• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Basah Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2006.

Pakan Uji

Pakan uji berbentuk pelet dan terdiri dari lima jenis pakan dengan komposisi jumlah bahan baku yang berbeda. Kandungan protein pakan berkisar 30% dengan CP ratio yang berkisar 14,28 kkal GE/g protein. Semua pakan menggunakan 20% tepung ikan dalam pakan. Pakan A sebagai kontrol menggunakan 31% SBM dalam pakan tanpa menggunakan PKM. Pakan B, C, D dan E menggunakan PKM sebagai berikut :

Perlakuan A : 0% PKM Perlakuan B : 8 % PKM Perlakuan C : 12% PKM Perlakuan D : 16% PKM Perlakuan E : 18% PKM

Minyak ikan dan minyak kedelai digunakan sebagai sumber lemak dengan perbandingan 0,8:1,4. Komposisi pakan uji dan hasil analisa proksimat pakan uji disajikan pada Tabel 7 dan 8.

Tabel 7. Komposisi pakan uji (g/100 g pakan)

Perlakuan (% PKM) Bahan Penyusun

A(0) B(8) C(12) D(16) E(18) Tepung ikan 20,0 20,0 20,0 20,0 20,0 Bungkil kedelai 31,0 24,0 16,0 8,0 0,0 Bungkil kelapa sawit 0,0 8,0 12,0 16,0 18,0 Tepung tulang dan daging 0,0 3,0 7,0 11,0 15,0 Pollard 36,0 32,0 32,0 32,0 34,0 Tapioka 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Minyak ikan 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 Minyak kedelai 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 Vitamin mix 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 Cholin clorida 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Mineral mix 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0

Tabel 8. Komposisi proksimat pakan (% bobot kering) Perlakuan (% PKM) Komposisi Proksimat A(0) B(8) C(12) D(16) E(18) Protein 30,69 30,74 30,41 30,43 30,65 Lemak 9,37 9,32 9,44 10,65 10,74 BETN1 40,86 41,34 43,81 42,08 42,20 Serat kasar 9,67 9,08 7,96 8,56 8,54 Abu 9,42 9,51 8,32 8,28 7,87 Kadar Air 6,38 7,17 9,08 9,20 8,67 Energi (kkal GE/100g)2 427,42 429,27 438,89 443,05 445,61 Energi/protein

(kkal DE/g protein)

13,93 13,96 14,43 14,56 14,54

1

Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen 2

Total energi tercerna (GE/Gross Energy) dihitung berdasarkan nilai ekuivalen untuk protein 5,6 kkal g-1, lemak 9,4 kkal g-1, dan BETN 4,1 kkal g-1.

Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data

Ikan uji yang digunakan adalah ikan lele (Clarias sp) dengan bobot 18,4+0,3 g dengan kepadatan 10 ekor per akuarium. Wadah pemeliharaan menggunakan 15 akuarium yang berukuran 50×40×35 cm dengan volume 60 liter yang dilengkapi dengan sistem aerasi dan sirkulasi air. Ikan yang akan dijadikan sampel diadaptasikan selama 20 hari sebelum diberi pakan uji.

Air yang digunakan untuk pemeliharaan terlebih dahulu diendapkan dan diaerasi minimal selama 24 jam dalam bak penampungan. Pengukuran kualitas air dilakukan tiga kali yaitu pada awal, pertengahan dan akhir penelitian. Hasil pengukuran kualitas air : Suhu 30 sampai 32oC, pH 6,15 sampai 7,2, amonia 0,5 sampai 1,05 mg/l. Kisaran hasil pengukuran kualitas air yang diperoleh masih dalam batas toleransi yang dapat mendukung pertumbuhan ikan lele (Clarias sp).

Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari. Selama masa pemeliharaan ikan diberi pakan sesuai perlakuan sampai kenyang (at satiation) sebanyak tiga kali sehari yaitu pada jam 06.00, 12.00 dan 18.00 WIB.

Pengukuran bobot dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Bobot yang diukur adalah bobot biomassa yang kemudian dirata-ratakan untuk setiap ekor ikan. Pada saat penimbangan, ikan terlebih dahulu dibius dengan menggunakan

2-phenoxy ethanol 0,5 mg/liter untuk mengurangi stress pada ikan. Sebelum

Pengukuran bobot dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan. Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian dihitung untuk mengetahui tingkat konsumsi pakan dan perhitungan efisiensi pakan.

Analisis Kimia

Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui komposisi proksimat bahan baku pakan, pakan, tubuh ikan, hati dan feses. Bahan baku pakan diproksimat sebagai dasar penyusunan pakan sedangkan pakan yang telah dibentuk juga diproksimat untuk mengecek komposisi proksimatnya. Analisa proksimat tubuh dan hati dilakukan pada awal dan akhir penelitian yang bertujuan untuk menghitung tingkat retensi protein dan retensi lemak tubuh sedangkan proksimat hati dilakukan untuk mengetahui terjadinya penumpukan lemak pada hati. Analisa proksimat feses dilakukan untuk menghitung kecernaan total pakan dan kecernaan protein pakan. Analisa proksimat yang dilakukan terdiri atas : protein, lemak, sarat kasar, abu, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan kadar air. Khusus untuk hati, analisa proksimatnya hanya menghitung kandungan lemak, protein dan air sedangkan analisa proksimat feses hanya mengukur kandungan protein.

Analisa proksimat untuk protein kasar dilakukan dengan metode Kjeldhal lemak dengan metode ekstraksi menggunakan alat Soxhlet; abu dengan menggunakan pemanasan dalam tanur pada suhu 400 sampai 600 oC, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta pemanasan, dan; kadar air dengan menggunakan metode pemanasan dalam oven pada suhu 105 sampai 110oC. Lemak hati diproksimat dengan menggunakan metode Folch et al. (Takeuchi 1988). Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 1.

Histologi Hati

Histologi hati dilakukan untuk melihat terjadinya penumpukan lemak dan perbedaan keadaan hepatosit pada setiap perlakuan. Pengambilan sampel hati dilakukan pada akhir penelitian. Hati langsung diambil sesaat setelah ikan mati dan dimasukkan dalam larutan Bouin. Pembuatan preparat histologi hati

dilakukan dengan metode pewarnaan hematoksilin-eosin. Prosedur histologis hati dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil histologi selanjutnya diamati dengan mikroskop pada pembesaran 1000x.

Uji Kecernaan Pakan

Uji kecernaan pakan dilakukan setelah masa perlakuan untuk respon pertumbuhan selesai (setelah 60 hari). Pakan yang diberikan adalah pakan perlakuan yang telah diberi Cr2O3 0,7%. Sebelum pengambilan feses, ikan diadaptasikan selama 10 hari dengan pakan uji. Pemberian pakan uji dilakukan sampai kenyang dan pengambilan feses dilakukan 2 jam setelah pemberian pakan. Pengambilan feses dilakukan dengan metode penyiponan. Pengumpulan feses dilakukan selama 10 hari.

Pengukuran Eskresi Total Amonia Nitrogen (TAN)

Pengukuran total amonia nitrogen (TAN) dilakukan untuk mengetahui besarnya total amonia nitrogen (NH3-N) yang dieskresikan oleh ikan. Pengukuran TAN dalam air menggunakan metode Phenate. Ikan uji ditimbang kemudian dipuasakan selama 24 jam. Koreksi konsentrasi amonia di air selama pengukuran TAN dilakukan dengan menyediakan akuarium yang diisi air tanpa ikan sebagai kontrol. Pengambilan sampel air dilakukan setelah ikan diberi pakan sampai kenyang (jam ke 0). Pengukuran TAN berikutnya dilakukan setiap jam sampai jam kelima. Selama pengukuran berlangsung, aerasi dan sistem sirkulasi dihentikan. Untuk menghindari terjadinya pengaruh dari luar (difusi oksigen atau lepasnya amonia) maka akuarium ditutup dengan stirofoam.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan dengan jumlah satuan percobaan 15 yang berupa akuarium. Uji kecernaan dan total eskresi amonia hanya menggunakan 2 ulangan. Parameter yang akan diuji secara statistik adalah tingkat konsumsi pakan, retensi protein, retensi lemak, laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, tingkat kecernaan pakan, kecernaan protein dan TAN. Untuk mengetahui pengaruh pakan uji

terhadap setiap peubah yang diukur digunakan analisis ragam (uji F). Jika terdapat perbedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT (Duncan test). Histologi hati dianalisa secara deskriptif.

Variabel yang diuji secara statistik adalah sebagai berikut :

1. Retensi protein dan lemak (Takeuchi 1988)

RP = bobot protein tubuh akhir (g) – bobot protein tubuh awal (g) x 100 % bobot total konsumsi protein (g)

RL = bobot lemak tubuh akhir (g) – bobot lemak tubuh awal (g) x 100 % bobot total konsumsi lemak (g)

Keterangan :

RP = Retensi protein (%) RL = Retensi lemak (%)

2. Laju pertumbuhan (Huisman 1976)

Wt = Wo (1 + 0,01 a )t Keterangan :

a = Laju pertumbuhan harian

Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal percobaan (g) Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir percobaan (g) t = Waktu pemeliharaan (hari)

3. Efisiensi pakan (Takeuchi 1988)

( )

[ ]

x100%

F

Bo

Bd

Bt

EP= + −

Keterangan :

Bt = Bobot ikan pada akhir percobaan (g) Bo = Bobot ikan pada awal percobaan (g)

Bd = Jumlah bobot ikan yang mati selama percobaan (g) F = Jumlah pakan yang dikonsumsi selama percobaan (g)

4. Kecernaan pakan (Apparent Digestibility Coeficient/ADC) (Takeuchi 1988)

100 feses dalam oksida Cromium % pakan dalam oksida Cromium % pakan dalam Nutrient % feses dalam Nutrient % -1 (%) ADC ×     × =

5. Eskresi amonia nitrogen/NH3-N Ekskresi NH3-N (mg/g tubuh/jam) =

[ ] [ ]

t

x

g

xV

N

NH

N

NH

t t i 3 0 3

− − −

Keterangan :

[NH3-N]ti = Konsentrasi amonia pada akhir pengamatan (mg/l) [NH3-N]to = Konsentrasi amonia pada awal pengamatan (mg/l) V = Volume air di dalam wadah (liter)

t = Lama pengambilan sampel (jam) g = Bobot ikan (g)

Dokumen terkait