• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Metode Analisis Data

3.4.2 Batasan Operasional

Pembatasan didalam ini penelitian ini telah ditetapkan melalui suatu batasan operasional berikut :

1. Daerah penelitian adalah PT Perkebunan Nusantara V Riau. 2. Waktu penelitian adalah Februari s/d juli 2013.

BAB IV

PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V RIAU

4.1 Profil PT. Perkebunan Nusantara V Riau

PT Perkebunan Nusantara V (Persero), merupakan BUMN Perkebunan yang didirikan tanggal 11 Maret 1996 sebagai hasil konsolidasi kebun pengembangan PTP II, PTP IV, dan PTP V di Provinsi Riau. Secara efektif Perusahaan mulai beroperasi sejak tanggal 9 April 1996 dengan Kantor Pusat di Pekanbaru. Landasan hukum Perusahaan ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 1996 tentang Penyetoran Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara V(Persero).

Saat ini Kantor Pusat Perusahaan berkedudukan di Jl. Rambutan No. 43 Pekanbaru, dengan Unit – Unit Usaha yang tersebar di berbagai Kabupaten di Provinsi Riau. Areal yang dikelola oleh Perusahaan seluas 160.745 Ha, yang terdiri dari 86.219 Ha lahan sendiri/inti dan 74.526 Ha lahan plasma . PTPN V mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet dan kakao dengan areal konsesi seluas 90.492,70 hektar. Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 57.979,69 ha, karet 14.322 ha dan kakao seluas 1.224 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri ditambah inti, PTPN V juga mengelola areal plasma milik petani seluas 74.526 ha untuk tanaman kelapa sawit seluas 56.665 ha dan tanaman karet 17.861 ha. Disamping itu PTPN V mengelola 2 unit usaha rumah sakit. Perusahaan mengelola 51 unit kerja yang terdiri dari 1 unit Kantor Pusat; 5

Unit Bisnis Strategis (UBS); 25 unit Kebun Inti/Plasma; 12 Pabrik Kelapa Sawit (PKS); 1 unit Pabrik PKO; 4 fasilitas Pengolahan Karet.

Tabel 3. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas TBS Dan Produksi CPO PTPN V Riau Sebelum Menerapkan ISO 9001:2000

Tahu n Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton ) Produktivita s (Ton/ Ha) Produks i CPO (Ton) 2001 57.343,2 1 1.032.250,8 8 18,00 551.308 2002 59.230,1 2 938.086,109 15,84 452.183 2003 61.113,0 0 1.044.653,2 17,09 485.673 2004 61.114,0 0 1.147.132,7 7 18,77 501.166 2005 62.588,0 0 1.096.329,4 3 17,52 434.378

Sumber : PTPN V Riau, Tahun 2001-2005

Tabel 4. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas TBS Dan Produksi CPO PTPN V Riau Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Tahu n Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton ) Produktivita s (Ton/ Ha) Produks i CPO (Ton) 2007 59.182,0 0 1.026.440,2 6 17,43 446.060 2008 57.385,5 5 1.066.677,8 6 18.59 572.507 2009 55.732,7 0 1.022.616,0 6 18.35 603.256 2010 57.552,9 5 947.949.024 16.47 569.355 2011 54.391,9 8 957.400,934 17,60 664.331

Sumber : PTPN V Riau, Tahun 2007-2011

dengan produksi CPO yang juga tidak mengalami penurunan. Sesudah menerapkan ISO 9001:2000 ternyata produktivitas TBS mengalami kenaikan dan diikuti juga dengan kenaikan produksi CPO. Namun pada tahun 2010 Produktivitas TBS Kebun Sendiri/Inti dari areal produktif pada tahun 2010 sebesar 16,47 ton/ha turun 10,23% (1,88 ton/ha) dibanding tahun 2009 sebesar 18,35 ton/ha. Penurunan tersebut disebabkan karena produktivitas dari TM I seluas 4.235 Ha di tahun 2010 adalah 6,52 ton/ha (masih dibawah standar) dan ini sangat rendah serta tidak seimbang jika dibandingkan dengan produktivitas TM Tua tahun 2009 yang direplanting pada tahun 2010.

PTPN V memiliki 24 unit usaha kebun sebagai berikut : Kebun Sei Kencana , Kebun Tanjung Medan, Kebun Sei Galuh, Kebun Terantam, Kebun Tanah Putih, Kebun Sei Pagar, Kebun Tamora, Kebun Bagan Sinembah, Kebun Sei Rokan, Kebun Lubuk Dalam, Kebun Bagan Batu, Kebun Sei Intan, Kebun Sei Buatan , Kebun Air Molek¸ Kebun Sei Tapung, Kebun Sei Lindal, Kebun Bukit Selasih/Danau Tiga, Kebun Sei Siasam, Kebun Sei Berlian, Kebun Binio/Pandan Wangi, Kebun RS Tandun, Kebun Tandun, Kebun Sei Garo, Kebun RS Sri Rokan.

Selain unit usaha kebun PTPN V juga memiliki sejumlah 18 unit pabrik pengolahan yaitu Pabrik kelapa sawit 12 unit, Pabrik Karet : RSS 2 unit, Crumb Rubber 3 unit dan Pabrik kakao 1 unit.

Kapasitas produksi per tahun untuk pabrik kelapa sawit adalah :

CPO = 439.445 Ton

Kapasitas produksi per tahun untuk pabrik karet adalah : SIR - 3L = 4.221 Ton

SIR - 3 WF = 469 Ton SIR 1 dan 10 = 11.041 Ton RSS = 45 Ton Cutting = 2.910 Ton

Kapasitas produksi per tahun untuk pabrik kakao adalah : 905 Ton

Dilihat dari pemasarannya, penjualan CPO di PTPN V Riau lebih banyak untuk pasar domestik (lokal) dan jumlahnya sangat berbeda jauh untuk pasar ekspor. Penjualan CPO PTPN V Riau dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6.

Tabel 5. Penjualan (Lokal Dan Ekspor) CPO PTPN V Riau tahun 2001- 2006 Penjualan (juta ton) 2001 2002 TAHUN 2003 2004 2005 2006 Lokal 348,89 170,47 190,83 275,87 295,52 229,51 Ekspor 106.54 209.32 201.16 132.09 57.47 107.52

Sumber : PTPN V Riau, tahun 2001-2006

Tabel 6. Penjualan (Lokal Dan Ekspor) CPO PTPN V Riau tahun 2007- desember 2011 Penjualan (juta ton) 2007 2008 TAHUN 2009 2010 2011(sd desember) Lokal 294,71 383,19 445,42 400,70 500,54 Ekspor 50,16 89,37 55,74 59,69 8,99

Sumber : PTPN V Riau, tahun 2007- desember 2011

Di bulan Maret 2006, PTPN V Riau mendapat kepercayaan memegang sertifikat ISO 9001: 2000 untuk tiga unit PKS masing – masing PKS Tandun,

NORD. Sertifikasi ISO 9001:2000 yang diberikan oleh badan sertifikasi TUV NORD berlaku hingga 3 tahun yakni sampai pada tahun 2009. Pada Audit Surveilance, Perusahaan juga tetap mendapat kepercayaan memegang sertifikat ISO 9001:2000 untuk 12 unit PKS dan 2 PKR yaitu: PKS Sei Rokan, Tandun, Terantam, Sei Tapung, Lubuk Dalam, Tanjung Medan, Sei Garo, Sei Pagar, Sei Galuh, Sei Buatan, Tanah Putih, Sei Intan dan PKR Sei Lindai serta PKR Bukit Selasih.

Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara V Riau ( PTPN V ) dapat di lihat dalam gambar 2.

Bagian Pembiayaan Bagian PUKK &

Bina Lingkungan Bagian pembelian TBS Bagian Pengolahan Bagian Teknik Bagian P2TI Bagian Akutansi Bagian Tanaman Bagian SDM DIREKTUR SDM/ UMUM Bagian Pemasasaran Bagian Umum Biro Pengadaan Bahan & jasa Bagian Pengembangan Tanaman Biro Sekretaris perusahaan Biro SPI DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR PEMASARAN & RENBANG DIREKTUR UTAMA R.U.P.S DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT Universitas Sumatera

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1

Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO, Harga Produk CPO Dan Keuntungan Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

5.1.1 Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO Lokal Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Untuk melihat Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO Lokal Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 dianalisis dengan menggunakan uji beda rata – rata dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO Lokal Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Uraian Tingkat Penjualan CPO lokal Sebelum ISO 9001:2000 Tingkat Penjualan CPO lokal Sesudah ISO 9001:2000 t-hitu ng t-tabel (α=0, 05) Sig (2 tailed) Mean Tingkat Penjualan CPO lokal (Kg) 2.563 4.049 2,7 08 2,132 0.054 Sumber : PTPN V, 2005-2011 (Lampiran 8 )

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO lokal Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 terdapat perbedaan pada

α = 0,05, diperoleh nilai t-hitung = 2,708 lebih besar dari pada nilai t-tabel yaitu 2,132 maka H0 tidak diterima dan H1 diterima, dengan signifikan 0,054. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan secara signifikan terhadap tingkat Penjualan Produk CPO lokal sesudah menerapkan ISO 9001:2000. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata penjualan produk CPO lokal sebesar 22%. Sehingga penerapan ISO 9001:2000 berdampak positif terhadap tingkat penjualan produk CPO lokal Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau.

5.1.2 Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO Ekspor Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Untuk melihat Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO Ekspor Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 dianalisis dengan menggunakan uji beda rata – rata dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO Ekspor Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000.

Uraian Tingkat Penjualan CPO ekspor Sebelum ISO 9001:2000 Tingkat Penjualan CPO ekspor Sesudah ISO 9001:2000 t-hitu ng t-tabel (α=0, 05) Sig (2 tailed) Mean Tingkat Penjualan CPO Ekspor (Kg) 1.413 5.279 4,6 91 2,132 0.009 Sumber : PTPN V, 2005-2011 (Lampiran 9 )

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk CPO Ekspor Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 terdapat perbedaan pada

α = 0,05, diperoleh nilai t-hitung = 4,691 lebih besar dari pada nilai t-tabel yaitu 2,132 maka H0 tidak diterima dan H1 diterima, dengan signifikan 0,009 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan Tingkat Penjualan Produk CPO Ekspor sebesar 58%. sesudah menerapkan ISO 9001:2000. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa menerapkan ISO 9001:2000 berdampak positif terhadap tingkat penjualan produk CPO ekspor Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau. 5.1.3 Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Harga Produk CPO Lokal Di PT

Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Untuk melihat Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Harga Produk CPO Lokal Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah

Menerapkan ISO 9001:2000 dianalisis dengan menggunakan uji beda rata – rata dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut :

Tabel 9. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Harga Produk CPO Lokal Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Uraian Harga Produk CPO Lokal Sebelum ISO 9001:2000 Harga Produk CPO Lokal Sesudah ISO 9001:2000 t-hitu ng t-tabel (α=0, 05) Sig (2 tailed) Harga Produk CPO Lokal (Rp/Kg) 3.066 6.152 15, 636 2,132 0.000 Sumber : PTPN V, 2001-2011 (Lampiran 10 )

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Harga Produk CPO Lokal Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 terdapat perbedaan pada α =

0,05, diperoleh nilai t-hitung = 15,636 lebih besar dari pada nilai t-tabel yaitu 2,132 maka H0 tidak diterima dan H1 diterima, dengan signifikan 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan Harga Produk CPO lokal sebesar 35% sesudah menerapkan ISO 9001:2000. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa menerapkan ISO 9001:2000 berdampak positif terhadap harga produk CPO lokal Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau.

5.1.4 Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Harga Produk CPO Ekspor Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Untuk melihat Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Harga Produk CPO Ekspor Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 dianalisis dengan menggunakan uji beda rata – rata dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :

Tabel 10. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Harga Produk CPO Ekspor Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Uraian Tingkat Penjualan CPO loakal Sebelum ISO 9001:2000 Tingkat Penjualan CPO lokal Sesudah ISO 9001:2000 t-hitu ng t-tabel (α=0, 05) Sig (2 tailed) Harga Produk CPO Ekspor (Rp/Kg) 3.059 6.664 8,4 47 2,132 0.001 Sumber : PTPN V, 2001-2011 (Lampiran 11 )

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Harga Produk CPO Ekspor Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 terdapat perbedaan pada α =

0,05, diperoleh nilai t-hitung = 8,447 lebih besar dari pada nilai t-tabel yaitu 2,132 maka H0 tidak diterima dan H1 diterima, dengan signifikan 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan Harga Produk CPO ekspor sebesar 38% sesudah menerapkan ISO 9001:2000. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa menerapkan ISO 9001:2000 berdampak positif terhadap harga produk CPO ekspor Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau.

5.1.5 Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Keuntungan Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Untuk melihat Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Keuntungan Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 dianalisis dengan menggunakan uji beda rata – rata dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :

Tabel 11. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Keuntungan Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000

Uraian Keuntungan Sebelum ISO 9001:2000 Keuntungan Sesudah ISO 9001:2000 hitu t-ng t-tabe l (α= 0,0 5) Sig (2 tailed) Mean Keuntungan (Rp) 7.701 27.641 4,5 04 2,1 32 0.011 Sumber : PTPN V, 2005-2011 (Lampiran 12)

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa Dampak Penerapan ISO 9001:2000 Terhadap Keuntungan Di PT Perkebunan Nusantara V Riau Sebelum Dan Sesudah Menerapkan ISO 9001:2000 terdapat perbedaan pada α = 0,05, diperoleh nilai t-hitung = 4,504 lebih besar dari pada nilai t-tabel yaitu 2,132 maka H0 tidak diterima dan H1 diterima, dengan signifikan 0,011. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keuntungan sebesar 56% sesudah menerapkan ISO 9001:2000. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa menerapkan ISO 9001:2000 berdampak positif terhadap keuntungan Di PT. Perkebunan Nusantara V Riau.

5.2 Pesyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi PT Perkebunan Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO 9001:2000

Untuk menganalisis hipotesis 2 maka diperoleh data Pesyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi PT Perkebunan Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO 9001:2000 adalah sebagai berikut ::

1. Proses Dokumentasi

PT. Perkebunan Nusantara V Riau memastikan bahwa sistem manajemen mutu dilaksanakan secara efektif untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dengan menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara perangkat-perangkat sistem manajemen mutu. Penyusunan dokumen sistem manajemen mutu di PT. Perkebunan Nusantara V Riau dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sistem dokumentasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1.1 Pengendalian Dokumen

Semua dokumen yang berhubungan dengan sistem manajemen mutu di PT. Perkebunan Nusantara V Riau baik dokumen internal maupun dokumen eksternal harus dikendalikan. Pengendalian ini mencakup ini mencakup pengidentifikasian dokumen, pengesahan dokumen, penerbitan dokumen, pendistribusian dokumen, perubahan dokumen, penyimpanan dokume, dan pengendalian dokmen kadaluarsa.

1.2 Pengendalian Rekaman

Semua rekaman sebagai bukti kesesesuaian penerapan sistem manajemen mutu di PT. Perkebunan Nusantara V Riau yang harus dipelihara dan kendalikan. Pengendalian ini mencakup pengidentifikasian, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penentuan masa simpan dan pemusnahan rekaman.

2. Proses Manajemen

Proses manajemen adalah proses-proses yang berkaitan dengan pimpinan perusahaan dalam menetapkan tujuan dan sasaran sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan perusahaan, menetapkan proses dan merencanakan sumber daya yang dibutuhkan, serta mengevaluasi keefektifan penerapan sistem manajemen mutu. Manajemen PKS mempunyai komitmen dalam pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki keefektifan melalalui :

• Pemenuhan persyaratan pelanggan termasuk peraturan perundang-undangan

• Penetapan kebijakan mutu dan sasaran mutu

• Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan

• Melakukan tinjauan terhadap kinerja sistem manajemen mutu

2.1 Kebijakan Mutu

Manajemen PTPN V menetapkan kebijakan mutu yang isinya sesuai dengan tujuan perusahaan, mengandung komitmen dalam pemenuhan persyaratan dan perbaikan keefektifan sistem manajemen mutu, serta memberikan kerangka

kerja dari sasaran mutu. Kebijakan mutu ini dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh personil dan ditinjau agar terus –menerus sesuai.

2.2 Sasaran Mutu

Manajemen PTPN V Riau menetapkan sasaran mutu yang terukur dan taan azas dengan kebijakan mutu pada tingkat korporasi dan fungsi atau tingkat yang releven sertta menetapkan program/ langkah-langkah kerja dalam rangka pencapaian sasaran mutu tersebut. sasaran mutu PTPN V ditetapkan mengacu pada kontrak manajemen antara manajer per unit kebun dengan Direksi, sedangkan sasaran mutu bagian ditetapkan untuk mencapai / mendukung sasaran mutu korporasi. Sasaran mutu bagian diajukan oleh-oleh masing bagian dan disetujui oleh manaejer per unit kebun. Selain itu, setiap bagian membuat program kegiatan/ kerja untuk mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan.

2.3 Manual Mutu

PT. Perkebunan Nusantara V menetapkan manual mutu yang menjelaskan kerangka umum sistem manajemen mutu yang diterapkan.

2.4 Tanggung Jawab Dan Wewenang

Manajemen seluruh kebun di PT.Perkebunan Nusantara V menetapakan tanggung jawab dan wewenang untuk seluruh karyawan pada seluruh tingkatan karyawan pada seluruh tingkatan yang sesuai, serta mengkomunikasikan kepada seluruh fungsi / bagian/ karyawan terkait.

2.5 Komunikasi Internal

mengkomunikasikan keefektifan sistem manajemen mutu. Komunikasi internal dalam organisasi dapat dilakukan dalam bentuk surat, laporan / jurnal pekerjaan, rapat / pertemuan rutin dan papan pengumuman dll.

2.6 Tinjauan Manajemen

Manajemen dalam kurun waktu tertentu, sesuai ketentuan pada prosedur, melakukan tinjauan terhadap efektifitas dan efisiensi implementasi dari sistem manajemen mutu. Tinjauan manajeen mencakup hasil audit, umpan balik pelanggan, kinerja proses, kesesuaian produk, status tindakan perbaikan dan pencegahan tinjauan manajemen sebelumnya, perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu, serta saran-saran untuk perbaikan. Manajemen memastikan bahwa tinjauan tersebut menghasilkan perbaikan pada keefektifan sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya, perbaikan pada produk sesuai dengan persyaratan pelanggan serta perbaikan sumber daya yang diperlukan.

3. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia 3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) adalah bahwa karyawan yang melakukan pekerjaan, khususnya pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk, harus memiliki kemampuan atas dasar pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai. Manajemen seluruh unit kebun menyediakan kegiatan pembinaan untuk memenuhi kompetensi karyawan dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya peran karyawan dalam

pencapaian sasaran mutu. Kegiatan pembinaan itu tersebut dapat berupa pelatihan eksternal, internal, atau tindakan lain seperti dilatih langsung ditempat kerja ,dll.

3.3 Pengelolaan Prasarana

Bentuk pengelolaan prasarana mencakup kegiatan pemeliharaan terhadap prasarana atau fasilitas yang diperlukan oleh setiap kebun / PKS untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk yang ditetapkan oleh pelanggan. Infrastruktur yang diperlukan oleh setiap kebun /PKS dalam kegiatan operasinya disediakan oleh kantor pusat PTPN V dan kebun/PKS sendiri yang mencakup pengadaan barang jasa dantidak terbatas hanya pada :

1. Gedung kantor, termasuk perlengkapannya. 2. Peralatan produksi dan peralatan pendukungnya 3. Alat komunikasi dan transportasi

3.4 Pengelolaan Lingkungan Kerja

Setiap kebun/ PKS di PTPN V menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk yang ditetapkan.

4. Proses Realiasasi Produk Dan Pendukungnya

Dalam proses realisasi produk, tiap-tiap kebun/PKS di PTPN V menetapkan kebijakan sebagai berikut :

a. Menetapkan proses, urutan dan interaks antar proses serta kreteria dan metode yang diperlukan.

b. Menetapkan rencana mutu ( quality plan ) untuk memastikan bahwa pelaksanaannya konsisten dan semua persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku dipenuhi.

c. Menetapkan persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan, ketentuan yang berlaku yang berkaitan dengan produk serta persyaratan internal lainnya. d. Meninjau lebih dulu kemampuan internal dalam upaya merealisasikan

produk terhadap semua persyaratan yang ditentukan pelanggan sebelum perjanjian kerjasama dengan pelanggan disepakati.

e. Mengkomunikasikan pada pelanggan mengenai karakteristik produk yang dihasilkan, perubahan persyaratan pelanggan, serta umpan balik atau keluhan pelanggan.

f. Melaksanakan dan mengendalikan proses realisasi produk yaitu dengan :

• Memastikan tersedianya informasi dan dokumen yang diperlukan

• Mamastikan proses tersebut dilakukan oleh personil yang sesuai

• Memastikan pemakaian peralatan yang sesuai

• Menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk kegiatan pemantauan dan pengukuran.

Proses realisasi produk dan pendukungny, meliputi : penerimaan TBS, sortasi, perebusan (sterilizing ), penebahan ( thressing ), pengempaan ( perssing ), pengolahan kernel, penyimpana kernel, pemurnian CPO, penyimpanan CPO, pengiriman, pengadaan barang dan jasa, pengendalian sarana dan pengukuran, dan pengendalian produk tidak sesuai.

5. Proses Pengukuran, Analisis, Dan Perbaikan 5.1 Audit Mutu Internal

Untuk mengevaluasi penerapan dan efektivitas sistem manajemen mutu dari kebun/ PKS di PTPN V, maka dilakukan Audit Mutu Internal secara berkala. Dalam melaksanakan audit dari kebun/ PKS di PTPN V mempertimbangkan :

a. Status dan pentingnya proses dan bidang yang diaudit b. Kriteria, lingkup,dan metode audit

c. Auditor yang independen ( tidak mengaudit unit kerja yang tanggungjawabnya)

d. Audit internal juga dilakukan oleh auditor dari kebun/PKS atau kebun lainnya yang masih dibawah PTPN V

5.2 Pemantauan , Pengukuran Proses Dan Produk

Semua unit kebun/ PKS di PTPN V menerapkan pemantauan/pengukuran proses dan produk melalui pengecekan hasil/produk dan pemantauan prses/produk. Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka dilakukan evaluasi dan tindakan perbaikan untuk memastikan kesesuaiannya.

5.3 Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Tingkat kepuasan adalah salah satu bentuk nilai kinerja sistem manajemen mutu suatu kebun/ PKS dan oleh karna itu harus dilakukan pengukuran, selain itu juga untuk mengetahui persepsi tentang kebun/ PKS dimata pelanggan. Metode ini untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan ditetapkan melalui kuesioner yang dikirim ataupun melalui wawancara dengan pelanggan secara langsung. Kebijakan ini

ditetapkan sebagai wujud komitmen semua kebun/PKS dalam usaha meningkatkan kepuasan pelanggan.

5.4 Analisis Data

Asisten bagian terkait dan Menajer mengidentifikasikan kebutuhan data yang sesuai dianalisis, dengan tujuan menunjukkan kesesuaian dan keefektifan sistem manajemen mutu yang diterapkan. Idebtifikasi data untuk dianalisa dituangkan dalam formulir daftar kebutuhan pengukuran dan analisa data (FM-01). Isian daftar ini disimpan dibagian terkait dan ISO sekretariat. Analisa data yang dilakukan oleh setiap kebun/ PKS memberikan informasi yang berkaitan dengan pencapaian sasaran mutu, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kesesuaian persyaratan produk, karakter/ kecendrungan proses/produk termsuk peluang untuk tindakan pencegahan dan rekanan.

5.5 Tindakan Perbaikan Dan Pencegahan a. Tindakan Perbaikan

Dalam hal terjadi ketidaksesuaian yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu setiap kebun/ PKS, maka dilakukan tindakan perbaikan yang sesuai untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuian dan mencegah terulangnya hal tersebut. Tindakan perbaikan mencakup peninjauaan ketidaksesuaian, identifikasi ketidaksesuaian, menetapkan dan menerapkan tindakan yang sesuai serta peninjauan keefektifan tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan.

b. Tindakan Pencegahan

maka ditetapkan tindakan pencegahan untuk tidak terjadinya ketidaksesuaian. Tindakan perbaikan mencakup penetapan ketidaksesuaian dan penyebabnya, penetapan dan penerapan tindakan pencegahan yang sesuai, peninjauan keefektifan tindakan pencegahan yang dilaksanakan. Dokumen yang terkait dengan proses pengukuran, analisis dan perbaikan adalah sebagai berikut :

• Prosedur Audit Mutu Internal.

• Rencana Mutu Bagian Pengolahan.

• Rencana Mutu Bagian Pengendalian Mutu.

• Rencana Mutu Bagian Administrasi.

• Prosedur Pengukuran Kepuasan Pelanggan.

• Prosedur Pengendalian Alat Ukur.

• Prosedur Pemantauan Dan Pengujian Mutu Minyak Dan Inti Kelapa Sawit.

• Intruksi Kerja Bagian Pengendalian Mutu.

• Formulir Daftar Kebutuhan Pengukuran Dan Analisis Data

• Prosedur Tindakan Perbaikan Dan Pencegahan.

6. Lampiran

a. Struktur organisasi kebun/PKS.

b. Matriks korespondensi proses standar ISO 9001:2000. c. Peta proses bisnis Kebun/PKS.

d. Formulir daftar pengukuran dan analisa data.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

I. Dampak penerapan ISO 9001:2000 terhadap tingkat penjualan produk CPO,

Dokumen terkait