• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada kehamilan usia kehamilan normal 37 – 42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram. (Sondakh,2013 hal: 150).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui Vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010)

1) Penanganan Bayi Baru Lahir

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah: a) Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsun menangis segeralah membersihkan jalan nafas.

b) Memotong dan merawat tali pusa

Tali pusat dipotong sebelim atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. c) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus hangat

d) Pencegahan infeksi

Cara pencegahan infeksi pada bayi yaitu dengan cara mencegah terjadinya perdarahan pada bayi dengan memberikan vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg diberikan secara IM (intra muscular). Dan diberikan obat tetes mata atau salep mata. (Prawirohardjo 2009)

2) Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir.

Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai asuhan essensial neonatal yang meliputi :

a) Persalinan bersih dan aman.

Melaksanakan persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi dan ditatalaksana sesuai dengan ketentuan atau indikasi yang tepat.

b) Memulai Pernafasan Spontan

Segera lakukan penilaian awal 0 – 30 detik. Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan mempertimbangkan atau menanyakan 5 pertanyaaan sebagai berikut :

(1) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

(2) Apakah bayi bernafas spontan ?

(3) Apakah kulit bayi berwarna kemerahan? (4) Apakah tonus / kekuatan otot bayi cukup ? (5) Apakah ini kehamilan cukup bulan ?

c) Stabilisasi temperatur tubuh bayi / menjaga agar bayi tetap hangat.

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak dapat dicegah. Bayi yang kehilangan panas (hipotermia) beresiko tinggi jatuh sakit atau meninggigil. (APN, 2008; h.127)

d) ASI dini dan eksklusif

Anjurkan ibu memberikan ASI dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir dan berikan ASI saja selama 6 bulan pertama. (Prawirohardjo; 2010)

e) Pencegahan Infeksi.

Tetes mata profilaksis (larutan perak nitrat 1 %) atau salep antibiotik (tetrasiklin 1 % atau eritromisin 0,5 %) harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah bayi

lahir. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam waktu satu jam pertama kehidupan. (sarwono : 2010)

f) Pemberian Imunisasi

Rekomendasi jadwal imunisai PPI (program pengembangan imunisasi) (Mikrobiologi dan parasitologi 2003, 35).

(1) Hepatitis B 0 ( uniject) 0 – 7 hari dan polio 1 (2) BCG pada 1 bulan.

(3) Hb I dan DPT 1 ( combo 1 ) pada 2 bulan dan polio 2, (4) Hb 2 dan DPT 2 ( combo 2 ) pada 3 bulan dan polio 3 (5) Hb 3 dan DPT 3 ( combo 3 ) pada 4 bulan dan polio 4 (6) Campak 9 bulan.

g) Memberi vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada BBL dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral dengan dosis 1 mg / hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosisi 0,5-1 mg I.M (Sarwono, 2010)

h) Perawatan tali pusat

Selama tali pusat belum lepas, perlu dilakukan perawatan secara cermat agar tidak terjadi infeksi. Beberapa cara merawat tali pusat, diantaranya:

(1) mengusahakan setiap kali akan dan setelah merawat tali pusat harus mencuci tangan terlebih dahulu.

(2) menjaga kebersihan tali pusat dan sekitarnya, dan diupayakan tali pusat selalu dalam keadaan kering. (3) menggunakan kapas baru pada setiap basuhan. (4) Tali pusat tidak di tutup oleh kasa steril ataupun oleh

kasa alkohol atau kasa betadine sehingga mendapat udara cukup biarkan kering dengan sendirinya.

(5) Saat membersihkan, memastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.

(6) Mengenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.

(7) Membersihkan tali pusat minimal 1–2 kali sehari. (Muslihatun, 2010; h.20)

i) Penilaian Untuk Tanda-tanda Kegawatan

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan atau kelainan yang menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda sebagai berikiut:

(1) Sesak napas

(2) Frekwensi pernafasan 60 kali/menit (3) Gerak retraksi di dada

(4) Malas minum

(5) Panas atau suhu tubuh badan bayi rendah (6) Kurang aktif

(7) Berat lahir rendah (1500-2500 gr) dengan kesulitan minum (Muslihatun, 2010; h.7)

3) Adapun tanda bayi sakit berat yaitu sebagai berikut: a) Sulit minum

b) Sianosis sentral (lidah Biru) c) Perut kembung

d) Kejang e) Merintih f) Perdarahan g) Sangat kuning

h) Berat badan lahir < 1500 gr (Muslihatun, 2010; h.7) 4) Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir

a) Suhu badan bayi dan suhu lingkungan b) Tanda-tanda vital

c) Berat badan

e) Pakaian

f) Perawatan tali pusat (Varney, 2007; h.915) 5) Kegawat daruratan pada bayi baru lahir

a) Perdarahan tali pusat

Perdarahan talipusat dapat disebabkan oleh trauma, ikatan talipusat yang longgar. Perdarahan talipusat dapat disesabkan oleh robekan umbilicus, tersayatnya dinding umbilicus atau plasenta sewaktu seksio sesaria.

b) Asfiksia neonatorum

Adalah keadaan bayi dimana bayi baru lahir tidak bisa bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia akan bertambah buruk apabila tidak dilakukan penanganan secara sempurna. (Manuaba, 2007; h.349)

Penyebab dari asfiksia adalah adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, pada massa kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi baru lahir. Tanda dan gejalanya adalah pernafasan cuping hidung, nadi cepat, dan sianosis.

6) Jadwal kunjunagn neonatal

Menurut Muslihatun dalam bukunya yang berjudul asuhan neonatus bayi dan balita (2010) dan APN (2008; h.140) jadwal kunjungan neonatal adalah sebagai berikut :

a) 1 kali pada umur 6 jam sampai 48 jam

(1) Memastikan bayi telah diberikan injeksi vit.k (2) Memastikan bayi telah diberikan salep mata (3) Pemberian imunisasi Hb.0

(4) Menjaga kehangatan bayi (5) Memberikan ASI ekslusif (6) Mencegah infeksi

(7) Merawat talipusat b) 1 kali pada umur 4-7 hari

(2) Memeriksa tanda bahaya yang mungkin terjadi seperti infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah, dan masalah pemberian ASI

(3) Memberikan ASI ekslusif (4) Merawat tali pusat

(5) Memberikan imunisasi Hb.0 apabila belum diberikan pada saat bayi baru lahir

(6) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah c) 1 kali pada umur 8-28 hari

(1) Memeriksa ada tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit

(2) Memeriksa kenaikan berat badan bayi (3) Memantau aktifitas bayi

(4) Menjaga kehangatan bayi (5) Beri Asi ekslusif

F. KELUARGA BERENCANA

Dokumen terkait