• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK SUMATERA

Dalam dokumen Dokumen SU 2011 JAMALI (Halaman 118-121)

A. Latar Belakang a. Dasar Hukum

Sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan :

Pasal 44 Ayat 1, Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.

Pasal 44 Ayat 2, Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mewujudkan :

a. Andal dan aman bagi instalasi

b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya c. Ramah lingkungan

b. Gambaran Umum

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan telah mengamanatkan pelaksanaan ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan pada setiap usaha penyediaan tenaga listrik. Salah satu aspek yang ditekankan adalah aspek keandalan bagi instalasi tenaga listrik. Instalasi tenaga listrik yang dimaksud meliputi pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik. Secara keseluruhan instalasi penyediaan tenaga listrik tergabung dalam sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik terdiri atas sistem transmisi tenaga listrik dan sistem distribusi tenaga listrik.

Kriteria keandalan sistem distribusi tenaga listrik secara umum sudah dapat diukur dengan menggunakan kriteria System Average Interruption Duration Index (SAIDI) yang mengukur lamanya gangguan pasokan tenaga listrik yang tejadi pada sistem distribusi tenaga listrik dan System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) yang mengukur frekuensi atau seringnya terjadi gangguan pasokan tenaga listrik pada sistem distribusi. Kedua parameter tersebut juga sering dikombinasikan untuk menghitung Customer Average Interruption Duration Index (CAIDI).

Tidak seperti sistem distribusi tenaga listrik yang telah dapat diukur tingkat keandalannya menggunakan metode sebagaimana disebut diatas, sistem interkoneksi tenaga listrik pada level transmisi memiliki kompleksitas yang tinggi dalam penerapan kriteria keandalan pasokan tenaga listrik. Banyaknya pembangkitan tenaga listrik dari berbagai jenis dan kapasitas yang terhubung ke sistem interkoneksi dan luasnya cakupan wilayah operasi sistem interkoneksi tenaga listrik menyebabkan penetapan dan penerapan kriteria keandalan sistem tenaga listrik sulit untuk ditetapkan. Saat ini kita memiliki 2 (dua) sistem interkoneksi sistem tenaga listrik yang tergolong besar, yaitu Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali (JAMALI) dan sistem interkoneksi tenaga listrik Sumatera. Sistem interkoneksi Jamali sudah beberapa kali mengalami gangguan pasokan listrik skala besar seperti kejadian Blackout tanggal 18 Agustus 2005 dan Padam skala besar pada bulan September 2009 pada wilayah Jakarta dan Banten. Sedangkan sistem

Sumatera sering mengalami kondisi defisit daya dan penurunan kualitas pasokan listrik yang dapat berakibat pada instabilitas sistem Sumatera.

Tingkat keandalan sistem interkoneksi tenaga listrik tergantung pada multiple aktor seperti operator/pemilik pembangkit yang mensuplai daya ke grid, operator sistem SCADA yang bertanggungjawab terhadap dispatch tenaga listrik dari pembangkitan ke beban melalui sistem distribusi, dan operator gardu transmisi, saluran transmisi dan gardu induk tenaga listrik yang membentuk interkoneksi sub-sistem transmisi tenaga lisrtik. Aturan Grid Code Jamali dan Grid Code Sumatera memberikan panduan dan acuan dalam tahapan pengoperasian dan aturan main bagi sistem tenaga listrik yang terinterkoneksi ke sistem transmisi tenaga listrik, namun demikian belum ada acceptance kriteria atau spesifikasi untuk menetapkan tingkat keandalan minimum yang wajib dipenuhi oleh masing-masing aktor seperti disebut diatas untuk mempertahankan tingkat keandalan sistem interkoneksi tenaga listrik.

B. Maksud dan Tujuan a. Maksud Kegiatan

Kegiatan kajian ini adalah untuk dapat memperoleh gambaran tentang tingkat keandalan operasi sistem interkoneksi tenaga listrik dan memperoleh panduan dalam penetapan kriteria keandalan pada tahap operasi sistem interkoneksi tenaga listrik di Sistem Jamali dan Sistem Sumatera.

b. Tujuan Kegiatan

Kegiatan Kajian ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada pemerintah dalam menetapkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kriteria keandalan sistem interkoneksi tenaga listrik yang dituangkan dalam Peraturan setingkat Peraturan Menteri atau Peraturan Direktur Jenderal sebagai pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan tentang keandalan instalasi tenaga listrik sebagai bagian dari ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan.

C. Lokasi Pekerjaan

Kajian Penyusunan Kriteria Keandalan Sistem Tenaga Listrik dan Penerapannya Pada Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali-Bali dan Sistem Tenaga Listrik Sumatera dilakukan dengan kunjungan lapangan ke pemilik/operator pembangkit-pembangkit tenaga listrik dengan diambil jenis pembangkit beban dasar (base load), beban medium, dan pembangkit beban puncak (peaker), pemilik/operator gardu transmisi/gardu induk, dan operator dispatcher SCADA sistem interkoneksi tenaga listrik Jamali dan Sistem Sumatera.

D.Pengguna Jasa

E. Unit Pemanfaat

Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2, Kav. 07 & 08, Kuningan, Jakarta Selatan

F. Ruang Lingkup Kegiatan

Adapun ruang lingkup kegiatan ini meliputi, antara lain;

1) studi literatur secara intensive terhadap standar teknis keandalan dan panduan/atuarn sejenis dari negara lain

2) melakukan survey dan mengumpulkan data terkait implementasi K2 pada

pemilik/operator pembangkit-pembangkit tenaga listrik dengan diambil jenis pembangkit beban dasar (base load), beban medium, dan pembangkit beban puncak (peaker), pemilik/operator gardu transmisi/gardu induk, dan operator dispatcher SCADA sistem interkoneksi tenaga listrik Jamali dan Sistem Sumatera. 3) Selanjutnya melakukan kajian dan analisa terhadap data hasil survey dan

menyusun laporan Kajian Penyusunan Kriteria Keandalan Sistem Tenaga Listrik dan Penerapannya Pada Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali-Bali dan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

G. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan Kegiatan Kajian Sistem Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan pada pembangkit listrik jenis thermal.

H. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh pihak ketiga melalui proses pelelangan yang terikat dalam suatu kontrak dan melibatkan tenaga ahli. Tenaga ahli yang diperlukan dibagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu:

a. Tenaga Ahli Profesional

1. Ahli Bidang Teknik Ketenagalistrikan (S2 Elektro 5 th) sebagai Team Leader/Kepala

2. Ahli Bidang Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik Thermal (S1 Elektro 3 th) 3. Ahli Bidang Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik Hidro (S1 Elektro 3 th) 4. Ahli Bidang Analisa Sistem Tenaga Listrik (S1 Elektro 3 th)

5. Ahli Bidang Sistem Transmisi Tenaga Listrik (S1 Elektro 3 th) 6. Ahli Bidang Gardu Induk Tenaga Listrik (S1 Elektro 3 th) Total Man-Month adalah: 29 MM

b. Tenaga Pendukung

1. Asisten Bidang Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik Thermal (S1 Elektro 1 th) 2. Asisten Bidang Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik Hidro (S1 Elektro 1 th) 3. Asisten Bidang Analisa Sistem Tenaga Listrik (S1 Elektro 1 th)

4. Asisten Bidang Sistem Transmisi Tenaga Listrik (S1 Elektro 1 th) 5. Asisten Bidang Gardu Induk Tenaga Listrik (S1 Elektro 1 th)

6. Operator Komputer (D3 Komputer/Informatika) 7. Sekretaris Bilingual (D3 Sekretaris)

Total Man-Month adalah: 23 MM

2. Pelaporan

Jenis dan jumlah laporan yang harus diserahkan adalah sebagai berikut:

1) Laporan Rencana Kerja : 10 buah

2) Laporan Pendahuluan : 10 buah

3) Laporan Bulanan : 40 buah (10 buah x 4 bulan)

4) Laporan Interim/Pertengahan : 10 buah

5) Laporan Hasil Survey : 40 buah (10 buah x 4 lokasi)

6) Draf Laporan Akhir : 10 buah

7) Laporan Pelaksanaan Presentasi : 10 buah

8) Laporan Akhir : 10 buah

3. Survei Lapangan

Survey dilakukan pada 6 lokasi dengan tujuan Lokasi Survei: 1) Jawa Tengah 2) Jawa Timur 3) Jawa Barat 4) Medan 5) Padang 6) Palembang

4. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

a. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

− Penyusunan rencana kerja dan studi literatur

− Pelaksanaan survei untuk mendapatkan data lapangan

− Analisis dan evaluasi hasil survei

− Presentasi

− Laporan Akhir.

b. Waktu pelaksanaan kegiatan Kajian Penyusunan Kriteria Keandalan Sistem Tenaga Listrik dan Penerapannya pada Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali dan Sistem Tenaga Listrik Sumatera direncanakan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu pada bulan Agustus s.d. Desember 2011.

I. Biaya

Keseluruhan biaya dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Tahun Anggaran 2011.

J. Fasilitas yang Disediakan oleh Pengguna Jasa

Dalam membantu pelaksanaan pekerjaan ini, Pengguna Jasa akan membantu : 1. Menyediakan Ruang Rapat;

2. Surat dari Pimpinan apabila dibutuhkan untuk melaksanakan survei ke instansi yang sesuai dengan kegiatan;

3. Memberikan dokumen-dokumen yang sesuai dengan kegiatan sepanjang tidak bersifat rahasia.

Dalam dokumen Dokumen SU 2011 JAMALI (Halaman 118-121)

Dokumen terkait