• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bank Aceh continues send for educational / training both internal and external

Dalam dokumen ANREP BANK ACEH FINAL 2015 (Halaman 125-144)

waktu yang akan datang.

Penyesuaian tersebut dilakukan agar pengelolaan risiko dapat lebih efektif digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja Bank termasuk dalam penerapan manajemen risiko

dengan fokus pada risiko yang signiikan, dan kepatuhan

terhadap ketentuan yang berlaku serta penerapan prinsip kehati-hatian. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan pendekatan pada faktor–faktor penilaian Tingkat KesehatanBank.

Bank telah menerapkan beberapa metodologi dan aplikasi untuk mengukur risiko yang dihadapi oleh Bank dalam melakukan kegiatan usahanya, dan regulasi mewajibkan Bank untuk mempunyai kebijakan dan prosedur untuk menangani

secara spesiik seluruh kategori risiko. Bank diwajibkan mengelola risiko yang dihadapi oleh Bank ini diidentiikasi dan dievaluasi, sehingga menghasilkan proil risiko yang

baik untuk setiap kategori risiko sekaligus untuk risiko kompositnya.

Informasi mengenai eksposur Bank terhadap risiko-risiko tersebut serta tujuan dan kebijakan yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko selanjutnya akan dibahas di bawah ini.

Pengelolaan Risiko

Bank Aceh dalam melakukan pengelolaan risikonya menerapkan 8 (delapan) jenis risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yaitu: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis ditambah 2 (dua) jenis risiko pada Unit Usaha Syariah yaitu risiko imbal hasil dan risiko investasi.

Pengelolaan manajemen risiko yang efektif merupakan hal mendasar untuk menghasilkan keuntungan secara konsisten dan berkelanjutan sebagai bagian utama pengelolaan keuangan dan operasional Bank. Risiko dalam konteks

The adjustment is performed so that risk management can be more effectively used as a tool to evaluate the performance of the Bank, including the application of risk management with

a focus on signiicant risk, and compliance with applicable

regulations and the application of the precautionary principle. The adjustment is done with the approach on Level of Bank’s Soundness assessment factors.

Bank has implemented several methodologies and applications to measure the risks faced by the Bank in conducting business activities, and regulations require banks to have policies and

procedures to deal speciically all categories of risk. Banks are required to manage risks faced by the Bank are identiied and evaluated, resulting in a better risk proile for each risk category

as well as to the risk of the composite.

Information about the Bank’s exposure to these risks as well as the goals and policies made by the Bank to measure and manage risk is further discussed below.

Risk Management

Bank Aceh in managing risks apply 8 (eight) types of risks in accordance with the provisions of Bank Indonesia, namely: Loan Risk, Market Risk, Operational Risk, Liquidity Risk, Legal Risk, Compliance Risk, Reputational Risk and Strategic Risk plus two (2) types the risk of Sharia is the returns risk and investment risk.

Effective risk management is fundamental to generate earnings

consistently and sustainably as part of inancial and operational

main management Bank. Risk in the banking context is a potential events, which can be expected (anticipated), which have

Dalam menerapkan proses manajemen risiko, Bank secara

tepat telah mengidentiikasi risiko dengan cara mengenal

dan memahami seluruh risiko yang sudah ada (inherent risk) maupun yang mungkin timbul dari suatu bisnis baru Bank, termasuk risiko yang bersumber dari perusahaan terkait dan/

atau terailiasi lainnya.

Manajemen risiko dapat berfungsi sebagai alat pengendali risiko dan juga sebagai alat untuk mendukung kegiatan usaha bank. Pengembangan manajemen risiko untuk mendukung kegiatan usaha dapat dilakukan melalui pengembangan kompetensi karyawan satuan kerja manajemen risiko dan unit bisnis lainnya.

Melalui kerangka pengelolaan risiko, Bank Aceh mengelola seluruh risiko bank, dengan tujuan memaksimalkan pendapatan yang menyesuaikan dengan risiko yang telah diperkirakan dan ditetapkan dalam risk appetite Bank. Pengelolaan risiko PT. Bank Aceh meliputi 8 (delapan) jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis ditambah 2 (dua) jenis risiko pada Unit Usaha Syariah yaitu risiko imbal hasil dan risiko investasi.

Pengelolaan risiko terus diupayakan agar sejalan dengan Road Map Basel Committee dan ketentuan Bank Indonesia. Sampai saat ini, PT. Bank Acehkonsisten mengikuti dan menyesuaikan perkembangan maupun peraturan terbaru yang dikeluarkan oleh otoritas perbankan antara lain PBI No. 5/8/PBI/2003 jo. PBI No. 11/25/ PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.

PT. Bank Acehsudah mengembangkan perhitungan risiko yang berpengaruh kepada kecukupan penyediaan modal, dimana dalam setiap aktivitas fungsional Bank harus sedapat mungkin terintegrasi dalam suatu sistem dan proses pengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif sehingga dapatmemenuhi kecukupan modal untuk mengantisipasi potensi kerugian atas eksposur risiko tersebut serta tetap memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sehubungan dengan hal tersebut, PT. Bank Acehtelah membentuk tim Counterpart Review Kebijakan Management Risiko PT. Bank Acehyang akan meriview dan menetapkan kebijakan manajemen risiko yang bertugas menyempurnakan terhadap pelaksanaan Manajemen risiko dengan 7 Langkah kerja :

1. Merencanakan (plan) - Menetapkan risk appetite yang sejalan dengan tujuan strategis.

In applying the risk management process, the Bank has rightly

identiied risks by knowing and understanding all existing risk

(inherent risk) and that may arise from a new business bank, including the risks stemming from related companies and / or

other afiliates.

Risk management can serve as a means of controlling risk and also as a tool to support the business activities of banks. Development of risk management to support business activities can be done through the development of employee competencies and risk management work unit other business units.

Through the risk management framework, Bank Aceh manage the entire risk of the bank, with the aim of maximizing revenue

that adapts to the risk that has been estimated and speciied in

the Bank’s risk appetite.

Risk management of PT. Bank Aceh includes eight (8) types of risk, which are Loan risk , Market Risk, Operational Risk, Liquidity Risk, Legal Risk, Compliance Risk, Reputational Risk and Strategic Risk plus two (2) types of risk on Sharia that yields and risk investment risk.

Risk management continues to be pursued in line with the Road Map Basel Committee and Bank Indonesia regulations. Until now, PT. Bank Aceh consistently follow and adjust the latest developments and regulations issued by the banking authorities, among others, PBI 5/8 / PBI / 2003 jo. PBI No. 11/25 / PBI / 2009 concerning Application of Risk Management for Commercial Banks.

PT. Bank Aceh has developed calculations that affect the adequacy of risk capital provision, where in every functional activity of the Bank should should be integrated into a system and risk management processes accurately and comprehensively so it can

fulill capital adequacy to anticipate potential losses on exposure

to these risks and still meet the requirement of the minimum capital required in accordance with applicable regulations.

In connection with this, PT. Bank Aceh has formed a team Counterpart Risk Management Policy Review. PT. Bank Aceh will review and establish risk management policies that occupied to enhance the implementation of risk management by 7 working steps:

1. Plan - Establishing risk appetite in line with the strategic objectives.

dengan manajemen risiko.

7. Komitmen (comitmen) - dukungan dari manajemen yang sesuai dengan visi – misi, strategy dan philosopy.

Metodologi dan Infrastruktur Manajemen Risiko

PT. Bank Aceh akan mengembangkan dokumen-dokumen pendukung bagi proses manajemen risiko, seperti proses dan

format baku yang akan digunakan dalam proses identiikasi

risiko, kriteria pengukuran risikoyang akan digunakan dalam proses pengukuran dan analisa risiko, kriteria dan guideline penanganan risiko yang akan digunakan dalam proses mitigasi risiko, serta prosedur monitoring dan pelaporan risiko. Selain itu, pemantauan risiko berbasis teknologi terus dikembangkan serta dapat diimplementasi diseluruh unit kerja Bank Aceh secara online yang akan digunakan untuk memantau risiko- risiko utama di PT. Bank Aceh, serta mekanisme pengumpulan Loss Event dan kerugian aktual di PT. Bank Aceh, sehingga secara tepat dapat menggambarkan perkembangan trend

risiko baik dari aktiitas bisnis yang dilakukan maupun Risk

Control system yang dimiliki bank. Risk Appetite

Risk appetite dibuat sebagai pernyataan dari besarnya risiko yang bersedia dihadapi bank untuk mencapai tujuan strategis, mencerminkan kemampuan Bank untuk menghadapi kerugian dan terus melaksanakan tanggung jawab yang timbul dari berbagai kondisi tekanan Bisnis bank.

Risk appetite dideinisikan baik dari volatilitas pendapatan

maupun dari pemeliharaan peraturan persyaratan modal minimum peraturan di bawah skenario tekanan. Bank juga

mendeinisikan risk appetite yang berkaitan dengan risiko

likuiditas dan risiko reputasi. Kebijakan Manajemen Risiko

PT. Bank Aceh melaksanakan kebijakan meliputi :

1) Penetapan Risiko yang terkait dengan produk dan transaksi perbankan.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Risiko

7. Commitment - support of management in accordance with the vision - mission, strategy and philosopy.

Methodology and Risk Management Infrastructure

PT. Bank Aceh will develop supporting documents for the risk management process, such as the process and raw formats to

be used in the process of risk identiication, risk measurement

criteria which will be used in the process of measurement and risk analysis, risk management criteria and guidelines that will be used in the process of risk mitigation, as well as risk monitoring and reporting procedures. In addition, risk-based monitoring technology continues to be developed and can be implemented throughout the unit of the Bank Aceh online that will be used to monitor the major risks in PT. Bank Aceh, as well as the collection mechanism of Loss Event and actual losses in PT. Bank Aceh, so accurately can describe the development of risk trends both from business activities conducted and Risk Control system owned by banks.

Risk Appetite

Risk appetite was made as a statement of the amount of risk faced by the bank is willing to achieve the strategic objectives,

relecting the Bank’s ability to deal with losses and continued

to carry out responsibilities arising from various bank business pressure conditions.

Risk appetite is deined both in the volatility of earnings and

maintenance of minimum regulatory capital requirements under

regulatory pressure scenario. The Bank also deines the risk

appetite related to liquidity risk and reputation risk.

Risk Management Policy

PT. Bank Aceh implement the policy include:

1) Establishment of risk associated with the products and banking transactions.

a. Risiko Kredit b. Risiko Pasar c. Risiko Likuiditas d. Risiko Operasional e. Risiko Hukum f. Risiko Reputasi g. Risiko Strategik h. Risiko Kepatuhan i. Risiko Imbal Hasil j. Risiko Investasi

2) Penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem informasi Manajemen Risiko.

PT. Bank Aceh menetapkan metode standar (standard model) dalam pengkuran risiko.

3) Penentuan limit dan penetapan toleransi risiko.

Kebijakan penetapan limit dan toleransi risiko ditetapkan melalui Rapat Komite Manajemen Risiko (Komenko) baik untuk limit dan toleransi risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.

4) Penetapan kebijakan pengelolaan risiko yang melekat pada produk dan aktivitas baru bank.

5) Penetapan penilaian peringkat risiko.

Penilaian peringkat risiko juga dilakukan secara periodik

melalui Laporan Proil Risiko.

6) Penyusunan rencana darurat (contingency Plan) dalam kondisi terburuk (worst case scenario).

Dalam kaitan tersebut juga telah disusun rencana darurat (contingency Plan) dalam kondisi terburuk (worst case scenario);

7) Penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan manajemen risiko.

Atas dasar kebijakan tersebut diatas, PT. Bank Aceh berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kemampuan pengelolaan risiko secara profesional dan konsisten dalam implementasi pelaksanaan tugas sehari-hari.

PT. Bank Aceh senantiasa meningkatkan Risk Awareness dalam penerapan budaya sadar risiko dengan terus diimplementasikan kepada seluruh karyawan PT. Bank Aceh pada setiap tingkatan dan pada setiap pelaksanaan aktivitas operasional dan non operasional.

Sebagai bagian dari kerangka manajemen, Bank menerapkan prinsip-prinsip yang menggambarkan budaya manajemen

risiko dengan harapan dapat mempertahankan efektiitas

penerapan manajemen risiko, antara lain :

• Keseimbangan risiko dan pendapatan : risiko yang

diambil dalam mendukung kebutuhan stakeholder, sejalan dengan strategi dan risk appetite Bank.

• Tanggung Jawab : merupakan tanggung jawab dari

seluruh karyawan untuk memastikan pengambilan

a. Loan risk b. Market Risk c. Liquidity Risk d. Operational Risk e. Legal Risk f. Reputation Risk g. Strategic risk h. Compliance Risk i. Yield Risk j. Investment Risk

2) The use of methods of measurement and risk management information system.

PT. Bank Aceh sets the standard method (standard model) in taking the measurements of risk.

3) Determination of limits and determination of risk tolerance. Policies and risk tolerance limits set by the Risk Management Committee Meeting (Komenko) for both the tolerance limit and loan risk , market risk and operational risk.

4) Determination of risk management policy inherent in new products and activities of banks.

5) Determination of risk rating.

Risk rating assessment is also done periodically through the

Risk Proile Report.

6) Preparation of contingency plan in the worst case scenario. In this regard has also been drawn up emergency plans (contingency plan) in the worst conditions (worst case scenario);

7) Establishment of internal control system in the application of risk management.

On the basis of the above policy, PT. Bank Acehis committed to continuously improving risk management capabilities in a professional and consistent in the implementation of the implementation of daily tasks.

PT. Bank Aceh constantly improve the implementation of a risk awareness culture to continue to be implemented to all the employees of PT. Bank Aceh at every level and in every implementation of operational and non-operational activities.

As part of the management framework, the Bank applies the principles that describe risk management culture with the hope of preserving the effectiveness of risk management, among others:

The balance of risk and revenue: the risks taken in supporting

the needs of stakeholders, in line with the Bank’s strategies and risk appetite.

Responsibility: the responsibility of all employees to ensure

keunggulan kompetitif melalui manajemen risiko dan

kontrol yang efektif dan eisien.

Selain itu dalam rangka efektiitas fungsi manajemen risiko,

Bank Aceh menetapkan beberapa strategi dan kebijakan antara lain sebagai berikut :

1. Rencana melakukan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR) yang mampu memberikan informasi kepada SKMR sebagai input dalam pengambilan keputusan Manajemen.

2. Melakukan pengembangan Aplikasi Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

3. Penyempurnaan Sistem Internal Capital Adequacy Assesment Process (ICAAP) yang memperhitungkan

KPMM yang sesuai proil risiko.

4. Penyempurnaan penerapan four eyes principles dibidang perkreditan dan supervise aktif dari manajemen. 5. Pemberian kewenangan pemberian kredit berdasarkan

keputusan komite kredit dan mendapat kajian risiko sesuai limit yang harus mendapat kajian risiko.

6. Menyusun kebijakan Enterprise Risk Management yang dapat mengelola risiko perusahaan secara menyeluruh dan terintegrasi, menyelaraskankan visi misi dengan menetapkan risk appetite, risk tolerance dan tindakan mitigasi risiko.

7. Melakukan perbaikan penilaian Risk Proile Cabang

(PRC), metode penilaian lebih mengedepankan mitigasi inherent risk, dalam rangka mendukung perkembangan bisnis bank.

8. Ketaatan pelaksanaan ketentuan antara lain : Rasio Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Non Performing Loan (NPL) dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

9. Kepatuhan dalam pemenuhan/ penyampaian laporan, baik pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun pelaporan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

10. Menyempurnakan Sistem Aplikasi Rating Kredit sebagai

itur dalam melakukan credit ilter (penyaring awal)

advantage through risk management and effective control

and eficient.

In addition, in the framework of the effectiveness of the risk management function, Bank Aceh establishes several strategies and policies are as follows:

1. Plan to develop a Risk Management Information System (SIMR) are able to provide information to SKMR as input into management decision making.

2. Developing Applications Anti-Money Laundering and Combating the Financing of Terrorism.

3. Completion of the System Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) which takes into account the

appropriate CAR risk proile.

4. Completion of the application of four eyes principles in the

ield of credit and active supervision of management.

5. Giving the authority to grant credit based on the credit committee decisions and receive appropriate risk assessment that limit should receive risk assessment. 6. Develop Enterprise Risk Management policy which

can manage the company’s overall risk and integrated, menyelaraskankan vision and mission by setting risk appetite, risk tolerance and risk mitigation measures.

7. Make improvements in Branch Risk Proile rating (PRC), put

forward mitigation assessment methods inherent risk, in order to support business development bank.

8. Compliance with the implementation of the provisions, among others: the Minimum Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) and Legal Lending Limit (LLL).

9. Compliance in fulillment / delivery of reports, both

reporting to the Financial Services Authority (OJK) as well as reporting to the Center for Financial Transaction Reporting and Analysis (PPATK).

10. Improve Credit Rating System Application as a feature in

11. Menetapkan Kebijakan dan Prosedur pengelolaan risiko hukum dan membentuk tim yang handal dalam upaya memitigasi dan mengelola proses litigasi PT. Bank Aceh.

Sosialisasi Manajemen Risiko

PT. Bank Aceh senantiasa melakukan sosialisasi manajemen risiko untuk menciptakan kesadaran kepada seluruh unit kerja dan cabang. Sebagai bagian dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut telah dilakukan secara menyeluruh, dan secara berkala melakukan Monitoring On site terhadap penerapan Manajemen Risiko dan kendala-kendala yang dihadapi cabang dalam penerapannya.

Sosialisasi Manajemen Risiko dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media, antara lain dilakukan melalui: 1. Mengikuti workshop dan seminar.

2. Surat Edaran. 3. Pertemuan rutin. 4. Corporate Mail.

5. Kunjungan Langsung ke Cabang. 6. Social Site Network.

Pemetaan Risiko dan Mitigasinya

Secara umum portofolio yang dimiliki PT. Bank Aceh masih dalam batas yang dapat diantisipasi risikonya, mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat, sehingga mampu

menghadapi pengaruh negative yang signiikan dari

perubahan kondisi bisnis dan factor eksternal lainnya.

Penerapan dan pengelolaan Manajemen risiko di Bank Aceh mengalami berbagai kemajuan dan senantiasa memberi perhatian kepada seluruh risiko dalam melakukan pengelolaannya dan selalu dilakukan pengembangan dan perbaikan, baik dari infrastruktur maupun permodalan dan pengukurannya. Hal ini senantiasa dilakukan guna mengantisipasi risiko yang selalu berubah sesuai perkembangan bisnis dan kompleksitas perkembangan risiko saat ini.

Secara Umum portofolio dan bisnis Bank Aceh masih dalam batas yang dapat diantisipasi risikonya, dimana modal yang dimiliki masih dapat mengcover potensi risiko yang akan terjadi. Komposit Risiko PT. Bank Aceh per Desember 2014 adalah “Low To Moderate” dengan Risiko Inheren “Low To Moderate” dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko“Satisfactory”.

11. Establish Policies and Procedures legal risk management and establish a reliable team in an effort to mitigate and manage litigation PT. Bank Aceh.

Socialization of Risk Management

PT. Bank Aceh continues to disseminate risk management to create awareness to all work units and branches. As part of the implementation of the dissemination activities have been carried out thoroughly, and regularly conducts On Site Monitoring of the implementation of Risk Management and the constraints faced by the branch in its application.

Risk Management Socialization is done by utilizing a variety of media, among others by:

1. Following the workshops and seminars. 2. Circular letter.

3. Regular meetings. 4. Corporate Mail.

5. Direct Trafic to Branch.

6. Social Network Site.

Risk Mapping and Related Mitigation

In general, the portfolio held by PT. Bank Aceh still within the

limits that can be anticipated risks, relecting the bank conditions generally sound, so as to face the signiicant negative effect of

changes in business conditions and other external factors.

Implementation and management of risk management at Bank Aceh suffered various improvements and always pay attention to all of the risks in conducting management and always made the development and improvement, both in infrastructure and capital and its measurement. This is always done in order to anticipate the risks that always change according to the development of business and the complexity of the current risk developments.

General portfolio and the Bank Aceh’s business still within the limits that can be anticipated risks, which owned capital can still

Dalam dokumen ANREP BANK ACEH FINAL 2015 (Halaman 125-144)

Dokumen terkait