• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut, dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan September 2013.

Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pak choi varietas White Tropical, varietas Green, dan varietas Green Tropica Corrina, air, larutan hara Resh dan larutan hara Peckenpaugh, styrofoam putih (tebal 1 cm), dan rockwool.

Tabel 2. Konsentrasi Hara Hidroponik Pak Choi Ion Konsentrasi (ppm) Peckenpaugh (EC = 1,5 mS.cm-1) Resh (EC = 2,0 mS.cm-1) Kalium (K) 98 200 Kalsium (Ca) 216 175 Nitrogen (N) 190 160 Magnesium (Mg) 25 50 Fosfor (P) 25 45 Besi (Fe) 4,9 5 Mangan (Mn) 1,97 0,8 Boron (B) 0,7 0,3 Seng (Zn) 0,25 0,1 Kopper (Cu) 0,07 0,07 Molibdenum (Mo) 0,05 0,03 Sulfur (S) 37,09 69,27 Natrium (Na) 0,024 0,014

Sumber: Peckenpaugh dimodifikasi (2004); Resh dimodifikasi (2004)

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kolam penanaman hidroponik, pH meter, EC (electrical conductivity) meter, thermohygrometer, timbangan analitik, magnetic stirer, tabung erlenmeyer, gelas ukur, aerator, jangka sorong, penggaris, timbangan, kamera, dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 faktor, yaitu :

Faktor I : Jenis larutan hara yang terdiri dari 2 taraf, yaitu : N1 : Larutan hara Peckenpaugh

N2 : Larutan hara Resh

Faktor II : Varietas pak choi yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : V1 : Varietas White Tropical

V2 : Varietas Green

V3 : Varietas Green Tropica Corrina

Sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan, yaitu : N1V1 N2V1 N1V2 N2V2 N1V3 N2V3 Jumlah ulangan : 4 Jumlah plot : 24 Jumlah tanaman/plot : 6 Jumlah sample/plot : 6 Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 144 Jumlah tanaman seluruhnya : 144

Jarak tanam : 15 cm x 15 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam model linier sebagai berikut :

Yij = µ + βk i + €ik + ρj + (αρ)ij + εijk k = 1,2,3,4 i = 1,2 j = 1,2,3 dimana:

Yijk = Nilai pengamatan karena pengaruh larutan hara taraf ke-i dan varietas taraf ke-j pada blok ke-k

µ = Rataan umum

βk = Pengaruh blok ke-k

αi = Pengaruh larutan hara pada taraf ke-i

€ik = Pengaruh galat untuk petak utama karena larutan hara taraf ke-i pada blok ke-k

ρj = Pengaruh varietas pada taraf ke-j

(αρ)ij = Pengaruh interaksi antara jenis larutan hara pada taraf ke-i dan varietas pada taraf ke-j

εijk = Pengaruh galat untuk anak petak karena lerutan hara taraf ke-i dan varietas taraf ke-j pada blok ke-k

Jika perlakuan menunjukkan pengaruh dan berbeda nyata melalui analisis sidik ragam, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf 5%.

Heritabilitas

Menurut Stansfield (1991) untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan yang merupakan fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas, berdasarkan rumus:

σ2 g σ2 g h2 = = σ2p σ2g + σ2 e

dimana : h2 = heritabilitas σ2 g = varians genotip σ2 p = varians fenotip σ2 e = varians lingkungan Dengan kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut: h2 < 0,2 : rendah

h2 0,2- 0,5 : sedang h2 > 0,5 : tinggi Pelaksanaan Penelitian Persiapan alat dan bahan

Alat dan bahan yang dipersiapkan meliputi kayu/papan sebagai kerangka kolam penanaman, dengan atap plastik UV dan paranet (pengurangan cahaya 55%) berukuran p = 4,2 m, l = 1 m, t = 12 cm , dan ketinggian kolam 1 m dari permukaan tanah untuk menghindari penyebaran patogen dari tanah, perakitan desain percobaan, pemasangan saklar sebagai penyambung listrik untuk aerator.

Penyemaian benih

Benih pak choi disemai satu per satu pada rockwool yang telah dipotong-potong dengan ukuran 3 cm x 3 cm untuk memudahkan pemindahan bibit ke kolam penanaman masing-masing tiap varietas, lalu diletakkan pada wadah plastik. Penyemaian ditempatkan pada tempat ternaungi. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali. Bibit pak choi yang telah memiliki 3-5 helai daun dipindahkan ke kolam penanaman beserta dengan media semai rockwool yang juga berfungsi sebagai penjepit tanaman pada lubang panel styrofoam.

Persiapan kolam penanaman

Selama penyemaian dilakukan persiapan penanaman yang meliputi, persiapan penyangga tanaman dengan melubang-lubangi panel styrofoam berukuran 100 cm (panjang) x 35 cm (lebar) x 1 cm (tebal), dengan diameter lubang tanam 2,5 cm dan jarak 15 cm x 15 cm.

Pemasangan plastik pelapis atau terpal pada kolam penanaman agar larutan hara dan air tidak bocor, pembersihan kolam penanaman dengan cara disiram dengan air bersih, dan pemasangan aerator pada dasar kolam.

Pembuatan dan pemberian larutan hara

Pembuatan larutan Peckenpaugh dengan mencampurkan 110 g (KH2PO4), 172 g (KNO3), 1.400 g (Ca(NO3)2.4H2O), 256 g (MgSO4.7H2O), 24,3 g (FeSO4.7H2O), 6 g (MnSO4.H2O), 4 g (H3BO3), 0,3 g (CuSO4.5H2O), 0,13 g (Na2MoO4.7H2O), dan 1,1 gr (ZnSO4.7H2O) kemudian diencerkan dalam 1000 L air.

Pembuatan larutan Resh dilakukan dengan mencampurkan 197 g (KH2PO4), 372 g (KNO3), 910 g (Ca(NO3)2.4H2O), 513 g (MgSO4.7H2O), 25 g (FeSO4.7H2O), 2,5 g (MnSO4.H2O), 1,7 g (H3BO3), 0,3 g (CuSO4.5H2O), 0,08 g (Na2MoO4.7H2O), dan 0,44 gr (ZnSO4.7H2O) kemudian diencerkan dalam 1000 L air.

Larutan hara diberikan sesuai dengan masing-masing perlakuan hingga ketinggian air mencapai 10 cm dari dasar kolam.

Penanaman

Bibit pak choi yang telah memiliki daun 3-5 helai beserta media semai

rockwool-nya kemudian dipindahkan ke kolam penanaman dengan cara disematkan pada lubang panel styrofoam dengan jarak 15 cm x 15 cm, setiap lubang ditanami

satu bibit. Kemudian bibit-bibit tanaman tersebut ditempatkan pada kolam penanaman sesuai dengan perlakuan hara dan varietas yang ditentukan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian hama dan penyakit secara manual dan pembersihan lumut yang terdapat pada permukaan styrofoam

menggunakan sikat. Memasang plastik UV hingga menutupi seluruh atap kolam penanaman mulai pukul 17.00-09.00 WIB atau jika terjadi hujan, membuka plastik UV pada bagian samping kanan dan kiri atap kolam penanaman mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB siang hari.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi kriteria panen, yaitu batang masih renyah dan jumlah daun 7-8 helai per tanaman. Cara panen dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman beserta akarnya. Perhitungan meliputi jumlah tanaman yang berproduksi, bobot segar tanaman per plot, bobot tajuk tanaman per sampel, bobot akar tanaman per sampel, panjang akar tanaman per sampel, dan kandungan klorofil daun per sampel.

Pengamatan Parameter Suhu (oC) dan RH (%)

Pengukuran suhu dan kelembaban udara relatif (RH) dalam rumah plastik dilakukan setiap hari pada pagi hari (07.00-08.00 WIB), siang hari (12.00-13.00 WIB) dan sore hari (16.00-17.00 WIB) menggunakan thermohygrometer. Pengukuran ini dilakukan di tengah penanaman di atas tajuk tanaman.

pH dan EC larutan hara (mS.cm-1)

Pengukuran nilai pH dan EC larutan dilakukan di Laboratorium Central Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan seminggu dua kali, yaitu pada hari Rabu dan Sabtu.

Panjang tanaman (cm)

Pengukuran dimulai dari leher akar sampai daun terpanjang. Pengamatan dilakukan dengan interval seminggu sekali dengan menggunakan penggaris.

Jumlah daun (helai)

Dihitung pada daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan dengan interval seminggu sekali .

Diameter batang (cm)

Pengukuran diameter batang tanaman dilakukan pada bagian batang dekat permukaan media. Pengamatan dilakukan satu hari sebelum panen dengan menggunakan jangka sorong.

Panjang akar (cm)

Pengukuran panjang akar tanaman sampel dilakukan mulai dari leher akar sampai ujung akar terpanjang menggunakan penggaris.

Bobot segar per sampel (g)

Ditimbang tajuk beserta akar tanaman sampel yang telah dipanen menggunakan timbangan skala 500 gram.

Bobot tajuk per sampel (g)

Tajuk tanaman sampel ditimbang tanpa mengikutsertakan bagian akar tanaman menggunakan timbangan analitik.

Bobot akar per sampel (g)

Akar tanaman sampel ditimbang setelah dipisahkan dari tajuk tanaman menggunakan timbangan analitik.

Bobot segar per plot (g)

Ditimbang seluruh tanaman dalam setiap plot dengan mengikutsertakan bagian tajuk dan akar.

Kandungan klorofil daun

Diukur dengan menggunakan klorofil meter. Pengukuran dilakukan dengan cara menyisipkan sehelai daun dari tiap sampel dan dijepit pada bagian sensor dari alat tersebut. Daun yang diukur adalah daun dewasa keempat atau kelima dari pucuk, pengukuran dilakukan pada bagian tengah dan ujung daun secara acak dengan menghindari bagian tulang daun. Pengukuran indeks klorofil daun ini dilakukan satu hari sebelum panen.

Heritabilitas

Heritabilitas dihitung untuk tiap parameter. Dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan rumus yang terdapat pada metode penelitian.

Dokumen terkait