• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2008 sampai dengan bulan November 2008 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Benih Kacang panjang varietas 777 dengan masa kadaluarsa pada bulan Februari 2008, kemasan alumunium foil, aquades, pasir, serbuk gergaji, arang sekam, label, kertas merang, plastik PE, dan plastik mika.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah alat pengecambah benih tipe IPB 72-1, timbangan analitik, oven, pinset, cawan kadar air, sealer, penggaris, gelas ukur, ayakan dengan ukuran 1.0 mm dan pressure plate extractor.

Metode Percobaan

Rancangan Percobaan

Pada penelitian ini model rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dua faktor. Faktor pertama merupakan petak utama yakni metode invigorasi yang terdiri dari kontrol, priming dengan pasir, matriconditioning dengan serbuk gergaji dan matriconditioning dengan arang sekam, sedangkan untuk faktor kedua adalah periode simpan yang terdiri dari periode simpan selama 0, 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 minggu yang merupakan anak petak. Perlakuan petak utama menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Setiap perlakuan percobaan terdiri atas 3 ulangan, sehingga secara keseluruhan terdapat 84 satuan percobaan.

Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut (Gomez dan Gomez, 1995):

12

Yijk = μ + Vi + εij + Pj + (VP)ij + εijk dimana ;

Yijk : Respon pengamatan dari metode invigorasi ke-i, dan perlakuan periode simpan ke-j

µ : Nilai tengah umum

Vi : Pengaruh aditif perlakuan invigorasi dari taraf ke-i Pj : Pengaruh aditif perlakuan periode simpan dari taraf ke-j

(VP)ij : Pengaruh interaksi metode invigorasi taraf ke-i dan perlakuan periode simpan ke- j

εij : Pengaruh galat yang ditimbulkan pada taraf ke-i

εijk : Pengaruh galat percobaan yang ditimbulkan pada perlakuan invigorasi taraf ke-i dan periode simpan pada taraf ke- j

Keterangan : i = 0, 1, 2, 3

j = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6

Data pengamatan diuji dengan menggunakan uji F, jika terdapat hasil yang berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %.

Pelaksanaan Percobaan

Persiapan MediaInvigorasi

Media invigorasi berupa pasir, serbuk gergaji dan arang sekam terlebih dahulu dihaluskan dan dikeringkan, kemudian diayak dengan menggunakan ayakan yang berukuran 1.0 mm. Sebagian media (sample) yang telah diayak kemudian dilembabkan menggunakan air selama 24 jam lalu dimasukkan ke dalam alat pressure plate extractor dan ditekan dengan tekanan -12.5 Bar selama 48 jam. Setelah 48 jam media dikeluarkan dari pressure plate extractor dan diukur kadar air media pada tekanan -12.5 Bar.

13

Media dioven selama 3 jam pada suhu 1050C untuk sterilisasi dan selanjutnya media diukur kadar airnya pada kondisi kering angin sehingga dapat ditentukan jumlah air yang harus ditambahkan untuk mendapatkan kelembaban media pada tekanan -12.5 Bar. Untuk mengetahui banyaknya jumlah air yang harus ditambahkan dalam media invigorasi agar tercapai kelembaban yang optimum digunakan modifikasi rumus Hor et al.(1984) :

A = W x M1 – M2 100% - M2

dimana :

A = Jumlah air yang ditambahkan (g), W = Bobot media pada -12.5 Bar (g), M1 = Kadar air pada -12.5 Bar (%), M2 = Kadar air kering udara (%).

Perlakuan Invigorasi Benih

Benih kacang panjang varietas 777 diberi perlakuan priming dengan pasir, matriconditioning dengan serbuk gergaji dan matriconditioning dengan arang sekam dan sebagai kontrol adalah benih tanpa invigorasi. Perlakuan invigorasi ini dilakukan pada suhu 150C (Chiu et al., 2002) dan tekanan -12.5 Bar selama 20 jam (Erinnovita et al., 2008). Setelah perlakuan matriconditioning, benih dibersihkan dan dikeringanginkan selama 48 jam, kemudian benih dijemur selama ±5 jam hingga mencapai kadar air yang aman untuk penyimpanan. Perbandingan antara benih dengan media matriconditioning adalah sebagai berikut : Perbandingan benih dengan media pasir adalah 1 : 10 (w/w), perbandingan benih dengan serbuk gergaji dan perbandingan benih dengan arang sekam masing-masing adalah 1 : 2 (w/w). Setiap satu satuan percobaan digunakan 75 butir benih dengan bobot benih ±12 g.

Penyimpanan Benih

Benih yang telah diberi perlakuan invigorasi dan telah dibersihkan serta dikeringkan kemudian dikemas dengan menggunakan kantong alumunium dan

14

direkatkan dengan menggunakan sealer. Benih disimpan selama periode simpan 0, 3, 6, 9, 12, 15 dan 18 minggu. Setiap akhir periode simpan, dilakukan pengujian viabilitas dan kadar air benih.

Pengujian Viabilitas Benih

Pengujian viabilitas benih dilakukan melalui penanaman benih pada media kertas merang. Benih kacang panjang dikecambahkan dalam media kertas merang dengan metode Uji Kertas Digulung Didirikan dalam Plastik (UKDdp). Pada percobaan ini setiap satu satuan percobaan terdiri dari 25 butir benih untuk pengamatan daya berkecambah, indeks vigor dan kecepatan tumbuh, dan 25 butir benih untuk pengamatan panjang akar, panjang hipokotil dan bobot kering kecambah normal. Perkecambahan dilakukan dengan alat pengecambah benih tipe IPB 72-1. Pengujian juga dilakukan terhadap kadar air benih.

Pengamatan

a. Daya Berkecambah (DB)

Daya Berkecambah adalah kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman normal yang berproduksi normal dalam keadaan yang optimum (Sadjad, 1993). Daya berkecambah dihitung dalam persen (%). Pengamatan Daya Berkecambah dilakukan pada Hitungan I (3 hari setelah tanam) dan Hitungan II (5 hari setelah tanam). Kecambah normal dari berbagai perlakuan invigorasi benih pada 3 hari setelah tanam dan 5 hari setelah tanam dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1 dan Gambar Lampiran 2.

DB (%) = ∑ KN pada Hitungan I + ∑ KN pada Hitungan II x 100%

∑ Benih yang ditanam

dimana:

15

b. Kecepatan Tumbuh (KCT)

Kecepatan tumbuh dihitung melalui jumlah pertambahan kecambah setiap hari selama periode perkecambahan pada kondisi yang optimum (Sadjad et al., 1999). Kecepatan tumbuh dihitung dalam satuan persen per etmal (%/etmal). Pengamatan kecepatan tumbuh dilakukan setiap hari hingga 5 hari setelah tanam (HST).

KCT (% / etmal) =

tn t N 0 dimana :

N : Persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan, t : Waktu pengamatan (1 etmal = 24 jam)

tn : Waktu akhir pengamatan

c. Indeks Vigor (IV)

Indeks Vigor merupakan nilai dari perkecambahan benih yang dihitung berdasarkan jumlah benih yang berkecambah normal pada hitungan I. Satuan pengamatan indeks vigor adalah persen (%).

IV (%) = Σ benih yang tumbuh pada hitungan I x 100 % Total benih yang ditanam

d. Panjang Akar dan Panjang Hipokotil pada 5 HST

Pengamatan panjang akar dan panjang hipokotil dilakukan pada kecambah normal yang berumur 5 HST. Satuan pengamatan yang digunakan adalah sentimeter (cm).

e. Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN)

Bobot kering kecambah normal (BKKN) diukur berdasarkan bobot kecambah normal tanpa kotiledon yang telah dikeringkan menggunakan oven

16

pada suhu 600C selama 3 x 24 jam. Pengamatan dilakukan pada saat umur kecambah 5 hari setelah tanam dengan satuan pengamatan adalah gram (g).

f. Kadar Air (KA)

Kadar air benih dihitung berdasarkan bobot basah benih. Metode pengukuran dilakukan dengan menguapkan kandungan air pada benih dengan oven pada suhu 1050C selama 17 ± 1 jam. Satuan perngamatan adalah (%).

KA(%) = ൫M2-M3൯

൫M2-M1൯

x 100 % dengan :

M1 : Bobot cawan

M2 : Bobot cawan + benih sebelum dioven M3 : Bobot cawan + benih setelah dioven

Dokumen terkait