• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Karakter

Karakter adalah sesuatu yang baik misalnya terkait dengan sikap jujur, toleransi, kerja keras, adil, dan amanah.19Pemerintah telah menetapkan tujuan Pendidikan nasional yang dituangkan dalam undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai 20:

“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

19

Ridwan Abdullah Sani dan Muh. Kadri, Pendidikan Karakter Mengembangkan Karakter Anak

Yang Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hlm. 8

20

31

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”

Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya, dan adat istiadat.21

Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-qur‟an surat An- nahl ayat 90 sebagai berikut22 :

ِشَىٌُّْْٕا َٚ ِءاَش ْؽَفٌْا َِٓػ ََْٰٕٝٙ٠ َٚ َٰٝت ْشُمٌْا ٞ ِر ِءاَر٠ِإ َٚ ِْاَغ ْؼ ِ ْلإا َٚ ِيْذَؼٌْاِت ُش ُِْأَ٠ َ َّللَّا َِّْإ ْٚ ُشَّوَزَذ ُُْىٍََّؼٌَ ُُْىُظ ِؼَ٠ ۚ ِْٟغَثٌْا َٚ Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku

adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S An- nahl : 90)

Pendidikan karakter dalam Islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti yang hakiki, bukan kebahagiaan semu. Karakter Islam adalah karakter yang benar-benar

21

Agus Zainal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2012), hlm. 20-21.

22

Amru Khalid, Tampil Menawan Dengan Akhlak Mulia (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2008), hlm. 37.

32

memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat sesuai dengan fitrahnya23.

Karakter atau Akhlak tidak diragukan lagi memiliki peran besar dalam kehidupan manusia. Menghadapi fenomena krisis moral, tuduhan seringkali diarahkan kepada dunia pendidikan sebagai penyebabnya. Hal ini dikarenakan pendidikan berada pada barisan terdepan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan secara moral memang harus berbuat demikian.23

Dari pemeparan tersebut Pendidikan karakter dimualai dari individu, karena pada hakikatnya karakter itu memang individual, adanya usaha aktif untuk membentuk kebiasaan sehingga sifat anak akan terukir sejak dini agar dapat mengambil keputusan dengan baik sehingga dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada 18 nilai yang harus dikembangkan sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter, yaitu (1) Religius (2) Jujur (3)Toleransi (4) Disiplin (5) Kerja Keras (6) Kreatif (7) Mandiri (8) Demokratis (9) Rasa ingin tahu (10) Semangat kebangsaan (11) Cinta tanah air (12) Menghargai prestasi (13) Bersahabat/komunikatif (14) Cinta damai (15) Gemar membaca (16) Peduli lingkungan (17) Peduli sosial (18) Tanggung jawab. Masing-masing nilai tersebut mempunyai indikator yang terukur.24

2. Penerapan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Berbasis Nilai Karakter Pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam semua materi pembelajaran dilakukan dalam rangka mengembangkan kegiatan intervensi. Substansi nilai sesungguhnya secara eksplisit atau implisit sudah ada dalam rumusan kompetensi (SKL, SK, dan KD) dalam Standar Isi (Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah), serta

23

Abdul Majid, Dian Andayani. Pedidikan Karakter dalam Perspektif Islam (Bandung: Insan Cita Utama, 2010), hlm. 61.

24

Agus Zainal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2012), hlm. 40

33

perangkat kompetensi masing-masing program studi di pendidikan tinggi atau PNFI. Yang perlu dilakukan lebih lanjut adalah memastikan bahwa

pembelajaran materi pembelajaran tersebut memiliki dampak

instruksional, dan, atau dampak pengiring pembentukan karakter.

Pengintegrasian nilai dapat dilakukan untuk satu atau lebih dari setiap pokok bahasan dari setiap materi pembelajaran. Seperti halnya sikap, suatu nilai tidaklah berdiri sendiri, tetapi berbentuk kelompok. Secara internal setiap nilai mengandung elemen pikiran, perasaan, dan perilakiu moral yang secara psikologis saling berinteraksi.

Karakter terbentuk dari internalisasi nilai yang bersifat konsisten, artinya terdapat keselarasan antar elemen nilai. Sebagai contoh karakter jujur, terbentuk dalam satu kesatuan utuh antara tahu makna jujur (apa dan mengapa jujur), mau bersikap jujur, dan berperilaku jujur. Karena setiap nilai berada dalam spektrum atau kelompok nilai-nilai, maka secara psikologis dan sosiokultural suatu nilai harus koheren dengan nilai lain dalam kelompoknya untuk membentuk karakter yang utuh. Contoh: karakter rasa hormat terkait pada sopan santun sebagai pelajar yang baik, semestinya selalu menjaga rasa hormat kepada bapak dan ibu guru. Hormat kepada guru dilakukan di manapun, baik di sekolah maupun di jalan. Menghormati guru bisa dilakukan dengan cara ucapkan salam dan ciumlah tangannya dengan membungkukkan sedikit badan apabila berjumpa dengan guru atau duduklah dengan tenang, dan dengarkan apa yang diajarkan agar mudah memahaminya apabila guru sedang mengajar di kelas. Proses pengintegrasian nilai tersebut, secara teknologi pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut :25

a. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

25

Ulfiarahmi, Pendidikan karakter dalam UU no 20 tahun 2003 (Online), wordpress.com. Kutip pada tanggal 27 Juli 2018

34

b. Pengembangan nilai-nilai tersebut dalam silabus ditempuh antara lain melalui cara-cara sebagai berikut:

1. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada pendidikan dasar dan pendidikan memengah, atau kompetensi program studi pada pendidikan tinggi, atau standar kompetensi pendidikan nonformal.

2. Menentukan apakah kandungan nilai-nilai dan karakter yang secara tersirat atau tersurat dalam SK dan KD atau kompetensi tersebut sudah tercakup di dalamnya.

3. Memetakan keterkaitan antara SK/KD/kompetensi dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan. 4. Menetapkan nilai-nilai atau karakter dalam silabus yang disusun,

dan mencantumkan nilai-nilai yang sudah tercantum dalam silabus ke RPP.

5. Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.

6. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami

kesulitan untuk internalisasi nilai mau pun untuk

menunjukkannya dalam perilaku.

Dokumen terkait