• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOLOGI SITUS MUZOI-SINOTO,

3. BAHAN BAKU ARTEFAK PALEOLITIK

Pengamatan terhadap artefak paleolitik di Situs Muzoi-Sinoto, memperlihatkan keberadaan beberapa artefak paleolitik. yaitu 5 buah alat litik dari Sungai Muzoi dan 29 buah alat litik dari Sungai Sinoto. Analisis alat masif dimaksud, dilakukan oleh Drs. Jatmiko (anggota tim penelitian Nias 2000, peneliti pada Bidang Prasejarah-Arkeometri, Pusat Arkeologi).

3.1 Alat Litik Muzoi

Alat-alat litik dari Sungai Muzoi terbuat dari batuan jasper, batugamping kersikan, dan granit.

Alat litik yang terbuat dari batuan jasper berupa chopper dan serpih besar. Kemudian alat litik yang terbuat dari batugamping kersikan adalah fragmen chopper, dan

chopping-tool. Selanjutnya alat litik yang terbuat dari batuan beku granit adalah

chopping-tool. 3.2 Alat Litik Sinoto

Alat-alat litik dari Sungai Sinoto terbuat dari batugamping kersikan, jasper, kuarsa, metaandesit, dan metabasal.

Alat-alat litik yang terbuat dari batugamping kersikan adalah serut samping, serpih besar, serut samping besar, chopper, dan kerakal pangkas. Adapun alat litik yang terbuat dari batuan jasper adalah serut samping besar, serut samping, serpih, serpih besar, chopper (kecil), kerakal pangkas, chopper, kerakal pangkas pakai, dan

chopping-tool. Kemudian alat litik yang terbuat dari mineral kuarsa adalah kerakal pakai, dan kerakal pangkas. Adapun alat-alat litik yang terbuat dari batuan metaandesit adalah batu pukul, dan chopper. Sedangkan alat litik yang terbuat dari batuan metabasal adalah batu pukul.

3.3 Lokasi Sumber Bahan Baku

Memperhatikan singkapan batuan yang terdapat di Sungai Muzoi dan Sungai Sinoto dengan jarak jelajah pengamatan sekitar 2 km dan 1 km, dapat disimpulkan bahwa bahan baku yang digunakan adalah kerakal-kerakal batuan. Kerakal-kerakal batuan

tersebut singkapannya berada di wilayah yang lebih tinggi (yakni ke arah hulu) dari lokasi situs.

4. PENUTUP

Bentang alam (morfologi) di Situs Muzoi-Sinoto termasuk dalam Satuan Morfologi Bergelombang Lemah (2-8%), dengan ketinggian situs antara 100 - 200 meter dpl. Pola pengeringan permukaan (surface drainage pattern) sungai di situs ini adalah: Sungai Muzoi berarah aliran relatif dari tenggara ke arah barat laut, dan Sungai Sinoto berarah aliran dari selatan ke utara. Sungai Muzoi berstadia sungai tua (old river stadium); sungai Periodis/intermittent, dan Sungai Sinoto berstadia Sungai Muda (young river stadium); sungai Episodis/epimeral. Pola pengeringan kedua sungai ini adalah Dendritik dan Rectangular.

Situs Muzoi-Sinoto disusun oleh aluvial (Holosen), batulempung (plistosen), endapan batubara (Miosen), batugamping dan batugamping berfosil (Pleosen-Miosen). Kedua batuan terakhir, merupakan batuan dasar atau batuan penyusun Pulau Nias.

Artefak paleolitik yang ditemukan di Sungai Muzoi terbuat dari Jasper (chopper dan serpih besar), Batugamping Kersikan (fragmen chopper dan chopping-tool), Granit

(chopping-tool). Sedangkan artefak paleolitik dari Sungai Sinoto terbuat dari

Batugamping Kersikan (serut samping, serpih besar, serut samping besar, chopper, kerakal pangkas), Jasper (serut samping besar, serut samping, serpih, serpih besar,

chopper kecil, kerakal pangkas, chopper, kerakal pangkas pakai, chopping-tool),

Mineral Kuarsa (kerakal pakai, kerakal pangkas), Metaandesit (batu pukul,

chopper), Metabasal (batu pukul).

Bahan baku batuan yang dimanfaatkan sebagai artefak paleolitik, menggunakan kerakal-kerakal dari berbagai jenis batuan. Singkapan (outcrop) dari kerakal-kerakal tersebut, berada di wilayah yang lebih tinggi atau wilayah ke arah hulu dari situs Muzoi-Sinoto.

Temuan-temuan artefak paleolitik sebagai jejak budaya prasejarah telah memperjelas dugaan yang hadir selama ini, bahwa Pulau Nias termasuk wilayah sebaran paleolitik di Indonesia yang perlu ditangani secara sistematis. Penelitian bersifat pendataan eksploratif yang dipimpin oleh Drs. Nasruddin (Pusat Arkeologi) pada akhir tahun 2000, telah dapat dijadikan suatu landasan pemikiran untuk menyusun kerangka penelitian yang lebih luas dalam lintas disiplin ilmu terkait, yang pada akhirnya dapat memecahkan permasalahan tentang pembentukan daratan Sumatera (regional), dan Pulau Nias (lokal) pada periode Plestosen. Keberadaan artefak tersebut dengan karakter paleolitik, menunjukkan tipe-tipe yang lebih arkaik dibanding

temuan-temuan lainnya di Indonesia.

Di aliran Sungai Sinoto dengan kandungan artefak yang melimpah perlu diprioritaskan, karena tampaknya belum banyak mengalami gangguan dibanding dengan Sungai Muzoi yang telah dijadikan lahan pengambilan pasir, kerikil, dan kerakal. Temuan insitu di teras Sungai Sinoto amat penting untuk mendapatkan sejumlah keterangan masa lalu, baik yang berkaitan dengan stratigrafi, pendangkalan sungai, pengendapan artefak, dan masalah tipologi maupun kronologi artefak. Keragaman jenis batuan yang dimanfaatkan menjadi artefak juga merupakan gambaran tentang potensi sumberdaya alam Hilimbowo.

KEPUSTAKAAN

Bemmelen, R.W. van, 1949. The Geology of Indonesia, vol.IA. Netherlands: The Hague-Martinus Nijhoff

Billing, M.P., 1972. Structural Geology. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliggs Dunbar, O.C. & Rodgers J., 1961. Principles of Stratigraphy. New York: John Wiley & Sons, Inc. Huang, Walter T. Phd., 1962. Petrology. New York: McGraw-Hill Book Company

Intan, M. Fadhlan S., 1996. Geologi Situs Prasejarah Gunung Sewu, Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I.Y. Jakarta: Bidang Arkeometri, Puslit Arkenas

Intan, M. Fadhlan S., 2000. Geologi Situs Kosala, Kab. Lebak, Prov. Jawa Barat makalah dalam

Seminar Prasejarah Indonesia dan Kongres API II, Yogyakarta, 6-9 September 2000

Lahee, F.H.,1952. Field Geology. New York: Xth McGraw-Hill Book Company, Inc.

Lobeck, A.K., 1939. Geomorphology, An Introduction To The Study of Landscape. New York: Mc Graw Hill Book Company Inc.

Soejono, R.P., 1964. Beberapa Tjatatan Sementara Tentang Penemuan-Penemuan Baru Alat-Alat Paleolitik Awal Di Indonesia, dalam MISI, II/3. Djakarta, hal. 53--70

Thornbury, W.D., 1964. Principle of Geomorphology. New York: John Willey & Sons Inc.

Tim Penelitian, 2000. Laporan Penelitian Arkeologi. Penjajakan Situs Paleolitik Di Pulau Nias, Sumatera Utara. Jakarta: Bidang Prasejarah-Arkeometri, Pusat Arkeologi

Todd, D.K., 1980. Groundwater Hidrology. New York: John Willey & Sons Inc.

Utomo B. Bambang, dan Intan S. Fadhlan M., 1992. Garis Pantai Purba Di Daerah Jambi Pada Masa Sejarah: Tinjauan Berdasarkan Bukti Geologi Dan Arkeologi Yang Mutakhir,

dalam Romantika Arkeologi, 67 – XIV. Jakarta: KAMA Fak. Sastra, Universitas Indonesia

Wiradnyana, Ketut, Nenggih S., dan Lucas P.K., 1999. Laporan Penelitian Arkeologi. Survei Paleolitik di DAS Muzoi, Kab. Nias, Prov. Sumatera Utara. Medan: Balai Arkeologi Medan (tidak terbit)

BENTENG TANAH, BIDANGAN, DAN PENATAAN