PRINSIP DASAR MUTU DAN PENIILAIAN KINERJA
F. Bahan Ajar:
2. Definisi mutu dan dimensi mutu pelayanan kesehatan. 3. Kriteria / indikator kinerja yang terukur.
4. Menghitung hasil kerja dengan SPM 5. Pengukuran standart kepatuhan petugas
D. Alokasi Waktu:
3 jam : selama minggu minggu ke tiga dan ke empat pembelajaran berbasis web
E. Pelatih:
Tutor local, fasilitataor lembaga konsultan dan NS sesuai materi
F. Bahan Ajar:
Materi yang terkandung pada judul di atas berkaitan dengan tiga masalah utama yang harus DIpecahkan:
a. Apakah mutu PELAYANAN b. Bagaimana meningkatkannya?
c. Bagaimana institusi melakukan perbaikan mutu?
Mutu adalah derajat kebaikan, kehandalan, keunggulan, kepuasan yang tercapai melalui usaha peningkatan.Mutu itu relatif, namun pada mutu memiliki kriteria yang terukur sehingga dalam sistem peningkatan mutu terkandung dua kata kunci yaitu kriteria dan pengukuran.
Peningkatan mutu merupakan serangkaian usaha meningkatkan derajat kebaikan, kehandalan, kecepatan sehingga derajatnya meningkat. Dalam usaha peningkatan terkandung tahap-‐tahap kegiatan yang meliputi :
a. Mendefinisikan mutu.
b. Menetapkan kriteria yang terukur.
c. Menerapkan kriteria atau melaksanakan kegiatan d. Menyusun instrumen pengukuran.
e. Melakukan pengukuran
f. Mengolah data hasil pengukuran.
Pelayanan yang bermutu memiliki tujuan yang jelas.Kejelasan ditandai dengan adanya indikator mutu dan kriteria kinerja yang ditetapkan. Contoh indikator kinerja Puskesmas, menghasilkan mutu kujungan pasien meningkat karena meningktanya kesadaran berobat dan memeriksakan kesehatannya, sehingga dapat menekan angka kesakitan dengan case fatality Rate yg tinggi, kemudian meningkatnya cakupan2 dari indikator pelayanan kesehatan dasar.
Apakah mutu Pelayanan Kesehatan ?
Mutu pelayanan kesehatan berkaitan dengan derajat kebaikan, kehadalan, keunggulan sehingga menjadi kepuasan seluruh pemangku kepentingan akibat dari meningkatnya kualitas hidup masyarakat.Oleh karena itu seluruh usaha institusi pada prinsipnya diarahkan untuk mewujudkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit sesuai dengan criteria yg sudah ditegakkan.
Mutu yang baik jika memiliki keunggulan pada indikator tertentu dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Poros mutu Pelayanan Kesehatan ada pada kualitas hidup masyarakat dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian . Karena itu, Pelayanan Kesehatan yang bermutu berarti yang dapat menghasilkan mutu pelayanan yang lebih unggul daripada Pelayanan Kesehatan lain yang sejenis.
Mutu pelayanan yang bermutu datang dari proses yang bermutu pula yang didukung dengan sumber daya input yang terjaga mutunya.
Mengukur dan Memetakan Mutu
Ukuran mutu itu relatif. Mutu dapat dipetakan secara komparatif dengan menggunakan pembanding atau benchmarking. Pelayanan Kesehatan dapat membandingkan mutu secara internal dan eksternal. Benchmarking internal berarti membandingkan mutu lulusan antar tahun pada satu Pelayanan Kesehatan.
Sembilan dimensi mutu pelayanan kesehatan:
a. Kompetensi teknis, b. Hubungan inter personal, c. Efektifitas, d.Efisiensi, e. Kesinambungan, f. Keterjangkauan, g. Keamanan, h. Kenyamanan, i. Informasi Bencmarking eksternal adalah membandingkan mutu yang dihasilkan dengan yang dihasilkan lembaga lain yang sejenis. Dalam menerapkan model ini Pelayanan Kesehatan harus menetapkan indikator yang spesifik pada komponen input, proses, dan output.
Di samping pemetaan mutu secara komparatif atau kompetitif Pelayanan Kesehatan menentukan mutu dengan menggunakan patokan atau standar. Dengan adanya
standar Pelayanan Kesehatan lebih mudah menentukan derajat mutunya sehingga bisa memetakan mutu pada posisi kurang, memenuhi kecukupan minimal atau melebihi standar.
Keterkaitan antara komponen sistem dalam penerapan standar dapat dilihat pada gambar pengelompokan komponen standar manajemen yang meliputi input, proses, dan output.
a. Komponen input terdiri atas (1) Sumer daya manusia, (2) sarana dan prasarana, dan (3) biaya.
b. Konponen proses meliput (4)Standard Operating Prosedure (5) Kinerja, (6) penilaian
c. Komponen output yaitu (8) kepuasan pelanggan. d. Strategi Peningkatan Mutu
Pada pelatihan ini para peserta akan mencoba mendalami lima strategi utama yang menjadi bahan pelatihan. Ada pun kelima strategi itu meliputi
(1) Visi dan Misi sebagai Poros Pembaharuan
(2) Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Terbaik (3) Meningkatkan Mutu Berbasis Pengalaman
(4) Meningkatkan Penjaminan Mutu Proses (5) Peningkatan Mutu Berbasis Data
Pertama, Visi dan Misi sebagai Poros Pembaharuan
1. Menggunakan visi dan misi sebagai poros pembaharuan. Peningkatan mutu dijabarkan dari visi dan misi ke dalam aksi sehari-‐hari.Dalam penerapan strategi ini Pelayanan Kesehatan perlu menjabarkan visi dan misi ke dalam berbagai indikator keberhasilan.
2. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh keterampilan tiap individu dan kelompok untuk menjabarkan dan merealisasikan dalam opersional pelaksanaan pada tanggung jawab masing-‐masing.
3. Untuk memastikan bahwa seluruh pergerakan mengarah pada peingkatan mutu yang diharapkan diperlukan penguasaan seluruh warga untuk menjadikan visi dan misi sebagai kompas. Meningkatkan apresiasi warga terhadap visi sebagai kompas internal, meningkatkan keterampilan terbaik untuk mengubah visi menjadi aksi.
Catatan Pelatih Apakah puskesmas sdr mempunyai visi dan misi ? apakah manfaat dari visi dan misi yang telah disusun dalam pelaksanaan kerja organisasi sdr ?
Latihan Satu :
1. Apakah visi Pelayanan Kesehatan sudah mengandung nilai-‐nilai keunggulan sebagai pelayan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifik.?
2. Apakah visi itu sudah Saudara jabarkan dalam indikator keberhasilan?
3. Taget kinerja seperti apa yang sebaiknya Saudara tetapkan dalam kegiatan bekerja anda
4. Apakah kinerja Saudara sudah sesuai dengan target visi misi?
Kedua, Peningkatan pengetahuan dan Keterampilan Terbaik
Keberhasilan Pelayanan Kesehatan dalam meningkatkan kapasitas pembaharuannya bergantung pada daya adaptasi Pelayanan Kesehatan mengembangkan kompetensi tenaga kesehatan yang menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan terbaiknya. Pengetahuan dan keterampilan yang adaptif terhadap tiap perubahan jaman serta adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengetahuan dan keterampilan yang adaptif untuk selalu melakukan pembaharuan mutu pembelajaran. Menghasilkan produk pelayanan tidak hanya dalam bentuk kesehatan fisik namun dapat menghasilkan produk-‐produk yang kreatif dan selalu terbarukan sebagai peningkatan kesehaan non fisik..
Strategi pembelajaran pun berkembang sangat cepat sejalan dengan perkembangan dalam bidang teknologi informasi yang sangat cepat pula.Teknologi yang membuat masyarakat dunia yang terintegrasi tanpa batas telah mempercepat interaksi dunia yang makin masif dan dinamis. Oleh karena itu kemajuan dan peningkatan mutu Pelayanan Kesehatan ke depan akan sangat bergantung pada kemajuan Pelayanan Kesehatan menguasi teknologi informasi.
Itulah sebabnya Pelayanan Kesehatan perlu menetapkan standar kompetensi dan juga standard kinerja dari petugas dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan yg dapat berupa pasien dan masyarakat lainnya.penguasaan ilmu pengetahuan, menerapkan pengetahuan, serta mendayagunakan teknologi dapat membantu dalam meningkatkan kinerja.
Siklus peningkatan mutu memerlukan indikator yang ditetapkan bersama sebagai kebijakan untuk menentukan sasaran, sistem evaluasi diri, sistem data,
meningkatkan kapasitas pembaharuan melalui pembelajaran pendidik dan tenaga kependidikan, dan pelaksanaan peningkatan mutu dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas pengembangan.
Yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah pentingnya meningkatkan pemahaman bahwa dalam sistem manajemen moderen selalu memiliki dua sisi kegiatan yang terintegrasi yaitu mengembangkan fungsi fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dibuktikan dengan administratif di satu sisi dan kegiatan substantif di sisi lain.
Pada gambar terlihat kegiatan berproses pada sisi manjemen.Siklus itu meliputi terwujudnya dokumen perencanaan sebagai kegiatan tindak lanjut.Pelaksanaan program.Monitoring dan evaluasi kegiatan.Dan, tindaklanjut perbaikan mutu.
Jika yang berproses adalah dalam kegiatan pembelajaran maka aspek substantif itu berkaitan dengan kompetensi pedagogis pendidik. Di antaranya menyangkut peningkatan pemahaman mengenai bagaimana siswa belajar, bakat dan minat, keyakinan siswa, serta teknik pembelajaran yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa.
Catatan pelatih : apakah organisasi anda meberikan peningkatan kemampuan bagi staf ? bentuknya apa, Siapa yang menjadi fasilitator, bagaimana mekanismenya peningkatan kompetensi tersebut
Latihan dua;
1. Apakah Pelayanan Kesehatan melakukan kegaitan-‐kegiatan seperti di bawah ini? Jelaskan dan berikan contohnya di puskesmas sdr ?
2. Pendidikan 3. Pelatihan 4. Workshop 5. Pengorganisasian 6. Penilaian Kinerja 7. Penelitian
8. On the job training 9. Observasi Best Practice 10. Pemberdayaan TIK
11. Apakah kegiatan itu telah memenuhi harapan?
12. Adakah hal mendesak yang diperlukan untuk mengembangankan keterampilan terbaik?
13. Apa yang sebaiknya petugas lakukan?
Ketiga; Pengembangan Mutu Berbasis Kinerja.
1. Peningkatan mutu dapat menggunakan indikator kinerja sebagai poros pembaharuan. Seluruh komponen standar dikembangkan untuk menunjang terwujudnya kinerja yang baik.
2. Pelayanan Kesehatan yang berhasil wajib memenuhi standar performance seperti yang telah disepakati bersama oleh para petugas.
3. Untuk mengetahui sejauh mana Pelayanan Kesehatan memenuhi kriteria yang digariskan, instrumen di bawah ini dapat memandu Pelayanan Kesehatan merumuskan profil kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan peningkatan mutu lulusan.
Catatan pelatih : galilah informasi tentang uraian tugas masing masing staf ? bagaimana mendeskripsikannya, melalui media apa pembagian tupoksi tersebut dilakukan ? , apakah ada dampak dalam perbaikan mutu pembagian tugas tsb ? Latihan tiga
1. Apakah sudah dirumuskan dan dideskripsikan uraian kerjanya masing2 petugas. Sesuai dengan tupoksi masing2 petugas dan sesuai pula dengan harapan Pelayanan Kesehatan?
2. Apa kelemahan dan kekuatannya? Bagaimana Pelayanan Kesehatan melakukan perbaikan mutu?
3. Pelayanan Kesehatan yang efektif, menetapkan target mutu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya untuk dapat bekerja dengan lebih terukur keberhasilannya.dalam hal ini adalah memenuh kaidah SMART ( spesific, measurable, attainable, realistic, and timely)
Catatan pelatih : berdasrkan latihan perencanaan dalam menetapkan tujuan , apakah sudah sesuai kaidah kriteria smart, lakukan cek kembali thd dokumen perencanaan yang tahun lalu ?
Latihan empat;
1. Apakah kegiatan penetapan target perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kinerja telah memenuhi kriteria SMART? Indikator apa yang Saudara gunakan?
Latihan lima
1. Berdasarkan data hasil evaluasi, adakah ide-‐ide baru yang perlu Saudara kembangkan terutama dalam meningkatkan mutu pelayanan seperti dalam penguasaan standard kinerja sesuai dengan tupoksinya dan termasuk juga pengelolaan sistem dokumen?
Kempat, Meningkatkan Penjaminan Mutu Proses
1. Baik sedari input dan proses akan menghasilkan output yang baik. Namun demikian dalam teori manajemen sebagaimana diyakini pengelola ISO bahwa proses yang baik lebih besar pengaruhnya pada output daripada input. Oleh karena itu ISO memberi penekanan pada sistem penjaminan mutu itu dalam proses.
2. Karena mutu sangat bergantung pada proses yang baik maka lembaga perlu menjamin bahwa seluruh rencana yang dikembangkannya dan target yang ditetapkannya dapat dilaksanakan dengan baik. Indikator proses yang baik adalah proses yang dapat dipastikan mengarah pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam penjaminan mutu tiap lembaga perlu menetapkan indikator operasional sebagai kriteria pencapaian proses.
3. Dengan menggunakan indikator operasional itulah pada akhirnya Pelayanan Kesehatan menilai dan memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai dengan target dan mengarah pada tujuan.
Latihan enam:
Coba buatlah contoh indikator operasional yang memenuhi kriteria keberhasilan pada
1. Perencanaan kegiatan 2. Pelaksanaan kegiatan 3. Penilaian
4. Pengembangan daya konpetisi petugas Kelima, Peningkatan Mutu Berbasis Data
Program Pelayanan Kesehatan yang ideal yang dikembangkan dari hasil evaluasi sehingga dikembangkan dari kondisi nyata yang diketahui untuk mencapai kondisi yang diharapkan.
Pelayanan Kesehatan perlu memantau dan meperhatikan data kinerja pada tiap unit kegiatan .Sehubungan dengan kepentingan itu, maka sistem informasi atau sistem pengelolaan menjadi bagian yang sangat kritis dalam pengelolaan mutu.Tanpa dukungan data yang akurat pengambilan keputusan menjadi tidak efektif.
Gambaran itu menyiratkan bahwa Pelayanan Kesehatan yang tidak melakukan supervisi, evaluasi serta tidak mengelola data hasil evaluasi secara efektif menunjukkan bahwa ketertinggalannya.
Latihan Ketujuh:
Identifikasi kelemahan apa saja yang ada pada Pelayanan dimana sdr bekerja ? Solusi apa yang sebaiknya sdr usulkan untuk mengatasinya? Keunggulan dan potensi apa yang sudah sdr manfaatkan untuk meningkatkan Pelayanan ditempat sdr bekerja ?
Evaluasi;
Sebagai penutup pelatih meminta peserta menjawab pertanyaan berikut secara lisan dengan ringkas dan jelas untuk mengetahui kinerja belajar peserta.
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan bermutu, berikan contoh? 2. Jelaskan kode kode dalam menggambarkan bagan alur?
3. Jelaskan bagaimana sdr menghitung cakupan hasil kerja setiap bulanya pada masing masing program ?
Materi disampaikan dalam pelatihan petugas kesehatan .
Catatan pelatih : Apakah puskesmas sdr dalam melayani pasien di tiap tiap unitnya sudah menerapkan pelayanan bermutu, jelaskan dan berikan contohnya ?, bagimana cara melakukan pengukuran terhadap mutu selama ini ?, dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu, bilamana diumpai kasus pelayanan yang tidak memenuhi standart ?
VII. PENUGASAN ( Harus sudah dikirim via email pada akhir minggu ke tiga ) 1. Jelaskan definisi mutu pelayanan
2. Uraikan dengan contoh penerapan dimensi dimensi mutu pelayanan puskesmas
4. Susunlah instrumen untuk mengukur kepuasan pelanggan.
5. Lakukan pengukuran hasil cakupan kerja masong masing program ?
6. Lakukan cara mengukur standart kepatuhan petugas dan tampilkan dalam grafik hasil pengukuran tsb
7. Apa yang dimaksud penerapan hasil pengukuran sebagai dasar perbaikan mutu. ?
VIII. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Ketepatan waktu pengiriman tugas