• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga bulan Juni 2011 bertempat di Laboratorium Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Adapun data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data syarat tumbuh tanaman pangan dan hortikultura, data karakteristik lahan pada Kabupaten Deli Serdang, data cara pembudidayaan tanaman pangan dan hortikultura.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat keras yang terdiri dari teknologi internet, komputer pribadi dan jaringan. Perangkat lunak yang terdiri dari adobe photoshop, dream weaver, web server Apache, pemograman Web (PHP) dan basis data relasional (MySQL).

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan rancang bangun sebuah sistem informasi yang merupakan sistem pendukung keputusan, teknik pembudidayaan dan kesesuaian lahan tanaman pangan dan hortikultura yang disebut sistem kesesuaian lahan pangan dan hortikultura berbasis web.

Pelaksanaan Penelitian

a. Fase A : Perencanaan

Penyuluh formal (dari instansi pemerintah) belum memberikan peran dalam memberikan informasi pertanian dalam hal pemanfaatan atau pengolahan sumber daya lahan sehingga berdampak kepada sistem pertanian yang cenderung kepada sistem pertanian penggunaan input yang berubah ke salah satu dari dua keadaan ekstrem yaitu: penggunaan input luar secara besar-besaran yang sering disebut “HEIA” (high external input agriculture) dan pemanfaatan sumber daya lahan lokal yang semakin intensif dengan sedikit atau sama sekali tidak menggunakan input luar yang disebut “LEIA” (low external input agriculture).

Untuk itu diperlukan suatu pengembangan aplikasi sistem informasi pertanian yang dapat memberikan informasi dalam mendukung pemanfaatan dan pengolahan lahan pertanian sehingga dapat menghasilkan pertanian yang berkelanjutan atau disebut juga LEISA (low external input and sustainable agriculture). Sistem ini merupakan SPK disebut Spektalahan yang akan memberikan hasil prioritas tanaman pada setiap lahan, cara bercocok tanam yang baik dan benar dan detail pencocokan yang berisikan pencocokan antara karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman untuk menghasilkan kelas kesesuaian tanaman pada lahan. Dari detail pencocokan ini dapat dilihat faktor pembatas utama pada lahan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga dapat dilakukan perbaikan faktor pembatas utama lahan tersebut agar lahan dapat menunjang pertumbuhan tanaman untuk mendapatkan hasil panen tanaman yang maksimal.

b. Fase B : Penelitian

Dalam fase ini diteliti mengenai kebutuhan data, Spektalahan membutuhkan data persyaratan tumbuh setiap tanaman dan data setiap karakteristik lahan. Untuk itu perlu dilakukan pengambilan data karakteristik lahan pada suatu lahan. Data yang dibutuhkan merupakan data karakteristik lahan dengan data persyaratan tumbuh tanaman yang disebut sebagai atribut berupa: ketersediaan air, ketersediaan hara, ketersediaan oksigen dalam zona perakaran, kondisi dan sifat fisik dan morfologi tanah, kemudahan lahan untuk diolah, salinitas dan alkalinitas, toksisitas tanah (misalnya aluminium, pirit), ketahanan terhadap erosi, hama dan penyakit tanaman yang berhubungan dengan kondisi lahan, bahaya banjir, rezim temperatur, energi radiasi, bahaya unsur iklim terhadap pertumbuhan tanaman (angin, kekeringan), kelembaban udara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

c. Fase C : Analisis Sistem

Pada fase ini ditentukan atribut apa saja yang akan dipakai pada sistem sesuai dengan perkembangan kebutuhan atribut yang diperlukan dan kondisi ketersediaan data yang ada untuk proses penyesuaian.

Untuk mempercepat proses penyesuaian dibutuhkan beberapa kebutuhan sistem dan dukungan teknologi yaitu:

Kebutuhan Sistem:

Skrip HTML (dream weaver) dan pemograman Web (PHP)

• Basisdata Relasional (MySQL) dan Apache.

• Data, informasi, dan pengetahuan kesesuaian lahan serta persyaratan tumbuh tanaman pangan dan hortikultura.

Dukungan Teknologi:

• Komputer Pribadi dan Jaringan

• Teknologi Internet

Masalah spesifik yang akan diselesaikan oleh sistem ini ialah proses proses penentuan jenis tanaman akan memberikan produktivitas yang optimal. Proses penentuan dilakukan dengan melakukan pencocokan antara atribut pada karakteristik lahan dengan atribut yang terdapat pada persyaratan tumbuh tanaman, dari hasil pencocokan akan didapatkan hasil tingkat atau kelas kesesuaian lahan terhadap tanaman. Hasil tingkat kesesuaian lahan (KL) didasarkan pada kesesuaian terendah dari parameter yang ada, atau dapat digambarkan sebagai berikut:

Kes_Lahan = Min (Kes_parameter)

Parameter yang dipakai pada sistem berupa curah hujan, temperatur, kemiringan lereng, tekstur, kedalaman efektif lahan, kelas drainase, erosi, kandungan hara yaitu npk rata-rata, pH, ktk, kb dan c-org.

Dengan demikian, apabila salah satu parameter menghasilkan kesesuaian N maka kesesuaian lahan akan menghasilkan kesesuaian N. Oleh sebab itu, untuk hasil kesesuaian S1 hanya bisa didapatkan apabila semua parameter memiliki kesesuaian S1. Sistem ini memberikan informasi lahan yang aktual dan aman tentang hasil kesesuaian lahan karena dalam kehidupan tanaman ditentukan oleh

d. Fase D : Perancangan Sistem

Perancangan SPK ini akan dipisahkan menjadi 3 subsistem yaitu:

1. Perancangan Subsistem Model 2. Perancangan Pangkalan Data

Dimana akan dilakukan atas berberapa tahap yaitu: tahap analisis, tahap perancangan logik, tahap perancangan fisik, dan implementasi

3. Perancangan Subsistem Dialog (user interface)

e. Fase E : Pembangunan Sistem

Pada fase ini diintegrasikan komponen subsistem pendukung keputusan berupa subsistem model, subsistem pangkalan data dan subsistem dialog yang telah dirancang menjadi satu kesatuan sistem. Sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang dan dapat memperoleh hasil pengolahan yang dilakukan oleh sistem.

f. Fase F : Penerapan

Fase penerapan ini meliputi beberapa tugas sebagai berikut:

1) Orientasi; pada fase ini berkaitan dengan teknik atau instruksi

2) Pengetesan; dalam fase ini data keluaran yang dihasilkan oleh sebuah sistem harus dikumpulkan dan dibandingkan dengan spesifikasi perancangannya. 3) Evaluasi; pada fase ini sistem yang diterapkan harus dievaluasi untuk

mengetahui sampai sejauh mana sebuah sistem dapat memberikan jenis tanaman yang memang sesuai pada lahan tersebut.

4) Demonstrasi; pada fase ini penting sekali untuk menunjukkan kemampuan sebuah operasional sistem secara penuh mengenai kemampuan dasar yang harus dimiliki dalam menggunakan sistem.

5) Pelatihan; fase ini menekankan pentingnya sebuah pelatihan bagi para pemakai sebelum mereka secara langsung berinteraksi dengan sistem.

g. Fase G : Pemeliharan dan Dokumentasi

Fase pemeliharaan dan dokumentasi ini berhubungan dengan kegiatan perencanaan untuk secara terus menerus menunjang kelanjutan dari sebuah sistem. Sebuah dokumentasi sangat diperlukan untuk pengembangannya.

h. Fase H : Adaptasi

Fase adaptasi membutuhkan peninjauan ulang mengenai setiap langkah yang sudah dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan perubahan dari kebutuhan pemakai.

Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F Fase G Fase H

Gambar 1: Fase-fase pembangunan sistem pendukung keputusan (Turban, 1993)

Perencanaan: Penilaian Kebutuhan, diagnosis masalah, dan sasaran SPK

Penelitian: Bagaimana menentukan kebutuhan? Apakah sumber daya yang digunakan sesuai?

Analisis: Pendekatan apa yang paling baik ? Sumber daya apa yang seharusnya dibutuhkan? perancangan konsepsual

Adaptasi : Proses dilakukan secara berulang untuk mengembangkan

sistem

Penerapan: Pengujian dan Evaluasi, Demonstrasi, Orientasi, Pelatihan , dan

Pengembangan

Pembangunan: Mengintegrasikan Komponen SPK

Pemeliharaan dan Pendokumentasian Perancangan Model Antarmuka Perancangan Sistem Proses (basis model) Perancangan Basis Data SPK Perancangan Komponen Pengetahuan

Dokumen terkait