• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1.2 Bahan

- CoCl2..6H2O p.a E’Merck

- CuCl2-6H2O p.a E’merck

- FeSO4.7H2O p.a E’merck

- NiCl2 .6H2O p.a E’merck

- ZnCl2 p.a E’merck

- Etanol Bratachem

- Aquadest -

- Asam Dekanoat 99% -

- Asam Palmitat p.a E’merck

- Natrium Asetat p.a E’merck

3.2 Prosedur Percobaan

Dalam penelitian ini dibuat 15 kompleks yang terdiri dari 5 logam yaitu Fe (II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) dan 3 ligan yaitu asam etanoat, asam dekanoat, asam heksadekanoat. Pembuatan kompleks Fe (II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) dimulai dari pembentukan garam natrium karboksilat diman asam – asam karboksilat terlebih dahulu dideprotonasi dengan NaOH sehingga diperoleh ion karboksilat dan kompleksnya diuraikan dibawah ini.

3.2.1 Pembuatan Natrium Karboksilat

Ke dalam gelas erlenmeyer dimasukkan asam Heksadekanoat 10 gram ( 0, 0390 mol ) kemudian dilarutkan dalam alkohol. Ditambahkan larutan NaOH 0,5 N ( 0, 0425 mol ) dalam alkohol kedalam larutan asam heksadekanoat hingga pH = 9. Campuran direfluks selama 1 jam pada suhu 78 oC sambil diaduk kemudian didinginkan pada suhu kamar. Dipisahkan endapan dan filtrat dengan penyaringan. Endapan dikeringkan dan divakum hingga kering sehingga diperoleh 84,38 %. Kemudian dilakukan hal yang sama untuk asam dekanoat.

3.2.2 Pembuatan Kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II) dan Zn(II)

Natrium karboksilat 0,011 mol ( natrium etanoat 0,88 g; natrium dekanoat 2, 134 g; natrium palmitat 3,058 g) dimasukkan kedalam beaker gelas dan dilarutkan dalam alkohol. Dalam beaker gelas lain garam logam 0,005 mol dilarutkan dalam alkohol, Setelah itu kedua larutan dicampurkan dan direfluks selama 1 jam sambil diaduk. Setelah itu didiamkan hingga dingin lalu disaring. Endapan dicuci dengan alkohol kering berkali-kali. Endapan disaring dan divakum hingga kering. Setelah itu dikarakterisasi dengan spektrofotometri FT-IR.

3.3 Bagan Penelitian

3.3.1 Pembuatan Garam Natrium Karboksilat

Dilarutkan dalam alkohol

Ditambahkan larutan NaOH 0,5 N hingga pH = 9 sambil diaduk dengan magnetik stirer

Direfluks sambil dipanaskan Didinginkan pada suhu kamar Disaring

Endapan Residu Dikeringkan

Divakum hingga kering

Garam Natrium Karboksilat

Asam karboksilat

3.3.2 Pembuatan Kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II)

Dilarutkan dalam alkohol Dilarutkan dalam alkohol

Dicampurkan larutan garam dengan larutan natrium karboksilat

Direfluks pada suhu 78 oC selama 1 jam sambil diaduk Didinginkan pada suhu kamar

Disaring

Endapan Residu Dicuci dengan alkohol kering berkali kali Dikeringkan

Divakum hingga kering Hasil

Karakterisasi dengan spektroskopi FT-IR Garam FeSO4, CoCl2, NiCl2

, CuCl2, ZnCl2

Natrium Karboksilat

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Pembuatan Natrium Karboksilat

Natrium etanoat diperoleh dari p.a Emerck dan digunakan sebagai ligannya sedangkan natrium dekanoat dan natrium heksadekanoat diperoleh dari reaksi asam dekanoat (0,0390 mol) dan asam heksadekanoat ( 0, 0390 mol ) dengan larutan NaOH 0,5 N pada pH= 9 . Campuran ini direfluks selama 1 jam sambil diaduk hingga semua asam dekanoat dan asam heksadekanoat bereaksi kemudian didinginkan pada suhu kamar sehingga diperoleh larutan dan padatan. Campuran disaring untuk memisahkan endapan dan filtrat. Endapan dikeringkan dan divakum hingga kering sehingga diperoleh natrium dekanoat 84,39% dan natrium palmitat 88,54% , keduanya berupa padatan putih

4.1.2 Pembuatan kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II) dan Zn(II)

Natrium karboksilat 0,011 mol dengan garam klorida dari Co(II), Ni(II), Cu(II) dan Zn(II) dan garam FeSO4 (0,005 mol)menghasilkan garam karboksilat masing – masing. Setelah itu garam – garam tersebut dikarakterisasi dengan spektrofotometri FT-IR dan hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Pita Serapan Gugus Karbonil dan Hidroksil dari Asam Etanoat, Dekanoat, Heksadekanoat

Asam Karboksilat C=O (cm-1) s COO- ( cm-1 ) O-H (cm-1) Asam etanoat (C2H4O2) 1732 ( nujol)

1716 ( neat ) 1404 1408 3030 3054 Asam dekanoat (C10H20O2) 1711 1459 2923 Asam heksadekanoat (C16H32O2) 1704 1472 2919

Tabel 4.2 Pita Serapan Gugus Karbonil dari Kompleks Garam – Garam Fe, Co, Ni, Cu dan Zn Karboksilat

No Kompleks Warna C=O(cm-1) a COO (cm-1) s COO (cm-1) 1 [Fe(C2H3O2)2] Coklat muda 1789 1581 1468

2 [Co(C2H3O2)2] Ungu 1782 1585 1422

3 [Ni(C2H3O2)2] Hijau 1727 1563 1415

4 [Cu(C2H3O2)2] Biru 1711 1560 1417

5 [Zn(C2H3O2)2] Putih 1709 1558 1407

6 [Fe (C10H19O2)2] Coklat muda 1711 1586 1449 7 [Co (C10H19O2)2] Ungu - 1559 1413 8 [Ni (C10H19O2)2] Hijau 1732 1594 1416 9 [Cu (C10H19O2)2] Biru 1712 1584 1424 10 [Zn (C10H19O2)2] Putih - 1538 1467 11 [Fe (C16H31O2)2] Coklat muda 1704 1593 1471 12 [Co (C16H31O2)2] Ungu - 1566 1466 13 [Ni (C16H31O2)2] Hijau 1755 1568 1468 14 [Cu (C16H31O2)2] Biru 1784 1587 1469 15 [Zn (C16H31O2)2] Putih - 1543 1465

4.2 Pembahasan

4.2.1 Spektrum Asam –Asam Karboksilat

Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa ke tiga asam karboksilat yaitu asam etanoat, asam dekanoat dan asam heksadekanoat masing – masing memiliki 2 pita serapan untuk gugus karbonil yaitu C=O pada 1732 cm-1, 1711 cm-1 dan 1704 cm-1 masing – masing untuk asam etanoat, dekanoat, heksadekanoat sedangkan untuk COO tampak pada pita serapan 1407 cm-1, 1454 cm-1 1472 cm-1 masing masing untuk asam etanoat(Gambar 4.1), asam dekanoat dan asam heksadekanoat(Lampiran 1 dan 2). Salah satu spektrum FT-IR yaitu untuk asam etanoat yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Spektrum Inframerah Asam Etanoat

Spektrum FT-IR dari asam etanoat yang dirun (neat) tanpa nujol ( Lampiran 11 ) menunjukkan C=O adalah 1715 cm-1 lebih rendah sekitar 17 cm-1 dibandingkan jika dirun dalam nujol menunjukkan pita serapan C=O sebesar 1732 cm-1. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam nujol, ikatan hidrogen antara molekul asam etanoat lebih lemah, sehingga

C=O bertambah besar.

Dari spektrum FT-IR terlihat pita serapan pada bilangan gelombang 3030, 14 cm-1 yang sangat lebar ( broad ) dan sangat kuat yang diberikan oleh uluran ( stretching ) gugus O-H. Pita serapan yang sangat kuat dan lebar ini mengindikasikan adanya ikatan hidrogen antara molekul asam yang ditunjukkan pada garis putus, seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

R C O H O O C O R H R C O H O O C O R H

Gambar 4.2 Ikatan Hidrogen dalam Asam Karboksilat

4.2.2 Kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II) dan Zn(II) Etanoat

Reaksi garam – garam Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II) dan Zn(II) dengan natrium etanoat dalam alkohol membentuk kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) etanoat. Terbentuknya kompleks tersebut terlihat dari pergeseran pita serapan karbonil,C=O, dan

COO asam etanoat pada 1404 cm-1 dan 1732 cm-1 (Tabel 4.1) menjadi 1789 – 1709 cm-1 untuk C=O pada garam – garam karboksilat. Disamping itu pada garam – garam karboksilat tersebut muncul pita serapan ion karboksilat asimetri, a COO- pada bilangan gelombang 1585 – 1558 cm-1 dan pita serapan ion karboksilat simetri, s COO -pada 1468 – 1407 cm-1(Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Pita Serapan Gugus Karboksilat ( COO- ) dari Kompleks Fe, Co,Ni, Cu, dan Zn Etanoat

Senyawa C=O (cm-1 ) a COO- (cm-1) s COO- (cm-1)

[Fe(C2H3O2)2] 1789 1581 1468

[Co(C2H3O2)2] 1782 1585 1422

[Ni(C2H3O2)2] 1727 1563 1415

[Cu(C2H3O2)2] 1711 1560 1417

[Zn(C2H3O2)2] 1709 1558 1407

Seperti terlihat pada Tabel 4.3, kompleks [Fe(C2H3O2)2] memberikan 3 pita serapan karboksilat yaitu pada bilangan gelombang 1789 cm-1, 1581 cm-1, 1468 cm-1 masing – masing merupakan pita serapan karbonil,C=O, ion karboksilat asimatri, a COO -dan ion karboksilat simetri,sCOO-(Lampiran 3). Menurut Mesubi ( 1982 ), bahwa kompleks - kompleks karboksilat yang menunjukkan 3 pita serapan gugus karbonilnya mempunyai struktur dengan gugus karboksilat terkoordinasi secara monodentat, yaitu hanya 1 atom O dari gugus karboksilat yang terkoordinasi pada logam Fe. Oleh karena itu senyawa kompleks [Fe(C2H3O2)2] diduga mempunyai struktur sebagai berikut:

H3C C O O Fe H3C O O -+ Fe2+ O C O CH3 2 ion etanoat Fe(CH3COO)2

Gambar 4.3 Struktur Monodentat dari Kompleks [Fe(C2H3O2)2]

Dengan cara yang sama, maka kompleks – kompleks etanoat dari logam Co(II), Ni(II), Cu(II), Fe(II) yang semuanya menunjukkan 3 pita serapan ( Lampiran 4-7), juga diperkirakan mempunyai struktur yang sama seperti [Fe(C2H3O2)2] dengan ligan etanoat terkoordinasi pada logam secara monodentat.

4.2.3 Kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) Dekanoat

Kompleks Fe, Co, Ni, Cu, Zn dekanoat terbentuk dari reaksi garam – garam sulfat atau klorida dari Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) dengan natrium dekanoat dalam alkohol. Sama seperti kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) dekanoat, kompleks Fe, Ni, Cu dekanoat masing – masing juga menunjukkan 3 pita serapan karboksilat, sedangkan kompleks Co dan Zn dekanoat memberikan 2 pita serapan karboksilat seperti terlihat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Pita Serapan Gugus Karboksilat ( COO- ) dari Kompleks Fe, Co, Ni, Cu dan Zn Dekanoat

Senyawa C=O (cm-1 ) a COO- (cm-1) s COO- (cm-1)

[Fe (C10H19O2)2] 1711 1586 1449

[Co (C10H19O2)2] - 1559 1413

[Ni (C10H19O2)2] 1732 1594 1416

[Cu (C10H19O2)2] 1712 1584 1424

[Zn (C10H19O2)2] - 1538 1467

Ketiga pita serapan karboksilat pada kompleks [Fe (C10H19O2)2] terlihat pada bilangan gelombang 1711 cm-1 merupakan pita serapan C=O, bilangan gelombang 1586 cm-1 dan 1449 cm-1 merupakan pita serapan ion karboksilat asimetri,a COO-, dan ion karboksilat, s COO- (Lampiran 8) . Hal yang sama terlihat pada kompleks [Ni (C10H19O2)2] dengan pita serapan 1732 cm-1, 1594 cm-1 dan 1416 cm-1 yang disebabkan oleh masing-masing gugus karbonil C=O, ion karboksilat asimetri, a COO-, dan ion karboksilat simetri,a COO-(Lampiran 10). Demikian juga kompleks [Cu(C10H19OO)2] menunjukkan 3 pita serapan masing-masing pada bilangan gelombang 1712 cm-1, 1584 cm-1, 1424 cm-1 yang disebabkan oleh gugus C=O. ion karboksilat asimetri,a COO-, dan ion karboksilat simetri,s COO-(Lampiran 11). Seperti halnya kompleks – kompleks Fe, Co, Ni, Cu dan Zn etanoat, maka ketiga kompleks Fe, Ni, Cu dekanoat diperkirakan mempunyai struktur dengan ion karboksilat terkoordinasi secara monodentat.

C9H19 C O O M O C O C9H19 M = Fe, Ni atau Cu

Berbeda dengan kompleks Fe, Ni, dan Cu dekanoat kompleks [Co (C10H19O2)2] dan [Zn (C10H19O2)2] ternyata menunjukkan masing – masing hanya 2 pita serapan yaitu pita serapan ion karboksilat asimetri pada bilangan gelombang 1559 cm-1 untuk kompleks Co dekanoat dan 1538 cm-1 untuk Zn dekanoat dan pita serapan karboksilat simetri pada bilangan gelombang 1413 cm-1 untuk Co dekanoat dan 1467 cm-1 untuk Zn dekanoat(Lampiran 9 dan 12). Sesuai dengan laporan Mesubi, maka kedua kompleks Co dan Zn dekanoat diperkirakan ligan dekanoatnya terkoordinasi pada logam secara bidentat, dengan struktur adalah sebagai berikut ;

C C9H19 C O O -+ M2+ O O M O C O C9H19 C9H19 2 ion dekanoat M(C 9H19COO)2 M = Co, Zn

4.2.4 Kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) Heksadekanoat

Kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) heksadekanoat telah dapat disintesa dengan mereaksikan natrium heksadekanoat dengan garam- garam sulfat atau klorida dari logam Fe, Co, Ni, Cu, Zn dalam alkohol. Kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) heksadekanoat yang terbentuk menunjukkan pita serapan stretchingCO, ion karboksilat asimetri,a COO-, ion karboksilat simetri, s COO-, seperti terlihat dalam Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Pita Serapan Gugus Karboksilat ( COO- ) dari Kompleks Fe, Co, Ni, Cu dan Zn Heksadekanoat

Senyawa C=O (cm-1 ) a COO- (cm-1) s COO- (cm-1)

[Fe (C16H31O2)2] 1704 1593 1471

[Co (C16H31O2)2] - 1566 1466

[Ni (C16H31O2)2] 1755 1569 1469

[Cu (C16H31O2)2] 1784 1587 1469

[Zn (C16H31O2)2] - 1543 1465

Tiga kompleks Fe, Ni, dan Cu heksadekanoat menunjukkan masing – masing 3 pita serapan pada spektrum inframerah. Pada kompleks [Fe(C16H31OO)2 terlihat pita serapan pada bilangan gelombang 1704 cm-1 yang disebabkan oleh gugus karbonil (C=O), pada bilangan gelombang 1593 cm-1 dan 1471 cm-1 diberikan oleh masing-masing ion karboksilat asimetri,a COO-, dan ion karbokslat simetri,s COO-(Lampiran 13). Hal yang sama terlihat pada spektrum inframerah dari kompleks [Ni (C16H31O2)2] yang menunjukkan pita serapan pada 1755 cm-1(C=O), 1569 cm-1(a COO-), 1469 cm-1(a COO -)(Lampiran 14), sedangkan pada kompleks [Cu (C16H31O2)2] memiliki pita serapan pada 1784 cm-1, 1587 cm-1, 1469 cm-1 masing masing disebabkan oleh gugus karbonil, ion karboksilat asimetri dan ion karboksilat simetri(Lampiran 15). Dengan demikian, ketiga kompleks Fe, Ni dan Cu heksadekanoat diperkirakan mempunyai struktur dengan ligan heksadekanoat terkoordinasi secara monodentat.

C15H31 C O O M O C O C15H31 M = Fe, Ni atau Cu

Selanjutnya kompleks [Co (C16H31O2)2] dan [Zn (C16H31O2)2] masing – masing menunjukkan 2 pita serapan pada struktur inframerahnya. Kompleks [Co (C16H31O2)2]

menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang 1566 cm-1 (a COO-) dan 1466 cm-1 (s COO-)(Lampiran 14) dan kompleks [Zn (C16H31O2)2] menunjukkan pita serapan pada

bilangan gelombang yang lebih rendah yaitu 1543 cm-1 disebabkan oleh a COO- dan pada bilangan gelombang 1465 cm-1 oleh s COO-(Lampiran 17). Dengan demikian diperkirakan struktur kedua kompleks ini adalah kompleks dengan ligan heksadekanoat terkoordinasi secara bidentat melalui kedua atom O dari anion karboksilat terkoordinasi pada logam Co, Zn ( Mesubi, A.M.1982 ).

C O O M O C O C16H31 C16H31 M = Co, Zn

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Pada kompleks Fe(II), Co(II), Ni(II), Cu(II) dan Zn(II) etanoat semua ligan karboksilatnya terkoordinasi secara monodentat.

2. Pada kompleks Fe(II), Ni(II), Cu(II) dekanoat dan heksadekanoat, ligan karboksilatnya terkoordinasi secara monodentat sedangkan pada kompleks Co, Zn dekanoat dan heksadekanoat ligan karboksilatnya terkoordinasi secara bidentat.

5.2Saran

Penentuan struktur kompleks logam – logam Fe, Co, Ni, Cu dan Zn karboksilat dengan spektroskopi FT-IR seperti yang tersebut diatas baru sebatas bagaimana ligan karboksilat terkoordinasi pada logam dan belum dapat menentukan struktur secara sempurna. Penelitian struktur yang lebih sempurna dapat dilakukan jika ada hasil analisa yang lain dalam kompleks tersebut.

Carballo, R dan Covelo, B. 2000. Mixed-Ligan Complexes of Copper (II) With

α-hydroxycarboxylic Acids and 1,10 Phenanthroline. Jurnal. Spanyol: Universidad de Vigo.

Cotton, F.A dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Terjemahan Sahati Suharto. Jakarta :UI-Press.

Day, C.M dan Selbin.J. 1969. Theoretical Inorganic Chemistry. Second Edition.New York: Van Nostrand Reinhod.

Egorochkin, A.N dkk.2009. Polarizability Effect in Transition Metal Carbonyl Complexes. Jurnal. Mexico: Universitas Michoacana de Hidalgo.

Fesenden, R.J dan Fesenden, J.S. 1992. Kimia Organik. Jilid 2 .Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Field,L.D dkk.2007. Organic Structure from Spectra. Fourth Edition. England: John Wiley & Sons Ltd.

Hart, H, 1983 .Kimia Organik. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

Gao Wu, Y dkk. 2009. Syntheses and Crystal Structure of Copper ( II ) and Silver Complexes With 5-Methyl-1-(4-methlyphenil)-1,2,3-triazol-4-carboxylic Acid. Jurnal. China: College oh Chemistry and Chemical Engineering, Xinjiang University.

Gates, B.C. 1992. Catalytic Chemistry. New York: John Wiley& Sons

Gaye, Mohamed, dkk. 1997. Infrared and UV-VIS Studies of Copper (II) Complexes

of 3,6-bis((Salicylidenamino)-Sulfanylpyridazine). Jurnal. Senegal :Universite Cheikh Anta Diop.

Jolly, W.L. 1991. Modern Organic Chemistry. Second Edition. New York : Mc.Graw Hill, Inc.

Mesubi, M.A. 1981. An Infrared Study of Zinc, Cadnium, and Lead Salt of Some Fatty Acids. Jurnal. Nigeria :Department of Chemistry, University of Ilorin. Na, Zhao dkk. 2007. Synthesis and Properties of Eu ( III ) Complexes with Aromatic

Carboxylic Acid, Dibenzoylmethane and 1,10-phenanthroline. China: Hebei Normal University.

Compound. New York: John Wiley & Sons.

Noerdin, D. 1985. Lusidasi Struktur Senyawa Organik Dengan Cara Spektroskopi Ultralembayung dan Inframerah. Bandung: Angkasa.

Oxtoby, W.D, dkk. 2003. Prinsip – Prinsip Kimia Modern. Edisi Keempat. Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Pauling, L. 1964. College Chemistry an Introduction Text Book of General Chemistry.Third Edition. San Francisco and London: W.H Freeman and Company.

Prakash, S dkk. 2000. Advanced Inorganic Chemistry. Volume II. New Delhi: S. Chand And Company LTD.

Purba,Y.R. 2004. Sintesa kompleks Aseto bis-(1,3-difenilfosfino) Etana Kloro Paladium (II) Dari Reaksi bis-(1,3-Difenilfosfino) Etana dengan Palladium

(II) Klorida dalam suasana Asam Asetat. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Setyawati, H dan Murwani, I.K, 2010. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Besi (III)-EDTA. Jurnal. Surabaya: Institut Teknologi Surabaya.

Sembiring,S.B. 1994. Karakterisasi kompleks Poli (stiril-2,2’-bipiridin-N,N’-dioksida) dengan Co(II), Ni(II), dan Cu(II) secara Spektroskopi Inframerah. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara

Shriver, D.F dkk.1940. Inorganic Chemistry. New York. W.H. Freeman And Company.

Silverstein, R.M, dkk. 1981. Spectrometric Identification of Organic Compound. Fourth Edition. New York. John Wiley & Sons.

Stoker, H.S dan Walker, E.B. 1939. Fundamentals of Chemistry General, Organic and Biological. Second Edition. Boston: Allyn and Bacon

Sukardjo. 1999. Kimia Koordinasi. Jakarta: P.T Rineka Cipta

Willbraham,A.C and ,Matta,M.S. 1984. Introduction to Organic and Biological Chemistry. California: The Benjamin.Cummings Publishing Company. McMurry, J. 1994. Fundamentals of Organic Chemistry. Third Edition. California:

LAMPIRAN

Lampiran 2. Spektrum FT-IR asam heksadekanoat

Lampiran 4. SpektrumFT-IR [Co(C2H3O2)2]

Lampiran 6 . Spektrum FT-IR [Cu(C2H3O2)2]

Lampiran 9 . Spektrum FT-IR [Co(C10H19O2)2]

Lampiran 11. Spektrum FT-IR [Cu (C10H19O2)2]

Lampiran 13. Spektrum FT-IR [Fe (C16H31O2)2]

Lampiran 15. Spektrum FT-IR [Ni (C16H31O2)2]

Lampiran 17. Spektrum FT-IR [Zn (C16H31O2)2]

Dokumen terkait