• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian Kesatu Penerbitan dan Manajemen Risiko Paragraf 1 Kartu Kredit

Dalam dokumen Sistem Pembayaran Non Tunai (Halaman 36-62)

15 Pasal 14

11/11/PBI/2009

Pemberian Kartu Kredit oleh Penerbit Kartu Kredit wajib didasarkan atas permohonan yang telah ditandatangani calon Pemegang Kartu.

Yang dimaksud dengan “tanda tangan” dalam paragraf ini adalah tanda tangan basah atau tanda tangan elektronik.

Tanda tangan basah dari calon Pemegang Kartu diperlukan bagi calon Pemegang Kartu yang untuk pertama kalinya mengajukan permohonan Kartu Kredit pada Penerbit, dan Penerbit tersebut sama sekali belum pernah mempunyai data tentang calon Pemegang Kartu tersebut (Customer Information File/CIF). Persyaratan tersebut diperlukan sebagai bagian dari perlindungan kepada calon Pemegang Kartu.

Tanda tangan dalam bentuk lainnya seperti tanda tangan elektronik dapat dipersyaratkan jika Penerbit telah mempunyai data Pemegang Kartu misalnya untuk pemberian Kartu Kredit yang bersifat add-on, up-grade, atau conversion.

Yang dimaksud dengan “add-on” adalah pemberian Kartu Kredit yang kedua dan seterusnya kepada Pemegang Kartu yang sama.

Yang dimaksud dengan “up-grade” adalah peningkatan fasilitas kartu seperti dari silver ke gold.

Yang dimaksud dengan “conversion” adalah pengubahan fasilitas Kartu Kredit dari satu jenis fasilitas ke fasilitas lainnya, seperti dari silver card ke clear card. Dalam mengimplementasikan tanda tangan elektronik, Penerbit harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia mengenai informasi dan transaksi elektronik.

16 Pasal 15 14/2/PBI/2012

(1) Penyelenggaraan Kartu Kredit oleh Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelenggara Kliring dan/atau Penyelenggara Penyelesaian Akhir yang berupa Bank wajib menerapkan manajemen risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai manajemen risiko.

Yang dimaksud dengan ”manajemen risiko” dalam ayat ini antara lain manajemen risiko likuiditas, manajemen risiko kredit, manajemen risiko operasional dan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut Penerbit atau Acquirer diharuskan juga memiliki kesiapan finansial untuk memenuhi

29

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

kewajiban pembayaran yang mungkin timbul dalam hal terjadi kejahatan Kartu Kredit.

(2) Penyelenggaraan Kartu Kredit oleh Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelenggara Kliring dan/atau Penyelenggara Penyelesaian Akhir yang berupa Lembaga Selain Bank mengacu pada ketentuan manajemen risiko untuk Lembaga Selain Bank.

(3) Dalam hal belum terdapat ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko untuk Lembaga Selain Bank sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2), maka penerapan manajemen risiko bagi Lembaga Selain Bank tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai manajemen risiko.

16A Pasal 15A 14/2/PBI/2012

(1) Dalam menerapkan manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 (Paragraf 16 dalam kodifikasi ini), Penerbit Kartu Kredit wajib menerapkan manajemen risiko kredit dengan memperhatikan paling kurang hal-hal sebagai berikut:

a. batas minimum usia calon Pemegang Kartu;

b. batas minimum pendapatan calon Pemegang Kartu;

c. batas maksimum plafon kredit yang dapat diberikan kepada Pemegang Kartu;

d. batas maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan fasilitas Kartu Kredit

e. batas minimum pembayaran oleh Pemegang Kartu.

Persyaratan batas minimum usia, batas minimum pendapatan, batas maksimum plafon kredit, batas maksimum jumlah Penerbit yang dapat memberikan fasilitas Kartu Kredit, dimaksudkan agar Pemegang Kartu bijak menggunakan Kartu Kredit sebagai alat pembayaran yang dananya bersumber dari kredit serta penggunaannya sesuai dengan kemampuan bayar.

Batas minimum usia calon Pemegang Kartu dibuktikan dengan dokumen identitas resmi, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), atau paspor.

Batas minimum pendapatan calon Pemegang Kartu harus dibuktikan dengan dokumen resmi yang menunjukkan batas minimum pendapatan yang bersangkutan dan dimintakan pada saat calon Pemegang Kartu mengajukan aplikasi.

Yang dimaksud dengan “minimum pendapatan” adalah pendapatan setelah dikurangi kewajiban antara lain pajak, dan pembayaran utang kepada pemberi pekerjaan (take home pay).

Termasuk sebagai dokumen resmi seperti slip gaji, bukti setoran pajak, atau dokumen lainnya yang menunjukkan pendapatan.

(2) Dalam rangka penerapan manajemen risiko kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, Penerbit Kartu Kredit wajib melakukan pembaruan data Pemegang Kartu.

Pada saat pembaruan data Pemegang Kartu, Penerbit antara lain meminta dokumen resmi yang menunjukkan pendapatan Pemegang Kartu yang bersangkutan.

30

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/17/DASP 2012

Romawi VII.B.2

(3) Dalam hal Pemegang Kartu mempunyai pendapatan tertentu tiap bulan di atas batas minimum pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Penerbit dapat memberikan plafon kredit dan jumlah Kartu Kredit sesuai dengan analisis risiko Penerbit.

Pemegang Kartu Kredit yang mempunyai pendapatan di atas nilai tertentu dipandang telah mempunyai kemampuan pembayaran atas tagihan utang Kartu Kredit sehingga pemberian batasan plafon kredit dan jumlah Kartu Kredit diserahkan kepada analisis Penerbit (risk appetite Penerbit).

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula untuk pemberian fasilitas Kartu Kredit yang dijamin:

a. oleh pihak lain, termasuk perusahaan atau korporasi Pemegang Kartu; dan/atau

b. simpanan Pemegang Kartu pada Penerbit.

Dalam pengertian Kartu Kredit yang dijamin oleh perusahaan atau korporasi Pemegang Kartu tidak termasuk Kartu Kredit yang diberikan Penerbit kepada dan dibayar oleh perusahaan (corporate card).

(5) Batas minimum usia calon Pemegang Kartu, batas minimum pendapatan calon Pemegang Kartu, batas maksimum plafon kredit, batas maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit, batas minimum pembayaran oleh Pemegang Kartu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dan tata cara pembaruan data Pemegang Kartu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Surat Edaran Bank Indonesia.

1. Dalam rangka penerapan manajemen risiko, Penerbit Kartu Kredit waib menerapkan manajemen risiko kredit dengan memperhatikan paling kurang hal-hal sebagai berikut:

a. Batas minimum usia calon Pemegang Kartu Kredit 1) Kartu Kredit utama

Batas minimum usia calon Pemegang Kartu Kredit utama adalah 21 (dua puluh satu) tahun atau telah kawin.

2) Kartu Kredit tambahan

Batas minimum usia calon Pemegang Kartu Kredit tambahan adalah 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin.

b. Batas minimum pendapatan calon Pemegang Kartu Kredit

Batas minimum pendapatan tiap bulan calon Pemegang Kartu Kredit utama adalah Rp 3.000.000,00 (tiga juta Rupiah). Pendapatan calon Pemegang Kartu Kredit dibuktikan dengan bukti pendapatan dari instansi atau perusahaan pemberi kerja tempat calon Pemegang Kartu Kredit bekerja. Dalam hal calon Pemegang Kartu Kredit tidak dapat menunjukkan bukti pendapatan, maka pendapatan calon Pemegang Kartu Kredit dapat dibuktikan dengan dokumen lainnya seperti bukti setoran pajak.

31

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/17/DASP 2012 Romawi VII.B.7 SE 14/17/DASP 2012 Romawi VII.B.3 – VII.B.6

Pendapatan tiap bulan yang dapat dijadikan pertimbangan Penerbit Kartu Kredit adalah pendapatan setelah dikurangi kewajiban antara lain pajak dan pembayaran utang kepada pemberi pekerjaan (take home pay).

Dalam menganalisis batas minimum pendapatan calon Pemegang Kartu Kredit, Penerbit Kartu Kredit dapat memperhitungkan pendapatan lain (surrogate income) dari calon Pemegang Kartu Kredit.

c. Batas maksimum plafon kredit yang dapat diberikan oleh seluruh Penerbit Kartu Kredit.

Batas maksimum plafon kredit yang dapat diberikan oleh seluruh Penerbit Kartu Kredit secara kumulatif kepada 1 (satu) Pemegang Kartu Kredit adalah sebesar 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan. Contoh penghitungan batas maksimum plafon kredit mengacu pada contoh 6 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. (Contoh 9 pada Lampiran 9 pada kodifikasi ini).

d. Batas maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan fasilitas Kartu Kredit

Batas maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan fasilitas Kartu Kredit untuk 1 (satu) Pemegang Kartu Kredit adalah 2 (dua) Penerbit Kartu Kredit. Pembatasan jumlah Penerbit Kartu Kredit ini tetap berlaku meskipun total plafon kredit dari kedua Penerbit Kartu Kredit belum mencapai batas maksimum plafon kredit yang dapat diterima oleh Pemegang Kartu Kredit. Contoh pembatasan jumlah Penerbit Kartu Kredit dalam pemberian fasilitas Kartu Kredit mengacu pada contoh 7 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. (Contoh 10 pada Lampiran 10 pada kodifikasi ini).

2. Penerbit Kartu Kredit wajib menetapkan persentase minimum pembayaran oleh Pemegang Kartu Kredit paling kurang sebesar 10% (sepuluh persen) dari total tagihan. Untuk pembayaran dengan minimum 10% (sepuluh persen) dari total tagihan atau lebih tetapi tidak penuh, Penerbit Kartu Kredit harus mengalokasikan pembayaran tersebut untuk biaya dan denda apabila ada, dan sisanya paling kurang sebesar 60% (enam puluh persen) untuk pemenuhan kewajiban pokok transaksi. Contoh penghitungan alokasi pembayaran mengacu pada contoh 8 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. (Contoh 11 pada Lampiran 11 pada kodifikasi ini).

3. Penerbit Kartu Kredit wajib memastikan bahwa calon Pemegang Kartu Kredit dan Pemegang Kartu Kredit memiliki maksimum plafon kredit dan maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit sebagaimana dimaksud pada butir 2.c dan butir 2.d (butir 1.c dan butir 1.d dalam kodifikasi ini).

32

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/27/DASP 2012

No. 1

4. Pembatasan sebagaimana dimaksud pada butir 2.c dan butir 2.d (butir 1.c dan butir 1.d dalam kodifikasi ini) tidak berlaku bagi calon Pemegang Kartu Kredit dan Pemegang Kartu Kredit yang memiliki pendapatan di atas Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) tiap bulan.

Penetapan batas maksimum plafon kredit dan jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan fasilitas Kartu Kredit bagi calon Pemegang Kartu Kredit dan Pemegang Kartu Kredit yang memiliki pendapatan di atas Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) tiap bulan dilakukan oleh Penerbit Kartu Kredit dengan memperhatikan risk

appetite masing-masing Penerbit Kartu Kredit.

5. Dalam rangka penerapan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 (angka 1 pada kodifikasi ini), Penerbit Kartu Kredit wajib melakukan pengkinian data Pemegang Kartu Kredit, pada saat: a. kualitas kredit Pemegang Kartu Kredit menunjukkan penurunan; b. Penerbit Kartu Kredit memproses kenaikan plafon kredit; atau c. sewaktu-waktu apabila diperlukan.

6. Berdasarkan hasil pengkinian data, Penerbit Kartu Kredit wajib melakukan:

a. penyesuaian plafon kredit dan jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan Kartu Kredit untuk Pemegang Kartu Kredit yang memiliki pendapatan tiap bulan Rp 3.000.000,00 (tiga juta Rupiah) sampai dengan Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah); atau b. pengakhiran dan/atau penutupan Kartu Kredit untuk Pemegang

Kartu Kredit yang tidak memenuhi batas minimum usia dan/atau memiliki pendapatan di bawah Rp 3.000.000,00 (tiga juta Rupiah). Dalam melakukan penyesuaian plafon kredit dan jumlah Kartu Kredit, Penerbit Kartu Kredit wajib bekerjasama dengan Penerbit Kartu Kredit lainnya untuk melakukan negosiasi dengan Pemegang Kartu Kredit. Dalam hal negosiasi dengan Pemegang Kartu Kredit tidak menghasilkan keputusan atau kesepakatan, Penerbit Kartu Kredit dan/atau Pemegang Kartu Kredit dapat berkonsultasi dengan Bank Indonesia.

Teknis penyesuaian dan tata cara konsultasi dengan Bank Indonesia akan diatur tersendiri dalam Surat Edaran Bank Indonesia.

7. Penyesuaian Kepemilikan Kartu Kredit:

a. Dalam rangka melakukan identifikasi terhadap Pemegang Kartu Kredit yang memenuhi kriteria pembatasan minimum usia, minimum pendapatan tiap bulan, maksimum plafon kredit, dan maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan fasilitas Kartu Kredit, setiap Penerbit Kartu Kredit wajib menyampaikan seluruh data Pemegang Kartu Kredit kepada asosiasi Penerbit Kartu Kredit.

b. Asosiasi Penerbit Kartu Kredit melakukan kompilasi seluruh data Pemegang Kartu Kredit yang telah disampaikan oleh Penerbit Kartu Kredit, melakukan identifikasi dan memilah data Pemegang Kartu Kredit berdasarkan kriteria batas minimum usia, batas minimum pendapatan tiap bulan, batas maksimum plafon kredit yang dapat diberikan, dan batas maksimum jumlah Penerbit Kartu Kredit yang dapat memberikan fasilitas Kartu Kredit.

33

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

c. Asosiasi Penerbit Kartu Kredit menyampaikan secara tertulis hasil identifikasi dan pemilahan sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada seluruh Penerbit Kartu Kredit terkait.

d. Berdasarkan hasil identifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c, Penerbit Kartu Kredit wajib melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Menutup dan/atau mengakhiri penggunaan Kartu Kredit yang

dimiliki oleh Pemegang Kartu Kredit dengan kriteria sebagai berikut:

a) Pemegang Kartu Kredit tidak memenuhi batas minimum usia yang dipersyaratkan, yaitu:

1. 21 (dua puluh satu) tahun atau telah kawin untuk Pemegang Kartu Kredit utama.

2. 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin untuk Pemegang Kartu Kredit tambahan.

b) Pemegang Kartu Kredit memiliki pendapatan tiap bulan kurang dari Rp3.000.000,00 (tiga juta Rupiah); dan/atau c) Pemegang Kartu Kredit memiliki Kartu Kredit lebih dari 2

(dua) Penerbit Kartu Kredit yang diantaranya terdapat Kartu Kredit dengan kualitas macet, diragukan, atau kurang lancar sesuai ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kualitas aktiva produktif. Penutupan dan/atau pengakhiran penggunaan Kartu Kredit berkualitas macet, diragukan, atau kurang lancar tersebut dilakukan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia ini, atau sesuai dengan kesepakatan antar Penerbit Kartu Kredit;

2) Menyesuaikan total plafon Kartu Kredit yang dimiliki Pemegang Kartu Kredit apabila total plafon tersebut lebih dari 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan Pemegang Kartu Kredit. Penyesuaian plafon Kartu Kredit dapat dilakukan sesuai metode penyesuaian plafon Kartu Kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan ini, atau sesuai kesepakatan antar Penerbit Kartu Kredit;

3) Memberitahukan secara tertulis kepada Pemegang Kartu Kredit untuk memilih Kartu Kredit yang akan tetap digunakan dan yang akan ditutup dan/atau diakhiri penggunaannya apabila Pemegang Kartu Kredit memperoleh fasilitas Kartu Kredit lebih dari 2 (dua) Penerbit Kartu Kredit. Pemberitahuan tertulis kepada Pemegang Kartu Kredit tersebut dapat dilakukan melalui koordinasi asosiasi Penerbit Kartu Kredit;

4) Apabila Pemegang Kartu Kredit tidak menyampaikan pilihan Kartu Kredit yang akan tetap digunakan dan yang akan ditutup dan/atau diakhiri penggunaannya, maka Penerbit Kartu Kredit wajib melakukan negosiasi dengan Penerbit Kartu Kredit terkait;

5) Apabila negosiasi sebagaimana dimaksud pada angka 4) tidak menghasilkan kesepakatan, Pemegang Kartu Kredit atau Penerbit Kartu Kredit dapat mengajukan permohonan konsultasi kepada Bank Indonesia. Pengajuan konsultasi kepada Bank Indonesia dapat dilakukan melalui koordinasi asosiasi Penerbit Kartu Kredit.

34

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/27/DASP 2012

No. 3

e. Penyelesaian Tagihan Kartu Kredit

1) Terhadap Kartu Kredit yang telah ditutup dan/atau diakhiri penggunaannya, Pemegang Kartu Kredit tetap berkewajiban menyelesaikan tagihan Kartu Kredit berdasarkan tata cara dan mekanisme penyelesaian tagihan Kartu Kredit yang ditetapkan Penerbit Kartu Kredit.

2) Penetapan tata cara dan mekanisme penyelesaian tagihan Kartu Kredit sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus memenuhi cara-cara yang tidak merugikan Pemegang Kartu Kredit, antara lain:

a) tidak memperhitungkan tambahan bunga, biaya, dan denda selama dalam masa penyelesaian tagihan Kartu Kredit; b) menetapkan jangka waktu penyelesaian tagihan dan nilai

angsuran tiap bulan secara wajar sesuai besarnya tagihan Kartu Kredit yang harus diselesaikan; dan

c) menggunakan cara pembayaran penyelesaian tagihan yang disepakati oleh Pemegang Kartu Kredit.

8. Metode Penyesuaian Kepemilikan Kartu Kredit

Dalam melakukan penyesuaian kepemilikan Kartu Kredit, baik di tahap negosiasi antar Penerbit Kartu Kredit maupun konsultasi, asosiasi Penerbit Kartu Kredit dan Penerbit Kartu Kredit dapat mengacu pada metode penyesuaian sebagai berikut:

a. Penyesuaian Kartu Kredit Berdasarkan Kualitas Kredit dan Masa Perolehan Kartu Kredit

1) Apabila dari seluruh Kartu Kredit memiliki kualitas kredit tidak sama maka penutupan dan/atau pengakhiran penggunaan Kartu Kredit diprioritaskan terhadap Kartu Kredit yang memiliki kualitas terendah/terburuk. Penyesuaian Kartu Kredit berdasarkan kualitas kredit sebagaimana contoh 1 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. (Contoh 1 pada Lampiran 1 dalam kodifikasi ini)

2) Apabila dari seluruh Kartu Kredit memiliki kualitas kredit yang sama, maka penutupan dan/atau pengakhiran penggunaan Kartu Kredit diprioritaskan terhadap Kartu Kredit yang terakhir diperoleh Pemegang Kartu Kredit. Penyesuaian Kartu Kredit berdasarkan masa perolehan Kartu Kredit sebagaimana contoh 2 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. (Contoh 2 pada Lampiran 2 dalam kodifikasi ini)

b. Penyesuaian Plafon Kartu Kredit

Dalam hal Pemegang Kartu Kredit memiliki total plafon kredit melebihi 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan (take home pay), maka penyesuaian atas jumlah plafon kredit dilakukan secara proporsional. Penyesuaian total plafon kredit secara proporsional sebagaimana contoh 3 dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. (Contoh 3 dalam Lampiran 3 dalam kodifikasi ini)

35

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/27/DASP 2012 No. 4 SE 14/27/DASP 2012 No. 5.a – 5.c

9. Pengawasan dan Laporan Perkembangan Penyesuaian Kartu Kredit a. Dalam rangka monitoring pelaksanaan penyesuaian kepemilikan

Kartu Kredit:

1) Asosiasi Penerbit Kartu Kredit melaporkan kepada Bank Indonesia:

a) hasil identifikasi data Pemegang Kartu Kredit sebagaimana disampaikan kepada seluruh Penerbit Kartu Kredit terkait; dan

b) perkembangan penyesuaian kepemilikan Kartu Kredit oleh Penerbit Kartu Kredit yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh asosiasi Penerbit Kartu Kredit.

2) Penerbit Kartu Kredit wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Bank Indonesia mengenai pelaksanaan kesepakatan hasil konsultasi yang paling kurang memuat:

a) pelaksanaan penyesuaian kepemilikan Kartu Kredit;

b) perkembangan penyelesaian kewajiban Pemegang Kartu Kredit yang ditutup dan/atau diakhiri Kartu Kreditnya; dan c) kendala atau permasalahan apabila ada dan upaya yang

telah dilakukan oleh Penerbit Kartu Kredit.

b. Laporan hasil identifikasi data Pemegang Kartu Kredit sebagaimana dimaksud pada butir a.1)a) disampaikan kepada Bank Indonesia segera setelah asosiasi Penerbit Kartu Kredit menyelesaikan identifikasi data Pemegang Kartu Kredit.

c. Laporan perkembangan penyesuaian kepemilikan Kartu Kredit oleh asosiasi Penerbit Kartu Kredit sebagaimana dimaksud pada butir a.1)b) dan laporan pelaksanaan kesepakatan hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada butir a.2) wajib disampaikan kepada Bank Indonesia setiap 3 (tiga) bulan sekali sampai dengan diselesaikannya penyesuaian atau pelaksanaan kesepakatan hasil konsultasi.

10. Ketentuan Lain-lain

a. Asosiasi Penerbit Kartu Kredit, Penerbit Kartu Kredit dan Pemegang Kartu Kredit dapat menyepakati metode lain selain yang ditetapkan pada angka 3 (angka 8 pada kodifikasi ini).

b. Dalam melakukan identifikasi data Pemegang Kartu Kredit, terhadap Kartu Kredit yang sedang dalam pemblokiran karena: 1) alasan fraud;

2) adanya permintaan pemblokiran oleh Pemegang Kartu Kredit; dan/atau

3) pemblokiran oleh Penerbit karena Kartu Kredit dalam kualitas macet;

tetap diperhitungkan sebagai jumlah Kartu Kredit yang dimiliki oleh Pemegang Kartu Kredit yang bersangkutan.

c. Terhadap Kartu Kredit yang sudah ditetapkan untuk ditutup dan/atau diakhiri penggunaannya, tidak dapat diaktifkan kembali meskipun Pemegang Kartu Kredit telah menyelesaikan kewajiban pembayarannya.

36

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

17 Pasal 16 14/29/PBI/2012 Ayat (1)a – (1)c SE 14/17/DASP 2012 Romawi VII.A.3.b Pasal 16 14/2/PBI/2012 Ayat (1)d – (1)e

(1) Penerbit Kartu Kredit wajib memberikan informasi secara tertulis kepada Pemegang Kartu paling kurang meliputi:

Yang dimaksud “secara tertulis” adalah penyampaian informasi kepada setiap calon Pemegang Kartu dan/atau Pemegang Kartu yang berupa tulisan atau ilustrasi dengan media tertentu berupa media publik seperti brosur, leaflet, surat kabar dan/atau website, atau dengan media individual seperti welcome pack, lembar tagihan atau sarana pemberitahuan lainnya.

Butir-butir informasi yang wajib disampaikan oleh Penerbit disesuaikan dengan peruntukan yang dapat disampaikan secara umum melalui media publik dan/atau secara khusus kepada masing-masing individual Pemegang Kartu.

a. prosedur dan tata cara penggunaan Kartu Kredit;

b. hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemegang Kartu dalam penggunaan Kartu Kredit dan konsekuensi atau risiko yang mungkin timbul dari penggunaaan Kartu Kredit;

c. hak dan kewajiban Pemegang Kartu;

Hak dan kewajiban Pemegang Kartu Kredit, yang paling kurang meliputi:

1) hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh Pemegang Kartu Kredit dalam penggunaan Kartu Kredit, termasuk segala konsekuensi/risiko yang mungkin timbul dari penggunaan Kartu Kredit, misalnya tidak memberikan PIN kepada orang lain dan berhati-hati saat melakukan transaksi

2) hak dan tanggung jawab pemegang dan/atau Penerbit Kartu Kredit apabila terjadi berbagai hal yang mengakibatkan kerugian bagi pemegang dan/atau Penerbit Kartu Kredit, baik yang disebabkan karena adanya pemalsuan Kartu Kredit, kegagalan sistem Penerbit Kartu Kredit, atau sebab lainnya;

3) jenis dan besarnya biaya yang dikenakan Penerbit;

4) tata cara dan konsekuensi jika Pemegang Kartu Kredit tidak lagi berkeinginan menjadi Pemegang Kartu Kredit;

5) tata cara pengajuan pengaduan yang berkaitan dengan penggunaan Kartu Kredit dan perkiraan waktu penyelesaian pengaduan;

6) jenis kualitas kredit dari Kartu Kredit (lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, atau macet) berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, dan konsekuensi dari masing-masing kualitas kredit tersebut; dan

7) informasi bahwa penagihan dapat dilakukan menggunakan jasa pihak lain di luar Penerbit Kartu Kredit apabila kualitas kredit Pemegang Kartu Kredit termasuk dalam kualitas macet, jika Penerbit Kartu Kredit menggunakan jasa pihak lain;

d. tata cara pengajuan pengaduan atas Kartu Kredit yang diberikan dan perkiraan lamanya waktu penanganan pengaduan tersebut;

37

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/17/DASP 2012 Romawi VII.A.3.c SE 14/17/DASP 2012 Romawi VII.A.5.a - VII.A.5.c Pasal 16 14/2/PBI/2012 Ayat (1)f SE 14/17/DASP 2012 Romawi VII.A.3.d Pasal 16 14/2/PBI/2012 Ayat (1)g

e. pola, tata cara dan komponen yang dijadikan dasar penghitungan bunga, biaya (fee) dan denda Kartu Kredit;

1. Informasi mengenai bunga Kartu Kredit yang paling kurang meliputi:

1) besarnya suku bunga Kartu Kredit, baik suku bunga bulanan maupun suku bunga tahunan;

2) pola, tata cara dan komponen penghitungan bunga Kartu Kredit; dan

3) tata cara serta persyaratan permohonan penghapusan bunga jika terdapat kesalahan dalam pembebanan bunga Kartu Kredit; Informasi tata cara dan dasar penghitungan bunga Kartu Kredit harus dilengkapi dengan contoh atau ilustrasi yang mudah dipahami oleh Pemegang Kartu Kredit;

2. Dalam rangka perlindungan Pemegang Kartu Kredit, perhitungan bunga yang timbul atas transaksi Kartu Kredit wajib dilakukan oleh Penerbit Kartu Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:

a. penghitungan hari bunga atas utang Kartu Kredit didasarkan dan dimulai dari tanggal pembukuan (posting) Penerbit Kartu

Dalam dokumen Sistem Pembayaran Non Tunai (Halaman 36-62)

Dokumen terkait