• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Saran

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang juga ingin membahas topik yang sama, disarankan agar menggunakan sampel data yang lebih luas, untuk melihat perbedaan yang mungkin lebih mendasar. Selain itu, membuat skala dengan kriteria yang lebih tepat dan konsisten, sehingga dapat membedakan subjek yang memiliki atribut atau tidak, dalam hal ini mampu membedakan subjek yang mengonsumsi pornografi atau tidak.

3. Bagi Orangtua dan Lembaga Pendidikan

Bagi para orang tua maupun calon orang tua, serta lembaga pendidikan disarankan untuk mengajarkan pendidikan seksual yang

komprehensif pada anak sejak dini, misalnya dengan mengajarkan anak untuk menyebut alat kelaminnya dengan sebutan yang benar, juga menjaga organ vitalnya dari sentuhan orang lain. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama seorang anak mempelajari banyak hal, termasuk seksualitas. Sebaiknya orang tua mulai membekali diri dengan pengetahuan seksualitas, sehingga siap berdiskusi dengan anak ketika anak mulai mempertanyakan hal tersebut.

84

DAFTAR PUSTAKA

BIN. (2012). Mewaspadai Terpaan Pornografi di Internet. Diambil 10 Oktober 2014 dari http://www.bin.go.id/awas/detil/151/4/18/10/2012/mewaspadai- terpaan-pornografi-di-internet.

Chandra, A., Martin, S., Collins, R., Elliott, M., Berry, S., Kanouse, D., & Miu, A. (2008). Does Watching Sex on Television Predict Teen Pregnancy? Findings From A National Longitudinal Survey of Youth. Pediatrics.

122(5), 1047-1054.

Chen, A., Leung, M., Chen, C., & Yang, S. C. (2013). Exposure To Internet Pornography Among Taiwanese Adolescents. Social Behavior and Personality. 41(1), 157-164.

Daradjat, Z. (1976). Pembinaan Remaja. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.

DeLamater, John. (1986). Gender Differences in Sexual Scenario. Males, Females & Sexuality. University of Wisconsin

Ellison, L., Munro, V. E. (2009). Of ‘Normal Sex’ and ‘Real Rape’: Exploring the

Use of Socio-Sexual Scripts in (Mock) Jury Deliberation. Social & Legal Studies. 18(3), 291-312.

Eriany, Praharesti. (1999). Prevensi Pelecehan Seksual terhadap Wanita Melalui Pendidikan Kesetaraan Gender. Semarang : Pranata.

Fentahun, N., Assefa, T., Alemseged, F., & Ambaw, F. (2012). Parents’ Perception, Students’ and Teachers’ Attitude Towards School Sex

Education. Ethiopian Journal of Health Sciences. 22(2), 99-106.

French, B. H. 2013. More than Jezebels and Freaks: Exploring How Black Girls Navigate Sexual Coercion and Sexual Scripts. Journal of African American Studies. 17, 35-50.

Hagelin, Rebecca. (2011). Sexual Scripts Affect Decisions. Diambil 8 September 2014 dari http://www.washingtontimes.com/news/2011/mar/13/hagelin- sexual-scripts-affect-decisions/?page=2

Hald, G. M., & Mulya, T. W. (2013). Pornography Consumption & Non-Marital Sexual Behavior in A Sample of Young Indonesian University Students.

Culture, Health, & Sexuality: An International Journal for Research, Intervention & Care. Routledge: London.

Hanani, M. (1995). Hubungan antara Minat terhadap Media Erotika dengan Perilaku Seks pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UGM.

Heuken, A., Bakal, L. M., Soetadi, D., Nasar, P, & Gunawan, Y. (1974). Sexualitas Manusia: Pendidikan Sex di Sekolah dan di Rumah. Jakarta: Sekretariat Nasional K.M./C.L.C.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan terhadap Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hurlock, E. B. (1973). Adolescent Development. Tokyo: McGrawHill Kogakusha, Ltd.

Ibrahim, Zakaria. (2002). Psikologi Wanita. Bandung: Pustaka Hidayah.

Jones, S. L., & Hostler, H. R. (2002). Sexual Script Theory: An Integrative Explorations of The Possibilities and Limits of Sexual Self-Definition.

Journal of Psychology & Theology. 30(2), 120-130.

Kaiser Family Foundation, Hoff, T., Greene, L., & Davis, J. (2003). National Survey of Adolescents and Young Adults: Sexual Health Knowledge, Attitudes, and Experiences. Menlo Park, California: Henry J. Kaiser Foundation.

Katchadurian, H. (1989). Fundamentals of Human Sexuality, 5th Edition. Florida : Holt, Rinehart, & Winston Inc.

Kirby, D. B., Laris, B. A., & Rolleri, L. A. (2007). Sex and HIV Education Programs: Their Impact on Sexual Behaviors of Young People Throughout the World. Journal of Adolescent Health. 40, 206-217.

Kohler, P. K., Manhart, L. E., & Lafferty, W. E. (2008). Abstinence-only and Comprehensive Sex Education and The Initiation of Sexual Activity and Teen Pregnancy. Journal of Adolescent Health. 42, 344-351.

Krahe, B., Bieneck, S., & Scheinberger-Olwig, R. (2007). Adolescents’ Sexual Scripts: Schematic Representations of Consensual and Nonconsensual Heterosexual Interactions. Journal of Sex Research. 44(4), 316-327.

Kusmiati, R.Y.E. 2001. Perbedaan Sikap Pria Terhadap Pelecehan Seksual Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan. Surabaya: Fenomena Jurnal Psikologi.

Longino, H. (1980). Take Back The Night: Women on Pornography. New York: William Morrow and Company, Inc.

Lesmana, C. 1995. Pornografi dalam Media Massa. Jakarta : Puspa Swara.

Mahoney, E. R. 1983. Human Sexuality. New York; McGraw-Hill, Inc.

Martinus, Y. (2012). Situs Porno Bikin Banyak Remaja Hamil di Luar Nikah.

Diambil 16 Oktober 2014 dari

http://www.tribunnews.com/kesehatan/2012/11/08/situs-porno-bikin- banyak-remaja-hamil-di-luar-nikah.

McCabe, J., Tanner, A. E., & Heiman, J.R. (2010). The Impact of Gender Expectations on Meanings of Sex and Sexuality: Results from a Cognitive Interview Study. Sex Roles. 62: 252-263.

McKee, Alan. (2007). Positive and Negative Effects of Pornography as Attributed By Consumers. Australian Journal of Communication. 34(1). 87-104.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P. (1999). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mueller, T. E., Gavin, L., & Kulkarni, A. (2008). The Association Between Sex

Intercourse, and Birth Control Use at First Sex. Journal of Adolescent Health. 42, 89-96.

Needlman, R. (2004). Adolescent Stress. Diakses tanggal 13 Oktober 2014 dari www.drspock.com_artivle_0,1510,7961,00.html.

Ningsih, Endah Y. (2014). Pro dan Kontra Pendidikan Seks di Sekolah. Diakses April 2017 dari endahyulianingsi.blogspot.co.id

Novita, Nesi. (2005). Hubungan Antara Paparan Pornografi dan Komunikasi Remaja-Orangtua dengan Perilaku Seksual di SMA Negeri 11 Palembang.

Yogyakarta: Perpustakaan Pusat UGM.

Pakasi, D. T., & Kartikawati, R. (2013). Antara Kebutuhan dan Tabu: Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja di SMA. Makara Seri Kesehatan. 17(2). 79-87.

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia (Experienced Human Development) (ed ke-12). Jakarta: Salemba Humanika.

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human Development

(Psikologi Development) (ed. ke-9). Jakarta: Kencana.

Priyatno, Duwi. Belajar Praktis Analisis parametrik dan Non Parametrik Dengan SPSS & Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Putri, I. Y. S., & Mansoer, W. W. D. (2012). The Role of Body Image to Marital Satisfaction Mediated by Sexual Frequency and Sexual Satisfaction of Young Adult Women In Indonesia. Osaka, Japan: The Asian Conference on Psychology & the Behavioral Sciences 2012.

Rahmawati, D. (2002). Hubungan antara Kecenderungan Perilaku Mengakses Situs Porno dan Religiusitas pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UGM.

Ross, J. N., & Coleman, N. M. (2011). Gold Digger or Video Girl: The Salience of An Emerging Hip-hop Sexual Script. Culture, Health, & Sexuality. 13(2), 157-171.

Ryan, K. (2011). The Relationship Between Rape Myths and Sexual Scripts: The Social Constraction of Rape. Sex Roles. 65(11/12), 774-782.

Sakaluk, J. K., Todd, L. M., Milhausen, R., Lachowsky, N. J., & Undergraduate Research Grup in Sexuality (URGiS). Dominant Heterosexual Sexual Scripts in Emerging Adulthood: Conceptualization and Measurement.

Journal of Sex Research. 0(0), 1-16.

Sanders, Teela. (2008). Male Sexual Scripts: Intimacy, Sexuality and Pleasure in the Purchase os Commercial Sex. Sociology. 42(3), 400-417.

Santrock, J. W. (2007). Remaja (ed. ke-11 jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja (ed. Revisi). Jakarta: Rajawali Press.

Seymour, Jessica & Wyckoff, Elizabeth. (2006). The Perception of Pornography on Colby College Campus. Undergraduate Research Symposium, paper 37.

Silvergold44. (2013). Ayo Tolak Pengesahan Status Hukum dan Eksistensi LGBT di Indonesia. Diambil 24 Oktober 2014 dari http://www.kaskus.co.id/thread/51d487597c12435a76000006/ayo-tolak- pengesahan-status-hukumdan-eksistensi-lgbt-di-indonesia/

Siregar, Z. (2013). Intelektual dan Ulama Muda Tolak LGBT Diakui di Indonesia.

Diakses tanggal 24 Oktober 2014 dari

http://www.rmol.co/read/2013/07/02/116972/Intelektual-dan-Ulama- Muda-Tolak-LGBT-Diakui-di-Indonesia-

Steinberg, L. (2002). Adolescence (ed. ke-6). New York: McGraw-Hill Companies.

Stephens, D. P. (2007). Hip-hop Honey or Video Ho: African American

Preadolescents’ Understanding of Female Sexual Scripts in Hip-hop Culture. Sex Cult. 11: 48-69.

Stokes, C. E. (2007). Representin’ in Cyberspace: Sexual Scripts, Self-Definition, and Hip-hop Culture in Black American Adolescent Girls’ Home Pages.

Strong, B., DeVault, C., & Cohen, T. F. (2007). The Marriage and Family Experience: Intimate Relationships in a Changing Society (ed. ke-10). California: Wadsworth Publishing.

Supriati, Euis dan Fikawati, Sandra. 2009. Efek Paparan Pornografi pada Remaja SMP Negeri Kota Pontianak Tahun 2008. Pontianak: Makara.

Survei BKKBN dan DKT. (2013). Diambil 2 November 2013 dari http://www.bkkbn.go.id

Thomas, E. (2014). Nearly Half of Young Women In The U.K. Don’t Know Where

Their Vagina Is. Diambil 24 Oktober 2014 dari http://www.huffingtonpost.com/2014/09/02/gynecological-cancer-survey- eve-appeal_n_5754798.html

Vobedja, B. (1996). Breaking Barriers in Sex Education: Instruction Offered to Ease Parent-Child Discussions. Adolescent Sexuality: Allyn and Bacon.

Wiederman, M. W. 2005. The Gendered Nature of Sexual Scripts. The Family Journal. 13(4), 496-502.

Winarno, H. H. (2012). 20,9% Remaja di DKI, Bekasi & Tangerang Hamil di Luar Nikah. Diambil 15 Oktober 2014 dari http://www.merdeka.com/peristiwa/209-remaja-di-dki-bekasi-amp-

Winzer, Lylla. (2011). Sexual Scripts as Risk Factor for Sexual Victimization: A Prospective Study with Female College Students in Brazil. Germany: Konrad Adenauer Foundation.

LAMPIRAN 1

Skala Asumsi Skrip Seksual

Sebelum Uji Coba

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh:

Tyastri Alita

(109114114)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PERNYATAAN KESEDIAAN

Salam sejahtera.

Saya, Tyastri Alita, adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai pendapat remaja mengenai skrip seksual. Saya meminta bantuan teman-teman untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian. Skala ini membutuhkan waktu pengisian kurang lebih 15 menit.

Jawaban Anda akan dirahasiakan, sehingga baik saya maupun orang lain tidak akan mengetahui identitas asli Anda. Anda juga dapat mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa konsekuensi apapun. Dalam proses pengisian skala ini, mungkin Anda akan mendapati pernyataan yang membuat Anda tidak nyaman. Namun saya sangat menghargai jika Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya, sebab partisipasi Anda sangat bermanfaat dalam penelitian ini, dan berkontribusi bagi remaja pada umumnya.

Jika teman-teman bersedia terlibat dalam penelitian ini, silakan memberikan paraf di bawah ini (hanya inisial, tanpa nama).

Jika Anda memiliki pertanyaan, dapat menghubungi saya di +62 899 504 3963 atau melalui email di tyastri.alita@gmail.com.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasama Anda.

Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini tanpa paksaan dari siapapun.

_____________________ tanggal

_________________________ (paraf dengan inisial)

Identitas

Inisial :

Jenis Kelamin: Perempuan

Usia :

SKALA PENELITIAN A Petunjuk Pengisian:

Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dengan seksama. Pilihlah salah satu jawaban paling sesuaidengan kondisi diri Anda sebenarnya dengan memberikan tanda centang () pada:

a. Jawaban Sangat Setuju (SS), bila Anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

b. Jawaban Setuju (S), bila Anda setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Jawaban Tidak Setuju (TS), bila Anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

d. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), bila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tidak ada jawaban yang salah, jadi pastikan seluruh pernyataan terjawab dan tidak ada nomor yang terlewatkan.

Contoh cara menjawab pertanyaan:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya rutin menggunakan krim pagi, krim malam dan sunblock agar kulit saya tetap cerah.

*) Artinya: Anda setuju dengan pernyataan di atas.

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya menganggap bahwa pasangan suami istri

boleh menunjukkan kemesraan di depan umum 2. Saya tidak menyetujui hubungan seks pranikah. 3. Saya mengetahui siklus menstruasi saya.

4. Kadang saya memeriksa alat kelamin saya sendiri.

5. Dengan mengetahui kesehatan reproduksi, perempuan akan terhindar dari penyakit berbahaya.

6. Seorang perempuan akan tersinggung saat ada teman yang mengatakannya gendut.

7. Mengenakan bedak saat berjalan-jalan adalah sebuah keharusan.

8. Menurut saya, istri berhak untuk bekerja di luar rumah.

9. Seorang istri yang baik akan memberikan saran bagi suaminya.

10. Saya sering meminta uang kepada orangtua untuk membeli peralatan makeup.

11. Saya tidak ingin berteman dengan orang yang homoseksual.

12. Homoseksualitas dapat menular, sehingga harus dijauhi.

13. Saya tidak merasa terganggu melihat remaja yang berciuman di depan publik.

14. Saya pikir, berpegangan tangan merupakan bentuk ekspresi kasih sayang yang wajar untuk dilakukan siapa saja.

15. Menurut saya, remaja harus mendapatkan seminar tentang sistem reproduksi. 16. Pengetahuan mengenai alat kelamin akan

membantu saya menjaga kesehatan. 17. Ketika menikah nanti, saya hanya ingin

menjadi ibu rumah tangga.

18. Saya setuju jika suami merupakan pembuat keputusan tunggal dalam rumah tangga. 19. Menurut saya, suami memang semestinya

hanya bekerja di kantor.

20. Saya percaya bahwa orang homoseksual juga memiliki kemampuan yang sama seperti orang heteroseksual.

No Pernyataan SS S TS STS 21. Akan lebih baik jika kaum heteroseksual dan

homoseksual dapat hidup dalam damai. 22. Saya ingin selalu tampil sempurna di hadapan

pasangan saya.

23. Tujuan saya berolahraga adalah untuk mendapatkan tubuh langsing tanpa lemak. 24. Sepasang kekasih yang belum menikah boleh

tinggal bersama dalam satu rumah.

25. Saya menganggap bahwa remaja berpacaran yang saling mengucapkan rasa sayang merupakan hal yang wajar.

26. Saya merasa tidak perlu mengetahui detail rinci alat kelamin saya.

27. Darah menstruasi seorang perempuan adalah hal yang menjijikkan.

28. Saya enggan untuk mendiskusikan sistem reproduksi perempuan dengan teman saya. 29. Homoseksualitas bukanlah sebuah penyakit. 30. Saya mau berteman dengan para homoseksual. 31. Jerawat di wajah merupakan hal yang normal. 32. Olahraga membantu saya mencapai tubuh yang

sehat.

33. Menurut saya, suami yang harus mengajak istrinya untuk berhubungan seks.

34. Seorang istri harus selalu tunduk dengan pendapat suaminya.

35. Orang homoseksual juga memiliki hak yang sama dengan heteroseksual.

36. Lelaki dan perempuan yang telah cocok satu sama lain hendaknya segera disahkan dalam suatu ikatan pernikahan.

37. Hubungan seksual hanya dapat dilakukan jika telah terikatdalam suatu pernikahan.

38. Pacaran hanya membuat remaja jatuh dalam aktivitas free-sex.

No. Pernyataan SS S TS STS 39. Saya meyakini bahwa sebenarnya laki-laki

juga bisa mengurus anak.

40. Vagina perempuan merupakan organ yang kotor.

41. Menurut saya, perempuan tidak boleh menyentuh alat kelamin mereka.

42. Menurut saya, hubungan seks dapat dimulai oleh suami maupun istri.

43. Saya pikir, keluarga akan tentram jika suami dan istri selalu berdiskusi.

44. Saya tidak mengetahui fungsi rahim pada perempuan

45. Menurut saya, perempuan yang tampil natural tanpa makeup tampak lebih cantik.

46. Makeup yang tebal membuat saya tampak lebih tua.

47. Waria sepatutnya dimasukkan dalam lembaga pembinaan masyarakat.

48. Penolakan terhadap waria merupakan hal yang wajar karena mereka menyalahi aturan.

. 49. Remaja yang berdekatan hendaknya menjauhi

bentuk sentuhan satu sama lain.

50. Saya berpikir bahwa remaja sebaiknya tidak usah berpacaran.

51. Suami yang memijat istri juga merupakan suatu bentuk ekspresi kasih sayang.

52. Menyentuh kelamin diizinkan, jika tujuannya adalah untuk membersihkan dan pemeriksaan. 53. Saya setuju jika anak diajarkan untuk menyebut

alat kelaminnya dengan benar (vagina atau penis) sejak dini.

54. Remaja yang diketahui berorientasi homoseksual, harus dipaksa agar menjadi heteroseksual.

55. Saya pikir, akan lebih baik jika hukum di Indonesia secara tegas menolak keberadaan kaum homoseksual, seperti di Aceh.

56. Akan lebih baik jika suami ikut memperhatikan pertumbuhan anak.

No. Pernyataan SS S TS STS 57. Saya sering membeli bra yang membuat

payudara saya kelihatan besar.

58. Saya akan menggunakan krim apapun untuk menghilangkan jerawat di wajah atau tubuh. 59. Seorang istri yang bekerja tentu tidak mampu

mengurus keluarganya dengan baik 60. Seorang suami yang baik akan melayani

kebutuhan seksual istrinya.

61. Saya akan menjauh jika di dekat saya ada pasangan homoseksual.

62. Orangtua sebaiknya menjelaskan baik buruknya pacaran kepada anak.

63. Saya merasa terganggu dengan lemak yang ada di beberapa bagian tubuh saya.

64. Saya rutin menggunakan krim pagi, krim malam dan sunblock agar kulit saya tetap cerah. 65. Saya rutin membersihkan daerah kewanitaan

saya.

66. Saya tidak keberatan mengunjungi dokter jika alat kelamin saya mengalami penyakit.

. 67. Saya setuju jika anak-anak diberi pendidikan

seks sejak dini.

68. Jika suami meminta untuk berhubungan seks, maka istri harus menurutinya.

69. Saya menganggap bahwa suami juga harus aktif dalam mendidik anak.

70. Menurut saya, anak akan belajar mengenai hubungan laki-laki dan perempuan dari kedua orangtuanya.

71. Pacaran akan membantu remaja menemukan identitas dirinya.

72. Saya tidak mempermasalahkan ukuran tubuh teman saya.

73. Kaum homoseksual juga merupakan bagian dari masyarakat Indonesia.

74. Saya percaya bahwa kaum homoseksual juga layak mendapatkan perlakuan yang sama seperti kaum heteroseksual.

No. Pernyataan SS S TS STS 75. Saya ingin kota saya memberikan kesempatan

bagi kaum homoseksual untuk berkarya. 76. Saya menyetujui pemikiran bahwa tugas utama

perempuan adalah untuk mengasuh suami dan anak.

77. Saya setuju jika istri sebaiknya tinggal di rumah untuk mendampingi tumbuh kembang anak. 78. Menurut saya, orang-orang tidak perlu merasa

jengah jika melihat anak muda berpelukan di depan umum.

79. Pendidikan seks hanya akan membuat anak mencoba hal-hal yang buruk.

80. Sebaiknya pengajaran mengenai alat kelamin baru diawali saat masa remaja.

81. Pasangan orangtua diperbolehkan menunjukkan kemesraan pada anak-anaknya.

82. Jika remaja diperbolehkan berpacaran, tentu mereka tidak akan melawan aturan.

83. Saya meyakini bahwa kepuasan suami lebih penting daripada kepuasan istri.

84. Setiap pagi saya meyakinkan diri saya bahwa saya cantik apa adanya.

. 85. Setiap perempuan semestinya bangga dengan

ukuran payudara mereka.

86. Bagi saya, yang terpenting adalah tampil rapi dan enak dipandang.

87. Menurut saya, orang merasa ‘terjebak’ pada tubuh yang salah, boleh memilih untuk operasi kelamin.

88. Sebagai negara demokrasi, Indonesia

selayaknya memberikan hak yang sama bagi orang homoseksual.

89. Hanya orang dewasa yang memahami hubungan laki-laki dan perempuan.

90. Remaja belum dapat berpikir matang, maka sebaiknya tidak diizinkan pergi dengan lawan jenis.

No. Pernyataan SS S TS STS 91. Saya menganggap bahwa pemeriksaan kelamin

adalah hal yang tidak dibenarkan.

92. Saya menganggap bahwa mata pelajaran yang menampilkan alat kelamin perempuan harus ditiadakan.

93. Menurut saya, homoseksualitas merupakan suatu penyimpangan.

94. Saya tidak terang-terangan menolak kaum homoseksual, namun saya memilih untuk menjauhinya.

95. Menurut saya, akan lebih baik jika seorang istri juga mempunyai pekerjaan tetap.

96. Meski suami adalah kepala rumah tangga, namun istri juga punya peran yang penting. 97. Kulit hitam merupakan hal yang memalukan. 98. Keberadaan kaum homoseksual dapat

mengganggu ketentraman masyarakat. 99. Saya merasa puas dengan kondisi tubuh saya

saat ini.

100. Saya jarang membandingkan diri saya dengan perempuan lain.

.

Identitas

Inisial :

Jenis Kelamin: Perempuan

Usia :

SKALA PENELITIAN B Petunjuk Pengisian:

Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan. Baca dan pahamilah setiap pertanyaan dengan seksama. Pilihlah salah satu jawaban paling sesuaidengan kondisi diri Anda sebenarnya dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai!

SELAMAT MENGERJAKAN

1. Pernahkah kamu melihat tayangan porno? a. Pernah (lanjutkan ke nomor 2) b. Tidak (berhenti sampai di sini) 2. Sejak kapan kamu melihat tayangan porno?

a. Sejak SD, kelas ……….

b. Sejak SMP, kelas ………..

c. Sejak SMA, kelas ……….

3. Seberapa sering kamu melihat tayangan porno? a. Lebih dari satu kali dalam sehari

b. Kira-kira satu kali dalam sehari c. Seminggu sekali

d. Sebulan sekali e. Tidak tentu.

4. Apa tujuanmu melihat tayangan porno? (Jawaban boleh dari 1) a. Untuk masturbasi.

c. Untuk kesenangan.

d. Lainnya………...

5. Lewat media apa saja kamu melihat tayangan porno? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Majalah cetak b. Majalah elektronik c. Tabloid cetak. d. Video porno. e. CD. f. Internet. g. Lainnya... 6. Menurutmu, bagaimana tayangan porno menggambarkan kondisi tubuh

seseorang?

a. Sangat realistis. b. Cukup realistis. c. Agak kurang realistis. d. Sangat tidak realistis.

7. Dengan siapa kamu menonton tayangan porno? a. Sendirian.

b. Dengan teman. c. Dengan pacar.

Dokumen terkait