• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam perancangan dan pembuatan tugas akhir ini di berikan batasan batasan masalah sebagai berikut :

1. Perancangan dan pembuatan alat ini berbasis mikrokontroller Arduino Uno.

2. Sensor yang digunakan adalah Sensor ACS 712 yang berfungsi untuk mendeteksi arus beban pada listrik, dan Sensor ZMPT101B yang berfungsi untuk mendeteksi tegangan. jika arus dan tegangan berlebih pada pemakaian daya listrik maka sensor akan mengirimkan data yang nantinya akan diproses oleh Arduino Uno.

3. Alat ini diterapkan di dalam rumah

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini meliputi : 1. Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mencari referensi dan mempelajarinya guna mendukung dalam perancangan tugas akhir.

2. Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan rangkaian sitem dan blok diagram.

3. Perancangan dan Pembuatan Alat

Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pembuatan Alat Pengendali

Otomatis Pada Pemakaian Daya Listrik Berbasis Arduino R3.

4. Analisis dan Pengujian

Analisis dan pengujian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat yang dibuat pada tugas akhir ini dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

5. Penyusunan Laporan

Tahap akhir pada tugas akhir ini adalah penyusunan laporan dengan tahap tahap diatas.

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut merupakan sistem penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang pemilihan judul, batasan

masalah, motivasi dan tujuan tugas akhir, sasaran tugas akhir, metode tugas akhir dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang menjadi referensi utama dalam penulisan tugas akhir. Teori yang dibahas berhubungan dengan sistem yang akan dibuat dan juga yang akan digunakan untuk kepentingan analisis dan perancangan.

3. BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini membahas tentang perancangan prototipe alat, pembuatan rangkaian prototipe, blok diagram, pengukuran dan cara kerja rangkaian yang dapat menghasilkan Alat Pengendali Otomatis Pada Pemakaian Daya Listrik Berbasis Arduino R3.

4. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari pengujian dan saran masukan untuk mengembangkan dan melengkapi sistem yang sudah dibangun untuk masa yang mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembutan Projects.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrokontroler Arduino Uno

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output.Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifikasi berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan.

Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektivitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronika yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:

1. Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri.

2. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal.

3. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU.

4. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya.

Mikrokontroler terdiri dari berbagai jenis mikrokontroler yang umum digunakan.Dalam penelitian ini menggunakan jenis mikrokontroler Arduino.Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (integrated circuit) yang bisa deprogram menggunakan komputer.tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronika dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai dengan yang diinginkan. Jadi mikrokontroler bertugas sebagai

„otak‟ yang mengendalikan input, proses dan output sebuah rangkaian elektronik. Secara umum, Arduino terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Hardware berupa papan input/ output (I/O) yang open source.

2. Software Arduino yang juga open source, meliputi software Arduino IDE untuk menulis program dan driver untuk koneksi dengan computer.

2.1.1 Arduino Uno

Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang memiliki 14 pin digital input/output (di mana 6 pin dapat dignakan sebagai output PWM), 6 input analog, clock speed 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Board ini menggunakan daya yang terhubung ke komputer dengan kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.Arduino Uno adalah pilihan yang baik untuk pertama kali atau bagi pemula yang ingin mengenal Arduino.Di samping sifatnya yang reliable juga harganya murah. Spesifikasi Board Arduino Uno:

 Mikrokontroler ATmega 328

 Tegangan Operasi 5V

 Tegangan Input 7-12V

 Batas Tegangan Input 6-20V

 Pin Digital I/O 14 (di mana 6 pin output PWM)

 Pin Analog Input 6

 Arus DC per I/O Pin 40 mA

 Arus DC untuk pin 3.3V

 Flash Memory 32 kB (ATmega328), di mana 0,5 kB digunakan oleh bootloader

 SRAM 2 kB (ATmega328)

 EPROM 1 kB (ATmega328)

 Clock 16 MHz

2.1.2 Sumber (Catu Daya)

Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal.Sumber daya dipilih secara otomatis.Sumber daya eksternal (non-USB) dapat berasal dari adapter AC-ke-DC atau baterai. Adaptor ini dapat pada power pin (Gnd dan Vin).

Board Arduino Uno dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 volt. Jika suplai kurang 7V.meskipun, pin 5V dapat disuplai kurang dari lima volt, board mugkin tidak stabil. Jika menggunakan tegangan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusak board.Kisaran yang disarankan adalah 7 sampai 12 volt.

Gambar 2.1 Skematik Arduino

2.1.3 Memory

ATmega328 mempunyai memori 32 kB (dengan 0.5 kB digunakan untuk bootloader), juga mempunyai 2 kB SRAM dan 1 kB EPROM .

2.1.4 Input dan Output

Setiap pin digital pada board Arduino Uno dapat digunakan sebagai input dan output.

Dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Pin-pin ini beroperasi pada tegangan 5 volts.Setiap pin mampu memberikan atau menerima arus maksimum dan memiliki resistor pull-up internal (secara default tidak terhubung) dari 20-50 KΩ. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:

 Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATmega8U2 USB-to-TTL Serial.

 Interupsi Eksternal: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, tepi naik atau turun, atau perubahan nilai.

 PWM 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan fungsi analogWrite().

 SPPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan library SPI.

 LED: 13. Terdapat LED pin digital 13 pada board. Ketika pin bernilai TINGGI

Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan computer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya.ATmega328 menyediakan UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).

2.1.6 Bahasa Pemrograman Arduino

Banyak bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk program mikrokontroler, misalnya bahasa assembly.Namun dalam pemrograman Arduino bahasa yang dipakai adalah bahasa C. Bahasa C adalah bahasa yang sangat lazim dipakai sejak awal computer diciptakan dan sangat berperan dalam perkembangan software.Di internet banyak Library Bahasa C untuk Arduino yang bisa didownload dengan gratis.Setiap library Arduino biasanya disertai dengan contoh pemakaiannya, keberadaan library-library ini bukan hanya membantun kita membuat proyek mikrokontroler, tetapi bisa dijadikan sarana untuk mendalami pemrograman Bahasa C pada mikrokontroler. Berikut ini adalah penjelasan mengenai karakter bahasa C dan software Arduino:

a. Struktur : Setiap program Arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua buah fungsi yang harus ada.

 Void setup() { }

Semua kode di dalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.

 Void loop() { }

Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus-menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

b. Syntax : Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan.

 //(komentar satu baris)

 /* */(komentar banyak baris)

 { } (kurung kurawal)

 ; (titik koma)

c. Variabel : Sebuah program secara garis besar dapat didefenisikan sebagai instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variable inilah yang digunakan untuk memindahkannya. Integer, Long, Boolean, Float, Char, Byte, Unsignt int, Unsign long, Double, String, Array.

d. Operator Matematika : operator yang digunakan untuk memanipulasi angka.

e. Operator Pembanding : digunakan untuk membandingkan nilai logika.

f. Struktur Pengaturan : Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan dijalankan berikutnya, berikut ini elemen dasar pengaturan: if…else dan for.

g. Digital :

 PinMode(pin, mode)

 digitalWrite(pin, value)

 digitalRead(pin)

h. Analog :Arduino adalah mesin digital, tetapi mempunyai kemampuan untuk beroperasi di dalam analog.

 analogWrite(pin, value)

 analogRead(pin)

2.2 Sensor Arus (ACS 712)

Sensor ACS712 adalah merupakan sensor untuk mendeteksi arus. Penggunaan sensor arus ACS712 ini Kebanyakan memiliki kekurangan yakni nilai arus yang di dapatkan dari sensor tidak linear sehingga terkadang kita membutuhkan tingkat linear yang lebih tinggi.

Sebelum membahas lebih lanjut, akan di jelaskan terlebih dahulu tentang sensor arus ACS712. ACS712 ini memiliki tipe variasi sesuai dengan arus maksimal yakni 5A, 20A, 30A. ACS712 ini menggunakan VCC 5V. ACS712 adalah sensor arus yang bekerja berdasarkan efek medan. Sensor arus ini dapat digunakan untuk mengukur arus AC atau DC.

Modul sensor ini telah dilengkapi dengan rangkaian penguat operasional, sehingga sensitivitas pengukuran arusnya meningkat dan dapat mengukur perubahan arus yang kecil.

Sensor ini digunakan pada aplikasi-aplikasi di bidang industri, komersial, maupun komunikasi.

Gambar 2.2 Skematik Sensor ACS712

2.3 Sensor Tegangan ( ZMPT101B )

Modul sensor ZMPT101B adalah sensor tegangan yang dapat mengukur tegangan dari 0-1000V. Prinsip kerja dari sensor ini adalah dengan menurunkan tegangan masukan menggunakan step down transformator, kemudian dengan masuk ke op-amp dan akan didapat nilai keluaran yang stabil tergantung dari nilai masukannya. Modul sensor ZMPT101B memiliki dimensi yang kecil, akurasi pengukuran yang tinggi, dan konsistensi keluaran yang stabil untuk pengukuran tegangan dan daya. Modul sensor ini biasanya digunakan untuk pengukuran daya/energi, perlengkapan rumah tangga, dan perlengkapan industri.

Gambar 2.3. Skema Rangkaian Modul Sensor ZMPT101B

2.4 LCD ( Liquid Cristal Display)

LCD merupakan sebuah komponen yang sering digunakan dalam aplikasi mikrokontroler.

Arduino mendukung LCD keluarga Hitachi HD44780. Untuk aplikasi yang menggunakan LCD dibutuhkan pula sebuah potensiometer yang digunakan untuk mengatur tingkat kecerahan dari karakter yang akan ditampilkan di LCD.

Gambar 2.4 Skematik LCD 16 x 2

LCD dapat bekerja dengan tegangan sebesar 5 Volt yang didapat dari keluaran mikrokontroler, untuk itu biasanya LCD dihubungkan dengan mikrokontroler. LCD yang

paling banyak digunakan saat ini ialah LCD M16632 refurbish karena harganya cukup murah. LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen.

Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul- molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan. Fungsi Pin LCD (Liquid Cristal Display) 16x2 :

1. DB0 – DB7 adalah jalur data (data bus) yang berfungsi sebagai jalur komunikasi untuk mengirimkan dan menerima data atau instruksi dari mikrokontrooler ke modul LCD.

2. RS adalah pin yang berfungsi sebagai selektor register (register sellect) yaitu dengan memberikan logika low (0) sebagai register perintah dan logika high (1) sebagai register data.

3. R/W adalah pin yang berfungsi untuk menentukan mode baca atau tulis dari data yang terdapat pada DB0 – DB7. Yaitu dengan memberikan logika low (0) untuk fungsi read dan logika high (1) untuk mode write.

4. Enable (E), berfungsi sebagai Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali pengiriman atau pembacaan data.

2.5 Buzzer

Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya.

Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.

Buzzer yang menggunakan efek Piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya.

Tegangan listrik yang diberikan ke bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator.

Gambar 2.5 Skematik Buzzer

2.6 Solid State Relay

solid state relay sebenarnya sama saja dengan relay elektromekanik yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan di industri-industri sebagai device pengendali. Namun relay elektro mekanik memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya kontaktor relay. Karena keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan perangkat solid state relay dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau output transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik. Output device (SCR, TRIAC, atau transistor) adalah optikal yang digabungkan sumber cahaya LED yang berada dalam relay. Relay akan dihidupkan dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan power DC yang rendah.

Isolasi optik antara input dan output inilah yang menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh solid state relay bila dibanding relay elektromekanik. Namun relay elektro mekanik memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya kontaktor relay. Solid state relay itu juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang bergerak sehingga tidak terjadi aus. Solid state relay juga mampu menghidupkan dan mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan relay elektromekanik. Juga tidak ada pemicu percikan api antar kontak sehingga tidak ada masalah korosi kontak. Namun solid state relay masih terlalu mahal untuk dibuat dengan rating arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay konvensional masih terus mendominasi aplikasi-aplikasi di industri saat ini.

Gambar 2.6 Rangkaian SSR

BAB III

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

3.1 Perancangan

Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting didalam penyelesaian pembuatan suatu alat ukur. Pada perancangan dan pembuatan alat ini akan ditempuh bebrapa langkah yang termasuk kedalam langkah perancangan antara lain pemiihan komponen yang sesaui dengan kebutuhan serta pembuatan alat. Dalam perancangan ini dibutuhkan bebrapa petunju yang menunjang pembuatan alat seperti buku teori, data sheet atau buku lainnya.

Dimana buku petunjuk tersebut memuat teori-teori perancangan maupun spesifikasi komponen yang akan digunakan dalam pembuatan alat, melakukan percobaan serta pengujian alat.

Tujuan perancangan adalah untuk memudahkan dalam pembuatan suatu alat serta mendapatkan suatu alat yang baik seperti yang diharapkan dengan memperhatikan penggunaan komponen dengan harga ekonomis serta mudah didapat dipasasaran. Selain itu, perancangan juga bertujuan untuk membuat solusi dari suatu permasalahan dengan penggabungan prinsip-prinsip elektronik dan mekanik, serta degan literature dengan proyek yang ada.

3.1.1 Diagram Blok Sistem

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Sistem SENSOR ZMPT101B

Berdasarkan diagram blok diatas terdapat beberapa komponen yang fungsinya sebagai berikut :

1. PSU : Sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan mikrokontroler arduino R3.

2. Arduino : berfungsi sebagai mikrokontroler yang memproses output sensor.

3. Sensor ACS712 : berfungsi sebagai pendeteksi arus.

4. Sensor ZMPT101B : berfungsi sebagai pengukur tegangan arus AC.

5. LCD : berfungsi sebagai display atau penampil data yang berupa karakter.

6. Buzzer : berfungsi sebagai indikator alarm jika terdeteksi tegangan dan arus.

7. SSR : berfungsi mengontrol arus listrik tanpa adanya peregerakan mekanis.

3.1.2 Flowchart Alat

3.2 Gambar Rangkaian

3.2.1 Gambar Rangkaian Arduino Uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC. Skematik rangkaian arduino seperti pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Rangkaian Arduino Uno

3.2.2 Rangkaian Arduino Uno dan LCD

LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan. Rangkaiannya seperti pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Rangkaian Arduino dengan LCD

3.2.3 Gambar Rangkaian Arduino Uno dengan Sensor ACS 712 dan Sensor ZMPT101B ACS712 adalah Hall Effect current sensor. Hall effect allegro ACS712 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem komunikasi. Sensor arus listrik ACS712 30A sangat banyak di gunakan di sistem kendali automasi, contoh nya adalah sistem keamanan arus beban pada listrik, monitoring beban arus jarak jauh, kwh meter dan lain lain. Sensor Tegangan AC ZMPT101B adalah module yang digunakan untuk mengukur Tegangan AC 1 Fasa . Sensor Tegangan ZMPT101B dirancang dengan menggunakan transformator sehingga hanya dapat digunakan untuk membaca tegangan AC.

Rangkaian seperti gambar 3.5

Gambar 3.5 Rangkaian Arduino dengan Sensor ACS 712 dan ZMPT 101B

3.2.4 Gambar Rangkaian Arduino Uno dengan Sensor ACS 712 dan Buzzer

ACS712 adalah Hall Effect current sensor. Hall effect allegro ACS712 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem komunikasi. Sensor arus listrik ACS712 30A sangat banyak di gunakan di sistem kendali automasi, contoh nya adalah sistem keamanan arus beban pada listrik, monitoring beban arus jarak jauh, kwh meter dan lain lain. Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang masuk dalam keluarga transduser, yang dimana dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Nama lain dari komponen ini disebut dengan beeper. Dalam kehidupan sehari – hari, umumnya digunakan untuk rangkaian alarm pada jam, bel rumah, perangkat peringatan bahaya, dan lain sebagainya.

Rangkaian seperti gambar 3.6

Gambar 3.6 Rangkaian Arduino dengan ACS 712 dan Buzzer

3.2.5 Rangkaian Keseluruhan Sistem

Gambar 3.7 adalah gambar keseluruhan rangkaian sistem alat pengendali otomatis pada pemakaian daya listrik. Dengan memanfaatkan ArduinoUno sebagai pengatur setiap komponen yang digunakan. Sensor ACS712 dan Sensor ZMPT101B untuk mengendalikan pemakaian daya listrik.

Gambar 3.7 Rangkaian Keseluruhan Sistem

3.3 Pengujian Sistem

3.3.1 Pengujian Arduino Uno

Pengujian Arduino Uno dilakukan dengan cara pengukuran output pin arduino uno.

Berikut tabel pengujian arduino uno :

Tabel 3.1 Pengujian output pin Arduino Uno

PIN Vout

VCC ( 5 V ) 4,98 V

3,3 V 3.29 V

Reset ( Tidak Ditekan ) 4,98 V

Reset ( Ditekan ) 0,01 V

Analog ( high ) 4,98 V

Analog ( low ) 0,01 V

Digital ( high ) 4,98 V

Digital ( low ) 0,01 V

3.3.2 Pengujian LCD (Liquid Cristal Display)

Pengujian LCD dilakukan dengan merangkai LCD ke arduino dan menampilkan suatu karakter. Seperti pada table 3.3.

Pin LCD Pin Arduino

Tabel 3.3 Hubungan pin LCD ke Arduino

Pada pengujian rangkaian LCD, LCD dihubungkan pada pin digital 3, 4, 5, 6, 7, 8, yang merupakan pin I/O. Pengujian LCD adalah dengan cara memprogram LCD dengan software Arduino.cc bahasa C yang didalamnya terdapat command tersebut.

#include<LiquidCrystal.h>

Setelah itu program akan diupload atau dikirimkan kedalam arduino dan hasilnya layar LCD akan menampilkan tulisan SYARIF HIDAYAT sampai catu daya dilepas.

Cara kerja LCD saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat ( tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah dan intruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dan lain-lain). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar.

Hasil yang ditampilkan pada layar LCD seperti pada Gambar 3.8

Gambar 3.8 Hasil Pengujian LCD

3.3.3 Pengujian Buzzer

Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat status buzzer apakah aktif atau tidak saat sensor mendeteksi gas dan api. Dari hasil pengujiab tersebut didapatkan bahwa disaat sensor mendeteksi gas dan api, buzzer aktif.

Tabel 3.4 Pengujian Buzzer

Kondisi Vout

Tegangan>200V Hidup

Tegangan <200V Mati

Dokumen terkait