Wilayah kerja Puskesmas pada mulanya ditetapkan satu Kecamatan, kemudian dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah untuk membangun Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu Kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya. Dua-tiga Puskesmas dapat saja didirikan di satu wilayah Kecamatan. Pada umumnya satu Puskesmas mempunyai penduduk binaan antara 30.000-50.000 jiwa.
Berdasarkan misi tersebut, Puskesmas mempunyai kewenangan dan tanggungjawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang secara administratif berdomisili di wilayah kerjanya. Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas bersifat menyeluruh ( Comprehensive Health Care
Service ) yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promontive, preventive, curative, dan rehabilitative. Prioritas pelayanan yang dikembangkan oleh Puskesmas
lebih diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar ( basic health care services ) yang lebih mengutamakan upaya promosi dan pencegahan ( public health services ).
Sesuai dengan peraturan Mendagri no 5/74, Puskesmas secara adminsitratif berada di bawah administrasi Pemerintah Daerah tingkat II ( Bupati kepala daerah tk II selaku penguasa wilayah ), tetapi secara medis teknis tetap di bawah tanggung jawab Depkes ( melalui kantor Depkes Tk.II dan Kanwil Depkes Tk. I ). Wewenang untuk menetapkan luas wilayah kerja Puskesmas dilakukan oleh Bupati KDH berdasarkan saran Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Usul ini selanjutnya diproses oleh Dinas Kesehatan Tk I dan Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi.
Untuk mencapai cakupan pelayanan kesehatan yang luas dan merata, secara organisatoris Puskesmas ditunjang oleh Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu dan Bidan di Desa. Selain itu, di wilayah kerja Puskesmas juga tersedia jenis pelayanan kesehatan swasta seperti poliklinik atau Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak, dokter praktek swasta, dan pondok bersalin desa ( polindes ) yang khusus dikelola oleh Bidan Desa. Untuk lebih intensifnya program pembinaan kesehatan masyarakat, stategi yang ditempuh oleh Puskesmas adalah mengembangkan peran serta masayarakat. Salah satu wujud nyata peran serta masyarakat adalah pemanfaatan jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas dan kegiatan kader kesehatan. Peran kader dikembangkan untuk membantu Upaya Peningkatan Gizi Keluarga ( UPGK ), kegiatan KB, Posyandu, pemberantasan penyakit diare, pengembangan Dana Upaya Kesehatan Masyarakat ( DUKM ). Pembentukan kader kesehatan bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa atau PKMD yang merupakan wujud kebijakan pemerintah Indonesia menunjang kesepakatan Alma Ata tahun 1978 yaitu tercapainya “ sehat untuk semua tahun 2000 “ (health for all in the year of 2000). 2.7 KEGIATAN POKOK PUSKESMAS
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh ( comprehensive health care services ) kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas menjalankan beberapa usaha pokok ( basic health care
services ).
Kegiatan-kegiatan pokok Puskesmas yang diselenggarakan oleh Puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok
kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 18 usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap Puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau anggaran yang tersedia.
Berdasarkan “ Buku Pedoman Kerja Puskesmas “ yang terbaru ada 18 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas, itupun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan managemen dari tiap-tiap Puskesmas.
Delapan belas kegiatan pokok Puskesmas itu adalah: 1. Upaya kesehatan Ibu dan Anak
2. Upaya keluarga Berencana
3. Upaya peningkatan Gizi
4. Upaya kesehatan lingkungan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Upaya penyuluhan Kesehatan
8. Upaya kesehatan sekolah 9. Upaya kesehatan olah raga
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat 11. Upaya kesehatan kerja
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut 13. Upaya kesehatan jiwa
14. Upaya kesehatan mata
15. Upaya laboratorium sederhana
16. Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan 17. Upaya kesehatan usia lanjut
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Semua kegiatan program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar ( basic health care services )
seperti yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia ( WHO ) yang dikenal dengan ” Basic Seven ” WHO.
Basic seven tersebut terdiri dari:
1. MCHC ( Maternal and Child Health Care ) 2. MC ( Medical care )
3. ES ( Environmental Sanitation )
4. HE ( Health Education ) untuk kelompok-kelompok masyarakat 5. Simple Laboratory ( Lab. Sederhana )
6. CDC ( Communicable Disease Control )
7. Simple Statistic ( recording/ reporting atau pencatatan dan pelaporan ).
Dari ke 18 program pokok Puskesmas, basic seven WHO harus lebih diprioritaskan untuk dikembangkan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan utama yang berkembang di wilayah kerjanya, kemampuan sumber daya manusia ( staf ) yang dimiliki oleh Puskesmas, dukungan sarana/prasarana yang tersedia di Puskesmas, dan peran serta masyarakat.
Bila kita mengacu definisi Public Health menurut Winslow, pengembangan program kesehatan masyarakat di suatu wilayah akan terdiri dari tiga komponen pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan upaya Pencegahan Penyakit (
preventing disease ) dan memperpanjang hidup ( prolonging life ) melalui
usaha-usaha kesehatan lingkungan, imunisasi, pendidikan kesehatan, dan pengenalan penyakit secara dini ( surveilan, penimbangan balita, ANC, dsb ). Kedua upaya tersebut harus dilakukan dengan membina peran serta masyarakat ( community
participation ) melalui kelompok-kelompok masyarakat yang terorganisir.
Program-program Puskesmas dalam kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut: 1. Upaya kesehatan ibu dan anak
Tujuan : Mengurangi kematian dan kesakitan ibu, bayi dan anak Caranya :
- Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, waktu bersalin dan sesudahnya
- Meningkatkan kesehatan anak-anak melalui gizi dan pencegahan terhadap penyakit menular
- Meningkatkan kesehatan keluarga melalui perencanaan jumlah anak dan mejarangkan kehamilan
Kegiatan :
- Mengamati perkembangan dan pertumbuhan balita - Memberi nasihat-nasihat dibidang gizi
- Memberi pelayanan dalam usaha KB
- Mengadakan pengawasan terhadap dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana Tujuan :
- Meningkatkan kesehatan keluarga melalui NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
- Mencapai taraf hidup yang baik dengan jalan mengurangi angka kelahiran Kegiatan:
- Mengadakan kursus KB
- Memberikan sarana pencegahan kehamilan
- Mengamati mereka yang menggunakan alat-alat kontrasepsi tersebut 3. Usaha peningkatan gizi
Tujuan : untuk meningkatkan taraf gizi masyarakat Kegiatan :
- Memberikan penyuluhan gizi
- Melaksanakan program perbaikan gizi yaitu UPGK (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga)
4. Upaya kesehatan lingkungan
Tujuan : merubah, menanggulangi, menghilangkan faktor-fatkor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan penduduk
Kegiatan :
- Penyediaan air bersih - Penyuluhan
- Pangadaan sarana pembuangan air kotor dan jamban keluarga - Pembuangan sampah
- Pengawasan terhadap perusahaan makanan dan minuman serta tempat-tempat penjualan makanan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) Tujuan :
- Mengurangi insidens penyakit menular sampai tingkat serendah-rendahnya
- Mencegah dan membatasi wabah penyakit
Kegiatan : a. Malaria
Mencari penderita atau tersangka penderita secara pasif termasuk memeriksa sediaan apus darah dan melakukan pengobatan
b. Kholera
Melaksanakan pemeliharaan kesehatan dengan memberi rehidrasi, obat dan perawatan
c. TBC
- Memberikan vaksinasi BCG
- Mencari penderita secara pasif termasuk pemeriksaan sputum / dahak d. Kusta
- Pencarian penderita pasif dan aktif
- Pencarian aktif meliputi para kontak person - Pemeriksaan anak-anak sekolah
e. Framboesia dan Patek
- Pencarian aktif dan pasif serta pengobatan f. Penyakit Kelamin
- Penemuan aktif dan pasif g. Penyakit Rabies
- Pengiriman binatang ke dinas kehewanan - Pengiriman penderita ke poliklinik
h. Surveillance epidemiology ( pengamatan )
- Mengetahui sedini mungkin adanya kenaikan peristiwa kesakitan yang mungkin merupakan petanda wabah
- Pengamatan terhadap kasus kejadian luar biasa ( KLB ) seperti DHF, muntaber, dll
6. Upaya pengobatan
Tujuan : membuat diagnosa dini, memberi pengobatan, meringankan penderitaan Kegiatan :
- Memberi pengobatan, perawatan kepada penderita berobat jalan - Memberi pelayanan rawat tinggal
- Melakukan pelayanan rujukan ( referral system ) 7. Upaya penyuluhan kesehatan
Tujuan : menimbulkan kesadaran penduduk akan nilai – nilai kesehatan melalui perubahan perilaku
Kegiatan : karena kegiatan penyuluhan merupakan bagian dari tiap program Puskesmas, maka tidak ada program penyuluhan kesehatan yang berdiri sendiri
8. Upaya Kesehatan Sekolah / Kesehatan Gigi Sekolah Tujuan : untuk mencapai :
- Pencegahan penyakit - Pemeliharaan kesehatan - Tingkat gizi yang cukup - Lingkungan sekolah yang sehat - Kebiasaan hidup sehat
- Membuat lingkungan hidup sekolah yang sehat - Melaksanakan penyuluhan kesehatan
- Melakukan pelayanan kesehatan / kesehatan gigi di sekolah 9. Upaya kesehatan olah raga
Tujuan :
- Pencegahan penyakit - Pemeliharaan kesehatan
- Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi - Pengobatan akibat cedera latihan
Kegiatan :
- Pemeriksaan kesehatan berkala - Penentuan takaran latihan
10. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Tujuan :
- Melaksanakan pembinaan keluarga & kelompok – kelompok khusus seperti panti asuhan & panti wredha ( jompo )
- Memberikan pelayanan perawatan paripurna
Kegiatan : sesuai dengan tujuan, maka kegiatan PKM dititikberatkan pada : - Keluarga
- Kelompok khusus
11. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja Pengertian :
Upaya kesehatan kerja merupakan usaha yang terutama ditujukan pada masyarakat pekerja infromal dalam rangka upaya pencegahan & pemberantasan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan & lingkungan kerja
Tujuan :
Meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan produktivitas kerja
Tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam menunjang pertumbuhan ekonomi, tapi kurang memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai,misal : petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri kecil / industri tumah tangga, pekerja bangunan, kaki lima, pekerja wanita khususnya usia muda, dll
12. Upaya Kesehatan Gigi & Mulut Masyarakat
Tujuan : mencapai tingkat kesehatan gigi masyarakat setinggi – tingginya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi & mulut
Kegiatan :
- Merencanakan, melaksanakan & menilai program kesehatan gigi
- Memberikan perawatan gigi secara teratur kepada anak sekolah, ibu hamil yang dikirimkan oleh bagian KIA
13. Upaya Kesehatan Jiwa
Tujuan : untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi – tingginya dalam masyarakat
Kegiatan :
- Mengenali penderita yang memerlukan bantuan psychiatrik - Memberikan pertolongan psychiatrik pertama
- Merencanakan pengobatannya
- Mengurus pengirimannya ( bila perlu )
- Memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa - Perawatan lanjut bagi penderita yang telah dinyatakan sembuh 14. Upaya kesehatan mata
Tujuan :
- Meningkatkan kesehatan mata, mencegah kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok lainnya
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata mereka
- Pengembangan kesehatan mata masyarakat Kegiatan :
- Mengupayakan kesehatan mata dengan anamnesa, pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes lapang pandang, funduskopi dan pemeriksaan laboratorium
15. Laboratorium
Tujuan : memberikan pelayanan laboratorium yang effisien sebagai bagian yang menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi & pembinaan kesehatan
Kegiatan : - Di ruangan laboratorium • Penerimaan pasien • Pengambilan spesimen • Penanganan spesimen • Pelaksanaan pemeriksaan
• Penanganan sisa spesimen
• Pencatatan, pengecekan dan penyampaian hasil spesimen - Terhadap spesimen yang akan dirujuk
• Pengambilan spesimen
• Penanganan spesimen
• Pengemasan spesimen
• Pengiriman sediaan dalam rangka system rujukan
• Pengambilan, pencatatan dan penyampaian hasil pemeriksaan - Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
• Persiapan pasien
• Menyerahkan spesimen untuk diperiksa - Di luar gedung, meliputi:
• Melakukan tes skrening Hb
• Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke laboratorium Puskesmas
• Memberikan penyuluhan 16. Upaya pencatatan dan pelaporan
- Dilakukan oleh semua Puskesmas ( pembina, pembantu dan keliling )
- Pencatatan dan pelaporan mencakup:
Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas Data ketenagaan di Puskesmas
Data sarana yang dimiliki Puskesmas
Data kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas
- Laporan dilakukan secara periodik ( bulan, triwulan enam bulan dan tahunan )
17. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Yaitu : upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan para usia lanjut yang dilaksanakan dari tingkat Puskesmas
Yang termasuk pasien geriartri ialah :
- Pasien dengan usia 55 – 70 tahun yang mengalami lebih dari satu kondisi patologik
- Pasien dengan usia lebih dari 70 tahun, walaupun dengan hanya satu kondisi
Upaya kesehatan paripurna bagi usia lanjut meliputi pencegahan, pengobatanm peningkatan dan pemulihan
Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas secara khusus ialah : - penyuluhan
- deteksi & diagnosa dini - proteksi & tindakan khusus - pemulihan
Tujuan umum :
Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga & masyarakat dalam mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal
Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kemampuan & partisipasi masyarakat dalam menghayati & mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal
b. Meningkatkan kesadaran usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d. Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut - Sasaran langsung :
a. Kelompok usia 45 – 54 tahun ( menjelang lansia ) b. Kelompok usia 55 – 64 tahun ( masa parsenium )
c. Kelompok usia > / 65 tahun ( masa senescens ) & kelompok usia lanjut dengan resti [resiko tinggi], yaitu umur 70 tahun keatas, hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat, cacad & lain – lain
- Sasaran tidak langsung :
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut c. Institusi pelayanan kesehatan & non kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan dasar & pelayanan rujukan
d. Masyarakat luas Kegiatan :
1.peningkatan : melalui penyuluhan tentang kesehatan & pemeliharaan kebersihan diri, menu makanan dengan gizi seimbang & kesegaran jasmani
2.upaya pencegahan : melalui pemeriksaan berkala, senam, penyuluhan tentang alat bantu
3.upaya pengobatan :
- pelayanan kesehatan dasar
- pelayanan kesehatan spesialistik melalui rujukan 4.upaya pemulihan :
- fisioterapi
- mengembalikan percaya diri b. Peningkatan peran serta masyarakat c. Pencatatan & pelaporan
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional
b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional Pesan – Pesan Terpadu Pada Penyuluhan
A. Tentang Kesehatan Ibu
1. Tundalah perkawinan sampai umur 20 tahun untuk wanita, demi kesehatan ibu dan bayinya
2. Sebaiknya anak cukup 2 orang, laki / wanita sama saja, setelah umur 30 sebaiknya tidak hamil lagi
3. Periksalah kesehatan sebelum memilih alat kontrasepsi efektif, tubuh yang sehat dapat menjamin pemakaian alat kontrasepsi tersebut dengan baik
4. Kalau belum mendapat suntikan TT semasa remaja, mintalah di posyandu / Puskesmas terdekat
5. Makanan yang seimbang akan menjamin kesehatan & produktivitas kerja B. Tentang Kesehatan Ibu Hamil
1. Periksalah kehamilan secara teratur ke posyandu / Puskesmas, minimal 4 kali selama hamil
2. Pemeriksaan kehamilan yang teratur menjamin keselamatan dan kesehatan ibu serta bayi, baik waktu hamil maupun pada saat melahirkan
3. Mintalah imunisasi TT di posyandu sebanyak 2 kali selama kehamilan agar ibu dan bayi terlindung dari tetanus
4. Setiap ibu hamil perlu makanan 1 / 2 piring makanan bergizi lebih banyak dari biasanya
5. Makan sayuran hijau & kacang – kacangan setiap hari akan mencegah terjadinya kurang darah
6. Makanlah satu butir pil Fe setiap hari selama trimester terakhir agar ibu tidak kekurangan darah & dapat melahirkan dengan selamat
7. Timbulnya konstipasi setelah makan tablet Fe adalah gejala biasa & dapat diatasi dengan makan sayuran
8. Hentikan kebiasaan merokok; wanita hamil perokok, besar kemungkinan melahirkan bayi yang kurang BB-nya, keguguran atau bayi meninggal saat dilahirkan atau beberapa hari sesudahnya
9. BBBLR dapat menganggu perkembangan fisik & kecerdasan
10. Mintalah pertolongan persalinan pada petugas kesehatan / dukun terlatih 11. Posyandu memberikan pelayanan khusus seperti pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian Fe & petunjuk makan bergizi
C. Tentang Kesehatan Ibu Menyusui
1. Pilihlah alat kontrasepsi sedini mungkin
2. Tundalah kehamilan berikutnya minimal setelah anak berumur 2 tahun & cegahlah kehamilan berikutnya setelah anak kedua
3. Jarak kelahiran yang tepat melahirkan anak – anak yang lebig sehat
4. Periksalah kesehatan ibu sedini mungkin setelah melahirkan untuk menjamin tidak terjadinya kelainan akibat persalinan
DepKes RI DepDagri
DepKes DT-I Pemda DT-I
DinKes DT-II Pemda DT-II
(Kab/Kodya) (Kab/Kodya)
Pusat
Propinsi
Puskesmas Kecamatan
Pustu Kelurahan / Desa
Posyandu
[ bukan bagian dai Puskesmas ]
Struktur Organisasi Puskesmas
UNIT I - KIA - KB - Gizi UNIT II - P2M - Imunisasi - Kesling - Lab. UNIT III - Gi/Mulut - Kes.Tenaga kerja & manula UNIT IV - PKM - UKS+OR - Kes. Jiwa - Kes. Mata UNIT V - Penyuluhan - Batra UNIT VI - BP - Rawat inap UNIT VII 19. Farmasi
Kecamatan
Desa
KepalaUrusan Tata Usaha
DAFTAR PUSTAKA
1. Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi. Depkes RI. 2001. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
2. Profil Indonesia Sehat 2010. Depkes RI. 2000.
3. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dasar-Dasar Dan Sejarah Pengembangannya ” Puskesmas”.1982. dr A.L. Slamet Ryadi, SKM
4. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga. DR.Dr. Azrul Azwar M.P.H 5. Manajemen Kesehatan. Dr. A.A. Gde Muninjaya, MPH