• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Belajar

Menurut seorang ahli pendidikan, Dimyati Mahmud (Nini Subini dkk, 2012:83) bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dalam hal ini juga ditekankan pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak.

Pengertian lain, menurut Oemar Hamalik (Nini Subini dkk, 2012:84) adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Robert Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977 (Nini Subini dkk, 2012:84), mengemukakan bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

2. Faktor –faktor yang mempengaruhi proses belajar

Banyak hal yang mempengaruhi proses belajar seseorang, baik dari dalam (internal), luar (eksternal), maupun faktor kecenderungan belajar. a. Faktor internal

Yang dimaksudkan dengan faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang melakukan belajar (Nini Subini dkk, 2012:85).

1) Kesehatan dan cacat tubuh

Kesehatan merupakan salah satu hal penting menentukan aktivitas sehari-hari termasuk belajar. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar seseorang, begitu pun sebaliknya.

2) Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan umum seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar, atau berpikir abstrak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heller, Monks, dan Passow (Nini Subini dkk, 2012:86) menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki intelegensi tinggi belum tentu tidak memiliki gangguan dalam belajar.

3) Minat dan bakat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Nini Subini dkk, 2012:87) disebutkan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat timbul dalam diri seseorang untuk

memperhatikan, menerima dan melakukan sesuatu tanpa ada yang menyuruh dan sesuatu itu dinilai penting atau berguna bagi dirinya. Minat juga sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Minat yang tinggi dapat menuntun anak untuk belajar lebih baik lagi. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat anak didik agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.

4) Kematangan (kesiapan)

Kematangan merupakan suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Dalam belajar, kematangan atau kesiapan sangat menentukan keberhasilan setiap usaha belajar. 5) Motivasi

Motivasi (Nini Subini dkk, 2012:88) adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang entah disadari atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Berdasarkan sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar, seperti pujian, peraturan/tata tertib, teladan guru dan orang tua, dan sebagainya.

6) Kelelahan

Kelelahan yang dialami siswa dapat menyebabkan siswa tidak bisa belajar secara optimal. Kelelahan dalam beraktivitas dapat mengakibatkan menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis.

7) Perhatian dan sikap (perilaku)

Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama pada guru dan pelajaran yang diberikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan pelajaran yang diberikan dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

Perhatian dan sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang baik pada performa guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dengan profesionalitasnya, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak didiknya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan di sekitar siswa.

1) Faktor keluarga

Dalam lingkungan keluarga, hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan atau hasil belajar pada siswa (Nini Subini dkk, 2012:92) adalah:

a) Cara mendidik

Orang tua yang peduli dengan pendidikan akan mendidik anaknya untuk tekun dalam mengenyam pendidikan. Mereka akan mendukung setiap kebutuhan anaknya untuk belajar dan akan membimbing mereka untuk berprestasi.

b) Relasi antar anggota keluarga

Relasi dalam anggota keluarga akan menjadi acuan kenyamanan dalam rumah tersebut. Apabila relasi antar anggota keluarga rukun dan damai, maka akan tercipta rasa nyaman di dalam rumah tersebut. Akibatnya anak pun akan merasa nyaman dalam menjalankan aktivitasnya dalam rumah termasuk belajar.

c) Suasana rumah

Suasana rumah erat kaitannya dengan poin relasi antar anggota kelauarga. Suasana nyaman membuat anak merasa nyaman dalam menjalankan aktivitasnya termasuk belajar. Sedangkan suasana rumah yang kurang nyaman tentu

membuat anak merasa tidak nyaman dalam menjalankan aktivitasnya termasuk belajar.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi proses pemenuhan kebutuhan seseorang untuk belajar. Semakin baik keadaan ekonomi keluarga, maka terpenuhinya kebutuhan belajar akan semakin besar diperoleh oleh anak tersebut. e) Pengertian orang tua

Jika seorang anak mempunyai orang tua yang mengerti tentang minat dan bakatnya, maka mereka akan mendukung secara objektif proses belajar anaknya.

f) Latar belakang kebudayaan

Latar belakang budaya juga mempengaruhi seperti apa aktivitas belajar didukung di dalam keluarga. Keluarga dengan budaya yang menjunjung tinggi makna pendidikan, maka makin besar pula perhatian mereka bagi anak-anaknya untuk belajar dan berprestasi.

2) Faktor sekolah

Faktor lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa (Nini Subini dkk, 2012:95) antara lain:

a) Guru

Di sekolah guru merupakan orang yang mendidik siswa dalam segala hal. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,

tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan tersebut kepada siswanya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

b) Metode mengajar

Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas mendukung interaksi yang terjadi di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Semakin tepat metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi, semakin banyak pula pemahaman materi yang diserap oleh siswanya.

c) Instrumen/fasilitas

Instrumen/fasilitas yang disediakan di sekolah tentu merupakan sarana pendukung bagi siswa untuk mengakomodasi kebutuhan mereka untuk belajar.

d) Kurikulum sekolah

Kurikulum sekolah yang digunakan di sekolah merupakan jembatan bagi siswa untuk mengetahui batasan-batasan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tingkatan usia dan jenjang kelas yang sedang dijalaninya.

e) Relasi guru dengan siswa

Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru yang bersangkutan. Jika hubungan antara guru

dan siswa kurang baik, seperti ada jarak karena takut, tidak akrab, siswa menjulukinya guru galak, dan sebagainya maka akan berpengaruh pada kelancaran belajar mengajarnya. f) Relasi antar siswa

Relasi antar siswa mempengaruhi kenyamanan siswa untuk belajar di lingkungan sekolah. Jika relasi antar siswa baik maka secara tidak langsung ia mendapat dukungan dari lingkungan sosial sekitarnya untuk belajar dan berprestasi lebih baik lagi.

g) Disiplin sekolah

Disiplin yang diterapkan di sekolah dimaksudkan agar siswa selain belajar untuk berprestasi di bidang akademik tetapi juga dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan berakhlak mulia.

h) Pelajaran dan waktu

Sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu juga mempengaruhinya untuk belajar. Hal ini dipengaruhi oleh minat siswa tersebut terhadap mata pelajaran yang bersangkutan. Jika ia berminat dan tertarik dengan mata pelajaran tersebut, maka dengan sendirinya dan tanpa dipaksa ia akan tekun belajar.

Sementara itu, pembagian waktu pelajaran yang diterapkan hendaknya disesuaikan dengan tingkat psikologis dan faktor kesiapan belajar siswa agar hasilnya maksimal. i) Standar pelajaran

Standar pelajaran yang diberikan kepada siswa harusnya disesuaikan dengan standar kemampuan rata-rata siswa yang diajar. Apabila standar pelajaran tersebut tidak sesuai (terlalu tinggi atau terlalu rendah) dengan kemampuan siswa, maka pada umumnya siswa jadi malas belajar bahkan kadang menjadi tidak berminat terhadap pelajaran tersebut. j) Kebijakan penilaian

Kebijakan penilaian yang diterapkan oleh guru sebaiknya bersifat objektif. Hal ini akan meningkatkan semangat persaingan yang objektif dari para siswa untuk belajar dan berprestasi.

k) Keadaan gedung

Keadaan gedung yang nyaman dan sejuk tentu menjadi penunjang bagi kondisi fisik siswa untuk belajar. Apabila keadaan gedung kelas kurang baik (sempit atau panas), maka siswa menjadi tidak betah berada di dalam kelas. Akibatnya siswa tidak dapat belajar dengan maksimal di kelas.

l) Tugas rumah

Tugas rumah merupakan salah satu usaha guru untuk memastikan siswanya tetap belajar ketika berada di rumah, karena bukan tidak mungkin kuantitas jam belajar siswa di rumah menjadi sangat berkurang atau bahkan tidak ada (tidak belajar sama sekali).

3) Faktor masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam masyarakat tempat tinggalnya tersebut.

c. Faktor kecenderungan belajar

Faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Ada 3 bentuk dasar pendekatan belajar siswa (Nini Subini dkk, 2012:101), yaitu :

1) Pendekatan Achieving (pencapaian prestasi tinggi)

Pendekatan Achieving merupakan kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan untuk mewujudkan ego enhancement. Ego enhancement adalah ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-tingginya.

2) Pendekatan Surface (permukaan atau bersifat lahiriah)

Pendekatan Surface merupakan kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya mau belajar karena takut tidak lulus ujian sehingga dimarahi oleh orang tua.

3) Pendekatan Deep (mendalam)

Pendekatan Deep merupakan kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari dalam (intrinsik), misalnya mau belajar karena tertarik dengan materi dan memang merasa membutuhkannya.

B.Profesi Guru

Dokumen terkait