BAB I: PENDAHULUAN
E. Asumsi Pengembangan
1. Bahan Ajar
2. Berbentuk buku dengan ukuran A4.
3. Bahan ajar yang dikembangkan ini mengaitkan materi fisika dengan kearifan lokal, yang berupa :
a. Permainan tradisional b. Kebiasaan atau adat istiadat c. Mata pencaharian atau profesi d. Infrastruktur bangunan
4. Materi yang dibahas meliputi: a. Pengukuran
b. Gerak Benda
c. Hukum-hukum Newton
5. Komponen pada bahan ajar fisika meliputi : a. Halaman muka/cover b. Kata pengantar c. Daftar isi d. Awal bab e. Inti materi f. Apersepsi g. Kegiatan h. Penting
i. Gravitasi (Gerak berprestasi) j. Skala (Fisika dan kearifan lokal) k. Tokoh ilmuwan
l. Contoh soal m. Rangkuman
n. Daftar pustaka o. Evaluasi bab p. Appendix
E. Asumsi Pengembangan
1. Asumsi Pengembangan
Bahan ajar fisika yang dibuat berdasarkan kearifan lokal di Indonesia dan sebagai tambahan referensi bahan ajar fisika pada materi pengukuran, gerak benda, dan hukum-hukum Newton.
2. Keterbatasan Pengembangan
a. Bahan ajar fisika berbasis kearifan lokal yang dikembangkan hanya untuk kelas X SMA/MA.
b. Bahan ajar fisika berbasis kearifan lokal hanya membahas tiga materi, yaitu Pengukuran, Gerak Benda, dan Hukum-hukum Newton.
c. Bahan ajar hanya divalidasi oleh 2 ahli materi, 2 ahli media, dan 2 guru fisika SMA/MA. Serta angket yang diberikan 10 responden terhadap respon bahan ajar oleh peserta didik SMA/MA.
d. Pengujian bahan ajar fisika berbasis kearifan lokal pada aspek kelayakan isi, aspek komponen penyajian materi, aspek komponen kebahasan, dan aspek komponen kegrafikan dengan validitas ahli.
10
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1.
Bahan Ajara. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013). Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah instruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Istilah lain menyebutkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (Ika Kurniawati, 2015).
Masalah penting yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu pesera didik mencapai kompetensi.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah isi dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat, 2011). Bahan atau materi pada suatu bahan ajar harus dipahami oleh peserta didik dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Melihat penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa peran seorang guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada peserta didik dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Bahan Ajar 1) Tujuan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun (Depdiknas, 2008) dengan tujuan :
a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2) Manfaat Bahan Ajar
Menurut (Depdiknas, 2008) ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri. Pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Pengembangan bahan ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan mengacu pada standar nasional pendidikan baik standar isi, standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh. Karakteristik sasaran disesuaikan dengan lingkungan, kemampuan, minat, dan latar
belakang peserta didik agar mudah diperoleh. Ketiga, bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi. Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi dari berbagai referensi akan meningkatkan ketertarikan dalam belajar. Keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar. Pengembangan bahan ajar menjadi penunjang guru dalam merubah dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
3) Fungsi Bahan Ajar
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok (Prastowo, 2012)
a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
1) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, peserta didik bersifat pasif dan
belajar sesuai kecepatan peserta didik dalam belajar).
2) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain :
1) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran. 2) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan
mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi.
3) Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
c) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
1) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakan materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.
2) Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
c. Jenis- jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, bahan ajar, brosur, dan lembar kerja peserta didik. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahan ajar.
1) Handout
Handout adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Prastowo, 2012). Guru dapat membuat handout dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.
2) Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru dan
peserta didik dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo, 2012) yaitu sebagai berikut.
a) Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.
b) Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
c) Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
d) Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.
3) Bahan ajar merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, oleh karena itu bahan ajar harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal,
petunjuk kerja, evaluasi dan balikan terhadap hasil evaluasi.
4) Brosur
Brosur merupakan bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dapat dilipat tanpa dijilid. Brosur dapat dijadikan bahan ajar yang menarik karena bentuknya praktis, agar brosur tidak terlalu banyak sebaiknya hanya membuat atau kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam brosur akan menambah daya tarik peserta didik untuk menggunakannya. 5) Lembar Kerja Peserta Didik (student work sheet)
Lembar Kerja Peserta Didik adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam lembar kerja peserta didik, peserta didik akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan peserta didik diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.
Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disc audio. Bahan ajar pandang dengan (audio visual) seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CIA (Computer Assisted Intruction), compact disc (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials) (Lestari, 2013).