• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012–Maret 2013. Pengambilan sampel ikan dan pengukuran faktor fisik kimia perairan di sepanjang aliran Sungai Batang Toru. Sampel ikan dan pengukuran faktor fisik kimia perairan lainnya dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar dan Pengetahuan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan, plankton dan makro invertebrata adalah Purposive Random Sampling. Stasiun pengambilan sampel terdiri dari tiga stasiun pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan tiga kali ulangan pengambilan sampel.

3.3. Deskripsi Area a. Stasiun 1

Stasiun 1 berada di Desa Sabaronggang dan secara geografis terletak pada 01028’21,6” LU dan 099003’29” BT. Substrat pada stasiun ini berupa lumpurberpasirdanbatu-batuan, merupakan daerah pertambangan pasir.

b. Stasiun 2

Stasiun 2 berada di Desa Sabaronggang dan secara geografis terletak pada 01028’5,8” LU dan 099003’14,1” BT. Substrat pada stasiun ini berupa pasir, batu-batuan dan kerikil.

c. Stasiun 3

Stasiun 3 berada di Desa Saba Pulau Godang dan secara geografis terletak 01027’47,3” LU dan 099002’12” BT. Substrat pada stasiun ini berupa pasirdanbatu, merupakan daerah perkebunan sawit.

3.4.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah jala, gill net, stoples, tool box, ice pack, kertas grafik, timbangan digital, penggaris, dissecting set, sampel cup, plankton net, ember 5 liter, mikroskop, pipet tetes,cover glass, surber net, kuas, pinset, sikat, botol zat, marker, termometer, pingpong, stop watch, pH meter, tali, keping secchi, gelas elemeyer 250 ml, botol winkler, gunting, cutter, camera digital, buku identifikasi plankton dan makro invertebrata. Edmondson (1963), Bold & Wyne (1985), Krauter& Streble (1988), Pennak (1989), Dharma (1988) dan Borror (1998). Bahan yang digunakan adalah formalin 10%, formalin 4%, lugol, aquadest, tissue, aluminium foil, lakban, split 1 ml, plastik ukuran 15 kg, MnSO4, KOHKI, H2SO4, Na2S2O3, amilum dan kertas label.

3.5. Pengambilan Sampel

3.5.1. Pengambilan Sampel Ikan dan Isi Lambung

Sampel ikan diambil denganmenggunakan jala dan gill net sesuai dengan keadaan masing-masing stasiun penelitian sebanyak tiga kali ulangan.Ikan yang didapat dimasukkan ke dalam stoples atauplastik ukuran 15kg yang berisi air dan dimasukkan ke dalam tool box yang berisi ice pack lalu dibawa ke laboratorium. Ikan tersebut sebelum diawetkan,difotodan ditimbang serta diukur panjangdan beratnya. Satu ekor ikan diawetkan dengan menggunakan formalin 10% untuk kegunaan inventarisasi. Ikan yang lainnya dibedah dan diambil lambungnya untuk keperluaan analisis makanan dan diberi formalin 4%.

Analisis lambung dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar dan Pengetahuan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Isi lambung dikeluarkan kedalam gelas ukur yang sudah berisi aquadest 2 -3 ml (sesuai kekentalan isi lambung). Volume total antara aquadest dan isi lambung merupakan volume pembagi dalam menentukan index prepoderance (Ii).

Jenis plankton yang ditemukan di bawah mikroskop dihitung berdasarkan besarnya organisme. Ukuran terkecil organisme yang ditemukan menjadi patokan dalam menghitung besarnya volume index prepoderance (Ii). Jenis organisme

yang ditemukan di dalam lambung

diidentifikasidenganmenggunakanbukuidentifikasiEdmondson (1963), Yamaji (1976), Bold & Wyne (1985), Krauter & Streble (1988), Pennak (1989), Dharma (1988), Sachlan (1982) dan Borror (1998).

3.5.2. Pengambilan Sampel Plankton

Sampel plankton diambil dengan menggunakan plankton net. Air dari permukaan pada setiap stasiun diambil sebanyak 25 liter dengan tiga kali ulangan. Sampel plankton yang terjaring akan terkumpul dalam bucket yang selanjutnya dituang kedalam sampel cup dan diawetkan dengan menggunakan lugol sebanyak 3 tetes dan diberi label.

Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Sampel diamati dengan menggunakan mikroskop dan selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi Edmondson (1963), Bold & Wyne (1985), Streble & Krauter (1988) dan Pennak (1989).

3.5.3. Pengambilan Sampel Makro Invertebrata

Sampel makro invertebrata diambil dengan menggunakan surber net. Substrat dikeruksebanyak tiga kali ulangan pada setiapstasiunkemudiandisortirjenis makro invertebrata yang terdapat didalamnya. Makro invertebrata yang didapat dibersihkan dan dimasukkan ke dalam sampel cup yang diberi formalin 4%.

Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Sampel diamati dengan menggunakan mikroskop, lup dan selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi Edmonson (1963), Dharma (1988), Pennak (1978)dan Borror (1992).

3.6. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan

Faktor fisik dan kimia perairan yang diukur mencakup:

a. Temperatur

Temperatur air diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan kedalam sampel air selama lebih kurang 3 menit. Temperatur dibaca pada skala termometer tersebut.

b. Penetrasi Cahaya

Penentrasi cahaya diukur dengan menggunakan keping seechi yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping seechi tidak terlihat. Panjang tali yang masuk ke dalam air menunjukkan kedalaman penetrasi cahaya.

c. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air. Pembacaan dilakukan pada saat angka yang tertera pada pH meter tersebut konstan.

d. Kandungan Oksigen Terlarut (Disolved Oxygen)

Kandungan oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode

winkler.Sampel air yang diperoleh dimasukkan kedalam botol winkler kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut(Lampiran A).

e. Biochemical Oxygen Demand (BOD5)

Pengukuran BOD5 dilakukan dengan menggunakan metode winkler. Sampel air yang diambil dari dasar perairan dimasukkan ke dalam botol winkler. Bagan kerja terlampir (Lampiran B).

W = aLb

Secara keseluruhan pengukuran faktor fisikkimia berserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor FisikKimia Perairan

No. Parameter

Fisik – Kimia Satuan Alat

Tempat Pengukuran 1 Temperatur air 0C Termometer Air Raksa In-situ

2 Penetrasi

Cahaya Cm

Keping Seechi In-situ

3 pH air - pH meter In-situ

4 DO mg/l Metode Winkler In-situ

5 BOD5 mg/l Metode Winkler Laboratorium

3.7.Analisis Data

a. Hubungan Panjang Berat Ikan

Hubungan panjang berat ikan contoh dapat dianalisis dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendie (1992):

Keterangan: W = berat ikan

L = panjang total ikan a dan b = konstanta

Nilai b yang diperoleh digunakan untuk menduga kedua parameter yang dianalisis. Bila b = 3 menunjukkan pola pertumbuhan isometrik dan b ≠ 3 menunjukkan pola pertumbuhan allometrik. Pertambahan berat lebih cepat (allometrik positif) bila nilai b lebih besar dari 3 (b>3) dan pertumbuhan panjang lebih cepat (allometrik negatif) bila b lebih kecil dari 3 (b<3).

b. Kebiasaan makanan (Food Habits) atau Nilai Index of Preponderance (Ii) PenghitungankebiasaanmakanansecarakuantitatifdigunakanIndex Preponderance

(Effendie, 1979).Indeks Preponderance

adalahgabunganmetodefrekuensikejadianvolumetrik denganrumussebagaiberikut :

Keterangan :

Ii = Index preponderance

Vi=persentase volume satumacammakanan

Oi=persentasefrekuensikejadiansatumacammakanan ∑(VixOi) = Jumlah Vi×Oidarisemuamacammakanan

Kategori makanan utama bagi ikan apabila Indeks preponderance (Ii)>40, makanan pelengkap: 4< Ii<40, makanan tambahan: Ii <4.

d. Indeks Pilihan (Index of Electivity)

Preferensitiaporganismeataujenis plankton yang terdapatdalamalatpencernaanikanditentukanberdasarkanIndeksPilihan (index of electivity) dalamEffendi (1979) sebagaiberikut:

Keterangan : E = indekspilihan

ri =jumlahrelatif macam-macamorganisme yang dimakan pi =jumlahrelatif macamorganisme di perairan

Indekspilihanmerupakanperbandinganantaraorganismpakanikan yang

terdapatdalamlambungdenganorganismpakanikan yang

terdapatdalamperairan.Nilaiindekspilihan(E) iniberkisar:  +1 sampai –1, apabila 0<E<1 berartipakandigemari  –1<E<0 berartipakantersebuttidakdigemarioleh  E=0 berartitidakadaseleksiolehikanterhadappakannya.

d. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berkorelasi terhadap nilai keanekaragaman jenis makan. Analisis korelasi dihitung menggunakan Analisis Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver.17.00.Menurut, Sarwono (2006), kisaran korelasi:

a. 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel b. 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah

c. 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup d. 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat e. 0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat f. 1 : Korelasi sempurna

BAB 4

Dokumen terkait