• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

Judul Penelitian : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM

KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama : SULISMIYATI

NPM : 1013119200

Program Studi : S-1 PGSD dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI :

Dosen Pembahas, Dosen Pembimbing,

Dr. Riswandi, M.Pd. Drs. Cut Rohani Bitai, M.Pd. NIP 197608082009121001 NIP 195210151981032001

Ketua Jurusan,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 195105071981031002

KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Nama : SULISMIYATI NPM : 1013119200

Program Studi : S-1 PGSD dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI :

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Cut Rohani Bitai, M.Pd. NIP 195105071981031002 NIP 195210151981032001

1. Tim Penguji

Pembahas : Dr. Riswandi, M.Pd. ...

Pembimbing : Drs. Cut Rohani Bitai, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

Nama Mahasiswa : SULISMIYATI

NPM : 1013119200

Program Studi : S1 PGSD dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penulis dilahirkan di Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada tanggal 03 Mei 1963, anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Martowasono dan Ibu Lasiyem.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Mataram, selesai tahun 1976. Kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Gadingrejo, selesai tahun 1980. Setelah selesai sempat berhenti 1 tahun. Kemudian melanjutkan ke SPG Negeri 2 Bandarlampung, selesai tahun 1984. Kemudian diangkat menjadi Guru Negeri 3 Mataram tahun 1985. Kemudian melanjutkan D.2 di Universitas Terbuka setelah menjadi guru beberapa puluh tahun yang diselesaikan pada tahun 2002.

Penulis mulai berkarir sebagai guru SD Negeri 3 Mataram samapi sekarang. Kemudian pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 Program Guru Sekolah Dasar dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung hingga saat ini.

Puji syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah Swt. limpahkan, saya mempersembahkan laporan PTK ini kepada orang-orang terkasih dan tercinta sebagai berikut.

1. Bapak Martowasono dan Ibu Lasiyem yang telah membesarkan saya dan telah mendidik saya, baik jasmani maupun rohani dan restunya untuk keberhasilan saya

2. Suami tercinta yang telah memberian motivasi, do’a, dan dukungannya sampai saya berhasil.

3. Anak-anak saya yang telah memberikan dukungan dan dorongan sehingga Mama termotivasi dan bersemangat.

4. Teman-teman sekolah dan teman-teman Mahasiswa PGSD PPKHD angkatan 2010 yang telah memotivasi saya.

5. Para pendidikan yang terhormat.

Jalani hidup harus lebih baik dari pada sekarang dan juga bisa membahagiakan orang yang berada di dekat saya, saya akan

memberikan yang terbaik untuk mereka”

(Penulis)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

urusan yang lain dan bertanya kepada TuhanMu’lah kamu berharap (Q,S Al-Insyirah, 6-8)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis laksanakan di kelas IV SDN 3 Mataram Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.

Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta guru.

Banyak pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik secara moral maupun material dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku ketua jurusan ilmu pendidikan. 3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD.

4. Dra. Hj. Cut Rohani Bitai, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dari awal hingga laporan penelitian ini selesai.

5. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah memberikan bimbingan dan masukan pada peneliti hingga laporan penelitian ini selesai. 6. Bapak Sopan Setiawan, selaku kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Mataram.

Semoga Allah Swt. memberikan berkah, rahmat, dan hidayah serta kemuliaan atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan laporan PTK ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Pringsewu, 25 Juli 2012 Penyusun,

SULISMIYATI NPM : 1013119200

Halaman HALAMAN JUDUL ... i ABSTRAK ... ii SURAT PERNYATAAN ... iii HALAMAN PERSETUJUAN ... iv HALAMAN PENGESAHAN ... v RIWAYAT HIDUP ... vii PERSEMBAHAN ... viii MOTTO ... ix KATA PENGANTAR ... x DAFTAR ISI ... xii DAFTAR TABEL ... xv DAFTAR GRAFIK ... xvi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 3 C. Rumusan Masalah ... 3 D. Tujuan Penelitian ... 4 E. Manfaat Penelitian dalam Perbaikan ... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar ... 6 B. Pengertian dan Fungsi Alat Peraga ... 7 1. Pengertian Alat Peraga ... 7 2. Fungsi Alat Peraga ... 8 C. Pentingnya dan Pengetian Pembelajaran Matematika ... 11

1. Pentingnya Pembelajaran Matematika ... 11 2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) ... 12 D. Krangka Pikir ... 13 E. Hipotesis Tindakan ... 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16 B. Subyek Penelitian ... 16 C. Prosedur Penelitian ... 16 D. Metode Pengumpulan Data ... 22 E. Teknik Analisis Data ... 22 F. Indikator Keberhasilan ... 23 G. Jadwal Penelitian ... 24

2. Keadaan Guru Tahun 2011/2012 ... 26 3. Keadaan Siswa Tahun 2011/2012 ... 26 B. Hasil Penelitian ... 27 C. Persiapan Pembelajaran ... 28 D. Pelaksanaan Pembelajaran ... 28 E. Hasil Penelitian Siklus I ... 29 1. Hasil Penelitian Siklus I ... 29 2. Hasil Penelitian Siklus II ... 34 F. Pembahasan ... 38 1. Deskripsi Hasil Belajar ... 38 2. Deskripsi Media Alat Peraga ... 40 3. Deskripsi Hasil Belajar ... 41 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 43 B. Saran ... 43 1. Siswa ... 43 2. Guru ... 43 3. Sekolah ... 44 DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN ... 47

Tabel Halaman 1.1 Hasil Tes Formatif Matematika Kelas IV SDN 3 Mataram ... 3 3.1 Jadwal Penelitian ... 25 4.1 Nama Kepala Sekolah dan Masa Jabatan ... 26 4.2 Data Guru Menurut Pangkat/Gol, Jabatan dan Mengajar ... 27 4.3 Data Siswa ... 27 4.4 Hasil Tes Formati pada Siklus I ... 33 4.5 Hasil Tes Formatif pada Siklus II ... 37 4.6 Data Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II ... 44

Grafik Halaman 4.1 Data Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II ... 45

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan simbol- simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Matematika di sekolah dasar mengutamakan agar siswa mengenal, memahami, serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai banyak istilah mengenai pembagian. Misalnya, jika ada seorang ibu yang menggoreng telur dadar kemudian dibagikan kepada empat orang anaknya dengan pembagian yang sama, maka untuk setiap anak akan mendapatkan seperempat bagian telur dadar tersebut. Pada soal cerita di atas dapat dituliskan menjadi kalimat matematika sebagai berikut, 1 : 4 atau dapat dituliskan ¼ . Dalam bahasa matematika bilangan ¼ termasuk sebagai pecahan.

Melihat pentingnya pemahaman tentang pecahan, pembelajaran dengan pokok bahasan pecahan tersebut sudah dijumpai mulai dari pendidikan di Sekolah Dasar. Banyak metode dan cara yang digunakan untuk mengajarkannya, diantaranya adalah dengan menggunakan media peraga yang berupa media visual atau alat peraga.

Melalui penggunaan media tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Piaget perkembangan mental anak Sekolah Dasar (SD) berada pada tingkat operasi konkret. Pada tahap ini pekerjaan-pekerjaan logis dapat dilakukan dengan bantuan benda-benda konkret (Anonim, 1997: 21). Sedangkan menurut Brunner, anak usia SD, untuk mendapatkan daya tangkap dan daya serapnya yang meliputi ingatan, pemahaman dan penerapan masih memerlukan mata dan tangan. Mata berfungsi untuk mengamati, sedangkan tangan berfungsi untuk meraba. Dengan demikian dalam pendidikan matematika dituntut adanya benda konkret yang merupakan ide-ide matematika dan juga benda konkret yang dapat digunakan untuk penerapan matematika.

Pada beberapa waktu yang lalu media pembelajaran masih jarang digunakan, karena materi yang diberikan pada siswa hanya mengacu pada rumus yang sudah ada. Pemahaman siswa menjadi terhambat karenanya. Namun sesuai dengan Kurikulum 2004, dimana logika siswa sangat dituntut untuk menjadi lebih baik. Dengan demikian peneliti sebagai seorang guru juga merasa tertantang untuk meningkatkan sarana pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Mataram Kecamatan Gadingrejo rata-rata hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan yang dilaksanakan sebelum penelitian atau pra siklus masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yaitu 65.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 1.1

Hasil Tes Formatif Matematika Kelas IV SDN 3 Mataram No Rentang Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

1 40 – 50 10 45,45 Belum Tuntas 2 51 – 60 6 27,27 Belum Tuntas 3 61 – 70 3 13,64 Tuntas 4 71 – 80 2 9,09 Tuntas 5 81 – 90 1 4,55 Tuntas Jumlah 22 100

Sumber : Daftar Nilai Ulangan Tes Formatif Pelajaran Matematika

Dari rentang nilai di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau 72,73% dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 27,27%.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang bisa penelitia ambil berdasarkan dari uraian di atas, sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika masih rendah. 2. Siswa beranggapan matematika itu sulit.

3. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masah di atas, dapatlah di buat rumusan masalahhnya adalah sebagai berikut :

“Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga pada pokok bahasan pecahan mata pelajaran Matematika kelas IV di SD Negeri 3 Mataram Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

“Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Mataram dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga”.

E. Manfaat Penelitian dalam Perbaikan

1. Manfaat perbaikan bagi Guru

a. Penggunaan alat peraga sangat membantu guru dalam pembelajaran matematika tentang perkalian.

b. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada siswa.

c. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan profesionalitas guru untuk perbaikan pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang optimal karena menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika penggunaan pecahan.

b. Siswa merasa senang menyelesaikan soal-soal matematika karena menggunakan alat peraga tentang pecahan.

c. Siswa akan lebih rajin belajar dan tidak ada anggapan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan karena menggunakan alat peraga tentang pecahan.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika yang berkualitas dengan menggunakan alat peraga pada pokok bahasan pecahan.

b. Memberikan masukan tentang identifikasi kebutuhan sekolah yang berkaitan dengan alat peraga edukatif yang baik dan tepat dalam proses pembelajaran matematika secara umum dan secara khusus untuk materi pokok bahasan pecahan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Setiap siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan dalam belajar, dan hal ini terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut setelah proses belajar. Pengertian hasil belajar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut. Abdurrahman (1999 : 37) menyatakan :

“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif tetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional”.

Dalam setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan pada diri seseorang, perubahan itu biasa disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar ini biasa diperoleh dari dalam kelas, lingkungan sekolah, maupun di luar sekolah.

Tes hasil belajar anak biasanya hanya menilai ranah kognitifnya saja, sedangkan ranah afektive dan psikomotor dinilai oleh guru melalui angket yang dibuat guru ataupun dengan pengamatan yang berlangsung selama pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar kelas.

Menurut Romiszowski (dalam Abdurrahman, 1999 : 38). “hasil belajar merupakan keluaran (output) dari sistem pemrosesan masukan (input)”. Sejalan dengan itu, Keller (dalam Abdurrahman, 1999 : 38) juga memandang hasil belajar sebagai keluaran (output) dari sistem pemrosesan berbagai masukan (input) yang berupa informasi.

Berdasarkan beberapa urian di atas dapat disimpulkan, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri anak dan juga faktor yang berasal dari lingkungan anak tersebut.

B. Pengertian dan Fungsi Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar diharapkan siswa dapat lebih banyak memahami dan mengikuti pembelajaran dengan gembira dan lebih besar minat belajarnya. Agar pembelajaran dapat tersebut dapat terlaksana maka materi pelajaran dapat disajikan melalui alat peraga. Alat peraga ini dapat menjembatani siswa berpikir abstrak. Artinya alat peraga membantu siswa dasar untuk menemukan bentuk abstrak dari permasalahan konkretnya. Darhim (1994: 6)

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, alat peraga adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, atau alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik. Sedangkan menurut Ruseffendi (2006: 22) alat peraga adalah alat untuk menerangkan

atau mewujudkan sebuah konsep. Darhim (1994: 5) menyatakan bahwa alat peraga matematika sebagai suatu alat yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam garis besar program pengajaran mata pelajaran matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

Piaget (Ruseffendi, 2006: 163) mengatakan bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih ada pada operasi konkrit (7-11 tahun) pada tahap ini kemampuan untuk memahami operasi (logis) dengan bantuan benda-benda konkrit, dengan ciri penggunaan logika yang memadai.

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ).

Dari beberapa pendapat di atas dapatlah ditarik sebuah kesimpulan alat peraga adalah alat bantu pengajaran yang digunakan oleh guru dalam menerangkan materi pelajaran dan berkomunikasi dengan siswa, sehingga mudah memberi pengertian kepada siswa tentang konsep suatu materi yang diajarkan.

2. Fungsi Alat Peraga

Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995:6).

Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (2002: 99-100):

a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.

c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

d. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap.

e. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

Di samping enam fungsi di atas, penggunaan alat peraga mempunyai nilai- nilai :

a. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme. b. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk

c. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.

d. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa.

f. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.

Dalam menggunakan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut : (Nana Sudjana, 2002: 104-105) :

a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan.

b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan tingkat kemampuan/kematangan anak didik Menyajikan alat peraga dengan tepat.

c. Menempatkan dan memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.

R.M. Soelarko dalam buku Audio Visual media komunikasi ilmiah pendidikan penerangan (1995: 6) menggolongkan macam-macam alat peraga berdasarkan pada bahan yang dipakai :

a. Gambar-gambar (lukisan), dalam IPA misalnya Zoologie (gambar- gambar binatang), Botanie (gambar pohon, bunga, daun, dan buah), dan gambar tentang ilmu bumi (gambar gunung, laut, danau, hutan).

b. Benda-benda alam yang diawetkan, misalnya daun kering yang dipres, bunga, serangga misalnya kupu-kupu, jangkrik, belalang.

c. Model, Fantom, dan Manikkin. Yang disebut model adalah bentuk tiruan dalam skala kecil. Fantom atau Manikkin adalah model anatomi dari bagian-bagian tubuh manusia itu sendiri misal rangka manusia.

C. Pentingya dan Pengertian Pembelajaran Matematika

1. Pentingnya Pembelajaran Matematika di Sekolah

Matematika di sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antar lain, dengan pertimbangan atau berorientasi pada pendidikan. Dengan demikian maka dalam pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan perkembangan kognitif siswa, mengkonkritkan objek matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami oleh siswa.

Para ahli pendidikan banyak mengemukakan teori-teori pembelajaran matematika yang menjadi acuan pengembangan pembelajaran matematika di sekolah. Menurut Piaget perkembangan belajar matematika melalui 4 tahap yaitu “ Tahap konkret, semi konkret, semi abstrak dan abstrak”.

Sedangkan menurut Bruner (Hudoyono, 1990:9), belajar matematika adalah :

“Belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika”

Adapun penjelasan yang dikemukakan (Van hiele, 1964) Menyatakan ada 3 unsur utama dalam pembelajaran Geometri yaitu : “Waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan”.

Lebih lanjut Van Hiele menyatakan terdapat lima tahap belajar anak didik dalam belajar geometri yaitu “ Tahap Pengenalan, Tahap Analisis, Tahap pengurutan, Tahap Deduksi dan Tahap Akurasi.

Berdasarkan pendapat di atas maka pembelajaran matematika di SD melalui tahap-tahap yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa dan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ( SD )

Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu yaitu matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial dan linguistik. Didasarkan pada pandangan konstruktivisme, hakikat matematika yakni anak yang belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan konstruksi pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan anak berusaha memecahkannya (Hamzah, 2007:126-132).

“Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya. Namun demikian, dalam pembelajaran pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika”. Selama mempelajari matematika di kelas, aplikasi hasil rumus atau sifat yang diperoleh dari penalaran deduktif maupun induktif sering ditemukan meskipun tidak secara formal hal ini disebut dengan belajar bernalar (Depdiknas, 2003:5-6).

Sedangkan “Pembelajaran ialah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (Dimyati dan Mudjiono, 2002:157).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika. Suatu proses pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi agar siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

D. Kerangka Berpikir

Alat peraga buata adalah alat peraga yang digunakan guru dalam penyajian pembelajaran matematik tentang operasi bilangan pecahan. Informasi atau

pesan dalam alat peraga tumbuh berfungsi untuk merangsang siswa untuk mengembangkan gagasannya ke dalam pemahaman mengenai operasi bilangan pecahan. Dengan alat peraga, siswa dapat menangkap setiap informasi yang ada untuk memahami operasi bilangan pecahan.

Penelitian mengenai peningkatan hasil belajar pada pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 3 Mataram Kecamatan Gadingrejo dengan menggunakan alat peraga, memerlukan suatu kerangka pikir untuk menuntun pelaksanaan tindakan kelas seperti digambarkan dalam gamber berikut ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka pikir di atas, diduga bahwa dengan menggunakan alat peraga serta metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas dalam pembelajaran bilangan pecahan pelajaran matematika dapat

Hasil Guru Gambar Pecahan Metode Alat Peraga 1. Rangsangan 2. Penguatan 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Pemberian tugas Nilai Siswa

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bilangan pecahan mata pelajara matematika kelas IV SD Negeri 3 Mataram Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini jika pembelajaran bilangan pecahan mata pelajaran matematika dilakukan dengan menggunakan alat peraga, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bilangan pecahan mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 3 Mataram Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Mataram Kabupaten Pringsewu pada bulan April s.d. Mei 2012. Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan sebanyak 2 siklus, tiap siklus 2 x 35 menit (1 x pertemuan).

Dokumen terkait