Objek penelitian yang diamati adalah delapan individu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) berumur enam hingga 14 tahun (Tabel 1). Berdasarkan klasifikasi Galdikas (1984), orangutan di PPS dapat dibagi menjadi kelompok anak, pradewasa, dan dewasa umur muda (Lampiran 1). Individu yang dipilih adalah individu yang sudah dapat secara mandiri mencari makanan tanpa bantuan individu lainnya (usia enam tahun ke atas) (van Adrichem et al. 2006).
Alat
Alat yang digunakan selama penelitian adalah alat tulis, pengukur waktu (jam), kamera digital, dan termometer.
Metode Penelitian
Metode Pengamatan Tingkah Laku
Habituasi, yaitu suatu pendekatan yang dilakukan pengamat untuk membuat objek pengamatan terbiasa dengan kehadiran pengamat. Pendekatan ini juga diperlukan agar pengamat dapat mengenali objek yang akan diamati sehingga dapat membedakan individu yang satu dengan individu lainnya (Galdikas 1984).
Focal animal sampling, yaitu suatu cara pengamatan tingkah laku dengan mengamati hanya satu individu dalam selang waktu tertentu. Teknik ini digunakan untuk mengetahui semua jenis tingkah laku yang dilakukan oleh individu yang diamati (Martin & Bateson 1993). Pencatatan dilakukan selama selang waktu 30 menit untuk setiap individu orangutan.
Pengamatan tingkah laku harian orangutan dilakukan ketika orangutan berada di kandang terbuka (enclosure cage).
Pengelompokan aktivitas harian yang diamati mengacu pada Maple (1980) dan Galdikas (1984). Menurut Galdikas (1984), makan, lokomosi, dan istirahat merupakan tingkah laku harian utama orangutan. Suatu aktivitas akan dikelompokkan ke dalam aktivitas makan apabila orangutan memasukkan makanan ke dalam mulut, sebagian atau seluruhnya, kemudian menelan makanan atau sari makanan tersebut. Aktivitas istirahat mengacu pada kondisi ketika orangutan sedikit atau tidak melakukan aktivitas sama sekali atau diam dalam rentang waktu tertentu. Objek pengamatan dapat dikatakan melakukan lokomosi jika ia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dalam jarak tempuh pendek atau jarak tempuh yang jauh. Penentuan Tingkat Palatabilitas Pakan
Uji palatabilitas, dilakukan dengan pemberian pakan sistem cafeteria feeding
yaitu dengan memberi kesempatan pada hewan untuk memilih sendiri pakan yang disediakan untuk dikonsumsi (Patrick & Schaible 1980). Pakan yang dipilih diberi peringkat berdasarkan urutan konsumsi (Indarwati 2007). Palatabilitas digunakan untuk mendeskripsikan derajat keinginan hewan untuk memilih dan mengkonsumsi jenis pakan tertentu. Pakan dengan palatabilitas tinggi akan memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Uji palatabilitas terhadap jenis pakan yang disediakan PPS dilakukan ketika orangutan dimasukkan ke dalam kandang tidur setelah pukul 16.00 WIB. Pencatatan jenis pakan yang dikonsumsi dilakukan ketika orangutan mulai mengonsumsi jenis pakan pertama orangutan berhenti makan.
Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan, dilakukan dengan mengamati dan mencatat jenis dan bagian tumbuhan yang dikonsumsi, pengoleksian sampel tumbuhan, dan identifikasi dengan mencocokkan sampel tumbuhan dengan menggunakan buku identifikasi Heyne (1987).
palatabilitas pakan orangutan di Pusat Primata Schmutzer, Jakarta sehingga pemberian pakan orangutan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan September 2008 di Pusat Primata Schmutzer, Jakarta. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Bagian Ekologi dan Sumber Daya Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA IPB. Analisis data dilakukan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan Departemen Biologi FMIPA IPB.
BAHAN DAN METODE
Objek PenelitianObjek penelitian yang diamati adalah delapan individu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) berumur enam hingga 14 tahun (Tabel 1). Berdasarkan klasifikasi Galdikas (1984), orangutan di PPS dapat dibagi menjadi kelompok anak, pradewasa, dan dewasa umur muda (Lampiran 1). Individu yang dipilih adalah individu yang sudah dapat secara mandiri mencari makanan tanpa bantuan individu lainnya (usia enam tahun ke atas) (van Adrichem et al. 2006).
Alat
Alat yang digunakan selama penelitian adalah alat tulis, pengukur waktu (jam), kamera digital, dan termometer.
Metode Penelitian
Metode Pengamatan Tingkah Laku
Habituasi, yaitu suatu pendekatan yang dilakukan pengamat untuk membuat objek pengamatan terbiasa dengan kehadiran pengamat. Pendekatan ini juga diperlukan agar pengamat dapat mengenali objek yang akan diamati sehingga dapat membedakan individu yang satu dengan individu lainnya (Galdikas 1984).
Focal animal sampling, yaitu suatu cara pengamatan tingkah laku dengan mengamati hanya satu individu dalam selang waktu tertentu. Teknik ini digunakan untuk mengetahui semua jenis tingkah laku yang dilakukan oleh individu yang diamati (Martin & Bateson 1993). Pencatatan dilakukan selama selang waktu 30 menit untuk setiap individu orangutan.
Pengamatan tingkah laku harian orangutan dilakukan ketika orangutan berada di kandang terbuka (enclosure cage).
Pengelompokan aktivitas harian yang diamati mengacu pada Maple (1980) dan Galdikas (1984). Menurut Galdikas (1984), makan, lokomosi, dan istirahat merupakan tingkah laku harian utama orangutan. Suatu aktivitas akan dikelompokkan ke dalam aktivitas makan apabila orangutan memasukkan makanan ke dalam mulut, sebagian atau seluruhnya, kemudian menelan makanan atau sari makanan tersebut. Aktivitas istirahat mengacu pada kondisi ketika orangutan sedikit atau tidak melakukan aktivitas sama sekali atau diam dalam rentang waktu tertentu. Objek pengamatan dapat dikatakan melakukan lokomosi jika ia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dalam jarak tempuh pendek atau jarak tempuh yang jauh. Penentuan Tingkat Palatabilitas Pakan
Uji palatabilitas, dilakukan dengan pemberian pakan sistem cafeteria feeding
yaitu dengan memberi kesempatan pada hewan untuk memilih sendiri pakan yang disediakan untuk dikonsumsi (Patrick & Schaible 1980). Pakan yang dipilih diberi peringkat berdasarkan urutan konsumsi (Indarwati 2007). Palatabilitas digunakan untuk mendeskripsikan derajat keinginan hewan untuk memilih dan mengkonsumsi jenis pakan tertentu. Pakan dengan palatabilitas tinggi akan memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Uji palatabilitas terhadap jenis pakan yang disediakan PPS dilakukan ketika orangutan dimasukkan ke dalam kandang tidur setelah pukul 16.00 WIB. Pencatatan jenis pakan yang dikonsumsi dilakukan ketika orangutan mulai mengonsumsi jenis pakan pertama orangutan berhenti makan.
Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan, dilakukan dengan mengamati dan mencatat jenis dan bagian tumbuhan yang dikonsumsi, pengoleksian sampel tumbuhan, dan identifikasi dengan mencocokkan sampel tumbuhan dengan menggunakan buku identifikasi Heyne (1987).
Tabel 1 Data Individu Orangutan yang Diamati
Umur*
No Nama Jenis
Kelamin (tahun) Asal
1 Inah Betina 14 Sumbangan
2 Amida Betina 13 Sumbangan
3 Voni Betina 14 Sumbangan
4 Mada Betina 14 Sumbangan
5 Billy Betina 12 Sumbangan
6 Zidane Jantan 12 Sumbangan
7 Putu yase Jantan 11 Sumbangan
8 Pingky Betina 6 Sumbangan
Catatan:
*umur pada saat pengamatan dilakukan
Sumber: data perawat orangutan Pusat Primata Schmutzer
HASIL
Pemanfaatan Waktu Harian Orangutan Selama penelitian, orangutan sangat aktif pada pagi hari (08.00–10.30), sedikit aktif pada siang hari (10.30–13.00), dan aktif kembali pada sore hari (13.30–16.00) (Gambar 1). Pada pukul 08.00 orangutan dikeluarkan dari kandang tidur ke kandang peragaan yang sebelumnya telah dilakukan penyebaran pakan oleh perawat orangutan. Sesaat setelah memasuki kandang peragaan, orangutan akan mencari makan secara aktif. Mendekati siang hari, orangutan akan mencari tempat teduh untuk menghindari sengatan matahari secara langsung. Orangutan akan memulai aktivitas sore ketika pemberian pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan dilakukan pada satu lokasi sehingga kompetisi antar individu sering terjadi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 336 jam jenis aktivitas dengan persentase tertinggi adalah aktivitas makan. Jenis aktivitas ini dilakukan sebanyak 53,18% dari total aktivitas harian (Tabel 2). Aktivitas dengan persentase tinggi lainnya, adalah istirahat (17,27%) dan lokomosi (14,79%). Aktivitas istirahat paling banyak terjadi pada pukul 10.30 hingga pukul 13.30. Kisaran suhu udara pada waktu tersebut adalah 330C–360C. Ketika beristirahat, orangutan biasanya menetap di tempat yang teduh seperti di bawah semak dan di atas pohon. Beberapa orangutan akan membangun sarang, baik di permukaan tanah maupun pada dahan pohon. Aktivitas istirahat biasanya dilakukan dalam posisi duduk atau tidur. Aktivitas lokomosi dapat berlangsung di
atas pohon (arboreal) maupun di tanah (terestrial). Aktivitas ini banyak terjadi pada pagi hari (08.00-10.30). Berdasarkan tiga aktivitas harian utama, orangutan yang paling aktif melakukan aktivitas berturut-turut adalah Inah, Putuyase, dan Amida (Gambar 2).
Orangutan juga meminum air yang tersedia di PPS. Sumber air dapat berasal dari water nipple atau kolam. Aktivitas ini memiliki persentase 0,33% dari total aktivitas. Selain meminum air yang disediakan di PPS, ditemukan individu yang meminum urinnya sendiri (0,18%). Tingkah laku minum urin ini dilakukan oleh indivu betina (Mada) dan individu jantan (Putu dan Zidane). Selain meminum urinnya sendiri, orangutan juga meminum urin individu lainnya.
Aktivitas Makan
Total aktivitas makan selama pengamatan sebesar 53,18% dari total aktivitas harian. Frekuensi aktivitas makan paling tinggi terjadi pada pagi hari sekitar pukul 08.00–10.30 yaitu sebesar 59,15% dari total aktivitas makan. Aktivitas makan rendah pada siang hari (pukul 10.30–13.00 WIB) sebesar 10,05%, kemudian kembali meningkat pada sore hari (pukul 13.30– 16.00 WIB) sebesar 30,81% dari total aktivitas makan.
Pemberian pakan utama di PPS dilakukan dengan menyebar pakan di sekitar kandang terbuka. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi penguasaan pakan oleh individu dominan. Meskipun begitu, kadang dominasi tetap terjadi. Selama pengamatan aktivitas makan, ditemukan adanya individu betina yang cenderung menguasai pakan,
Tabel 1 Data Individu Orangutan yang Diamati
Umur*
No Nama Jenis
Kelamin (tahun) Asal
1 Inah Betina 14 Sumbangan
2 Amida Betina 13 Sumbangan
3 Voni Betina 14 Sumbangan
4 Mada Betina 14 Sumbangan
5 Billy Betina 12 Sumbangan
6 Zidane Jantan 12 Sumbangan
7 Putu yase Jantan 11 Sumbangan
8 Pingky Betina 6 Sumbangan
Catatan:
*umur pada saat pengamatan dilakukan
Sumber: data perawat orangutan Pusat Primata Schmutzer
HASIL
Pemanfaatan Waktu Harian Orangutan Selama penelitian, orangutan sangat aktif pada pagi hari (08.00–10.30), sedikit aktif pada siang hari (10.30–13.00), dan aktif kembali pada sore hari (13.30–16.00) (Gambar 1). Pada pukul 08.00 orangutan dikeluarkan dari kandang tidur ke kandang peragaan yang sebelumnya telah dilakukan penyebaran pakan oleh perawat orangutan. Sesaat setelah memasuki kandang peragaan, orangutan akan mencari makan secara aktif. Mendekati siang hari, orangutan akan mencari tempat teduh untuk menghindari sengatan matahari secara langsung. Orangutan akan memulai aktivitas sore ketika pemberian pakan tambahan. Pemberian pakan tambahan dilakukan pada satu lokasi sehingga kompetisi antar individu sering terjadi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 336 jam jenis aktivitas dengan persentase tertinggi adalah aktivitas makan. Jenis aktivitas ini dilakukan sebanyak 53,18% dari total aktivitas harian (Tabel 2). Aktivitas dengan persentase tinggi lainnya, adalah istirahat (17,27%) dan lokomosi (14,79%). Aktivitas istirahat paling banyak terjadi pada pukul 10.30 hingga pukul 13.30. Kisaran suhu udara pada waktu tersebut adalah 330C–360C. Ketika beristirahat, orangutan biasanya menetap di tempat yang teduh seperti di bawah semak dan di atas pohon. Beberapa orangutan akan membangun sarang, baik di permukaan tanah maupun pada dahan pohon. Aktivitas istirahat biasanya dilakukan dalam posisi duduk atau tidur. Aktivitas lokomosi dapat berlangsung di
atas pohon (arboreal) maupun di tanah (terestrial). Aktivitas ini banyak terjadi pada pagi hari (08.00-10.30). Berdasarkan tiga aktivitas harian utama, orangutan yang paling aktif melakukan aktivitas berturut-turut adalah Inah, Putuyase, dan Amida (Gambar 2).
Orangutan juga meminum air yang tersedia di PPS. Sumber air dapat berasal dari water nipple atau kolam. Aktivitas ini memiliki persentase 0,33% dari total aktivitas. Selain meminum air yang disediakan di PPS, ditemukan individu yang meminum urinnya sendiri (0,18%). Tingkah laku minum urin ini dilakukan oleh indivu betina (Mada) dan individu jantan (Putu dan Zidane). Selain meminum urinnya sendiri, orangutan juga meminum urin individu lainnya.
Aktivitas Makan
Total aktivitas makan selama pengamatan sebesar 53,18% dari total aktivitas harian. Frekuensi aktivitas makan paling tinggi terjadi pada pagi hari sekitar pukul 08.00–10.30 yaitu sebesar 59,15% dari total aktivitas makan. Aktivitas makan rendah pada siang hari (pukul 10.30–13.00 WIB) sebesar 10,05%, kemudian kembali meningkat pada sore hari (pukul 13.30– 16.00 WIB) sebesar 30,81% dari total aktivitas makan.
Pemberian pakan utama di PPS dilakukan dengan menyebar pakan di sekitar kandang terbuka. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi penguasaan pakan oleh individu dominan. Meskipun begitu, kadang dominasi tetap terjadi. Selama pengamatan aktivitas makan, ditemukan adanya individu betina yang cenderung menguasai pakan,
yaitu Vony. Biasanya Vony menyerang individu lain yang akan mengonsumsi pakan yang berada di dekatnya. Beberapa kali Vony juga merampas pakan yang sedang dimakan oleh individu lainnya. Tingkah laku seperti ini hanya ditemukan pada individu yang berada di kandang terbuka sumatera.
Tingkah laku berbagi makanan memiliki persentase 0,76% dari total aktivitas harian. Tingkah laku ini paling
sering terjadi antara induk dengan anaknya (55%). Tingkah laku berbagi makanan juga terlihat pada individu dewasa dari ketiga kandang peragaan dengan persentase 45%.
Foodshare atau berbagi makanan biasanya didahului oleh foodbegging, yaitu tingkah laku meminta makanan. Meskipun begitu tidak setiap foodbegging diakhiri oleh
foodsharing.
Gambar 1 Persentase aktivitas utama orangutan berdasarkan waktu.
Tabel 2 Persentase aktivitas harian orangutan PPS selama Bulan April–Agustus 2008
No. Aktivitas Durasi Aktivitas
(jam:menit:detik)
Total Jumlah Aktivitas (kali)
Persentasi Total Jumlah Aktivitas (%) 1 Makan 042:66:00 12300 53,18% 2 Istirahat 162:11:00 3994 17,27% 3 Lokomosi 022:09:40 3420 14,79% 4 Bermain 032:08:02 1090 4,71% 5 Merawat diri 021:55:18 689 2,98% 6 Sosial 015:12:51 598 2,59% 7 Lain-lain* 007:41:29 418 1,81% 8 Agonistik 004:38:51 227 0,98% 9 Berbagi makanan 001:04:47 175 0,76% 10 Kawin 001:40:12 100 0,43% 11 Konsumsi air 000:42:10 76 0,33% 12 Minum urin 000:34:34 42 0,18% Total 336:00:00 23129 100,00% Keterangan:
*Lain-lain: aktivitas lainnya dengan persentase yang sangat kecil Jenis Pakan
P
ersentase tertinggi dari seluruh jenis pakan yang dikonsumsi adalah pakan yang disediakan oleh PPS (97,80%). Pakan yang diberikan terdiri dari buah, sayur, kacang-kacangan, dan beberapa pakan tambahan lainnya. Jenis yang paling banyakdikonsumsi adalah buah (63,55% dari total jenis yang disediakan PPS).
Kandang terbuka PPS merupakan hutan kecil yang banyak ditumbuhi tumbuhan tumbuhan berkayu, semak, maupun herba. Kondisi kandang peragaan ini memungkinkan orangutan mengkonsumsi
30,81% 10,05% 59,15% 36,26% 14,53% 49,21% 9,69% 58,09% 32,22% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00%
pagi siang sore
waktu frek u ensi makan lokomosi istirahat
berbagai jenis pakan selain yang disediakan Pusat Primata Schmutzer (Tabel 3).
Tumbuhan yang tumbuh di dalam kandang peragaan merupakan salah satu jenis pakan non-PPS yang sering dikonsumsi. Jenis tumbuhan yang paling sering dikonsumsi orangutan adalah beringin (Ficus benjamina) (0,50%). Bagian yang dikonsumsi dapat berupa pucuk daun atau kulit kayu.
Cara orangutan mengonsumsi kulit kayu sangat unik, biasanya mereka menguliti kulit kayu hingga bagian kambium terlihat. Kulit kayu yang diperoleh akan dikunyah untuk mendapatkan sarinya. Setelah dikunyah selama beberapa saat, ampas kulit kayu akan dikeluarkan dari mulutnya.
Orangutan yang paling sering mengonsumsi daun dan kulit kayu beringin adalah kelompok Sumatera. Kelompok yang
sebagian besar anggotanya terdiri dari induk dengan bayi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon beringin.
Jenis tumbuhan lain yang juga dikonsumsi adalah rumput gajah (Pannisetum purpureum) sebesar 0,24% dan asam keranji (Dialium indicum) sebanyak 0,21% dari total konsumsi. Bagian rumput gajah yang dikonsumsi adalah daun dan bagian pangkal yang lunak. Orangutan juga mengonsumsi rumput gajah yang telah kering. Bagian tumbuhan asam keranji yang dikonsumsi adalah bagian daun (Tabel 4).
Selain pakan yang berupa tanaman, orangutan juga mengonsumsi tanah (0,55%) yang digali pada kedalaman 5–10 cm dari permukaan. Tingkah laku ini sering dilakukan baik oleh individu yang berada di kedua kandang terbuka, maupun individu yang berada di kandang sentral.
Gambar 2 Persentase aktivitas harian utama (makan, istirahat, lokomosi) individu orangutan.
Palatabilitas Pakan
Sesaat setelah dimasukkan ke dalam kandang tidur (pukul 16.00), orangutan akan langsung memakan pakan yang disediakan. Orangutan akan terus makan, tanpa diselingi aktivitas lain, hingga akhirnya berhenti. Orangutan biasanya akan berhenti makan apabila telah mengonsumsi 14–20 unit buah atau ketika buah yang lebih disukai telah habis.
Jenis buah yang dikonsumsi tidak berkorelasi dengan jumlah buah yang
dikonsumsi. Orangutan sering menghabiskan jenis pakan tertentu terlebih dahulu, baru kemudian mengonsumsi jenis lainnya, karena porsi pakan yang disediakan berbeda untuk tiap jenis.
Pengamatan terhadap tingkat palatabilitas pakan menunjukkan bahwa telur rebus, mangga, dan pisang merupakan jenis pakan dengan tingkat palatabilitas yang paling tinggi diantara jenis pakan lainnya (Tabel 5). Palatabilitas pakan berbeda antar tiap individu yang diamati (Lampiran 3).
21,83% 9,99% 13,58% 11,96% 12,28% 12,17% 8,52% 9,68% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00%
Inah Billy Vony Mida Pingky Zidane Putuyase Mada
individu
pers
Tabel 3 Persentase jenis pakan yang dikonsumsi orangutan PPS di kandang peragaan selama bulan April–Agustus 2008 Jenis Makanan Durasi Konsumsi (jam:menit: detik) Total Jumlah Aktivitas (kali) Persentasi Total Jumlah Aktivitas (%) No.
Nama Lokal Nama Ilmiah Famili
1 Pakan PPS (Lampiran 2) 33:20:27 12030 97,80% 2 Tanah 00:49:10 68 0,55% 3 Batu dinding 00:00:36 1 0,01% 4 Kotoran 00:00:50 2 0,02% 5 Serangga Formicidae (Goulet & Huber 1993) 00:40:00 2 0,02% 6 Ikan 00:04:21 1 0,01% 7 Serasah 00:00:51 1 0,01%
8 Asam Keranji Dialium indicum L. Fabaceae 00:47:44 26 0,21% 9 Terong pipit Solanum torvum Swartz Solanaceae 00:02:42 4 0,03% 10 Beringin Ficus benjamina L. Moraceae 02:50:29 61 0,50% 11 Petai cina Leucaena leucocephala
(Lamk.) De Wit. Mimosaceae 00:06:53 5 0,04% 12 Glodokan Polyalthia longifolia
Thw. Anonaceae 00:11:39 9 0,07%
13 Salak Salaca edulis Reinw. Palmae 00:03:59 3 0,02% 14 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae 00:25:26 5 0,04% 15 Salam Syzygium polyanthum
(Wight.) Walp. Myrtaceae 00:21:50 15 0,12% 16 Rumput gajah Pannisetum purpureum
Schumach. Poaceae 10:15:31 29 0,24%
17 Ganyong Canna edulis Ker. Cannaceae 00:02:51 3 0,02% 18 Kangkung
darat Ipomoea reptana Poir. Convolvulaceae 00:06:08 2 0,02% 19 Putri malu
besar Mimosa invisa Mar. Fabaceae 00:06:03 4 0,03%
20 lain-lain 01:19:36 29 0,24%
Total 42:66:0 12300 100,00%
Tabel 4 Bagian Tumbuhan yang dikonsumsi orangutan PPS Jenis Tumbuhan No. Nama
Lokal Nama Ilmiah Famili
Bagian yang Dimakan 1 Asam
Keranji Dialium indicum Fabaceae Daun muda
2 Terong pipit Solanum torvum Solanaceae Daun muda dan
Bunga
3 Beringin Ficus benjamina Moraceae Daun dan Kulit
kayu 4 Petai cina Leucaena leucocephala (Lamk.) De
Wit. Mimosaceae Daun
5 Glodokan Polyalthia longifolia Thw. Anonaceae Daun
6 Salak Salaca edulis Reinw. Palmae Umbut
Jenis Tumbuhan No.
Nama
Lokal Nama Ilmiah Famili
Bagian yang Dimakan 8 Salam Syzygium polyanthum (Wight.) Walp. Myrtaceae Daun 9 Rumput
gajah Pannisetum purpureum Schumach. Poaceae
Daun dan batang muda
10 Ganyong Canna edulis Ker. Cannaceae Daun
11 Kangkung
darat Ipomoea reptana Poir. Convolvulaceae Daun
12 Putri malu
besar Mimosa invisa Mar. Fabaceae Daun muda
Tabel 5 Palatabilitas orangutan terhadap jenis pakan yang disediakan PPS Urutan dikonsumsi
Pengamatan ke- No. Jenis Pakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rerata urutan konsumsi Pembulatan 1 telur rebus 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 1,4 1 2 mangga 1 1 1 2 3 1 4 1 1 3 1,8 2 3 pisang 4 2 6 1 3 2 2 1 4 1 2,6 2 4 jeruk lokal 5 3 5 2 5 5 6 3 1 2 3,7 3 5 nenas 9 5 7 3 6 3 3 6 3 4 4,9 4 6 salak 7 6 10 5 4 4 4 2 2 6 5 5 7 kumek 6 4 3 7 7 4 4 6 5 7 5,3 5 8 tomat 8 7 6 8 5 6 10 4 7 4 6,5 6 9 ubi 2 6 10 7 9 9 7 7 9 5 7,1 7 10 jambu biji 8 8 8 6 7 7 9 8 9 9 7,9 8 11 jagung 10 6 7 6 7 10 8 7 10 8 7,9 8
Keterangan. Nilai rata-rata urutan konsumsi yang rendah memiliki nilai palatabilitas yang tinggi Pengaruh suhu harian terhadap aktivitas
orangutan
Pengamatan terhadap aktivitas harian orangutan di PPS dibagi ke dalam tiga waktu yaitu pagi (08.00-10.30 WIB), siang (10.30-13.00 WIB), dan sore (13.30-16.00 WIB). Pengukuran suhu udara dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari, sesuai waktu pengamatan. Suhu udara pada pagi hari berkisar antara 28oC-31oC, 33oC-36oC pada siang hari, dan pada sore hari 30oC-33oC.
Pada pagi hari, orangutan secara aktif melakukan lokomosi (49,21% dari total aktivitas lokomosi) dan aktivitas makan (59,15% dari total aktivitas makan). Meskipun suhu udara rendah (28oC), orangutan cenderung menghindari sengatan sinar matahari secara langsung. Biasanya orangutan akan menghindari sengatan sinar matahari dengan mencari tempat teduh, seperti di atas pohon dan di balik semak, atau menggunakan daun yang lebar seperti daun keladi untuk menutupi kepalanya.
Menjelang siang hari, orangutan lebih banyak beristirahat (58,09% dari total aktivitas istirahat). Biasanya orangutan
beristirahat dengan duduk atau tidur pada suatu tempat dalam waktu yang sangat lama. Aktivitas istirahat juga diselingi aktivitas menelisik dan sedikit aktivitas makan (10,05% dari total aktivitas makan).
Aktivitas makan dan lokomosi orangutan akan kembali meningkat pada sore hari (30,81% untuk aktivitas makan dan 36,26% untuk lokomosi), saat pemberian pakan tambahan. Biasanya orangutan akan berkumpul di daerah pemberian pakan tambahan hingga pemberian pakan selesai dilakukan.
PEMBAHASAN
Pemanfaatan Waktu Harian Orangutan Lama waktu aktif merupakan periode aktif orangutan dalam melakukan aktivitas hariannya. Waktu aktif ini dimulai ketika orangutan bangun pagi dan keluar dari sarang tidur sampai dengan aktivitas membuat sarang tidur pada sore hari. Waktu aktif ini berkisar dari pukul 05.35–06.41 pada pagi hari sampai dengan kisaran pukul Tabel 4 lanjutan
Jenis Tumbuhan No.
Nama
Lokal Nama Ilmiah Famili
Bagian yang Dimakan 8 Salam Syzygium polyanthum (Wight.) Walp. Myrtaceae Daun 9 Rumput
gajah Pannisetum purpureum Schumach. Poaceae
Daun dan batang muda
10 Ganyong Canna edulis Ker. Cannaceae Daun
11 Kangkung
darat Ipomoea reptana Poir. Convolvulaceae Daun
12 Putri malu
besar Mimosa invisa Mar. Fabaceae Daun muda
Tabel 5 Palatabilitas orangutan terhadap jenis pakan yang disediakan PPS Urutan dikonsumsi
Pengamatan ke- No. Jenis Pakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rerata urutan konsumsi Pembulatan 1 telur rebus 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 1,4 1 2 mangga 1 1 1 2 3 1 4 1 1 3 1,8 2 3 pisang 4 2 6 1 3 2 2 1 4 1 2,6 2 4 jeruk lokal 5 3 5 2 5 5 6 3 1 2 3,7 3 5 nenas 9 5 7 3 6 3 3 6 3 4 4,9 4 6 salak 7 6 10 5 4 4 4 2 2 6 5 5 7 kumek 6 4 3 7 7 4 4 6 5 7 5,3 5 8 tomat 8 7 6 8 5 6 10 4 7 4 6,5 6 9 ubi 2 6 10 7 9 9 7 7 9 5 7,1 7 10 jambu biji 8 8 8 6 7 7 9 8 9 9 7,9 8 11 jagung 10 6 7 6 7 10 8 7 10 8 7,9 8
Keterangan. Nilai rata-rata urutan konsumsi yang rendah memiliki nilai palatabilitas yang tinggi Pengaruh suhu harian terhadap aktivitas
orangutan
Pengamatan terhadap aktivitas harian orangutan di PPS dibagi ke dalam tiga waktu yaitu pagi (08.00-10.30 WIB), siang (10.30-13.00 WIB), dan sore (13.30-16.00 WIB). Pengukuran suhu udara dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari, sesuai waktu pengamatan. Suhu udara pada pagi hari berkisar antara 28oC-31oC, 33oC-36oC pada siang hari, dan pada sore hari 30oC-33oC.
Pada pagi hari, orangutan secara aktif melakukan lokomosi (49,21% dari total aktivitas lokomosi) dan aktivitas makan (59,15% dari total aktivitas makan). Meskipun suhu udara rendah (28oC), orangutan cenderung menghindari sengatan sinar matahari secara langsung. Biasanya orangutan akan menghindari sengatan sinar matahari dengan mencari tempat teduh, seperti di atas pohon dan di balik semak, atau menggunakan daun yang lebar seperti daun keladi untuk menutupi kepalanya.
Menjelang siang hari, orangutan lebih banyak beristirahat (58,09% dari total aktivitas istirahat). Biasanya orangutan
beristirahat dengan duduk atau tidur pada suatu tempat dalam waktu yang sangat lama. Aktivitas istirahat juga diselingi aktivitas menelisik dan sedikit aktivitas makan (10,05% dari total aktivitas makan).
Aktivitas makan dan lokomosi orangutan akan kembali meningkat pada sore hari (30,81% untuk aktivitas makan dan 36,26% untuk lokomosi), saat pemberian pakan tambahan. Biasanya orangutan akan berkumpul di daerah pemberian pakan tambahan hingga pemberian pakan selesai dilakukan.
PEMBAHASAN
Pemanfaatan Waktu Harian Orangutan Lama waktu aktif merupakan periode