• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bantuan penyerbukan (Polinasi)

Dalam dokumen smk11 TeknikPembibitanTanaman Paristiyanti (Halaman 36-46)

bunga jantan akan berlangsung dengan mudah

8) Bantuan penyerbukan (Polinasi)

Pada produksi benih padi lokal atau non hibrida, penyerbukan dilakukan secara alami tanpa tindakan bantuan/perlakuan khusus. Untuk

produksi padi hibrida, proses penyerbukan harus dibantu dengan cara menggoyangkan tangkai malai induk jantan pada saat stadium pembungaan yakni bersamaan dengan periode pematangan serbuk

sari. Perlakuan bantuan polinasi diharapkan dapat membantu menyebarkan serbuk sari dari induk jantan agar menempel dengan baik pada putik induk betina.

Tabel 6.4 Kebutuhan Volume Larutan GA3 dengan alat

Knapsach sprayer Area (m2) vol(lt.) air Konsentrasi 60 ppm 30 ppm 100% 90% 100% 90% 1000 50 3.0 3.3 1.5 1.7 2000 100 6.0 6.7 3.0 3.3 4000 200 12.0 13.3 6.0 6.7 6000 300 18.0 20.0 9.0 10.0 8000 400 24.0 26.7 12.0 13.3 10000 500 30.0 33.3 15.0 16.7

Ultra-low volume sparyer

1000 2 1.0 1.1 0.5 0.6 1500 3 1.5 1.7 0.7 0.8 2000 4 2.0 2.2 1.0 1.1 2500 5 2.5 2.8 1.3 1.4 5000 10 5.0 5.6 2.5 2.8 7500 15 7.5 8.3 3.8 4.2 10000 20 10.0 11.2 5.0 5.6

Untuk membantu proses penyerbukan tersebut dapat dilakukan dengan cara tangkai malai digoyang dengan tangan atau gunakan tongkat bambu dan pukulkan dengan perlahan ke pangkal tangkai malai induk jantan. Penyerbukan harus dilakukan tepat waktu yaitu lakukan penyerbukan pada saat hari tenang dan angin

sepoi-sepoi(1-3 km/hr). Bantuan polinasi dapat dilakukan pada saat pagi hari ketika bunga membuka dengan sempurna baik itu bunga dari induk betina maupun jantan, sehingga serbuk sari menyebar dengan sempurna pada putik bunga betina. Kanopi tanaman digoyangkan setiap 30 menit sampai dengan bunga padi

menutup (umumnya pukul 10.00 sampai dengan pukul 13.30).

Gambar 6.38.

Bantuan penyerbukan dengan menggunakan potongan bambu.

9) Roguing

Pada proses produksi benih padi hibrida, proses roguing mutlak dilakukan. Roguing berfungsi untuk membuang tumbuhan yang tidak dikendaki (dari spesies ataupun varietas yang berbeda). Pembuangan varietas lain harus dilakukan karena dapat menyebabkan penyerbukan silang dengan baris-A sehingga akan

menyebabkan menurunnya kemurnian benih hibrida yang diinginkan.

Gambar 6.38.

Waktu pembungaan bunga betina diupayakan harus bersamaan dengan bunga jantan (a). Fertilisasi pada bunga betina padi (b).

Waktu yang paling tepat untuk melakukan kegiatan roguing adalah pada saat tanaman mulai tumbuh di lahan. Roguing sangat penting dilakukan pada stadium tanaman jumlah anakan yang maksimum, saat pembungaan dan sebelum panen.

Roguing dilakukan pada semua tumbuhan yang terdapat pada jarak antar baris. Semua tanaman yang tumbuh lebih pendek atau lebih tinggi dari benih tanaman atau induk jantan harus dibuang (dicabut). Semua organ tanaman yang terlihat terserang hama atau penyakit harus dibuang dari lahan produksi. Selain itu buang tipe tanaman yang mempunyai bentuk dan ukuran daun bendera berbeda atau mempunyai seludang daun yang berbeda warnanya.

Roguing dilakukan juga pada saat pembungaan yaitu semua tumbuhan yang tidak diinginkan harus dibuangdari baris–A. Selian itu semua tunbuhan yang

mempunyai periode pembungaan lebih cepat atau lebih lambat harus dibuang. Pada saat menjelang panen semua tumbuhan yang bukan induk padi hibrida harua dibunag dari pada baris-A, begitu pula dengan tumbuhan yang mempunyai bentuk , ukuran dan warna biji yang berbeda harus dibuang. Hal ini dilakukan agar benih padi hibrida tidak tercampur (terkontaminasi) oleh benih padi lainnya.

Gambar 6.40.

Induk betina (atas) dan induk jantan (bawah) yang siap untuk diserbuki dan menyerbuki 6.4. Perlakuan Pasca Panen

Proses pemanenan dilakukan terlebih dahulu pada baris–R dan dilakukan secara manual, kemudian dilanjutkan dengan baris-A. Proses

pemanenen baris A dapat dilakukan secara manual ataupun secara mekanik. Baris-A yang dipanen disebut F-1 atau benih hibrida. Baris-R jangan digunakan sebagai benih. Hasil panen dari baris R dan baris–A harus benar-benar terpisah selama masa panen, perontokan, pengeringan ataupin pengepakan.

Gambar 6.41. Waktu roguing yang dianjurkan

Gambar 6.42

Kegiatan roguing di lahan produksi benih padi hibrida.

Waktu pemanenan dapat diupayakan pada saat 90% biji sudah berbulir penuh. Biji-biji yang terdapat pada malai padi dari baris A terlihat bernas, bersih dan menghilat dengan warna gabah yang cerah. Biji padi yang dipanen

harus dipastikan dalam kondisi yang kering. Kegiatan pengeringan lahan dilakukan selama 2 minggu sebelum waktu panen.

Gambar 6.43.

Contoh tumbuhan yang tidak dikehendaki dan harus dibuang pada proses roguing. a. Perontokan

Sebelum proses perontokan, semua peralatan perontokan padi

harus ditempatkan di atas lantai yang benar-benar bersih. Baris-A dirontokkan terlebih dahulu kemudian baris-R. Karung dan kantong benih harus tersedia dalam kondisi bersih dan siap untuk diisi dengan benih. Selama perontokan benih yang berasal dari induk betina (baris-A)harus benar-benar dipisahkan dari biji yang berasal dari induk jantan (baris-R).

Gambar 6.44 Proses kematangan buah padi.

b. Pengeringan dan

pembersihan

Pengeringan dan pembersihan benih padi harus dilakukan. Kegiatan ini berfungsi untuk mempertahankan kualitas benih agar selalu dapat kondisi yang baik. Benih dikeringkan sesegera mungkin setelah proses perontokan sampai dengan kadar air benih kurang dari 14% (standar benih berkualitas bagus). Benih dapat dikeringkan secara mekanik atau menggunakan pengering dengan solar sel.

Upayakan untuk tidak menjemur benih secara langsung di atas lantai jemur. Selama pengeringan balikkan benih secara berkala agar

kekeringan merata. Benih yang sudah kering harus dibersihkan dari ketidak murnian seperti harus terbebas dari biji gulma, biji yang belum matang, dan gabah. Benih dapat dibersihkan secara manual dengan cara ditampi, atau menggunakan mesin pembersih

benih. benih yang kering dan bersih dimasukkan dalam kantong yang baru lalu diberi label yang memuat informasi sesuai dengan keperluan (varietas, tanggal panen dan nomor lot benih)

Gambar 6.45 Proses pemanenan benih padi hibrida.

Gambar 6.46 Proses perontokan benih padi.

c. Penyimpanan

Penyimpanan benih padi pada umumnya mempunyai 2 (dua) tujuan yaitu untuk penanaman pada musim berikutnya atau untuk penanaman pada dua musim yang akan datang. Jika benih akan digunakan pada musim tanam yang terdekat dan didistribusikan secepatnya maka benih dapat disimpan pada suhu kamar. Benih

yang akan digunakan pada musim yang akan datang harus disimpan pada kondisi dingin dan kering. Benih yang berkualitas baik adalah benih yang sesuai dengan standar yang ditentukan masing- msing negara. Salah satu kriteria benih berkualitas baik adalah mempunyai daya kecambah minimal 85%.

Ringkasan

Setelah mempelajari BAB 6. siswa telah mampu menguasai kompetensi- kompetensi berikut:

1. Potensi benih tanaman

2. Menerapkan persyaratan kerja

3. Menyiapkann lahan pembenihan

4. Merawat benih tanaman

5. Mengelola alat dan mesin pembenihan

6. Membiakkan tanaman dengan biji

Perlakuan pra-panen benih padi Perlakuan Pascapanen x Persyaratan lahan

x Benih sumber x Musim tanam x Penyemaian

x Penyiapan lahan dan penanaman x Pemeliharaan x Pengairan x Pengendalian OPT x x Peromtokan x Pengeringan x Penyimpanan

Perlakuan pra panen padi hibrida Perlakuan pascapanen padi hibrida x Membibitkan gakur induk benih sumber.

x Perlakuan benih sebelum proses perkecambahan

x Kebutuhan benih x Interval pembibitan x Pemeliharaan bedengan x Persyaratan lahan produksi x Penanaman x Pemeliharaan tanaman x Perontokan x Pengeringan dan pembersihan x Penyimpanan SOAL:

1. Deskripsikan persamaan dan perrbedaan produksi benih padi local dengan padi hibrida.

2. Bagaimana teknik pemelihraan alat dan mesin yang digunakan dalam proses produksi benih tanaman .

TUGAS:

1. Lakukan identifikasi proses produksi benih yang dilakukan oleh petani dan sekolahmu.

2. Bagaimana system penggudangan benih yang ada di sekolahmu / perusahaan benih di sekitar kotamu

Dalam dokumen smk11 TeknikPembibitanTanaman Paristiyanti (Halaman 36-46)