• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Suamatera Utara

Bahan dan Alat

Dalam melaksanakan penelitian ini akan mengunakan beberapa bahan dan alat. Bahan yang akan digunakan adalah induk ikan koki, deterjen untuk pembersihan media dan eceng gondok, tali rafia berwarna hitam dengan tujuan agar sama dengan substrat yang lain dan ijuk sebagai media uji tempat menempelnya telur ikan Maskoki dengan panjang 20 cm.

Sedangkan peralatan yang akan digunakan untuk melihat kualitas air adalah : akuarium dengan ukuran 60 x 40 x 40 cm, aerator untuk menambah kandungan oksigen dalam air, termometer untuk mengukur suhu (0C), pH meter untuk mengukur keasaman air, heater untuk menjaga fluktuasi suhu air, pipet untuk mengambil larva maupun telur yang tidak menetas dan peralatan lainnya seperti, tangguk untuk menangkap induk dan larva, timbangan untuk menimbang induk sebelum dan sesudah memijah, serta alat-alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode eksperimen dan observasi. Metode eksperiman yaitu mempertemukan induk jatan dan betina yang sudah matang dalam satu media pengamatan, sedangkan obesrvasi mengamati secara langsung dari seluruh kegiatan pemijahan dan pendederan.

a

Rancangan Percobaan

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Perlakuan A = substrat eceng gondok Perlakuan B = substrat tali plastik Perlakuan C = substrat ijuk

Penempatan perlakuan di setiap media di lakukan secara acak pada akuarium yang telah dipersiapkan. Susunan substrat dari masing masing perlakukan dan ulangan dapat dilihat pada (Gambar. 4):

aquarium 1 akuarium 2 akurium 3

Gambar 4. Letak Substrat Uji, a. eceng gondok, b. tali plastik, dan c. ijuk

Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap pemenihan mulai dari pembersihan media, seleksi induk sampai pada pendederan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam pembenihan ikan Maskoki adalah:

a. Persiapan Media

Akurium yang akan digunakan terlebih dahulu di cuci bersih mengunakan deterjen, kemudian dikeringkan selama 24 jam. Setelah kering media dimasukan air dengan ketinggian 20 cm. Air yang digunakan berasal dari sumur dalam yang

c a b b c a c a b

jernih dengan asumsi bahwa air sumur yang diambil tidak mengandung zat-zat berbahaya.

Substrat tempat melengketnya telur mengunakan tumbuhan enceng gondok, tali rafia dan ijuk.Ukurang panjang substrat yang digunakan adalah 20 cm. Substrat yang akan digunakan terlebih dahulu direndam selama 24 jam dengan kalium permanganat (PK). Tujuannya adalah untuk membasmi hama dan penyakit yang menempel pada substrat.

Akuarium yang sudah bersih dan di isi air diberi aerator dengan satu titik disetiap akuarium. Biarkan aerator mengaduk air dalam akuarium selama 48 jam. Setelah diaduk selama 48 jam masukan media uji (eceng gondok, tali rafia dan ijuk) kedalam akuarium.

b. Seleksi Induk

Induk yang akan digunakan adalah induk matang gonad yang dibeli di kolam penangkaran di desa Bakaran Batu, kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Ciri-ciri induk matang gonad adalah: untuk induk betina; perutnya membuncit kebawah dan lunak, urogenital berwarna merah bata dan agak menjulur keluar, pergerakannya lamban dan tidak ada cacat. Sedangkan induk jantan yang matang gonad adalah: perut besar lunak, jika ditekan bagian perut akan mengeluarkan sperma berwarna putih dan tidak cacat.

Ukuran induk yang akan dipijahkan diusahakan berukuran sama, maksudnya adalah supaya jumlah telur dan sperma seimbang dan diharapkan dengan ukuran yang sama tidak terjadi perkelahian sebelum pemijahan.

Perbandingan induk yang akan dipijahkan adalah 4 : 2. Induk jantan 4 dan induk dan induk betina 2. Hal ini bertujuan agar jumlah sperma dapat membuahi seluruh jumlah telur yang di dikeluarkan induk betina dengan harapan derajat penetasan menjadi lebih tinggi sehingga pemijahan menjadi lebih maksimal.

c. Pemberian Rangsangan

Untuk terjadinya ovulasi (keluarnya telur/sperma) perlu ada rangsangan, rangsangan yang akandiberikan pada induk hanya berupa pemberian substrat tempet melengketkan telur, lawan jenis yang seimbang dan pengaturan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan saat pemijahan, seperti suhu, kandungan oksigen, ketenangan dan cahaya.

Selama pemijahan tidak ada pemberian hormon kepada induk betina maupun induk jantan baik melalui pakan maupun suntikan yang dapat merangsang ikan melakukan ovulasi

d. Pemijahan

Induk yang telah dimasukan dalam media secara berpasangan diharapkan akan memijah pada malam hari. Jika terjadi pemijahan maka pada pagi hari induk akan ditangkap dan diasingkan pada akuarium penampungan, sedangkan telur akan dieramkan dalam akuarium sesuai dengan perlakuan dan ulangan, telur yang dierami dibiarkan dalam akuarium sampai menetas.

e. Pengamatan telur

Telur yang sudah menempel maupun yang berserakan didasar akurium akan diamatiperkembangannya. Jika telur yang ada terserang oleh jamur maka telur akan diambil dan dibuang.Pengamatan telur dilakukan setiap hari. Tujuannya agar tidak terjadi penyerangan ke telur yang lain.

Dilakukan penghitungan jumlah telur yang keluar secara keseluruhan, maupun jumlah telur yang terbuahi, dan jumlah telur yang menetas. Penghitungannya dapat dilihat ada sub bab pengumpulan data.

f. Penetasan

Telur yang sudah terbuahi akan menetas 42 jam setelah terjadi pemijahan. Telur yang sudah menetas dibiarkan menempel pada akar eceng gondok. Akar eceng gondok akan diangkat dari media jika larva sudah tidak lengket di akar atau menebar di dasar akuarium.

Untuk menguangi infeksi oleh pathogen telur yang tidak menetas akan dibuang.cara yang dilakukan adalah telur yang tidak menetas tersebut di ambil dengan mengunakan pipet.

g. Pemeliharaan Larva

Setelah telur menetas sampai habis kuning telur di dalam tubuh ikan maka masa ini dinamakan masa larva. Pada saat ini yang harus dikontrol adalah kualitas air, baik oksigen mapun perbedaan suhu antara siang dan malam dan derajat keasaman air.

Langkah yang ditempuh adalah menjaga aerator agar jangan mati, memberi heter yang dapat menjaga suhu media di setiap akuarium, sedangkan menjaga derajat keasaman melakukan pergantian air sebanyak sepertiga dari jumlah air yang ada setiap dua hari sekali.

h. Pakan

Sejak telur menetas sampai tiga hari larva tidak diberi pakan. Larva baru diberi pakan setelah berumur tiga hari, pakan yang diberikan adalah kutu air

(Dhapnia sp). Frekuensi pemberian pakan kutu air (Dhapnia sp) adalah dua kali sehari yaitu pagi jam 08.00 WIB dan sore jam 16.30 WIB.

Frekuensi pemberian kutu air dilakukan dengan cara memberi sebanyak mungkin (edlibithum) dengan harapan larva akan makan sekenyang-kenyangnya.Untuk menjaga kualitas air maka dilakukan pembuangan kotoran larva dengan cara menyipon setiap pagi dan sore, dan pergantian air seper tiga setiap hari.

Setelah berumur 12 hari, bibit ini diberi pakan dengan cacing sutera, pemberiannya seperti pemberian kutu air (edlibithum). Pemberian cacing sampai berumur 20 hari, setelah berumur 20 hari keatas itu bibit diberi pakan pelet ukuran kecil < 1 mili.

i. Pendederan

Ikan yang sudah dapat memakan makanan dari luar tubuh disebut dengan post larva. Pada masa ini dikenal dengan masa pendederan. Pendederan yang akan dilakukan adalah pendederan pertama yaitu sejak bibit di kuning telur sampai memakan kutu air, pendederan kedua adalah masa pemberian cacing sutra dan pendederan ke tiga adalah semenjak benih di beri pakan pelet sampai bibit di jual.

Pengumpulan Data a. Penghitungan Telur

Telur yang menempel pada masing-masing substrat penelitian dihitung dengan mengunakan translit. Translit adalah media yang dibuat berukuran kecil yang akan dikonversikan secara keseluruhan pada substrat perlakukan.

Cara menghitung telur yang ada dalam substrat adalah dengan cara akar eceng gondok, tali rafia dan ijuk secara bergantian diletakan dalam suatu wadah berukuran 5 x 20 cm. Pada wadah berukuran 5 x 20 tersebut, masukan aalat ukur alat translit yang terbuat dari plastik transparan ukuran 2 x 2 cm.

Translit tersebut dilempar secara acak padaa substrat perlakukan yang telah berisi telur. Pelempaaran secara acak dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Setelah dilempar secara acak, maka dilakukan penghitungan jumlah telur yang tertutup oleh alat translit. Hitung rata-rata telur dari ulangan. Jumlah inilah yang menjadi jumlah ]enghitungan telur secara keseluruhan pada substrat. Untuk lebih jelasnya adalah. Jumlah rata-rata telur yang tertutup alat tranlit dikalikan dengan luas substrat lalu dibagi dengan luas translit.

b. Daya Tetasan

Derajat penetasan adalah jumlah telur yang menetas dalam persen. Perhitungan dilakukan dua hari setelah penetasan. Hal ini dilakukan kerena pada hari kedua larva sudah lepas dari sustrat. Untuk mengetahui persentase penetasan mengunakan translit, cara yang dilakukan adalah menghitung jumlah ikan yang menetas dengan cara. aduk media secara merata, kemudian ambil air yang sudah di aduk sebanyak 500 ml, lalu hitung jumlah larva yang ada dalam air. Lakukan perhitungan sebanyak tiga kali, menggunakan rumus (Fajrin, 2012)

x100% Telur Seluruh Jumlah Menetas Telur Jumlah Tetas Daya = c. Survival Larva

Survival larva adalah perentase larva yang hidup selama pemeliharaan larva. Cara penghitungan adalah jumlah larva yang hidup di kali 100% di bagi

jumlah larva keseluruhan saat menghitung persentase penetasan, menggunkan rumus, (Fajrin, 2012 ) x100% Larva Seluruh Jumlah Hidup Larva Jumlah Rate Survival = Analisis Data

Hasil pengamatan dari masing-masing perlakaukan ditabulasi kedalam bentuk tabel secara menyeluruh, sehingga dapat mengetahui substrat yang disukai oleh ikan Maskoki.

Data yang dikumpul kemudian dianalisis dengan uji statistik Anova. Uji statistik ini untuk mengatahui perbedaan dari masing-masing perlakuan. Untuk membahas perlakuan ini maka hasil analisis ini akan di diskripsikan dengan data lain. Tujuannya adalah guna melihat hubungan dari beberapa indikator yang diamati dengan perlakuan penelitian.

Dokumen terkait