• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka perubahan tingkah laku. Hamalik (2013:37) menyatakan bahwa,

“belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”. Syah (2007:68) berpendapat bahwa, “belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Pendapat lain tentang belajar juga diungkapkan oleh (Slameto, 2010), yang mendefinisikan bahwa, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Sardiman (2006:20) menyimpulkan bahwa, “belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya dan belajar akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik”. Berbagai pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang.

2.1.2. Ciri-Ciri Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan dalam rangka perubahan tingkah laku seseorang. Burhanuddin dan Wahyuni dalam Thobroni dan Mustofa (2011:19) mengemukakan ciri-ciri belajar yaitu sebagai berikut:

1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. 2. Perubahan yang terjadi relatif permanen.

3. Perubahan tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

4. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan dan pengalaman. 5. Pengalaman atau pelatihan itu dapat memberi penguatan.

Hal utama yang menjadi tujuan dalam belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang yang relatif permanen, yang merupakan efek dari latihan dan pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar.

2.1.3. Unsur-Unsur Belajar

Belajar memiliki unsur-unsur tertentu, unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar menurut Hamalik (2011) adalah adanya motivasi siswa, bahan ajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan kondisi subjek belajar. Unsur unsur belajar tersebut adalah sesuatu yang penting dan perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar, agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai.

Unsur-unsur belajar juga dikemukakan oleh Gagne dalam Anni (2012:68), menurut Gagne unsur-unsur belajar adalah adanya peserta didik,

rangsangan (stimulus), memori dan respon. Unsur-unsur belajar yang dikemukakan oleh Gagne merupakan unsur penting dalam belajar.

2.1.4. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem, suatu sistem tersusun atas berbagai komponen tertentu dan antar komponen berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Empat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2012). Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:17) berasal dari kata ajar, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut. Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media (Rusman, 2013:144).

Pendapat lain tentang pembelajaran juga dikemukakan oleh Thobroni dan Mustofa (2011:41) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien”. Hamalik (2013:57) mengungkapkan “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Rombepajung dalam Thobroni dan Mustofa (2011:18)

mendefinisikan bahwa “pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu ketrampilan melalui mata pelajaran, pengajaran dan pengalaman”.

Thobroni dan Mustofa (2011:21) menyimpulkan bahwa, “pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkann adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap”. Pembelajaran merupakan suatu sarana bagi seseorang untuk belajar dalam rangka perubahan tingkah laku.

2.2. Aktivitas Belajar

2.3.1. Pengertian Aktivitas Belajar

Hamalik (2009:171) menyatakan bahwa, “pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri”. Kegiatan pengajaran akan efektif ababila ada aktivitas yang dilakukan oleh siswa secara nyata, dimana dalam pembelajaran modern seperti sekarang, pencapaian tujuan pembelajaran tidak hanya berpatok pada nilai, tetapi untuk mengukur keberhasilan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan hasil dan proses dari pembelajaran tersebut.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Sadirman (2007:99) menyatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,

bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

2.3.2. Klasifikasi Aktivitas Belajar

Hamalik (2009:172-175) menyatakan bahwa, “aktivitas belajar banyak sekali macamnya, maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut”. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, kegiatan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar

6. Kegiatan-kegiatan metric

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor- faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan.

Dokumen terkait