• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

5. Air dialirkan ke pascakarbon untuk menyerap bau, mengembalikan rasa, dan menghambat pertumbuhan mikrooganisme, lalu air dialirkan

2.5 Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli mula-mula ditemukan pada 1885 dari feses seorang bayi.Hasil penelitannya membukikan bahwa Escherichia coli juga banyak ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 420C, dari sekitar 100-150 gram feses yang setiap hari dikeluarkan oleh seorang manusia, ternayata di dalamnya mengandung sekitar 3x1011(300 milyar) sel bakteri Coli. Kelompok Escherichia coli dikenal dengan sebutan kelompok bakteri Fekal (Fecal Koliform Bacteriall/FCB). Pada suatau kadar tertentu bakteri Escherichia coli terbukti dapat menyebabkan berabagai infeksi, anara lain diare, infeksi pada saluran kencing dan meningitis. E.coli tidak menimbulkan penyakit kecuali apabila bakteri ini hidup dan berkembang dalam jumlah yang sangat banyak (Nugroho,2006).

Escherichia coli merupakan termasuk golongan bakteri koliform, yaitu hidup di dalam saluran pencernaaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri indicator keberadaan patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri koliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.Penentuan koliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positifdengan keberadaan bakteri patogen. Selainvitu mendeteksi koliform jauh lebih murah, cepat,dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri koliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes.Jadi koliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan koliform, artinya kualitas air semakin baik.

Terdapat tiga jenis E.coli, yaitu: E.coli enterotoksigenik (enterotoxsigenic E.coli (ETEC), E.coli Enteropatogenik (Enteropatogenic E.coli (EPEC), E.coli enteroinvasif (enteroinvasive E.coli (EIEC)). Produksi enterotoksin oleh E.coli ditemukan sekitar tahun 1970 dari srain-strain yang ada hubungannya dengan penyakit diare.starin enterotoksigenik dari E.Coli sebagai suatu hal yang bersifat patogen pada penyakit diare manusia.Dua tipe toksin E.coli disebut sebagai toksin labil (labile toxsin, LT) dan toksin stabil (stable toxin, ST).

Kondisi jumlah bakteri E.coli suatu air yang tercemar dapat diketahui karena bakteri tersebut merupakn indikator pencemaran. Level maksimum E.coli yang diperbolehkan berdasarkan Kep-02 / MENKLH/I/1988, baku mutu air laut untuk pariwisata dan rekreasi (mandi,renang dan selam) adalah < 1000rcfu/100ml. sedangkan kualitas air secara biologis ditentukan oleh kehadiran baktri E.coli di dalamnya. Kandungan bakteri E.coli dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1997), air untuk rekreasi jumlah maksimum yang diperkenankan setiap100ml adalah 1000 koloni, air untuk kolam renang 20 koloni, dan air minum 0 koloni. Standar jumlah total bakteri E.coli yang sesuai dengan Permenkes No. 414/PERMENKES/PER/IX/1990 yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 10 koloni total bakteri E.coli. Penetuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan kebutuhannya. Penetuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan kebutuhannya, dimaksudkan untuk mengetahui adaa tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab penyakit, penghasi tpenyakit, penghasil toksin, dan penyebab pencemaran air (Suriawiria, 1996). 2.5.1 Metode Most Probable Number (MPN)

Metode Most Probable Number (MPN) telah dibuktikan sangat baik untuk memperkirakan pupulasi mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang sangat sedikit dalam makanan at air. Selain E.coli, metode MPN juga dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah mikroba salmonella, staphylococcus, dan fecal koliform lainnya. Metode MPN didasarkan pada pembagian sampel menjadi pengenceran.Lazimnya digunakan 5 tabung atau 3 tabung untuk setiap pengenceran. Akan baik jika diperoleh semua tabung dengan pengenceran rendah menunjukkan pertumbuhan dan tabung-tabung dengan pengenceran tinggi menunjukkan adanya pertumbuhan (Nugroho,2006).

Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).Dalam uji tahap pertama, keberadaan Koliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan.Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Koliform dalam sampel (Lim, 1998).

Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan sampel air harus dilakukan dengan cara aseptis dan dapat mewakili air yang diperiksa. Pengunaan alat-alat, media dan reagensia serta pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan bakteri yang ditentukan.Pengenceran sampel dengan menggunakan MPN identik dengan prosedur untuk perhitungn koloni.Tabung yang positif dari setiap kelompok pengenceran dicatat dan hasilnya dalam bentuk nilai MPN/ 100ml ditentukan berdasarkan angka yang tertera dalam tabel MPN.

Jumlah sel yang sebenarnya/ml sampel, dengan rumus

Nilai MPN X 10

Jika tersedia table MPN maka secara perhitungan lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus penentuan nilai MPN/100 ml (Nugroho,2006):

jumlah tabung hasil positf x 100

(jumlah ml tabung hasil negatif)x (jumlah ml seluruh tabung digunakan)

1. Uji Perkiran

Tabung uji medium harus yang mengandung laktosa diinokulasi bersama cuplikan air yang jumlahnya telah diukur.Tabung ini juga berisi tabung kecil yang terbalik untuk menangkap gas yang terjadi dan indikator asam basa untuk memperlihatkan apakah terbentuk asam. Karena E.coli dapat memfermentasi laktosa, adanya asam dan gas dalam tabung yang terinokulasi setalah 48 jam inkubasi pada suhu 350C adalah suatu bukti perkiraan untuk adanya E.coli dan, dengan demikian kontaminasi kotoran. Jika laktosa tidak difermentasi, diasumsi bahwa E.coli tidak ada dan, berarti, air itu bebas dari kontaminasi kotoran. Akan tetapi fermentasi laktosa mungkin terjadi karena organisme nonenterik; oleh karena itu perlu mengidentifikasi E.coli secara pasti apakah ada dalam laktosa yang difermentasi.

Dapat diperoleh ukuran semikuantitatif jumalah organisme yang memfermentasi laktosa dengan jalan, untuk setiap cuplikan air, 5 tabung laktosa diinokulasi dengan 0,1 ml cuplikan, 5 lainnya dengan 1,0 ml, dan 5 lainnya 10,0 ml cuplikan air. Berdasarkan berpa banyak masing-masing laktosa menunjukkan pembentukan asam dan gas setelah 48 jam. (Volk,1989)

Untuk analisis dalam uji perkiraan digunakan Lactose Broth, sedangkan untuk contoh lainnya yang banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya susu, digunakan Brilliant Green Bile Broth (BGLB). Bakteri asam laktat dapat memfermpementasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat mengakibatkan

pembacaan uji positf yang salah.Brilliant Green Bile Broth (BGLB) merupakan medium selektif yang mengandung garam bile sehingga dapat menghambat bakteri gram negatif termasuk koliform (Fardiaz, 1992)

2. Uji Penegasan

Semua tabung yang mengandung gas dalam laktosa harus diperikasa ulang untuk meyakinkan bahwa gas itu dihasilakan fermentasi laktosa oleh organisme enteric.Hal ini dilakukan dengan memindahkan medium sebanyak satu lingkaran dari tabung dalam uji perkiraan yang menunjukkam gas ke dalam tabumg fermentasi yang berisi laktosa yang hijau berkilauan. Zat warna hijau akan menghambat perumbuhan organismegram positif dan, akibatnya, memilih unuk pertumbuhan organisme enteric. Tabung lalu diinkubasi pada suhu 350C selama 48 jam, dan pembentukan gas dalam jumlah berapa saja dalam tabung terbalik dari tabung fermentasi memastikan adnya koliform (Volk, 1989).

Dengan menggunakan jarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing=masing diinokulasikan pada agar dengan cara goresan (Fardiaz, 1992).

Terbentuknya gas dalam Lactose broth tidak selalu menunjukkan jumlah bakteri koli karena mikroba lainnya juga ada yang memfermentasi lactose dengan membentuk gas, seperti bakteri asam laktat dan beberapa khamir tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan uji pelengkap pada agar EMBA (eosin methylene blue agar) dengan menggunakan jarum ose contoh dari tabung MPN yang menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing diinokulasikan pada agar cawan EMBA dengan cara goresan kuadran. Semua cawan

masing-masing pengenceran yang menunjukkan adanya koliform dihitung (Sembiring,2008).

3. Uji Pelengkap

Uji pelengkap setiap tabung laktosa hijau berkilauan yang menunjukkan pembentukan gas digoreskan pada cawan.Endo atau eosin biru metilen untuk memberikan koloni terisolasi yang nyata.Dari suspens bakteri tersebut diinokulasikan dengan menggunakan jarum ose kedalam tabung berisi lactose broth dan tabung durham dan digoreskan pada agar miring Nutrien Agar (NA). Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 350C, koloni yang kelihatannya koliform dipindahkan kemiringan dan fermentasi laktosa. Koloni koliform yang khas akan berwarna hijau metalik; akan tetapi koloni mukoid yang berwarna merah jambu juga harus dipindahkan. Pembentukan gas dalam laktosa dan demonstrasi Batang gram negatif yang tidak membentuk spora pada miringan agar merupakan uji koliform positif untukkehadiran bakteri koliform.Koloni yang menunjukkan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang dan membentuk gas di dalam lactose broth merupakan uji lengkap adanya koliform (Volk, 1989).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Air merupakan materi yang sangat penting dalam kehidupan, baik tanaman, hewan maupun manusia. Kehidupan manusia tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan air bersih terutama air minum. Selama ini kebutuhan akan air dipenuhi dari berbagai sumber antara lain air tanah, air sungai, air hujan, air pegunungan dan air laut yang diolah sedemikian rupa dan ditawarkan sebagai bahan baku air. Kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat sesuai dengan keperluan dan taraf kehidupan penduduk. Masalah utama yang harus di-hadapi dalam pengolahan air adalah semakin tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga maupun limbah industri, sehingga upaya-upaya baru terus dilakukan untuk mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (Radji,2006).

Pentingnya persedian air layak minum (air minum) tidak dapat dikesampingkan.Dengan meningkatnya industrilisasi, sumber-sumber air yang tersedia untuk konsumsi dan rekreasi telah tercemari oleh limbah industri serta kotoran manusia dan hewan.Akibatnya, air kini menjadi faktor penyebaran penyakit yang tidak dapat diabaikan.Air yang tercemar mengandung bahan yang merupakan sumber sejumlah besar bahan yang merupakan sumber nutrisi yang sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.Keberadaan organisme nonpatogen tidak menjadi fokus utama, tetapi kontaminan yang berasal dari feses (kotoran manusia/hewan).Analisa

sampel air secara rutin tidak mungkin dapat dilakukan untuk semua patogen yang mungkin ada, pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi adanya Escherichia Coli,bakteri yang mengindikasikan pencemaran oleh feses (kotoran manusia/hewan)(Cappucino,2013).

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan kerusakan.Hal itu nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia.Penyakit asal-air terjadi karena meminum air tercemar, sebenarnya sumber infeksi itu bukan airnya, melainkan tinja yang berasal dari manusia (atau hewan) yang telah mencemari air tersebut.Tinja tersebut mengandung patogen entirik bila berasal dari orang sakit atau penular penyakit.Pemindahan organisme penyakit asal-air dapat terjadi secara langsung. Misalanya pemindahan organisme dapat terjadi dari elstral penderita mulut orang lain lewat tangan atau benda-benda yang secara potensial tercemari mikroorganisme patogenik (Pelczar,1998).

Escherichia coli banyak di temukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa atau hewan-hewan berdarah panas.Bila dalam sumber air ditemukan bakteri E.colimaka dapat menjadi indikasi bahwa air telah mengalami pencemran oleh feses manusia atau hewan-hewan berdarah panas. Pencemaran materi fekal sangat tidak diharapkan, pada suatu kadar tertentu, bakteri E.coli dapat menyebabkan berbagai infeksi, antara lain diare, infeksi pada saluran kencing meningitis. E.coli tidak menimbulkan penyakit kecuali apabila bakteri ini hidup dan berkembang dalam jumlah yang sangat banyak (Nugroho, 2006).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari analisis Escherichia Coli pada air minum isi ulang adalah untuk mengetahui apakah air minum isi ulang yang diperiksa memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pemeriksaan bakteri Escherichia Coli pada air minum ulang adalah agar dapat mengetahui bahwa air minum isi ulang yang diperiksa memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010.

PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia Coli PADA AIR MINUM ISI DARI KABUPATEN BALIGE MENGGUNAKA METODE MPN (MOST

PROBABLE NUMBER)

Dokumen terkait