BAB III METODE PELAKSANAAN
D. Desain Kemasan
1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat sirup ubi jalar ungu yaitu ubi jalar ungu, gula pasir, air, CMC, asam sitrat, asam benzoat. Bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan yaitu sirup ubi jalar ungu, larutan DPPH (1-1diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan larutan metanol.
2. Alat
Alat yang digunakan untuk membuat sirup ubi jalar ungu yaitu baskom, pisau, timbangan, blender, kain saring, panci, kompor, saringan teh, botol sirup. Alat yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan yaitu tabung reaksi, erlenmeyer, pipet 1 ml, pipet 10 ml, rak tabung, pro pipet, spektrofotometer, vortek.
3. Cara Kerja
Pembuatan sirup ubi jalar ungu kaya akan antioksidan sebagai potensi minuman fungsional adalah sebagai berikut. Ubi jalar ungu disortasi ditimbang, dicuci dengan air bersih, dan dikukus selama 15 menit saat air sudah mulai mendidih. Setelah itu ubi jalar ungu dikupas dan dipotong kecil-kecil kemudian diblender sampai menjadi bubur ubi jalar ungu. Bubur ubi jalar ungu disaring dengan kain saring berukuran 60 mesh dan dicampur gula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pasir, kemudian sari ubi jalar ungu dipanaskan selama 10 menit dan ditambahkan bahan tambahan sirup seperti asam sitrat, asam benzoat, dan CMC sampai semua larut dan mendidih pada suhu 101°C. Sirup ubi jalar ungu dimasukkan ke dalam botol yang sudah dipasteurisasi dan siap dikemas.
commit to user
Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Sirup Ubi Jalar Ungu Pengukusan (15 menit)
Air (1 ltr)
Ubi jalar ungu kukus (1100 gr)
Kulit ubi (200 gr) Pengupasan
Ubi jalar ungu kupas (900 gr) Pemotongan kecil-kecil
Pemblenderan (5 menit) Air (2 ltr)
Bubur ubi jalar ungu (2 ¾ ltr)
Ampas ubi (600 gr) Penyaringan ( kain saring 60 mesh)
Pencampuran
Pemanasan (10 menit 101°C) dibersihkan
Sari Ubi Jalar Ungu (2 ½ ltr)
Pengemasan
Sirup ubi jalar ungu @ 650 ml (3 botol)
Sirup matang (2 ltr) CMC (1,5 gr), asam benzoat (0,8 mg), asam sitrat (2,6 gr) Botol Pasteurisasi (30 menit 63°C) Pencucian Air bersih Gula Pasir (1000 gr) Air kotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Analisis Produk
Table 3.1. Parameter Analisa
Parameter Analisa Metode
Pengujian Aktivitas Antioksidan DPPH (Subagio dan Morita, 2001.)
Organoleptik (Uji Kesukaan) Uji Skoring, Uji Ranking (Soewarno,1985.)
D. Analisis Ekonomi
Untuk mengetahui harga pokok, harga jual dan keuntungan produk maka dilakukan analisis kelayakan ekonomi meliputi biaya produksi (biaya tetap dan
biaya variabel), kapasitas produksi, harga pokok produksi, harga jual, Break
Even Point (BEP), laba, Payback Period (PP), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio),
Return of Investment (ROI) dan IRR (Internal Rate of Return).
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap = Biaya Biaya usaha + Amortisasi+Biayapenyusutan/depresiasi+ Dana sosial+ Bunga + Pajak asuransi.
b. Biaya Tidak Tetap
Biaya Tidak Tetap = Biaya bahan baku + Biaya bahan bakar/energi + Biaya tenaga kerja + Biaya perawatan dan perbaikan.
c. Harga Pokok Produksi
oduksi Kapasitas oduksi Biaya Pr Pr
d. Break Event Point (BEP)
Perhitungan rumus BEP atas dasar unit produksi adalah sebagai berikut:
commit to user BEP = − ln / Pr arg ) ( b oduksi Kapasitas Tetap BiayaTidak n aJualSatua H FC BiayaTetap
Perhitungan rumus BEP atas dasar unit rupiah adalah sebagai berikut:
BEP (Rp) = − oduksi nXJumlah aJualSatua H Tetap BiayaTidak FC BiayaTetap Pr arg 1 ) (
Perhitungan rumus BEP atas dasar unit waktu adalah sebagai berikut:
BEP (waktu) = bulan Kapasitas Unit BEP / ) ( e. Payback Period (PP) PP = Kotor Laba Produksi Biaya
f. Benefit CostRatio B/C
B/C Ratio =
Produksi Biaya
Pendapatan
g.Return Of Investment (ROI)
ROI = 100%
Produksi X
TotalBiaya Laba
h. Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan suatu tingkat bunga yang menggambarkan bahwa
antara benefit (penerimaan) yang telah dipresent valuekan dan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan sama dengan nol.
IRR = ( 2 1) 2 1 1 1 x DF DF NPV NPV NPV DF + − −
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produk
Sirup adalah sejenis minuman ringan berupa larutan kental dengan cita rasa beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah, sirup penggunaannya tidak langsung diminum tetapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kandungan gulanya tinggi, yakni sekitar 65 %. Pada dasarnya sirup terbuat dari larutan gula yang kental. Untuk menambah rasa dan aroma, sering disertai penambah rasa, pewarna, asam sitrat, asam tartrat, asam laktat (Satuhu, 2004). Pada praktek produksi ini dibuat sirup ubi jalar ungu dengan tiga formulasi berdasarkan komposisi bahan baku yaitu ubi jalar ungu. Untuk formulasi yang pertama sirup dengan bahan ubi jalar ungu ½ kg, formulasi yang kedua dengan bahan ubi jalar ungu 1 kg, dan formulasi yang ketiga sirup dengan bahan ubi jalar ungu 1 ½ kg. Formulasi sirup ubi jalar
ungu dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Perbandingan Formulasi Sirup Ubi Jalar Ungu Bahan Formula I Formula II Formula III
Ubi Jalar Ungu ½ kg 1 kg 1 ½ kg
Gula Pasir 1 kg 1 kg 1 kg
CMC 1,5 gr 1,5 gr 1,5 gr
Asam Sitrat 2,6 gr 2,6 gr 2,6 gr
Asam Benzoat 0,8 mg 0,8 mg 0,8 mg
Air 2 ltr 2 ltr 2 ltr
Manfaat sirup ubi jalar ungu sangat besar untuk kesehatan karena kandungan antioksidan yang tinggi sehingga bisa dikatakan sirup ubi jalar ungu termasuk minuman fungsional. Minuman fungsional didefinisikan sebagai minuman yang berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kebugaran, serta penampilan jasmani dan rohani seseorang. Kepopuleran minuman fungsional ditunjang oleh keyakinan bahwa di dalam minuman tersebut terkandung zat yang sangat penting khasiatnya untuk kesehatan dan kebugaran tubuh.
commit to user
menambah asupan vitamin dan mineral tertentu, meningkatkan stamina tubuh dan mengurangi resiko penyakit tertentu (seperti: antioksidan untuk mengurangi resiko kanker).
Proses pembuatan sirup ubi jalar ungu kaya akan antosianin sebagai potensi minuman fungsional adalah sebagai berikut :
1. Sortasi dan penimbangan
Sortasi bertujuan untuk memisahkan ubi jalar ungu yang bermutu jelek (cacat) dan yang bermutu bagus (layak untuk diproses). Penimbangan dilakukan untuk memperoleh takaran formula yang pas baik bahan baku sirup maupun bahan tambahan sirup.
2. Pencucian
Pencucian menggunakan air bersih yang mengalir hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran pada ubi jalar ungu dan sisa pupuk yang tertinggal pada ubi jalar tersebut.
3. Pengukusan
Pengukusan dilakukan selama 15 menit saat air sudah mulai mendidih dengan tujuan untuk mencegah reaksi browning pada ubi jalar ungu dan untuk mempermudah saat proses penghancuran. Pada proses pengukusan ini ubi jalar ungu setelah dikukus beratnya bertambah menjadi 1100 kg karena menyerap air saat proses pengukusan.
4. Pengupasan
Pengupasan bertujuan untuk memisahkan kulit dengan daging ubi jalar ungu sehingga mempermudah proses penghancuran sehingga diperoleh hasil yang lebih halus. Pada proses pengupasan ini didapatkan kulit ubi sebesar 200 gram dan ubi jalar ungu yang sudah dikupas menjadi 900 gram.
5. Pemotongan
Pada proses pemotongan ini ubi jalar ungu dipotong kecil-kecil untuk mempermudah proses penghancuran supaya hasilnya lebih halus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Penghancuran/Pemblenderan
Penghancuran ubi jalar ungu menggunakan blender dengan penambahan air 2 liter. Proses penghancuran ini dilakukan selama 5 menit yang bertujuan untuk mendapatkan sari ubi jalar ungu yang akan dijadikan bahan baku sirup. Penghancuran dengan penambahan air bertujuan agar memudahkan proses pemasakan. Proses penghancuran ini dilakukan sampai benar-benar halus (Suprapti, 2001). Pada proses pemblenderan ini didapatkan sari ubi jalar ungu sebesar 2 ¾ liter.
7. Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain saring berukuran 60 mesh. Penyaringan bertujuan untuk mengambil sari ubi jalar ungu yang akan digunakan dalam proses pengolahan. Pada proses penyaringan ini didapatkan sari ubi jalar ungu sebesar 2 ½ liter dan ampas ubi sebesar 600 gram.
8. Pencampuran
Sari ubi jalar ungu yang sudah disaring kemudian dicampur dengan gula pasir dan dilakukan proses pemanasan.
9. Pemanasan
Proses pemanasan dilakukan selama 10 menit dengan suhu 101°C. Dalam proses pemanasan ini ditambahkan bahan tambahan sirup seperti asam sitrat, asam benzoat, gula pasir dan CMC yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas sirup ubi jalar ungu, bahan tambahan sirup tersebut dimasukkan ketika sirup mendidih. Tahap pemanasan ini adalah tahap yang paling kritis, pemanasan bertujuan untuk menghilangkan bau mentah. Pemanasan dilakukan dengan suhu tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi. Suhu terlalu rendah memunculkan bau relatif rendah, sebaliknya suhu yang terlalu tinggi membuat bahan yang dipanaskan menjadi gosong (Desrosier, 1988). Setelah proses pemanasan ini didapatkan sirup ubi jalar ungu sebesar 2 liter.
commit to user
Penyiapan beberapa botol sirup kemudian botol dibersihkan dengan air yang mengalir supaya dalam proses pasteurisasi lebih maksimal.
11. Pasteurisasi Botol Sirup
Pasteurisasi dilakukan untuk membunuh semua mikroba penyebab penyakit dan pembentuk racun. Dengan pasteurisasi hasil olahan akan dapat tahan sampai setengah tahun lebih. Botol sirup dipasteurisasi pada suhu 63°C selama 30 menit.
12. Pengemasan
Pengemasan menggunakan botol kaca yang sudah disterilkan kemudian diberi label dan sirup siap dipasarkan. Sirup ubi jalar ungu dikemas per botol 650 ml. Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk dari ancaman kontaminasi udara luar dan memperpanjang umur simpan produk.
Pada pembuatan sirup ubi jalar ungu kaya akan antioksidan sebagai potensi minuman fungsional ini perlu dilakukan analisis sensori dan analisis kimia. Analisis sensori menggunakan uji kesukaan yang meliputi metode uji skoring dan ranking terhadap parameter warna, rasa, aroma dan keseluruhan sirup ubi jalar ungu. Sedangkan untuk analisis kimia yaitu menganalisis aktivitas antioksidan yang terkandung dalam sirup tersebut.
B. Analisis Sensori pada Sirup Ubi Jalar Ungu
Analisis sensori dilakukan dengan uji organoleptik untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap sirup ubi jalar ungu. Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan suatu produk. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
produk tersebut. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu produk adalah :
a. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan
bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
b. Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi.
Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.
c. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator
terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
d. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat dengan
mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah. (Admin, 1999).
Uji organoleptik dilakukan dengan membuat tiga formulasi yang berbeda, yaitu formula I dengan penambahan ubi jalar ½ kg, formula II dengan penambahan ubi jalar 1 kg, dan formula III dengan penambahan ubi jalar 1 ½ kg. Ketiga formula tersebut dilakukan uji organoleptik dengan uji kesukaan yang meliputi metode uji ranking dan uji skoring. Metode uji ranking nilai yang diberikan tidak ada yang sama, sehingga dapat diurutkan secara langsung formulasi mana yang paling disukai oleh panelis. Metode uji Skoring umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau sampel yang diujikan dengan mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Uji organoleptik ini dapat membantu dalam penentuan formula yang paling tepat untuk mendapatkan gambaran mengenai selera konsumen dipasaran dan sangat membantu dalam bidang industri pangan yang ingin mengeluarkan produknya agar dapat diterima oleh konsumen terutama produk-produk baru salah satunya sirup ubi jalar ungu.
commit to user
organoleptik dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Sensori
Sampel Rasa Warna Aroma Keseluruhan
S R S R S R S R Formula I 3,40a 2,47b 3,20a 2,67c 3,57a 2,10a 3,40a 2,50b Formula II 4,07b 1,73a 3,90b 1,93b 3,93a 1,80a 4,03b 1,77a Formula III 4,03b 1,80a 4,30b 1,40a 3,60a 2,10a 4,10b 1,73a Keterangan : S : Skoring R : Ranking
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sirup ubi jalar ungu dengan
variasi bahan baku ubi jalar ungu memiliki nilai yang berbeda-beda a. Rasa
Rasa didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diketahui dengan indera perasa. Rasa memiliki empat macam rasa dasar yaitu manis, asin, asam dan
pahit . Dari Tabel 4.2 pada uji skoring untuk formula I beda nyata terhadap
formula II dan formula III, sedangkan untuk formula II dan formula III tidak beda nyata. Dari hasil spss uji skoring dengan parameter rasa, warna, aroma dan overall dapat diambil kesimpulan untuk sirup yang paling disukai yaitu formula II dengan formulasi ubi jalar 1 kg karena sirup dengan formula II
memiliki rasa manis yang pas dibanding formula III. Pada Tabel 4.2 hasil spss
uji ranking hasilnya sama dengan hasil spss uji skoring yaitu untuk segi rasa formula I beda nyata terhadap formula II dan formula III, sedangkan untuk formula II dan formula III tidak beda nyata. Dari hasil spss uji ranking sirup yang memiliki tingkat disukai nomer 1 yaitu formula II dengan formulasi ubi jalar 1 kg. Perbedaan rasa antara sirup yang satu dengan dua sirup yang lain dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu penggunaan variasi gula dan perbedaan variasi ubi jalar sehingga memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap penerimaan rasa sirup ubi jalar ungu yang dihasilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Warna
Warna menjadi atribut kualitas yang paling penting, walaupun suatu produk bernilai gizi tinggi, rasa enak, dan aroma baik namun jika warna kurang menarik maka akan menyebabkan produk tersebut kurang diminati. Warna merupakan parameter pertama yang menentukan tingkat penerimaan
konsumen terhadap suatu produk. Dari Tabel 4.2 pada uji skoring untuk
formula I beda nyata terhadap formula II dan formula III, sedangkan untuk formula II dan formula III tidak beda nyata. Dari hasil spss uji skoring dengan parameter rasa, warna, aroma dan overall dapat diambil kesimpulan untuk sirup yang paling disukai warnanya yaitu formula II dengan formulasi ubi jalar 1 kg karena sirup formula II memiliki warna ungu yang menarik
dibanding formula III. Pada Tabel 4.2 hasil spss uji ranking hasilnya tidak
sama dengan hasil spss uji skoring yaitu ketiga sirup mengalami beda nyata. Dari hasil spss uji ranking warna sirup yang disukai nomer 1 yaitu sirup dengan formula III dengan komposisi ubi jalar 1 ½ kg. Warna sirup formula III sangat pekat dibandingkan dua sirup yang lainnya. Perbedaan warna sirup yang satu dengan dua sirup yang lain dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu penggunaan jenis gula yang dipakai, pewarna alami yang digunakan selain itu proses produksi juga mempengaruhi warna yang dihasilkan.
c. Aroma
Aroma dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat diamati dengan indera pembau. Aroma atau bau sendiri sukar untuk diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas
aromanya. Dari Tabel 4.2 pada uji skoring untuk formula I, formula II dan
formula III tidak beda nyata. Dari hasil spss uji skoring dengan parameter rasa, warna, aroma dan overall dapat diambil kesimpulan untuk sirup yang paling disukai aromanya yaitu formulasi I dengan formulasi ubi jalar ½ kg. Pada Tabel 4.2 hasil spss uji ranking untuk ketiga sirup dengan formula I, formula II dan formula III juga mengalami tidak beda nyata tetapi untuk hasil spss uji ranking aroma sirup yang disukai nomer 1 yaitu sirup dengan formula II dengan komposisi ubi jalar 1 kg. Aroma sirup formula II sangat pas
commit to user
dengan kedua sirup yang lain yaitu pengaruh konsentrasi ubi jalar ungunya. Semakin besar ubi jalar ungunya maka aroma yang dihasilkan akan semakin kuat.
d. Keseluruhan (Overall)
Keseluruhan (overall) didefinisikan sebagai sesuatu dari keseluruhan baik dari indera penglihatan, indera perasa, indera pembau, maupun yang digunakan untuk mendeteksi secara keseluruhan warna, rasa, dan aroma. Dari Tabel 4.2 pada uji skoring untuk formula I beda nyata terhadap formula II dan formula III , sedangkan untuk formula II dan formula III tidak beda nyata. Dari hasil spss uji skoring dengan parameter rasa, warna, aroma dan overall dapat diambil kesimpulan untuk sirup yang paling disukai secara keseluruhan yaitu formula II dengan formulasi ubi jalar 1 kg karena sirup formula II memiliki rasa manis yang pas, warna ungu yang pas, aroma ubi
jalarnya yang harum. Pada Tabel 4.2 hasil spss uji ranking hasilnya sama
dengan hasil spss uji skoring yaitu untuk overall formula I beda nyata terhadap formula II dan formula III, sedangkan untuk formula II dan formula III tidak beda nyata. Dari hasil spss uji ranking sirup yang memiliki overall disukai nomer 1 yaitu formula II. Perbedaan overall antara sirup yang satu dengan dua sirup yang lain dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu penggunaan variasi gula dan perbedaan variasi ubi jalar yang digunakan, proses produksi dan jenis pewarna yang digunakan.
C. Analisis Kimia pada Sirup Ubi Jalar Ungu
Setelah dilakukan analisis sensori terhadap sirup ubi jalar ungu selanjutnya dilakukan analisis kimia pada sirup formula II dengan formulasi 1 kg ubi jalar ungu. Tujuan analisis kimia pada sirup ubi jalar ungu adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada sirup yang dapat mempengaruhi produk akhir yang dihasilkan dan dapat mempengaruhi daya tahan produk terhadap serangan mikroorganisme. Hasil analisis kimia sirup ubi jalar ungu dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 4.3Hasil Analisa Kimia Senyawa Antioksidan
Sampel Aktivitas Antioksidan
Ulangan Analisis I
Ulangan Analisis II Rata-rata
Sirup Ubi Ungu 1,052 1,07 1,061 %
Aktivitas antioksidan diukur menggunakan reagen DPPH. DPPH
(1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl) adalah radikal bebas stabil yang menerima sebuah
elektron atau hidrogen untuk diubah menjadi molekul diamagnetik. Menurut Prakash (2001), elektron yang tidak berpasangan pada DPPH memiliki kemampuan penyerapan yang kuat pada panjang gelombang 517 nm dengan warna ungu
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat aktivitas antioksidan sirup ubi
jalar ungu. Pada ulangan analisis I aktivitas antioksidan sirup ubi jalar ungu sebesar 1,052 mmol/100 gr sampel bahan dan ulangan analisis II sebesar 1,07 mmol/100 gr sampel bahan dan diperoleh rata-rata aktivitas antioksidan sebesar 1,061%. Pada uji aktivitas antioksidan ini, aktivitas antioksidan sirup ubi jalar ungu masih rendah dibandingkan sirup buah yang lain misalnya saja sirup apel. Beberapa hal yang menyebabkan aktivitas antioksidan sirup ubi jalar ungu rendah antara lain faktor pemanasan saat pemasakan sirup dan faktor ubi jalar ungu itu sendiri. Aktivitas antioksidan sirup apel cukup tinggi yaitu berkisar antara 11.03-14.58%. Total aktivitas antioksidan 100 gr apel dan kulit setara dengan 1500 mg vitamin C (Boyer dan Liu, 2004).
Antioksidan yang terkandung dalam ubi jalar ungu yaitu antosianin. Antosianin adalah zat yang sangat penting bagi tubuh dengan konsentrasi tinggi (100-210 mg/100 gr). Antosianin merupakan molekul yang tidak stabil. Warna ungu, merah, atau biru pada antosianin dapat berubah karena beberapa faktor yaitu faktor suhu, pH, oksigen, penambahan gula, asam, dan adanya ion logam. Manfaat antosianin bagi kesehatan yaitu menangkal radikal bebas, menghambat pertumbuhan sel kanker, menurunkan kadar kolesterol, asam urat dan menurunkan tekanan darah tinggi. Sirup ubi jalar ungu dikatakan sebagai minuman fungsional karena antioksidannya sangat bermanfaat untuk kesehatan.
commit to user 1. Bahan
Pengemasan sirup ubi jalar ungu menggunakan botol yang terbuat dari kaca. Komponen utama kaca ialah silika. Silika adalah bahan yang mengandungi silikon dioksida. Tutup botol sirup menggunakan bahan yang terbuat dari kuningan supaya tidak mudah berkarat dan dilapisi segel plastik supaya kualitas sirup lebih terjamin.