BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagan 4.2 Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data
Bagan 4.2 Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data
Berdasarkan bagan teknik triangulasi data yaitu pada bagan 4.2, terdapat teknik tiga teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari observasi yaitu materi bagian
Observasi Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan
media pembelajaran. Siswa kurang antusias
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan
tidak tepat.
Kuesioner
Guru dan siswa memiliki penilaian yang baik
mengenai media pembelajaran dengan
kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang
ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi
pertimbangan peneliti dalam mengembangkan
media pembelajaran. Wawancara
Sekolah memiliki media pembelajaran IPA, namun masih terbatas.
Penggunaan media pembelajaran di sekolah
kurang maksimal. Guru jarang menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya
belum ada.
Ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran kurang lengkap. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep bagian tumbuhan dan fungsinya. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori.
96 luar tumbuhan dan fungsinya merupakan materi yang sulit. Hal tersebut diketahui dari ketidakmampuan siswa menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Ketersediaan media pembelajaran di kelas juga masih terbatas.
Data yang selanjutnya diperoleh melalui teknik wawancara. Data yang diperoleh yaitu sekolah telah memiliki media pembelajaran, namun dalam penggunaannya masih kurang optimal. Guru mengalami kesulitan dalam penyampaian materi yang banyak dan bersifat abstrak. Guru membuat media pembelajaran yang masih terbatas.
Teknik terakhir yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kuesioner analisis kebutuhan. Data yang diperoleh melalui kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai media pembelajaran dengan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam kuesioner analisis kebutuhan. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan media pembelajaran.
Berdasarkan teknik triangulasi, dapat disimpulkan bahwa materi yang menjadi kesulitan adalah bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA masih terbatas serta kurang optimal. Dengan demikian, peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Dalam mengembangkan media pembelajaran, peneliti juga mempertimbangkan kelima ciri media pembejaran berbasis metode Montessori yang telah ditawarkan kepada guru dan siswa melalui kuesioner analisis kebutuhan.
97 Peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai media pembelajaran yang dinginkan oleh guru dan siswa. Data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk mempertimbangkan pembuatan desain media pembelajaran dan albumnya. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya.
4.1.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap kedua dalam penelitian ini. Pada tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran dan menyusun instrumen yang dibutuhkan.
4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran
Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya terdiri dari empat komponen. Komponen tersebut adalah kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu (monokotil), replika tumbuhan manga (dikotil), dan kartu tumbuhan. Kartu tumbuhan dibagi dalam empat komponen, yaitu kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi bagian tumbuhan dan kartu pengendali kesalahan atau control of error.
A. Kotak Tumbuhan
Gambar 4.1 Desain Kotak Tumbuhan 40 cm
40 cm
98 Kotak Tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm dan tinggi 28 cm. Pada bagian dalam Kotak, terdapat 3 bagian (seperti rak) yaitu dengan 1 bagian rak adalah tempat replika tumbuhan monokotil, (tumbuhan bambu), 1 bagian lagi adalah rak tempat replika tumbuhan dikotil (tumbuhan mangga), dan 1 rak bagian terakhir yang merupakan tempat kartu gambar, kartu bagian tumbuhan, kartu fungsi dan kartu control of error.
Komponen yang pertama adalah kotak tumbuhan. Kotak tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 28 cm. pada bagian kotak ini terdiri dari 3 laci yaitu laci yang pertama (atas) terdapat replika tumbuhan bambu (monokotil), laci kedua berisikan replika tumbuhan mangga (dikotil) dan laci ketiga berisikan kartu bermain yang terdiri dari empat jenis kartu, yaitu kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi bagian tumbuhan dan kartu control of error. Kotak ini dibuat sebagai sebuah balok yang berisikan tiga laci dengan pertimbangan agar lebih mudah disimpan dan dapat melindungi replika tumbuhan dan kartu. Pada bagian atas balok terdapat satu lubang besar dengan diameter 5 cm yang digunakan untuk mendirikan replika tumbuhan dikotil (tumbuhan mangga). Pada sisi samping tersebut juga terdapat 4 titik magnet yang digunakan untuk memasangkan papan lubang tambahan yang berfungsi untuk mendirikan replika tumbuhan monokotil (tumbuhan bambu). Hal tersebut dibuat karena replika tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki diameter batang yang berbeda.
Pemberian warna pada kotak tumbuhan disesuaikan dengan warna dasar papan kayu, yaitu coklat. Pemilihan warna tersebut memperhatikan kesesuaian warna bahan media dengan warna asli dari bahan yang digunakan. Pemilihan
99 warna juga memperhatikan analisis kebutuhan guru dan siswa. Sebanyak 90% siswa dan 100% guru lebih menyukai warna cerah untuk media pembelajaran. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya memiliki warna yang disesuaikan dengan warna alami dari setiap bagian tumbuhan. Hal tersebut diterapkan agar siswa tidak merasa bingung pada saat menggunakan media bagian luar tumbuhan dan fungsinya untuk belajar.
B. Replika Tumbuhan
Komponen yang kedua dari media pembelajaran adalah replika tumbuhan. Replika tumbuhan terdiri dari dua bagian yaitu replika tumbuhan monoktil dan dikotil. Replika tumbuhan monokotil berupa tumbuhan bambu. Pada tumbuhan monokotil terdiri dari bagian akar, batang, dan daun. replika tumbuhan dikotil ini dapat di pisah atau dilepaskan per bagian tumbuhan. Selanjutnya, replika tumbuhan dikotil berupa tumbuhan mangga. Pada tumbuhan dikotil terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Masing-masing bagian tumbuhan tersebut dapat dipisah atau dilepas per bagiannya dan kemudian dapat dirangkai menjadi tumbuhan dikotil.
Selain kotak tumbuhan, replika tumbuhan dikotil dan monokotil, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu tumbuhan.
C. Kartu Tumbuhan
Kartu tumbuhan dalam media pembelajaran ini terdiri dari kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error. Kartu gambar bagian luar tumbuhan memuat gambar-gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan memuat nama-nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan
100 memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error memuat keterangan tentang gambar, nama, dan fungsi bagian tumbuhan yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah kartu. Setiap kartu gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar bagian luar tumbuhan, warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, warna merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan warna biru, kuning, dan merah untuk kartu control of error. Berikut adalah desain kartu gambar bagian luar tumbuhan.
Gambar 4.2 Desain kartu gambar bagian luar tumbuhan
Kartu gambar bagian luar tumbuhan ini dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x 6,5 cm. Bagian tengah kartu memuat gambar masing-masing bagian luar tumbuhan yang akan dipasangkan dengan kartu nama bagian luar tumbuhan. Kartu nama bagian luar tumbuhan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x 2 cm. Bagian tengah kartu memuat nama bagian luar tumbuhan dengan
6,5 cm 8,5 cm
101
alat pernapasan
menggunakan font Arial Rounded MT Bold ukuran 24. Berikut ini adalah desain kartu nama bagian luar tumbuhan.
Gambar 4.3 Desain kartu nama bagian luar tumbuhan
Kartu gambar bagian luar tumbuhan dan kartu nama bagian luar tumbuhan dipasangkan dengan kartu fungsi bagian luar tumbuhan yang memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan. Kartu fungsi bagian luar tumbuhan dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x 5 cm. Kartu ini berisi keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan yang dipasangkan dengan kartu gambar dan nama bagian luar tumbuhan. Kartu fungsi bagian luar tumbuhan dibuat dengan menggunakan font Arial Rounded MT Bold 18. Berikut ini adalah desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan.
Gambar 4.4 Desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan
Setelah kartu gambar bagian luar tumbuhan dipasangkan dengan kartu nama bagian luar tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan, kemudian untuk mengecek benar atau tidaknya dengan menggunakan kartu control of error. Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas yang sama dengan kartu sebelumnya
daun
8,5 cm2 cm
8,5 cm
102 yaitu kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas berbeda-beda tergantung jumlah fungsi yang dimiliki bagian tumbuhan yang dimaksud. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki satu fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 11,5 cm. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki dua fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 14,5 cm. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki tiga fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 17,5 cm. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki empat fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 20,5 cm. kartu ini menggunakan font yang sama dengan kartu nama bagian luar tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan yaitu
Arial Rounded MT Bold ukuran 24 dan 20. Jadi kartu control of error ini merupakan gabungan dari kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan (menyesuaikan jumlah fungsi yang dimiliki oleh bagian luar tumbuhan. Berikut ini adalah desain kartu
control of error bagian luar tumbuhan.
Gambar 4.5 Desain kartu control of error
8,5 cm
103 Kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error disimpan pada laci ketiga dalam kotak tumbuhan. Laci ini terbuat dari kayu dan terdiri dari tempat untuk menyimpan kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of eror.
Gambar 4.6 Desain kotak penyimpanan kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan control of error.
Kotak penyimpanan berbentuk laci dengan ukuran 39,2 cm x 8 cm x 39,2 cm. Sisi samping kotak memiliki ketebalan kayu 0,7 cm. Pada bagian dalam terdapat 4 kolom yang dipisahkan oleh sekat dengan ketebalan 0,6 cm. Kolom tersebut berfungsi untuk tempat penyimpanan kartu gambar, nama, fungsi bagian luar tumbuhan serta kartu control of error yang dibuat berdampingan. Untuk mempermudah peletakannya, pada bagian atas masing-masing kotak diberi kotak warna sesuai dengan warna pada masing-masing kartu yang telah ditentukan di awal.
8 cm
39,2 cm 39,2 cm
104 4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran
Album media pembelajaran merupakan buku panduan dalam penggunaan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Album media pembelajaran dibuat untuk para pembimbing/ direktis (istilah guru dalam pembelajaran Montessori). Album ini berisikan langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Pada setiap langkah pembelajaran, terdapat gambar yang semakin memudahkan para direktris untuk memahami langkah pembelajaran.
4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk
Sebagai persiapan dalam melaksanakan pengujian media pembelajaran, diperlukan suatu instrumen. Peneliti menggunakan instrumen berupa tes untuk uji coba lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut adalah penjelasannya.
4.1.2.3.1 Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dalam uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes dikembangkan peneliti berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada tabel 3.8 halaman 59. Intrumen tes berupa pretest dan posttest. Sebelum digunakan, intrumen diuji validitasnya oleh ahli. Selain itu, instrumen tes yang dibuat juga diuji secara empiris dan diuji keterbacaannya.
Agar memperoleh data yang valid, instrumen tes yang dibuat diuji validitasnya oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah guru SD setara. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi dan validitas konstruk. Aspek yang dinilai pada uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 60. Berikut adalah hasil uji validitas isi oleh ahli yang disajikan pada tabel 4.17.
105 Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli
Ahli No. Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru S 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 42 3,82 Guru P 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 41 3,73
Rerata 83 3,78
Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.17, didapatkan rerata skor 3,78. Jika dibandingkan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan dalam pengambilan data. Lembar hasil validasi isi intrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.1 halaman 202.
Ahli juga melakukan validasi konstruk. Validasi konstruk dilakukan untuk mengetahui kontruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, tata bahasa, dan penulisan soal. Berikut adalah hasil validasi konstruk oleh ahli yang tersaji pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes No.
Item
Ahli
Total Rerata Kategori
Guru S Guru P 1 3 3 6 3 Baik 2 3 3 6 3 Baik 3 4 3 7 3,5 Sangat baik 4 4 4 8 4 Sangat baik 5 4 3 7 3,5 Sangat baik 6 3 4 7 3,5 Sangat baik 7 4 4 8 4 Sangat baik 8 3 3 6 3 Baik 9 4 4 8 4 Sangat baik 10 3 4 7 3,5 Sangat baik 11 3 4 7 3,5 Sangat baik 12 3 4 7 3,5 Sangat baik 13 4 3 7 3,5 Sangat baik 14 4 4 8 4 Sangat baik 15 4 4 8 4 Sangat baik
106 Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.18, didapatkan rerata skor sebesar 3,63. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu 1, 2 dan 8, sedangkan sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata yang diperoleh memiliki nilai lebih dari 2,50. Dengan demikian, instrumen tes dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 205.
Pada kolom komentar yang disedikan oleh peneliti, para ahli memberikan komentar terhadap instrumen tes. Komentar dari ahli dijadikan sebagai pertimbangan peneliti dalam melakukan perbaikan instrumen. Komentar ahli dan keputusan perbaikan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli No.
Item Komentar Ahli Keputusan Perbaikan
1 Struktur kalimat membingungkan siswa Peneliti mengubah kalimat pertanyaan menjadi “kambium dimiliki oleh tumbuhan
berbatang ….”
4 Kalimat terlalu panjang, sehingga dapat membingungkan siswa
Peneliti mengubah kalimat pertanyaan
menjadi “bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk menjaga tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khusunya matahari) adalah
….”
8 Perbaiki kalimat pertanyaan Peneliti mengubah kalimat pertanyaan
menjadi “sebagian besar daun berwarna
hijau, hal tersebut diakibatkan karena
mengandung ….”
Instrumen tes yang telah divalidasi dan dinyatakan valid serta layak digunakan, selanjutnya diujikan secara empiris. Uji empiris dilakukan kepada 15 siswa kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Pemilihan kelas pararel IV PL 1 adalah karena masih dalam satu lingkup sekolah. Dengan demikian dapat
107 dikatakan bahwa karakteristik siswa dari kedua kelas tersebut hampir sama. Uji empiris soal dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 59 yang kemudian dikembangkan menjadi 15 soal isian singkat. Setiap siswa mengerjakan 15 soal isian singkat materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 208.
Peneliti melakukan uji empiris dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen pretest dan posttest sebelum digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan program SPSS (Statistics Package for Social Studies) 22 for Windows. Validitas dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Hasil ouput SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 209. Dalam perhitungan, item yang dinyatakan valid adalah item yang memiliki harga sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (Widoyoko, 2009: 137). Hasil perhitungan validitas dengan SPSS disajikan dalam tabel 4.20.
Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS
No. Item Sig. (2-tailed) Keputusan
1 0,011 Valid 2 0,233 Tidak Valid 3 0,401 Tidak Valid 4 0,029 Valid 5 0,614 Tidak Valid 6 0,018 Valid 7 0,000 Valid 8 0,096 Tidak Valid 9 0,454 Tidak Valid 10 0,000 Valid 11 0,001 Valid 12 0,000 Valid 13 0,000 Valid 14 0,028 Valid 15 0,029 Valid
108 Berdasarkan tabel 4.20, didapatkan 10 soal valid dan 5 soal tidak valid. Kemudian kesepuluh soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas instrumen juga menggunakan program SPSS 22 dengan menghitung nilai koefisiem Alpha. Hasil perhitungan nilai koefisien Alpha dengan menggunakan SPSS 22 yang disajikan pada tabel 4.21.
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .772 11
Berdasarkan tabel 4.21 yang menyajikan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes, diperoleh hasil perhitungan dengan koefisien Alpha Cronbach
sebesar 0,77. Suatu instrumen dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien
Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2015: 165). Dengan demikian, instrumen tes dapat dinyatakan reliabel dan layak untuk digunakan.
Instrumen tes yang telah dinyatakan valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti menggunakan 10 soal yang valid dan reliabel dan digunakan sebagai pretest serta posttest. Kisi-kisi instrumen pretest dan
posttest disajikan pada tabel 4.22 berikut.
Tabel 4.22 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item
Pretest dan Posttest
Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta
fungsinya
Menyebutkan bagian luar tumbuhan
4, 7 dan 13 Menyebutkan fungsi bagian luar
tumbuhan
12 Menyebutkan struktur bagian
akar tumbuhan
109
Menyebutkan struktur bagian batang tumbuhan
1 Menyebutkan struktur bagian
daun tumbuhan
14 Menyebutkan struktur bagian
bunga tumbuhan
10 Menyebutkan struktur bagian
biji tumbuhan
15
Setelah instrumen tes divalidasi oleh para ahli, kemudian perlu diuji keterbacaannya sebelum digunakan pada saat uji coba lapangan terbatas. Uji keterbacaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan pada instrumen tes. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas IV PL 1 sebagai SD setara. Tabel 4.23 menyajikan hasil uji keterbacaan intrumen tes.
Tabel 4.23 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes
Siswa Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 3,9 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 37 3,7 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37 3,7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38 3,8 Rerata 38,2 3,82
Berdasarkan hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh SD setara, didapatkan rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa diperbaiki. Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 halaman 210.
4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk
Kuesioner validasi produk digunakan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang telah dibuat oleh peneliti. Validasi dilakukan oleh ahli dan siswa. Dalam mengembangkan
110 kuesioner, peneliti mengacu pada kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 57. Kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan. Isi yang terdapat dalam kuesioner validasi produk oleh ahli dan siswa adalah sama. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dalam penggunaan bahasa dan urutan pertanyaan. Penggunaan bahasa dalam kuesioner validasi produk oleh siswa dibuat dengan bahasa yang sederhana agar mempermudah pemahaman siswa dalam mengartikan makna dari setiap pertanyaan yang ada.
Seperti dengan instrumen yang lainnya, sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasnya terlebih dahulu. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi kuesioner dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Dalam validasi tersebut, ahli memberikan penilaian dan komentar yang digunakan sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Tabel 4.24 merupakan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli.
Tabel 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
Ahli Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 3,91 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Rerata 87 3,96
Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli pada tabel 4.24, didapatkan rerata skor sebesar 3,96. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata skor tersebut memiliki nilai yang lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valida dan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk
111 oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 215. Validasi produk dilakukan oleh dua ahli dan juga sebagai kuesioner tanggapan guru mengenai media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya.
Validasi kuesioner validasi produk juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa. Tabel 4.25 merupakan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa.
Tabel 4.25 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa
Ahli Nomor Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 Guru 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 41 3,73
Rerata 43 3,91
Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.25, didapatkan rerata skor sebesar 3,84. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata skor yang diperoleh memiliki nilai yang lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 219.
Kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut lakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai kalimat pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tanggapan. Uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dilakukan pada lima siswa di kelas IV PL 1 sebagai SD setara. Tabel 4.26 merupakan hasil uji