• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

2. Belajar dan Hasil Belajar

Pada pembahasan ini akan dibahas mengenai belajar, teori belajar, hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Secara rinci akan dibahas sebagai berikut:

a. Belajar

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.3 Adapun para ahli yang mengungkapkan pengertian belajar, seperti berikut ini:

1) Menurut Surya belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

3

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013),

2) Menurut Hilgard berpendapat bahwa belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi.4

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku menuju ke arah yang lebih baik melalui sebuah aktifitas atau kegiatan. Aktifitas atau kegiatan bisa berupa membaca, menulis, mencoba.

Dalam Islam belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu. Pentingnya belajar dalam Islam ditandai dengan turunnya surat al-„alaq ayat 1-5

                         (1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,(2). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4). yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat ini berisi anjuran untuk membaca dan menulis, dimana membaca dan menulis merupakan kegiatan belajar. Membaca dan menulis merupakan wahana dan pelestari dan pengembang ilmu

pengetahuan.5 Dengan membaca seseorang dapat memperoleh pengetahuan atau informasi baru yang sebelumnya tidak diketahui.

Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang yang menyebabkan perubahan sikap atau perilaku menuju ke arah yang lebih baik melalui suatu proses pengalaman. b. Teori Belajar

Diantara teori-teori yang mendukung penelitian ini antara lain:

1) Teori Belajar Jean Piaget

Teori belajar menurut J. Piaget memandang bahwa perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu

5

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem:

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, (Semarang:

memperjelas pemikiran yang akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.6

Dalam penelitian ini, teori belajar Piaget sangat mendukung pelaksanaan model pembelajaran

Two Stay Two Stray (TSTS) karena model

pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) menekankan peserta didik agar dapat menyampaikan pendapat, pemikiran, dan pemahaman materi kepada peserta didik yang lain melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok ini peserta didik dapat memecahkan masalah yang diberikan.

2) Teori Belajar Vygotsky

Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosial kultural dari pembelajaran.7 Dan teori Vygotsky, yang dikutip oleh Daniel Muijs dan David Reynolds percaya bahwa interaksi anak dengan orang lain melalui bahasalah yang paling kuat mempengaruhi tingkat pemahaman konseptual yang dapat dicapai anak.8 Jadi bagi Vygotsky, cooperation

6

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm.29.

7

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 76 8

Daniel Muijs dan David Reynolds, Effective Teaching, terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 26.

(kerja sama)lah yang menjadi dasar belajar. Vygotsky sangat percaya kita dapat belajar dari orang lain, baik yang seumur maupun yang lebih tua dan memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi.

Dalam penelitian ini, teori Vygotsky sangat mendukung pelaksanaan model pembelajaran Two

Stay Two Stray (TSTS) karena model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) menekankan peserta

didik agar dapat belajar tanpa memandang usia. Karena menurut teori Vygotsky peserta didik dapat belajar dari orang lain, baik seumur maupun lebih tua. Dengan adanya kegiatan diskusi kelompok peserta didik dapat belajar dari orang lain, baik itu teman sebaya atau dari gurunya. Sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah yang diberikan.

3) Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Dalam teori ini menekankan proses belajar yang bermakna yaitu proses dikaitkannya informasi-informasi baru pada konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif peserta didik, sehingga konsep-konsep baru tersebut tidak akan mudah hilang dari ingatan peserta didik.9

9

C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 44.

Belajar dengan diskusi merupakan perwujudan dari penerapan model pembelajaran Two

Stay Two Stray (TSTS) yang menekankan peserta

didik untuk saling berdiskusi dalam memahami suatu materi pembelajaran dan pembelajaran menggunakan media pembelajaran macromedia flash dimana media tersebut dapat membantu peserta didik untuk mempermudah memahami materi yang bersifat abstrak. Diskusi yang terjalin dari setiap peserta didik dan juga guru dapat menjadikan pembelajaran yang lebih bermakna karena peserta didik dapat menyampaikan pendapat, pemikiran, dan pemahamannya kepada peserta didik yang lain. Serta dengan adanya rangsangan dari media pembelajaran

macromedia flash memudahkan peserta didik untuk

memahami materi yang diajarkan. Sehingga model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) berbantuan media pembelajaran macromedia flash dapat saling mendukung untuk memperlancar proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan.

Dokumen terkait