• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baptisan Kudus

Dalam dokumen TATA DASAR TATA DASAR (Halaman 44-47)

Ayat (1) : Baptisan Kudus dilakukan kepada anak-anak disebut Baptisan Anak. Ayat (2) : Syarat-syarat Baptisan Anak :

1. Anak yang dapat dibaptis adalah anak yang sekurang-kurangnya salah satu dari orang tuanya adalah anggota baptis dewasa/sidi GPIL, termasuk anak angkat yang sah.

2. Usia anak itu setinggi-tingginya 15 tahun.

3. Kedua atau salah satu orang tua yang membaptiskan anaknya mengajukan permohonan tertulis kepada majelis jemaat dengan mengisi formulir yang ditetapkan oleh GPIL.

4. Orang tua yang hendak membaptiskan anaknya harus terlebih dahulu mengikuti percakapan gerejawi tentang makna baptis anak dan berjanji untuk mendidik anaknya menurut firman Tuhan.

5. Orang tua yang mengajukan permohonan untuk membaptiskan anaknya tidak sedang dalam penggembalaan khusus.

6. Jika kedua orang tua anak itu telah meningal atau berhalangan, terpidana,sakit ingatan, atau sesuatu dan lain hal yang dipandang oleh Majelis Jemaat bertentangan dengan prinsip-prinsip alkitabiah maka kedudukan mereka dapat diganti oleh wali anak itu, yang adalah anggota baptis dewasa/sidi GPIL.

Ayat (3) : Pelaksanaan

1. Percakapan gerejawi dilakukan dengan orang tua/ wakilnya. sebelum nama anak yang akan dibaptis diwartakan.

2 Selama dua hari Minggu berturut-turut majelis jemaat mewartakan kepada anggota mengenai rencana baptis anak dengan menyebut nama anak, nama dan alamat orang tuanya/ wakilnya.

3. Baptisan dilakukan dengan Nama Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus dengan percikan air.

4. Baptisan anak dilaksanakan oleh Majelis Jemaat dan dilayani oleh Pendeta dalam kebaktian hari Minggu atau hari-hari raya gerejawi dengan menggunakan formulir yang ditetapkan oleh GPIL.

5. Baptisan anak bagi anak yang sakit berat atas permintaan orang tuanya/wakilnya dapat dilaksanakan di rumah atau di rumah sakit pada hari yang ditetapkan oleh Majelis Jemaat.

6. Nama anak yang telah menerima baptis anak dicatat dalam buku induk kewargaan dan kepadanya diberikan surat baptis anak yang ditetapkan oleh GPIL.

Ayat (4) : Baptisan Kudus dilakukan kepada orang dewasa disebut sebagai Baptisan Dewasa. Ayat (5) : Syarat-syarat Baptisan Dewasa :

1. Telah menyelesaikan katekisasi untuk sidi/ baptisan dewasa di jemaatnya.

2. Bila yang dibaptis itu telah menyelesaikan katekisasi sidi/baptis dewasa di gereja yang saling menerima dan saling mengakui dengan GPIL ia perlu dilengkapi dengan penghayatan GPIL.

3. Mengajukan permohonan kepada majelis jemaat. 4. Usianya waktu dibaptis sekurang-kurangnya 16 tahun.

5. Mengikuti percakapan gerejawi gerejawi yang diadakan oleh majelis jemaatnya, tentang pemahaman, kesadaran dan penghayatan imannya serta dinyatakan layak untuk menerima anugerah baptisan. Seseorang dinyatakan layak untuk menerima anugerah baptisan pada dasarnya bila ia sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan akan terus menerus mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari.

6. Orang jompo atau sakit berat dapat dibaptis apabila ia dengan sadar dapat mengakui imannya.

Ayat (6) : Pelaksanaan

1. Percakapan gerejawi dilakukan sebelum nama orang yang akan dibaptis diwartakan.

2. Selama dua hari Minggu berturut-turut majelis jemaat mewartakan kepada anggota mengenai rencana baptis dewasa dengan menyebutkan nama dan alamat orang/orang-orang yang akan dibaptis agar anggota ikut mendoakan dan mempertimbangkan.

3. Bila tidak ada keberatan yang sah dari anggota pada warta terakhir baptisan dewasa dilaksanakan. Keberatan dianggap sah bila dinyatakan secara tertulis dan menyebut nama dan alamat yang jelas serta dibubuhi tanda tangan dari penulis atau cap ibu jari. Isi surat keberatan adalah menyebut bahwa yang akan dibaptis tidak memenuhi salah satu atau lebih dari syarat yang ditentukan. Dan terbukti keberatannya benar.

4. Baptisan dilaksanakan dalam Nama Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus dengan percikan air.

5. Baptisan dewasa dilaksanakan oleh Majelis Jemaat dan dilayani oleh Pendeta dalam kebaktian hari Minggu atau hari raya gerejawi dengan menggunakan formulir yang ditetapkan oleh GPIL.

6. Baptisan bagi orang jompo atau sakit berat atas permintaan orang tersebut dilaksanakan di rumah atau di rumah sakit pada hari yang ditetapkan oleh Majelis Jemaat, dan diwartakan kepada anggota sebelum dan sesudah dilaksanakan.

7. Nama orang yang telah menerima baptisan dewasa dicatat dalam buku induk kewargaan dan kepadanya diberikan surat baptis dewasa yang ditetapkan oleh GPIL.

Ayat (7) : Jemaat GPIL dapat melaksanakan baptisan anak bagi anak dari orang tua yang berasal dari jemaat GPIL lain atau dari gereja lain dengan ketentuan memenuhi peraturan yang berlaku di GPIL.

Ayat (8) : Pengakuan percaya atau sidi. 1. Syarat-syarat :

a. Orang yang akan mengaku percaya/sidi mengajukan permohonan kepada majelis jemaat.

b. Telah menerima baptisan anak dan usianya pada waktu mengaku percaya/sidi serendah-rendahnya 16 tahun. Bila orang itu telah menerima baptisan ( anak atau dewasa) dari gereja lain ia harus terlebih dahulu menerima surat pindah (atestasi) dari gereja asalnya. Bila ia tidak berhasil menerima surat tersebut ia menunjukkan surat baptis atau surat keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Telah menyelesaikan katekisasi untuk sidi di GPIL sesuai dengan ketentuan katekisasi yang tertulis dalam TATA RUMAH TANGGA GPIL ini. Bila yang akan mengaku percaya telah menyelesaikan katakisasi untuk sidi pada gereja yang saling menerima dan mengakui dengan GPIL, ia perlu dilengkapi dengan pengenalan akan GPIL.

d. Telah mengikuti percakapan percakapan gerejawi gerejawi yang diadakan oleh majelis jemaat tentang pemahaman , kesadaran dan penghayatan imannya, serta dinyatakan layak menjadi anggota sidi GPIL.

2. Pelaksanaan

a. Selama dua hari Minggu berturut-turut majelis jemaat mewartakan kepada anggota mengenai rencana pengakuan percaya/sidi dengan menyebut nama dan alamat orang yang akan mengaku percaya/sidi, agar jemaat mendoakan dan mempertimbangkannya.

b. Bila tidak ada keberatan yang sah dari anggota pada warta terakhir, pengakuan percaya/sidi orang itu dilaksanakan.

c. Keberatan dianggap sah bila dinyatakan secara tertulis dan menyebut nama dan alamat yang jelas serta dibubuhi tanda tangan atau cap ibu jari dari penulis. Isi surat keberatan adalah menyebut bahwa yang akan mengaku percaya tidak memenuhi salah satu atau lebih syarat yang ditentukan. Dan terbukti keberatannya benar.

d. Pengakuan percaya/sidi dilaksanakan oleh Majelis Jemaat dan dilayani oleh Pendeta dalam kebaktian Minggu atau hari-hari raya gerejawi, dengan menggunakan formulir yang ditetapkan oleh GPIL.

e. Nama orang yang telah mengaku percaya/sidi dicatat dalam buku induk kewargaan dan kepadanya diberi surat pengakuan percaya/sidi yang ditetapkan oleh GPIL.

Pasal 43

Dalam dokumen TATA DASAR TATA DASAR (Halaman 44-47)

Dokumen terkait