• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN PENGAYAAN DARI INTERNET

Dalam dokumen HAKEKAT Dan BIMBINGAN Dan konseling (Halaman 51-68)

Fungsi Bimbingan Konseling

Dalam rangka memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik, bimbingan berfungsi untuk hal-hal berikut ini,

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai

teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata. 4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat

yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

10.Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang

telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

b.

Konsep Bimbingan Konseling

c.

d. Pengertian bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan.

e.

f. 1. Paradigma

g. Paradigma Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.

h. 2. Visi

i. Visi pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengetasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia.

j.

k. 3. Misi

l. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensial dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

m.

n.

B.

Tujuan Bimbingan Konseling

o.

p. 1. Tujuan Umum

q. Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).

r. 2. Tujuan Khusus

s. Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.

Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

t. Secara umum tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling adalah: u. 1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku

v. 2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan

berani menghadapi resiko.

w. 3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan

emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.

x. 4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.

y. 5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan

orang lain.

z. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam

aa. 7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif

bb. 8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang

semakin kompetitif.

cc. 9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang

mendukung pilihan karir.

dd. 10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya

untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat. ee.

ff. gg. hh.

ii.

C.

Fungsi Bimbingan Konseling

jj.

kk. Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai : ll. 1. Fungsi Pencegahan (preventif)

mm. Layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya : merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.

nn. 2. Fungsi pemahaman

oo. Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa pemahaman ini mencakup : 1) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.

pp. 2) Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.

qq. 3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (terutama di dalamnya informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan/atau karier dan informasi budaya/nilai-nilai terutama oleh siswa.

rr. ss.

tt. 3. Fungsi Perbaikan

uu. Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.

vv. 4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

ww. Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

xx.

yy.

D.

Orientasi Bimbingan Konseling

zz.

aaa. Prayitno dan Amti dalam bukunya Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (2004) orientasi bimbingan dan konseling ada tiga yaitu orientasi perseorangan, perkembangan, dan permasalahan. Berikut diuraikan ketiga orientasi tersebut :

bbb.

ccc. 1. Orientasi Perseorangan

ddd.

eee. Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan konseling sosial adalah sebagai berikut :

fff. a) Semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelayanan BK diarahkan pada peningkatan perwujudan diri sendiri.

ggg. b) Kegiatan disini berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan- kebutuhan pemanfaatan bagi diri sendiri dan lingkungannya.

hhh. c) Setiap individu harus diterima sebagai individu yang harus ditangani secara individual.

iii. d) Tanggung jawab konselor untuk memahami minat,kemampuan yang terelakkan bagi berfungsinya individu.

jjj. Misalnya seorang konselor memasuki sebuah kelas; di dalam kelas itu ada sejumlah orang siswa. Apakah yang menjadi titik berat pandangan berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu siswa-siswa yang hendaknya memperoleh layanan bimbingan dan konseling. “Orientasi perseorangan” bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik beratkan pandangan pada siswa secara individual. Satu per satu siswa perlu mendapat perhatian.

kkk.

lll. Pemahaman konselor yang baik terhadap keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam kelas itu penting juga, tetapi arah pelayanan dan kegiatan bimbingan ditunjukkan kepada masing-masing siswa. Kondisi keseluruhan(kelompok) siswa itu merupakan konfigurasi (bentuk keseluruhan) yang dampak positif dan negatifnya terhadap siswa secara individual harus diperhitungkan. Berkenaan dengan isu”kelompok” dan “individu”,konselor memilih individu sebagai titk berat pandangannya. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Dengan kata lain, kelompok dimanfaatkan sebesar- besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan individu, dan bukan sebaliknya. Pemusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok; dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik yang wajar antarindividu dan kelompoknya. Kepentingan kelompok dalam arti misalnya keharuman nama dan citra kelompok, kesetiaan kepada kelompok, kesejahteraan kelompok, dan lain-lain, tidak akan terganggu oleh pemusatan pada kepentingan dan kebahagiaan individu yang menjadi anggota kelompok itu.

mmm.

nnn. 2. Orientasi perkembangan

ppp. Orientasi ini lebih menekankan pentingnya peranan yang terjadi pada individu dan sekaligus bertujuan mendorong konselor dan klien menghilangkan problem yang menjadkan laju perkembangan klien. Salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah fungsi tersebut adalah pemeliharaan dan pengembangan. Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.

qqq.

rrr. Perkembangan sendiri dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju ke tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik(jasmaniah) maupun psikis.

sss.

ttt. Dalam hal itu, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan- kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju kematangan dalam perkembangannya.

uuu. vvv.

www. 3. Orientasi Permasalahan

xxx.

yyy. Ada yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung risiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Padahal tujuan umum bimbingan dan konseling, sejalan dengan tujuan hidup dan perkembangan itu sendiri, ialah kebahagiaan. Hambatan dan rintangan dalam perjalanan hidup dan perkembangan pastilah akan mengganggu tercapainya kebahagiaan itu. Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagiannya adalah tujuan bimbingan dan konseling, itu dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka risiko yang mungkin menimpa kehidupan dan perkembangan itu harus selalu diwaspadai.

Kewaspadaan terhadap timbulnya hambatan dan rintangan itulah yang melahirkan konsep orientasi masalah dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

zzz.

aaaa. Dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang telah dibicarakan, orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut dengan fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami maslaah dapat terentaskan masalahnya. Melalui fungsi pencegahan, layanan dan bimbingan konseling dimaksudkan mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari bernagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangannyA.

bbbb.

cccc. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan program bimbungan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat perkembangan siswa kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial, dan sebagainya dapat dihindari. Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini adalah layanan orientasi dan layanan kegiatan kelompok.

dddd. eeee.

ffff.

E.

Prinsip Bimbingan Konseling

gggg.

hhhh. Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219).

iiii. Bimbingan dan konseling harus didasarkan pada prinsip nondiskrimatif, kontektualitas, intregalitas dan kemandirian. Keempat prinsip ini harus menjadi landasan bagi gerak langkah penyelenggaraan kegitan bimbingan dan konseling di sekolah. Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegitan pendukung, serta berbagai aspek oprasionalisasi pelanan bimbingan dan konseling.

kkkk. a. Prinsip non-diskriminatif. Prinsip ini berhubungan dengan layanan yang berdasarkan pada prinsip kesetaraan, yakni BK tidak membedakan konseli karena latar belakang suku, agama, status social dan jenis kelamin:

llll. (a) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku,agama, dan status social;

mmmm. (b) memperhatikan tahap perkembangan;

nnnn. (c) perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.

oooo.

b. Prinsip Integralitas, meliputi:

pppp. (a) bimbingan dan konseling meliputi integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselarakan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik;

qqqq. (b) program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungannya;

rrrr. (c) program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu;

ssss. (d) program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penolaan hasil layanan.

tttt.

c. Prinsip Kontektualitas, prinsip yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dialami individu.

uuuu. Prinsip ini meliputi:

vvvv. (a) pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuain pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar,

wwww. (b) timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan social, ekonomi dan budaya.

xxxx.

yyyy. d. Prinsip kemamdirian, yakni berkaitan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan, meliputi:

zzzz. (a) BK diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri;

aaaaa. (b) pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas kemauan diri sendiri;

bbbbb. (c) permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli atau profesional yang relevan dengan permasalahan individu;

ccccc. (d) Perlu adany a kerjasama dengan personil sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan permasalahan individu; dan

ddddd. (e) proses pelyanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.

eeeee.

fffff.

F.

Azas Bimbingan Konseling

ggggg.

hhhhh. Para ahli bimbingan dan konseling, seperti telah bersepakat bahwa asas bimbingan dan konseling itu ada dua belas. Keduabelas asas tersebut sebagai berikut: iiiii. a. Asas kerahasiaan, Segala hal yang dibicarakan dalam proses bimbingan dan

konseling harus dijaga kerahasiaannya, terutama masalah yang dihadapi klien.

jjjjj. b. Asas kesukarelaan, kedua belah pihak melakukan proses bimbingan dengan

tidak merasa dipaksa atau ditekan. Klien menyampaikan semua masalah dengan senang hati, begitu pula konselor dengan iklash memberi bantuan.

kkkkk. c. Asas keterbukaan, kedua belah pihak bersedia membuka diri untuk

kepentingan pemecahan masalah. Klien dengan jujur membuka segala masalah yang dihadapi atau perasaan yang dirasakan. Konselor dengan terbuka menjawab pertanyaan klien, atau tidak ada hal- hal yang disembunyikan.

lllll. d. Asas kekinian, masalah yang ditangani adalah masalah yang sedang dialami

klien, bukan masalah masa lampau. Selain itu konselor tidak boleh menunda pemberian bantuan.

mmmmm. e. Asas kemandirian, Klien tidak tergantung kepada orang lain atau konselor.

Proses bimbingan dan konseling diharapkan menjadikan klien lebih mandiri dengan ciri pokok seperti mengenal diri dan lingkungannya, mau menerima diri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan yang tepat, mengarahkan diri sesuai keoutusannya dan mempu menggali potensi diri seoptimal mungkin.

nnnnn. f. Asas kegiatan, bimbingan dan konseling hendaknya memotivasi klien untuk

melakukan sesuatu yang berarti untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Sebab bimbingan dan konseling tidak ada maknanya tanpa kesungguhan klien untuk melakukan hal-hal yang diyakini dapat menyelesaikan masalahnya.

ooooo. g. Asas kedinamisan, bimbingan dan konseling menghendaki adanya perubahan

yang lebih baik pada diri klien.

ppppp. h. Asas keterpaduan, bimbingan dan konseling diupayakan untuk memadukan

segala aspek yang dimilik klien, agar serasi, seimbang dan saling menunjang.

qqqqq. i. Asas kenormatifan, Keseluruhan proses bimbingan dan konseling harus

sesuai dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adat, norma ilmu, norma hukum, maupun kebiasaan sehari-hari.

rrrrr. j. Asas keahlian, bimbingan dan konseling dilakukan secara teratur, sistematik

dengan menggunakan prosedur, teknik dan instrumen yang memadai.

sssss. k. Asas alih Tangan, Jika pelaksanaan bimbingan dan konseling sudah

dilaksanakan secara maksimal akan tetapi klien belum terbantu, maka konselor dapat mengirim / merujuk klien tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.

ttttt. l. Asas tut wuri handayani, pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya

dapat dirasakan klien tidak hanya ketika meminta bantuan kepada konselor, namun diluar proses bimbingan dan konselingpun manfaatnya dapat dirasakan.

uuuuu.

vvvvv.

G.

Dasar Kode Etik Bimbingan Konseling

wwwww.

xxxxx. Kode etik adalah pola ketentuan / aturan / tata cra yang menjadi pedoman menjalani tugas dan aktivitas suatu profesi.

Beberapa rumusan kode etik bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: 1. Pembimbing yang memegang jabatan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan kinseling.

2. pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik. 3. pekerjaan pembimbing harus harus berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang maka seorang pembimbing harus:

b. Menunjukkan penghargaan yang sama pada berbagai macam klien.

c. Pembimbing tidak diperkjenan menggunakan tena pembantu yang tidak ahli. d. Menunjukkan sikap hormat kepada klien

e. Meminta bantuan alhi diluar kemampuan stafnya. yyyyy. Landasan Kode Etik:

1. Pancasila, mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara Indonesia yang bertanggung jawab

2. Tuntutan profesi, yang mengacu pada kebutuhan dan kebahagiaan klien sesuai denagn norma-norma yang berlaku

zzzzz.

aaaaaa.

H.

Identifikasi Masalah

bbbbbb.

cccccc. Pada langkah ini yang perlu diperhatikan guru adalah mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Untuk mengetahui gejala awal tidaklah mudah, karena harus dilakukan secara teliti dan hati-hati dengan memperhatikan gejala-gejala yang nampak, kemudian dianalisis dan selanjutnya di evaluasi.

dddddd. Untuk mengidentifikasi kasus dan masalah peserta didik, Prayitno. dkk telah mengembangkan instrumen untuk melacak masalah peserta didik, dengan apa yang disebut dengan alat ungkap masalah (AUM). Instrument ini sangat membantu untuk menemukan kasus dan mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi peserta didik, seputar aspek :

eeeeee. a) Jasmani dan kesehatan ffffff. b) Diri pribadi

gggggg. c) Hubungan sosial hhhhhh. d) Ekonomi dan keuangan iiiiii. e) Pendidikan dan pelajaran jjjjjj. f) Hubungan muda-mudi

kkkkkk. g) Keadaan dan hubungan keluarga llllll.

mmmmmm.

I.

Alih Tangan Siswa Bermasalah

nnnnnn.

oooooo. Alih tangan siswa bermasalah adalah upaya bantuan agar klien mendapatkan layanan yang optimal dari ahli lain yang benar-benar handal. Bimbingan dan konseling

menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru

Dalam dokumen HAKEKAT Dan BIMBINGAN Dan konseling (Halaman 51-68)

Dokumen terkait