• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN ENAM

Dalam dokumen Contoh Naskah Drama 20 Orang Pemain (Halaman 28-45)

DITEMPAT YANG SERBA MEWAH DAAN ELIT, YAKNI RUMAH GEDUNGNYA KOMANDAN MARDUT. KOMANDAN MARDUT MARAH MARAH, DI

HADAPAN PASUKAN BODIGATNYA. KOMANDAN

sementara keuntungan tak pernah diperoleh. Sial ! Kerja bisnis yang merugian. BODIGAT SATU

Apa mungkin dilacak lagi pas ? BODIGAT DUA

Kenapa dilacak ? KOMANDAN

Masih belum puas dengan dana milyaran itu ? BODIGAT DUA

Kammu kemanakan dana sebanyak itu ?

KOMANDAN ( MENDEKATI BODIGAT DUA ) Yang punya duit, kamu atau saya ?

BODIGAT DUA

Kenapa tidak bos marahi saja dia. Tidaklah lebih baik, dipecat saja bos ? KOMANDAN

Bicara dengan kamu, menghabiskan waktu melulu. BODIGAT DUA

Kenapa habis waktu bos ?

KOMANDAN ( MEMANDANG DENGAN GERAM ) BODIGAT SATU

Usul bos. Kalau ditambah satu milyar lagi, isi benda keramat itu, pasti akan kita dapatkan.

BODIGAT DUA ( MAU NGOMONG, TAPI DIBUNGKAM BODIGAT SATU ) BODIGAT SATU ( MENUTUPKAN TAPAK TANGAN NYA KEMULUT BODIGAT DUA )

Tidak usah bertanya.

BODIGAT DUA( MENYISIHKAN TANGAN BODIGAT SATU )

Kenapa kau sumbat mulut saya ? Saya bertanya, kenapa kau bungkam saya ?

TERDENGARKERIBUTAN DIPINTU DEPAN. DENGAN BERGEGAS PEMBANTU MASUK DAN MELAPOR.

PEMBANTU Gawat pak. KOMANDAN

Ada apa ? PEMBANTU

Orangnya kotor dan beringas pak. Dengan kasar mencaci maki saya, dan memaksa saya agar menyerah. BODIGAT DUA Kenapa menyerah ? KOMANDAN Siapa mereka ? BODIGAT DUA Ya, siapa mereka ?

KOMANDAN ( MEMANDANG JENGKEL KEPADA BODIGAT DUA YANG IKUT-IKUTAN BERTANYA )

PEMBANTU

Katanya mereka teman bapak seperjuangan. Mereka orang orang memal pak. Mereka menerobos masuk dan mungkin sudah diruang depan.

BODIGAT SATU

Saya akan tembak mereka. KOMANDAN

Jangan. Saya mau tahu siapa jagauan itu. BODIGAT DUA

Apa benar mereka jagauan bos ?

TAMU ( PEJUANG SATU DAN PEJUANG TIGA , MASUK DENGAN KASAR DAN SAMBIL MEMAKI PEMBANTU )

PEJUANG SATU

Dikiranya saya ini siapa ? PEJUANG TIGA

Cecunguk busuk ! Pernah lihat kambing disembelih ? ! PEJUANG SATU

Orang ini belum tahu, bagaimana Tuganal memotong leher mata mata Belanda. BODIGAT SATU

Siapa kalian ? BODIGAT DUA Kenapa bertanya ?

LALU KETAWA KURANG AJAR )

Dia bertanya siapa kita. Hahaha……Apa cuma bapak komandan yang dikenal orang ? Mau tahu, siapa saya ?Mantan laskar dijaman revolusi. Algojo Utuh Ganal.

PEJUANG TIGA

Dan saya sekalipun nama saya TUHALUS atau si Utuh Cilik. Tapi soal senjata tidak ada  bandingannya.

BODIGAT DUA Mau tanding senjata ? BODIGAT SATU

Saya peringatkan, sebelum senjata saya ini, membunuh kalian, lebih baik kalian tinggalkan ruangan ini.

PEJUANG SATU ( MENNTANG ) Mengusir saya ya.

BODIGAT DUA ( TAMPIL MENGHADAPI ) Apa sebenarnya, maumu ? !

PEJUANG TIGA ( TERIAK SEPERTI SEORANG KOMANDAN ) Tembaaak ? !

KOMANDAN

Tempat ini, bukan di hutan.

PEJUANG TIGA ( MELIHAT KOMANDAN DENGAN GUGUP ) Oh, maaf pak komndan.

( MEMBERI ABAH ABAH )

Barisan, bersii….ap ! Hormat pada komandaaan….ge……rak. (MENGHORMAT DIIKUTI PEJUANG SATU )

PEJUANG SATU

Laporan. Kami dating dari gunung. Dua hari duduk dimuka pagar depan. Tujuan mau  bertamu pak komandan. Laporan selesai.

PEJUANG TIGA

Tambahan. Uang tak punya, dan hari ini belum makan. Selesai. PEJUANG SATU

Selesai

KOMANDAN

Komandan apa yang kamu maksud. PEJUANG SATU Bapak. KOMANDAN Bapak siapa ? PEJUANG SATU Bapak Mardut. KOMANDAN

Bapaknya Mardut, sudah lama mati. PEJUANG SATU

Itu berita bohong ! Bapak Mardut, adalah komandan kami. Beliau kami cintai. Dan beliau ada dihadapan kami.

KOMANDAN Usir orang orang ini.

PASUKAN BODIGAT MEMAKSA PEJUANG SATU DAN TIGA KELUAR. BERBARENGAN DENGAN ITU, MASUK IBU, DIKAWAL OLEH SEORANG PEMUDA.

IBU

Lepaskan mereka. Mardut, sudah lupa pada Tuhalus dan Tuganal ? KOMANDAN

Dan kamu siapa ? PUTERA

Dia yang ibu maksudkan ? IBU

Mungkin ibumu keliru. KOMANDAN

Usir mereka semua !

BODIGAT YANG LAIN MENYERET IBU DAN PUTERA.

SEMENTARA ITU MUNCUL ISTERI DALAM LAGAK ORANG MODERN. ISTERI

Lepaskan mereka. Dirumah ini saya yang berkuasa. Hadapkan mereka kehadapan saya. (SETELAH MEMPERHATIKAN SATU PERSATU , LALU BERTANYA PADA KOMANDAN)

 papi kenal orang orang kotor ini ? KOMANDAN

Mereka orang lancang dan tidak tahu adat. Karena itu mereka saya usir. ISTERI

Dan kamu (PADA IBU)

dengan maksud apa datang kemari IBU

Tidak bermaksud apa apa. Cuma kesasar. ISTERI

Dan kamu berdua, apa juga kesasar ? PEJUANG SATU

Tadinya saya ingin ketemu pak Mardut yang kaya raya. Rupanya saya salah alamat. saya tidak mengira yang saya temui sekarang, malah pak Mardut yang miskin iman.

ISTERI

Tepat sekali. kalian memang kesasar kealamat yang salah . Disini tidak ada yang bernama Mardut.

DENGAN TIDAK DISANGKA , MUNCUL UTUH BATUNG , ALUH BUNGSU DAN LELAKI YANG MEMBAWA KERANJANG. ISTERI JADI BERANG

ISTERI

Apa di pos jaga tidak ada Satpam ? UTUH BATUNG

Dua orang Satpam di depan, sudah kami amankan. Satpam itu masih anak muda, yang tahunya hanya berlagak, tapi tidak tahu sopan santun. Pak Mardut. Kalau ingin

mendapatkan petugas yang baik, carilah orang yang berpengalaman perang. Paling tidak, mereka akan mengerti arti kesetiaan dan harga Tanah-Air.

ISTERI

Dirumahku ini, tidak ada yang bernama Mardut. Kalian memang orang orang kotor,  busuk dan bau !

KOMANDAN ( KEPADA PASUKAN BODIGAT ) Kalian pengawal edan ! Usir mereka !

LELAKI Sebentar.

( MENEMPATKAN KERANJANGNYA DIPOSISI YANG MENONJOL. )

Kami ini datang kemari, ingin menawarkan sesuatu. Tadinya mau menjual hutan dan gunung gunung yang sering bapak kunjungi dengan pesawat helicopter.

Tapi terpaksa saya batalkan, karena peti keramat yang kami miliki, telah bapak rampas dari tangan rakyat. Seharusnya tidak boleh. Peti keramat itu milik kami bersama rakyat yang masih belum sempat menikmati kemerdekaan selama ini. Tapi apa boleh buat, kami terpaksa menuntut, karena bapak bukan orang yang kami maksud. Andai bapak adalah mantan komandan kami yang bernama Mardut, maka semuanya akan kami relakan. Bahkan isi peti keramat yang saya amankan didalam keranjang keramat saya ini, akan kami serahkan semuanya.

KOMANDAN ( TERGERAK INGIN MEMILIKI ) Apa ? Kamu ambil semua isi peti keramat itu ? UTUH BATUNG ( KAGET )

Semua isinya ada pada kamu ? begitu lama kau rahasiakan. LELAKI

Bapak telah dapatkan petinya, dan saya kuasai isinya.Kita draw pak. Draw berarti kosong lawan kosong. Tapi karena bapak bukan mantan komandan kami dan bukan .

LELAKI

Bapak telah dapatkan petinya, dan saya kuasai isinya. Kita draw pak. Draw berarti kosong lawan kosong. Andai kata tempatnya sebuah tong, tentu yang bapak punyai sebuah tong kosong, yang nyaring bunyinya. Tentu bapak tidak tertarik pada isi yang saya miliki, karena bapak tidak ada kepentingannya. Dalam hal ini, penawaran atas seluruh isinya, saya batalkan.

KOMANDAN

Itu tidak betul. Kamu boleh berpendapat demikian. Karena isi yang kamu miliki itu, sangat berarti Bagi sejarah perjuangan, saya sebagai warga Negara Punya hak 

menyelamatkannya. Berapa harga yang Kau minta. Satu milyar, Dua milyar atau sebut saja.

ISTERI

Dan hutan serta gunung-gunung yang kamu maksud, Kalau memang akan dijual, akan kami beli.

PEJUANG TIGA

Inilah yang disebut kemerdekaan. ALUH BUNGSU

Kita jadi kaya, ayah. UTUH BATUNG

Boleh saja lihat istrinya ? LELAKI

Apapun yang ibu minta saya akan patuhi. Saya selalu patuh pada ibu Halimah, sebagai ibu komandan Mardut yang kami cintai.

PEJUANG SATU

Ibu komandan yang baik. Ibu Halimah, si Macan Betina dari Hulu Sungai. Mari bu, silahkan.

LELAKI

Semuanya saja, yang penting bagi semua mantan Grilyawan. KOMANDAN

Kuperingatkan. Kalau memang mau dijual, jangan sampai kalian ganggu isinya. LELAKI

Sebelum dijual, perlu diperiksa keasliannya pak.

AJUDAN atau DISEBUT PEJUANG DUA, MUNCUL BERSAMA PUTERI. AJUDAN

Apakah saya tidak bermimpi ? PEJUANG TIGA Dukmar ! PEJUANG SATU Merdeka ! AJUDAN Kalimantan. Merah IBU Putih. Belanda !

PEJ. SATU, TIGA, DUA Kafir !

IBU

Mata-mata

PEJ. SATU, TIGA, DUA

sumbalih. merdeka ! Bum maladum Senapang masin Mandantum Musuh harus dihukum gantung 2 X

AJUDAN Wah,wah

( SAMBIL MENYALAMI ) Tidak disangka.

IBU

Kupikir engkau temukan peti keramat itu, Kemudian jadi orang kaya. AJUDAN

Dugaan saya sngguh tepat. Peti keramat yang kita cari cari itu, sudah terkubur oleh waktu.

LELAKI

Tapi nyatanya peti itu ada disini. Jatuh ketangan orang Asing. UTUH BATUNG

Kamu jadi orang hebat, Dukmar. AJUDAN

Berkat jasa baik komandan kita. PEJUANG SATU

Komandan kita ?

KOMANDAN( SEGERA MEMUTUS ) Cepat kamu taruh, berapa harganya. IBU

Dan anak gadis ini, puterimu ? KOMANDAN

Dia satu satunya anak kandung saya. PUTERI

Tak ada orang lain. Beliau papi saya. IBU

Sebentar 

( MENCARI SESUATU DIDLAM KERANJANG SAMBIL MENGOMENTARI. BEBERAPA BENDERA DIURAKKAN, SAMBIL MENYEBUT NAMA PASUKAN YANG DIINGAT DAN DIKENALNYA )

Hampir semua bendera pasukan ada disini. Dan ini, ALRI DIVISI EMPAT PERTAHANAN KALIMANTAN. O,ya, catatan itu

(IA BERNAFSU MENDAPATKANNYA. AHIRNYA IA TEMUKAN DAN IA

PERHATIKAN LEMBARAN LEMBARAN YANG ADA DITANGANNYA, LALU IA PANGGIL PUTERANYA )

Jantan.

PUTERA ( MENDEKAT ) Ada apa itu ?

IBU

Tolong kamu bacakan yang ini ( MEMBERIKAN ) PUTERA

Baik bu.

( MEMULAI MEMBACA )

Buat sementara jabatan komandan, diserahkan Kepada Utuh Batng. IBU

Oh, bukan itu. Barangkali yang ini

( MEMBERIKAN LEMBARAN YANG LAIN, DAN MENGAMBIL LEMBARAN YANG SUDAH ADA DITANGAN PUTERANYA )

Yang ini sambungnya. Dan akan dibaca juga. O, ya. Saya lupa. Saya kenalkan, ini

namanya Jantan. Seorang Insinyur kehutanan. Dia barusan datang ke Kalimantan mencari kedua orang tuanya. Dia ini satu satunya putera saya dengan pak Mardut. Ia dilahirkan sebelum perang bergolak. Dia putera saya, yang lahir sebelum ayahnya Mardut terkena tembak di ari-ari.

UTUH BATUNG

O, jadi dia, yang dijaman perang tempo dulu, Ibu Halimah titipkan sama pengusaha ? PUTERA

Saya dibesarkan dipulau Jawa. Saya di asuh dan disekolahkan oleh orang tua angkat saya. Sempat mengecap pendidikan di Negeri Belanda.

UTUH BATUNG

Wah, wah. Luar biasa. Sudah berkeluarga ? PUTERA

Bellum.

UTUH BATUNG

Anak bujangan rupanya. Sungguh beruntung.O, ya, saya punya seorang gadis yang lahir  diTengah hutan. Waktu itu perang terus berkecamuk. Saya selalu

menggendongnya, sambil menembaki musuh, dan dia teap selamat. Namanya Aluh Bungsu

Ayo berkenalan.

ALUH BUNGSU ( AGAK MALU MALU SAMBIL BERSALAMAN) PUTERA( DALAM BERPEGANG TANGAN )

 Namanya ?

ALUH BUNGSU ( AGAK MALU MALU DAN TERSIPU SIPU ) Aluh Bungsu.

PUTERA

Siapa ? Ulangi sekali lagi. UTUH BATUNG

Dia puteri saya paling bungsu. Karena itu kunamakan dia si Bungsu. Tapi teman teman seperjuangan menyebutnya,

LELAKI Aluh Bungas. PUTERA

Dan saya Jantan. Mudah di ingat kan ?

PUTERI ( TAK MAU KETINGGALAN. DENGAN LINCAHNYA IA KENALKAN DIRINYA, DENGAN MENGULURKAN TANGAN )

Saya Nora. Lengkapnya Noralita. IBU

Bapak itu, ayahmu ? PUTERI

Beliau papi saya. KOMANDAN

Dia anak tunggal saya. IBU

Begitu ? Masih bisa punya anak ? ISTERI

Apa pula maksudmu ?

IBU ( TAK PERDULI DAN MEMINTA JANTAN AGAR MENERUSKAN MEMBACA )

Coba kamu baca yang ini. PUTERA

EMPAT PERTAHANAN KALIMANTAN, Belanda jadi kalap. Pertempuran terus terjadi dimana-mana. Satu pertempuran sengit, antara pasukan komandan Mardut denngan

Belanda, terjadi didaerah Selatan.

Mardut yang bahu membahu dengan bininya bernama Halimah, akhirnya terkena tembak   juga. Satu peluru bersarang di ari-ari Mardut. Halimah bininya telah membawa mundur 

ketempat persembunyian dan merawatnya. Jabatan komandan sementara, diserahkan kepada,………

PEJ.SATU, TIGA Utuh Batung.

PUTERA

Betul. Diserahkan kepada Utuh Batung. Tiga orang anak buah Mardut yang paling setia, Tuhalus, Tuganal dan

PEJUANG TIGA Dukmar. Betul itu.

PUTERA ;

Boleh saya teruskan. PEJUANG SATU

Terus. Itu cerita benar dan mengasyikan. PUTERA

Ketiga orang ank buah yang amat setia itu, meneruskan perkelahian dengan gagah berani. Pejabat sementara komandan, yakni Utuh Batung, tak pernah gentar ditengah hujan

 peluru, sekalipun Uth Batung sambil menggendong puterinya yang kehilangan ibunya. Terus,

IBU

Dan lembaran ini

( MENYERAHKAN LEMBARAN YANG LAN ) PUTERA

Komandan Mardut akhirnya menderita lumpuh. Isterinya Bininya Halimah yang bergelar  Mancan Batina, telah menyembunyikannya didalam hutan sambil mencarikanmakan se hari hari. Akibat peluru yang bersarang di ari-ari, komandan Mardut selain mengalami kelumpuhan juga menyebabkan,……..

KOMANDAN

Cukup sampai disitu. Sekarang terus harga, berapa ? LELAKI

Saya tidak akan menaruh harga, sebelum sipembeli tahu isi yang sebenarnya. Dan sekarang harus kita manfaatkan orang pinter yang ada dihadapan kita.

IBU

Begitu banyak isinya. Dan ini ( MENGAMBIL PISTOL )

O…ya, ini memang pusaka. Dibuat sendiri oleh orang dari Negara Hulu Sungai. Masih  bagus, dan pelurunya juga lengkap.

( MENODONGKAN KEBEBERAPA ARAH ) Berapa orang saja yang mati lewat pistol saya ini. ( MENDEKATI KOMANDAN )

Kamu bukan Mardut, kan ? Kenapa begitu bernafsu ingin memiliki dokumen ini. Mau dibakar ?

PEJUANG DUA

Siapa yang meragukan bos saya, sebagai seorang pejuang. Beliaulah Mardut suaminya bu Halimah, yang dijaman perang, adalah komandan kita.

PEJUANG TIGA Apa, iya ?

ALUH BUNGSU

Disini tak ada yang bernama Mardut. PEJUANG DUA

Siapa yang bilang. ALUH BUNGSU  Nyonya itu.

PEJUANG ATU

Saya yakin, bahwa saya tidak salah alamat. Siapa yang tidak kenal dengan milyoner  Mardut.

IBU

Apa kamu tidak salah Dukmar ? PEJUANG DUA

Karena saya dianggap sebagai anak buah yang paling setia, lalu saya diangkat sebagai  pendamping beliau.

PEJUANG TIGA

Juga saya. Karena rasa kesetiaanlah, menyebabkan saya meninggalkan desa, dan ingin menemui mantan komandan.

Kalau bosmu itu betul Mardut yang terkena peluru di ari arinya, maka gadis ini, tak  mungkin puteri kandungnya.

PUTERI

Ibu jangan mengigau. IBU

Ibu tidak mengigau, nak. Ibu lebih tahu kelaki-lakian lelaki Mardut. KOMANDAN

Hentikan omong kosong itu ! PUTERI

Mami, apa benar, yang diomongkan ibu tua itu ? KOMANDAN

Saya minta agar kalian tinggalkan rumah saya ini ! PUTERI

Kenapa mami diam saja ? Bicaralah……/ mami ( MENANGIS )

ISTERI

Kalian telah menghancurkan jiwa anak saya. Kalian biadab ! LELAKI

Kita harus sanggup menerima akibat dari kebenaran. Ini baru permulaan dari ungkapan sejarah, dan cuma secuil. Isi keranjang ini akan membongkar habis rahasia orang ternama di Negara ini.

PUTERI Mami

( TERUS MENANGIS ) ISTERI

 Nora anakku. Nora memang anak mami. Anak kandung. PUTERI

Tapi siapa ayah Nora yang benar ? IBU

Hanya mamimu sendiri yang bisa menjawab. PUTERI( MASIH MENANGIS )

ISTERI ( TETAP TERDIAM ) KOMANDAN

Rumah tangga kami jadi kacau ! Sebagai pigur pejuang seperti kalian, tidak selayaknya menghancurkan rumah tangga kami.

IBU

Bagi saya, lebih baik hancur rumah tangga, dari pada Negara hancur berantakan. KOMANDAN

Sudah Nora. Kamu memang anak kandung papi. PUTERI

Bohong ! Papi berbohong ! Papi bukan ayah kandung Nora ! KOMANDAN

 Nora tidak boleh menyakiti hati papi. IBU

Sudah saatnya, menumpas kebohongan dan ke pura puraan. Kita mantan pejuang, sebentar lagi akan masuk liang kubur.

Jadi sudah seharusnya kita wariskan yang bagus bagus itu. Nyonya sungguh beruntung, menompreng kenyamanan lewat seorang pengusaha sukses. Mencicipi isi syorga, tampa  berjuang seperti kami. Tapi sayang Nyonya sudah lupa diri, lupa mensyukuri nikmat

Tuhan. Bahkan sampai hati mendustai dan menodai kemerdekaan selama ini, dengan memainkan sandiwara yang bertemakan penghianatan.

ISTERI (BERANG)

Jangan sembarangan. Omonganmu kotor dan memfitnah ! IBU

Tanya Suamimu, apakah kamu seorang yang jujur. Dan suamimu juga banyak dosa, karena membiarkan orang-orang dibelakangnya. Kasihan anakmu yang masih remaja. Telah kau wariskan ketidak jujuran kepada puterimu yang sebenarnya akan menjadi generasi pewaris. Kamu harus katakan sendiri, siapa ayah kandung puterimu.

PUTERI(MENAHAN TANGISNYA DAN MASIH TERSEDU-SEDU) Ya ,mami harus  jujur pada Nora. Nora siap menerimanya.

PEJUANG DUA (SECARA TIBA-TIBA) Sayalah ayah kandungnya.

SEMUANYA (JADI KAGET)

KOMANDAN (MENEKAN RASA MARAHNYA, KEMUDIAN DENGAN GERAM IA MEMBELAKANGI ORANG-ORANG)

PEJUANG TIGA

Sama dengan pagar makan tanaman. PUTERI

Mami, benarkah om Dukmar, papi kandung Nora ? ISTERI

Ibu berbuat, karena, KOMANDAN

Tidak usah ngomong ! Memalukan !

(DENGAN TIBA-TIBA MENEMBAK ISTERI. DAN SI ISTERI MENGERANG DAN TERHUYUNG-HUYUNG)

PEJUANG DUA JADI KAGET DAN MERANGKUL ISTERI DISAMPING TANGIS PUTERI. ISTERI TERKULAI DAN MATI)

PEJUANG DUA ( GERAMNYA TERTUJU PADA KOMANDAN ) Bos tembak dia ?

MENODONGKAN PISTOLNYA INGIN MENEMBAK. IBU YANG DARI TADI MEMEGANG PISTOL CEPAT BERTINDAK DENGAN MELETUSKAN

PELURUNYA PADA PEJUANG DUA . PEJUANG DUA MATI SEKETIKA PEJUANG TIGA

Dua mati, yang lainnya selamat.

PEJUANG SATU ( SIKAP SEORANG KOMANDAN BARISAN ) Semuanya. Kepada komandan beri hor…..mat !

KOMANDAN ( MENDEKATI IBU DAN MENGAMBIL PISTOL DITANGAN YANG TERKULAI )

Jangan merasa bersalah. Halimah, tekad juangmu, telah kau tegakkandengan benar. Orang seperti dia, sama

Dengan musuh dijaman perang. Dan orang seperti itu, harus dibunuh ! saya bertanggung  jawabatas kematian dua orang ini. ( MENDEKATI JANTAN ) Maafkan ayah.

PUTERA Ayah

( MERANGKUL )

KOMANDAN ( MENGGANDENG JANTAN DAN MENDEKATI PUTERI ) Nora , ………Nora akan selamanya menjadi anak papi. Nora…..jantan

JANTAN Ya, papi.

KOMANDAN

Ayah akan menanggung semua resiko. Selama ayah berurusan dengan hukum dan mungkin juga penjara, tinggalah dirumah ini. Dan ibumu harus kau jaga sambil menunggu ayah kembali.

Dan bagi Utuh Halus, Utuh Ganal, Utuh Batung dan kau yang berjasa dlam

menyelamatkan harta sejarah….,kuang- kat kembali sebagai pasukan penyelamat rumah tangga disini.

ALUH BUNGSU

Ayah, inilah hati nurani yang benar ayah. UTUH BATUNG

Inilah artinya kemerdekaan. LELAKI

Bukan semu, tapi nyata. HALIMAH

Mardut. Tawaran untukku, kembali tinggal serumah, sebagai suami isteri…..rasanya ingin kupertimbangkan lagi.

KOMANDAN Halimah

(hampir berbarengan dengan kekagetan yang lain)

Halimah, secara jujur, ucapanku itu, berdasarkan sentuhan cinta bukan mengada-ada. Aku malu dan kurang adil bila aku sendiri yang kaya, sementara prajurit yang mengangkat namaku sebagai pahlawan perang, kubiarkan hidup dibarisan kemiskinan. Kekayaanku adalah kekayaan kalian. Dan………..kau, tidak boleh menolaknya.

NORA ( SETELAH MEMANDANGI IBU, LALU MERANGKULNYA ) Ibu…………. KOMANDAN (KEPADA PARA BODYGUARD )

Selanjutnya untuk kalian…..Maaf kalau hasil jerih payahku, sudah tak mampu lagi membayar tenaga kerja kalian. Upah kalian telah menyita banyak uangku, tanpa kalian merasa berhutang budi pada saya. Sikap pamrihmu, sangat menyakitkan hati. Untuk itu, mulai hari ini, saya bebas tugaskan.

( SEMUA BODYGUARD TERKEJUT DAN INGIN PROTES, TAPI TIBA-TIBA TERDENGAR GENDERANG ORANG GILA )

komplotan yang perlu dicurigai yang kemungkinan besar ingin membangun sebuah negara yang bernafsu membuang niali…perjuangan bangsa…..

( GENDERANG )

 pagat cerita, timbul cerita. Mana itu peti ! peti itu mana ? kurang faham ?

 peti yang saya cari itu, adalah peti keramat, peti dengan isinya yang keramat ! paham atau tidak ! Baik ! pasukan………masuuuk !

ORANG ORANG ( DENGAN LANGKAH DAN LAKU YANG LEBIH UNIK, MENGHADAP DAN SIAP MELAKUKAN PERINTAH )

SI GILA

Lacak dan geledah seluruh isi rumah ini. Cari sampai dapat, harta karun yang keramat itu !

ORANG ORANG ( MENYEBAR MASUK DAN TAK LAMA MUNCUL MENGGOTONG PETI )

SI GILA

Itu dia. Betul itu dia peti kita. Dan itu……

( MELIHAT LELAKI MAU MERAMPAS ISINYA, TAPI DIREBUT DULUAN OLEH ANGGOTA PASUKAN SI GILA )

Jangan biarkan. Rampas saja. Ya. Masukkan ke asalnya. ORANG ORANG

Ini semua bukti perang. Karena bukti inilah yang bikin sebab kalian baku tembak.  Nah, demi keselamatan orang- orang yang ingin mengatur, menata negara dan

kerukunan rakyatnya, semua harta karun ini akan kami museumkan di negeri kami yang tak pernah punya nama. Pasukan…….

KOMANDAN Pengawal

( TERANGSANG EMOSI INGIN MEREBUTNYA, LALU MEMERINTAHKAN BODYGUARD, MEREBUTNYA )

Pertahankan peti keramat itu !

BODYGUARD MEMBERI KODE TEMANNYA, LALU MAJU SEPERTI SIAP MENEMBAK 

SI GILA

Karena peti keramat itu milik kita, kalian harus pertahankan sampai titik darah yang  penghabisan. Lawan mereka.

Dalam dokumen Contoh Naskah Drama 20 Orang Pemain (Halaman 28-45)

Dokumen terkait