjaan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.

Jadi dapat dilihat dari tujuan pengawasan adalah untuk menilai kenyataan

yang telah terjadi dan dibandingkan dengan yang seharusnya terjadi,

sehingga akan terlihat apakah hasil yang dicapai telah memenuhi apa yang

seharusnya. Bila terjadinya penyimpangan maka akan mudah terkontrol

dan cepat diperbaiki.78

Secara terminologi, kata “pengawasan” dalam disiplin ilmu

administrasi, tidak dapat dipisahkan dari kata perencanaan. Menurut

Sondang P. Siagian pengawasan terdapat hubungan yang sangat erat antara

perencanaan dan pengawasan, dimana tanpa rencana pengawasan tidak

akan mungkin dilakukan karena tidak adanya pedoman untuk

melaksanakan pengawasan itu dalam proses pengamatan pada pelaksanaan

dalam seluruh kegiatan organisasi dimana untuk menjamin agar semua

pekerjaan atau kegiatan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan sebelumnya”.79

Kata “pengawasan” memiliki relevansi dengan fungsi-fungsi

manajemen dalam ilmu administrasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa

78

Gunawan Suswantoro, Ibid., h. 79 79

57 “tanpa perencanaan tidak mungkin dapat melakukan pengawasan, dengan

hal ini rencana tanpa pengawasan akan memberi peluang untuk timbulnya

penyimpangan-penyimpangan tanpa ada alat yang dapat dipergunakan untuk mencegahnya”. Jika kata pemilihan umum dikaitkan dengan kata

pengawasan dapat diartikan yaitu sebuah proses pengamatan dalam

pelaksanaan seluruh kegiatan pemilihan umum untuk menjamin agar

semua kegiatan yang sedang dilakukan dalam pemilihan umum berjalan

sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Dasar Hukum Pengawas Pemilihan Umum Undang-Undang No. 10 Tahun

2016

Upaya dalam melakukan pencegahan dan pengawasan setiap tahapan

pada pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah Lampung Tahun

2018 di Kota Bandar Lampung dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan

amanat dari peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan

tahapan-tahapan pemilihan. Peraturan-peraturan tersebut sesuai dengan

pengawasan tahapan diantaranya:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang

sebagai mana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016;

2. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan

58 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

3. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang Organisasi, Tugas,

Fungsi, Wewenang dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan

Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas

Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas

Pemilihan Umum Kecamatan;

4. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2013

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan

Pengawas Pemilu, Sekretariat Badan Pengawas Pemilu Provinsi,

Sekretariat Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota dan

Sekretariat Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan;

5. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2014

tentang Pengawasan Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah

sebagian dengan Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015;

6. Peraturan Badan PengawasPemilihan Umum Nomor 7 tahun 2015

tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan Badan Pengawas Pemilu,

Badan Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu

Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, Pengawas

Pemilu Lapangan dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara;

7. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2017

59 Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati

serta Walikota dan Wakil Walikota;

8. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia

Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pengawasan Dana Kampanye Peserta

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati

serta Walikota dan Wakil Walikota;

9. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan

Pengawas Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Pengawasan Kampanye Peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil

Walikota;

10. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2018

tentang Pengawasan Perencanaan, Pengadaan, dan Pendistribusian

Perlengkapan Pemungutan Suara dan Dukungan Lainnya dalam

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati

serta Walikota dan Wakil Walikota;

11. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pemungutan dan

Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati

dan wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;

12. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia

60 Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Gubernur dan

Wakil Gubernur, Bupati dan wakil Bupati serta Walikota dan Wakil

Walikota;

13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2018 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun

2017 tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati

dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2018;

14. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2017 tentang

Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih dalam Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau

Walikota dan Wakil Walikota;

15. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2017 tentang kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur, Bupati dan wakil Bupati serta Wali Kota serta Walikota dan

Wakil Walikota;

16. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2017 tentang Dana kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur, Bupati dan wakil Bupati serta Wali Kota serta Walikota dan

Wakil Walikota;

17. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2017 tentang Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan

61 dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota

dan Wakil Walikota;

18. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2018 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Walikota dan Wakil Walikota; dan

19. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2018 tentang Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara dan Penetapan

Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan wakil

Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota.

3. Tugas dan Wewenang Badan Pengawas Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016

Tugas dan wewenang badan pengawas pemilu kabupaten/kota pada

pemilihan kepala daerah tahun 2018 sudah di atur dalam dalam Pasal 30

Undang-undang Nomor. 10 Tahun 2016, yaitu:80

a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang meliputi :

1. Pelaksanaan pengawasan rekrutmen PPK, PPS, dan KPPS;

2. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan

penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap;

3. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara

pencalonan;

4. Proses dan penetapan calon

80

62 5. Pelaksanaan kampanye;

6. Perlengkapan pemilihan dan pendistribusiannya;

7. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil

pemilihan;

8. Pelaksanaan pengawasan pendaftaran pemilih;

9. Megendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara;

10. Penyampaian surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;

11. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Provinsi,

Kabupaten, dan Kota dari seluruh Kecamatan;

12. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, pemilihan

lanjutan, dan pemilihan susulan; dan

13. Proses pelaksanaan penetapan hasil pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota.

b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan

perundang-undangan menegani pemilihan;

c. Menyelesaikan temuan dan laporan pelanggaran pemilihan dan

sengketa pemilihan yang tidak mengandung unsur tindak pidana;

d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota unuk ditindaklanjuti;

e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya

kepada instansi yang berwenang;

f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk

63 dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan

penyelenggaraan Pemilihan oleh penyelenggara di Provinsi,

Kabupaten, dan Kota;

g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang

pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota, sekertaris dan pegawai sekertaris KPU Provinsi dan

KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang

mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan

yang sedang berlangsung;

h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan; dan

i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan.