• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2008, berlokasi di Rembang, Jawa Tengah. Rembang termasuk di daerah pesisir dengan iklim tropis, dengan ketinggian tempat 47 m dpl, rata-rata curah hujan 1 252 mm/th (1995-2005). Temperatur minimum 22.6 oC dan maksimum 31.7 oC dengan rata-rata 27 oC (Dinas Pertanian Kabupaten Rembang, 2007).

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam percobaan ini terdiri atas sembilan hibrida cabai besar IPB yaitu hibrida IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH6, IPB CH25, IPB CH28, dan IPB CH50 serta lima varietas hibrida pembanding yaitu Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial.

Bahan lain yang digunakan adalah furadan, pupuk kandang kotoran sapi, Urea, SP-36, KCl, dan pestisida. Alat yang digunakan adalah tray semai 72 lubang, mulsa plastik hitam perak, ajir, meteran, timbangan, cangkul, kored, jangka sorong, dan handsprayer.

Metode Percobaan

Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 14 perlakuan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 42 satuan percobaan.

Model statistik yang digunakan adalah:

Yij = μ + αi +βj + εij

Yij = nilai pengamatan yang diberikan oleh hibrida ke-i dan kelompok ke-j, μ = nilai tengah populasi,

αi = pengaruh taraf ke-i dari faktor perlakuan, (1, 2, 3, ...14) βj = pengaruh kelompok ke-j, (1, 2, 3)

εij = pengaruh galat umum percobaan.

Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F, jika uji F berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan uji Dunnett pada taraf 5%.

Pelaksanaan Percobaan

Benih cabai disemaikan dahulu pada tray semai yang berisi media tanam steril. Pada umur kurang lebih lima minggu selama persemaian atau bibit sudah mempunyai 3 - 4 helai daun, tanaman siap untuk dipindahkan ke lapang. Pengolahan lahan dilakukan dua minggu sebelum pindah tanam yaitu dengan menggemburkan tanah dan mengaplikasikan pupuk kandang 1 kg/lubang, dengan ukuran bedeng 1 x 10 m dan jarak tanam 0.5 x 0.5 m. Pupuk dasar Urea 200 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 150 kg/ha diberikan pada 5 hari sebelum tanam. Setelah itu bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak.

Pemeliharaan tanaman cabai meliputi penyiraman, pengajiran, penyiangan, pewiwilan, pengendalian hama penyakit tanaman, dan pemupukan susulan. Pengajiran dilakukan untuk menopang tanaman saat berbuah lebat. Pengajiran dilakukan 3 hari setelah tanam. Ajir terbuat dari bambu dengan panjang 120 cm, ditancapkan 10 cm dari pohon, ditanam dalam tanah sedalam 20 - 30 cm dengan posisi miring keluar. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan pada umur 2 MST dengan tali rafia. Penyiangan dilakukan secara manual dua minggu sekali atau sesuai pertumbuhan gulma. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan tiap minggu, yaitu bila terlihat adanya gejala seranggan hama dan atau penyakit. Tindakan preventif dilakukan penyemprotan pestisida setiap minggu setelah tanam dengan insektisida atau fungisida secara bergantian, dengan dosis sesuai anjuran. Pestisida yang digunakan pada percobaan ini adalah Curacron, Kelthane, Anthracol, Dithane dan Prostiker sebagai perekat. Pemberian pupuk susulan dilakukan pada 4, 6, 8, dan 10 MST dengan NPK Mutiara 16-16-16 dengan dosis 10 g/liter. Cara pemberiannya adalah dengan menyiramkan larutan pupuk 250 ml per tanaman.

Panen dilakukan terhadap buah cabai yang sudah 50% matang penuh. Pemanenan dilakukan secara bertahap sesuai tingkat kematangan buah pada tanaman.

10 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman contoh setiap satuan percobaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Peubah yang diamati mengacu pada pedoman penilaian dan pelepasan varietas hortikultura (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004), sedangkan cara pengamatannya berdasarkan International

Plant Genetic Research Institute Chili Descriptor (1995) :

1. Umur mulai berbunga (HST): jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi mempunyai bunga mekar.

2. Umur mulai panen (HST): jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi mempunyai buah matang fisiologis.

3. Lebar daun (cm): diukur dari 20 daun dewasa saat 50% buah masak. 4. Tinggi tanaman (cm): diukur dari permukaan tanah sampai pucuk, setelah

panen pertama.

5. Tinggi dikotomus (cm): diukur dari permukaan tanah sampai percabangan utama, setelah panen pertama.

6. Lebar kanopi (cm): diukur pada kanopi yang terlebar, setelah panen pertama.

7. Bobot per buah (g): rata-rata bobot 10 buah segar pada panen kedua. 8. Panjang buah (cm): rata-rata panjang 10 buah segar pada panen kedua. 9. Diameter buah (cm): diameter pangkal-tengah-ujung 10 buah segar pada

panen kedua.

10. Tebal daging buah (cm): rata-rata tebal kulit 10 buah segar pada panen kedua.

11. Bobot buah layak pasar (g/tanaman): hasil pengurangan bobot buah per tanaman dengan bobot buah tidak layak pasar.

12. Bobot buah per tanaman (g): hasil jumlah bobot buah per tanaman contoh pada panen minggu ke-1 hingga ke-5.

 

Hasilnya dikonversi ke ha.

14. Warna Daun: kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu muda, ungu, variegata, dan lainnya.

15. Bentuk daun: delta, oval, dan lanset, diamati setelah 50% populasi mempunyai buah masak.

3 2

1

Gambar 1. Bentuk Daun. 1. Delta; 2. Oval; 3. Lanset

16. Tepi daun: rata, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, dan berombak, diamati setelah 50% populasi mempunyai buah masak.

17. Ujung daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang, terbelah, berduri diamati saat 50% populasi mempunyai buah masak.

18. Warna batang: hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya, diamati setelah panen pertama.

19. Warna tangkai bunga: hijau muda, hijau, hijau tua saat anthesis. 20. Warna kelopak bunga: hijau muda, hijau, hijau tua saat anthesis.

21. Warna mahkota bunga: putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, ungu dan lainnya, diamati saat anthesis. 22. Jumlah helai mahkota: diamati saat anthesis.

23. Warna anther: ungu, ungu muda, diamati saat bunga mekar. 24. Warna kepala putik: diamati saat bunga mekar.

12 25. Warna buah muda: hijau muda, hijau, hijau tua saat berbuah.

26. Warna buah masak: putih, kuning, lemon, oranye pucat, oranye, merah terang, merah, merah tua, ungu, coklat, hitam, diamati saat buah masak penuh.

27. Bentuk buah: memanjang, bulat, segitiga, campanulate, blocky, diamati pada panen kedua.

Gambar 2. Bentuk Buah. 1. Memanjang; 2. Bulat; 3. Segitiga; 4. Campanulate; 5. Blocky

1 2

3

4 5

28. Permukaan kulit buah: halus, semi keriting, keriting diamati pada panen kedua.

Dokumen terkait