• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kegiatan Belajar 1 : Pengelasan Busur Api ( Acetelyine)

dan Pengelasan Busur Cahaya ( Las

Listrik) , Kesehatan Kerja dan

Lingkungan ( K3L)

a.Tujuan Kegiatan Belajar 1

Setelah mempelajari topik ini diharapkan siswa mampu :

1). Mengetahui langkah-langkah umum K3L dalam pengelasan,

pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan.

2). Menjelaskan pengertian las secara umum, penggunaan las

dan keuntungan pengelasan.

3). Menjelaskan macam -macam las dengan benar.

4). Menjelaskan macam -macam kampuh sambungan las.

b.Uraian Materi 1

1) . Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

Setiap pekerjaan hendaknya selalu mengutamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan lingkungan. Apalah artinya sebuah kemajuan zaman (modernisasi) tetapi selalu mengancam keselamatan dan kesehatan jiwa manusia dan merusak lingkungan. Cepat atau lambat kemajuan itu akan menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu Negara kita mempunyai Undang-undang tentang keselamatan kerja yang melindungi hak kelangsungan hidup manusia dan kelestarian alam.

Dalam kaitannya kerja body kendaraan perlu diketahui langkah-langkah yang berhubungan dengan K3L (keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan). Langkah-langkah umum K3L antara lain :

a). Letak, bentuk dan lay out bangunan/ bengkel harus sesuai dengan K3L. Hal ini dibuktikan dengan ijin Pemerintah tentang pendirian bangunan.

b). Adanya SPL (Saluran Pembuangan Limbah) yang menjamin K3L

atau pengelolaan limbah industri yang sesuai dengan ketentuan Pemerintah.

c). Perlu diadakan penyuluhan tentang K3L dari instansi yang

berwenang kepada semua warga bengkel atau sekolah (dalam hal ini SMK Program Diklat Body Kendaraan). Dengan demikian warga sekolah dapat sadar terhadap pentingnya langkah K3L. Langkah beserta peralatan K3L secara khusus pada pengelasan, Pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan sebagian sudah ada dalam penyampaian materi pada modul ini.

2) . Penge rtian umum tentang pengelasan, pematrian

Menurut Duetch I ndustrie Normen (DI N) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau paduan logam yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Las merupakan sambungan setempat dan untuk mendapatkan keadaan lumer atau cair dipergunakan energi panas. Dari keterangan tersebut mengelas adalah menyatukan dua bagian logam atau lebih dengan mengadakan ikatan metalurgi dibawah pengaruh panas. Untuk mendapatkan ikatan metalurgi ada banyak cara dilakukan, yakni :

a). Logam yang disambung dipanasi sampai pada suhu tertentu

yang terletak dibawah atau diatas sedikit titik lebur, kemudian logam yang disatukan dengan cara ditekan atau dipukul (las Tekan).

b). Logam yang disambung bersama-sama dengan bahan tambah

c). Bahan tambah dicairkan kemudian diletakkan pada logam yang disambung (pada Pematrian).

Keuntungan penggunaan las adalah :

a). Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.

b). Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih cepat.

c). Bahan lebih hemat.

d). Konstruksi lebih ringan.

e). Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).

Dari pengertian pengelasan secara umum diatas, maka cara pengelasan dibedakan menjadi beberapa macam, yakni :

a). Las Tekan

(1).Las Resistansi Listrik

(2).Las Tempa

(3).Las Tekan yang lain

b). Las Cair (1).Las Gas

(2).Las Cair Busur Listrik

(a).Elektrode tak terumpan (Las TI G/ Wolfram)

(b).Elektrode Terumpan

?

Las Busur pelindung Gas (Las MI G, Las CO2)

?

Las Busur pelindung Fluks (elektrode terbungkus,

elektrode I nti, elektrode rendam.

?

Las Busur tanpa pelindung

(c).Las Termit (d).Las Terak

(3).Pematrian (a).Patri Keras (b).Patri Lunak.

3) . Kualitas Hasil Pengelasan

Kualitas hasil pengelasan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : Teknik Pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh panas serat jenis kampuh yang tepat.

a) . Teknik Pengelasan

Faktor yang mempengaruhi kualitas las pada pengelasan ini adalah posisi mengelas, bentuk kampuh sambungan, kecepatan mengelas, brander las yang dipakai (untuk las gas), ukuran elektrode (las Busur).

b) . Bahan logam yang disambung

Logam yang dipanasi sampai keadaan lumer/ meleleh, maka pada proses pendinginan kembali akan terjadi perubahan sifat elastisitas logam, jika didinginkan secara perlahan logam akan menjadi kenyal dan jika didinginkan mendadak (dengan cepat) logam akan menjadi getas. Logam yang dipanasi tersebut akan mengalami perubahan komposisi kimia yang terkandung, trutama unsur karbon (C). Logam yang meleleh pada temperatur tinggi akan lebih banyak mengandung gas dari pada logam yang meleleh pada temperatur rendah, dan berakibat logam menjadi keropos. Untuk menghindari keropos tersebut maka sewaktu pengelasan perlu diberi bahan fluks (bahan pelindung). Perlu diketahui pula bahwa logam yang disambung diusahakan mempunyai titik lebur yang sama, sehingga proses penyambungannya menjadi sempurna.

c) . Pengaruh Panas

Akibat pengaruh panas terjadi ekspansi dan pemuaian, sehingga menimbulkan tegangan-tegangan skunder yang tidak diinginkan. Pada proses pendinginan logam lasan yang meleleh/ cair akan menjalani proses pembekuan. Selama pembekuan akan terjadi reaksi pemisahan (retak), terbentuk lobang halus, serta terbentuknya oksida-oksida. Reaksi pemisahan ada beberapa macam yakni : (a) pemisahan makro, yaitu : terjadinya perubahan pada garis lebur menuju ke garis sumbu las, (b) pemisahan gelombang, yaitu : terputusnya gelombang manik las, dan (c) pemisahan mikro, yaitu : terjadinya perubahan komponen dalam satu pijar atau bagian dari satu pilar.

d) . Macam- macam Kampuh Sambungan Las

Pada rancang bangun suatu konstruksi ada berbagai macam bentuk kampuh sambungan las. Dalam uraian ini dibedakan menjadi tiga kelompok kampuh sambungan las yakni : kampuh lurus, kampuh sudut, dan kampuh Te.

c. = 0 c. = 2-3 mm c. = 2-3 mm

s. = 1-2 mm s. = 2-6 mm s. = 4-6 mm

c. : jarak logam s. : Tebal logam

(a). I Tertutup (b). I Terbuka (c). I Terbuka Lebar

55

º-70º

c. = 0 c. = 2 – 3 mm c. = 2-3 mm

t. = 3 mm t. = 3 mm t. = 3 mm

s. = 6-26 mm s. = 6-26 mm s. = 6-26 mm

t. : Tinggi bidang sentuh

s. = 12-40 mm s. = 12-40 mm s. = 12-40 mm

(g). Kampuh Ka (h). Kampuh Eks (i). Kampuh 2/ 3 Eks

(j). Kampuh U (k). Kampuh ½ U (l) Kampuh Dobel U

Gambar 1. Kampuh sambungan Las bentuk LURUS

(a). Kampuh Sudut Membujur (b). Kampuh Sudut Melintang

(e). Kampuh Kowak (f). Kampuh Lubang

Gambar 2. Macam-macam Kampuh Sambungan Sudut

(a). Kampuh Te Tumpul (b). Te ½ - Ve

(c). Kampuh Te – Ka (d). Kampuh Te ½ U

4) . Perencanaan Prosedur Pengelasan

Untuk merencanakan prosedur pengelasan perlu diketahui beberapa jenis logam dan jenis pengelasan yang biasa dipakai.

a) . Pengelasan Besi.

(1). Klasifikasi

Bahan loga ferro biasanya mengandung karbon 0 s.d 4,5% dan dibagi dalam tiga golongan yaitu : besi (kadar CO : 0 – 0,008% ), baja (kadar CO : 0,008 – 2,0% ), dan besi cor (kadar CO 2,0 – 4,5% ). Dalam besi kandungan karbon dan unsur paduan sangat rendah, karena itu besi tidak dapat dikeraskan dengan pendinginan celup. Besi tempa adalah besi yang mengandung terak silikat antara 2 – 4% , besi ingot adalah besi yang murni. Keduanya adalah besi dengan kadar karbon rendah yang diproses secara khusus untuk penggunaan tertentu.

(2).Jenis las yang dipakai

Pengelasan besi tempa : Las Busur Elektrode Terbungkus dengan suhu rendah. Pengelasan besi ingot : las Busur Elektrode Terbungkus dengan suhu tinggi.

b) . Pengelasan Baja Karbon

(1).Klasifikasi

Baja karbon : paduan besi dan karbon dengan sedikit Si,Mn,P,S dan Cu. Sifatnya tergantung dari kadar karbonnya, sehingga dibedakan menjadi baja karbon tinggi (kadar karbon 0,45 – 1,70% ) dan baja karbon rendah (kadar karbon kurang dari 0,30% ).

(2).Jenis las yang dipakai

Baja karbon rendah : baja yang mudah dilas sehingga dapat dipakai semua teknik pengelasan. Hasil pengelasannya sangat tergantung dari kesempurnaan langkah persiapan.

Baja karbon tinggi : karena mudah menjadi keras dan hidrogen difusi menyebabkan baja karbon tinggi peka terhadap retak las. Oleh karena itu perlu dilakukan pemanasan mula. Baja ini dapat dilas dengan las busur, tetapi pemilihan elektrode harus diperhatikan (lihat tabel)

Ta be l 1. Pemilihan Elektrode Terbungkus untuk Baja Karbon

c) . Pengelasan Baja Cor

(1).Klasifikasi :

Lihat tabel berikut untuk mengetahui paduan baja cor dan penggunaannya :

Tabel 2. Klasifikasi Baja karbon Cor

Jenis Baja Cor Unsur Panduan

Tahan Aus 0,40< C dengan tambahan Cr,Al,Ni -Cr atau Cr-V-Mn. Tahan Karat Cr, Ni at au Cu

(2).Jenis las yang dipakai

Jenis las yang dapat dipakai : seperti pengelasan baja karbon atau baja campuran rendah dengan komposisi kimia yang sam a. Cara yang banyak dipakai adalah penggunaan las busur lindung, sedangkan untuk sambungan sederhana dapat dipakai las busur rendam.

d) . Pengelasan Besi Cor

(1).Klasifikasi Besi Cor

Besi cor adalah paduan besi-karbon dengan kadar C lebih rendah dari 2% dengan tam bahan unsur lain seperti Si, Mn, P, S dan lain sebagainya. Dalam penggunaan tertentu masih ditambah lagi dengan Ni, Cr, dan Mo. Kekuatan besi cor pada umumnya lebih rendah dari baja cor, pada type tertentu kekuatannya sama baja cor.

(2).Sifat mampu las Besi Cor

Sifat mampu las besi cor dibandingkan dengan las besi dan baja lainnya lebih rendah. Penyebabnya : (a). Bila terjadi pendinginan yang cepat akan terbentuk besi cor putih yang keras, getas dan mudah patah. (b). Persenyawaan gas CO dari besi cor dan O2 atmosfir las membentuk gas CO yang menyebabkan lubang halus. (c). Tegangan sisa pada sudut, rusuk dan tempat perubahan tebal mnyebabkan besi cor mudah retak. (d). Bila dipanaskan lama, grafit besi cor menjadi kasar dan besi cor banyak berisi pasir dan berrongga. Elektroda tidak mudah sesuai dengan induknya, sehingga terjadi lubang-lubang halus.

(3).Cara Pengelasan Besi Cor

Tujuan dari pemanasan mula disini adalah agar tidak terjadi pendinginan cepat, sehingga tidak mudah retak.

(4).Elektrode Untuk Pengelasan besi Cor

Cara pemilihan elektroda pengelasan besi cor yang disesuaikan dengan bahan induknya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Klasifikasi Elektrode pengelasan besi cor

Untuk pemilihan elektrode pengelasan besi cor dapat dilihat pada tabel 3. diatas.

(5).Prosedur Pengelasan besi Cor

Prosedur pengelasan pada besi cor dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut: (a). Bentuk alur pengelasan, (b). Pemanasan mula logam induk untuk mencegah terjadinya pendinginan yang cepat sehingga tidak mudah retak, (c). Proses pengelasan sesuai dengan mesin las yang dipakai.

Tabel diatas menunjukkan sifat dari beberapa elektrode terbungkus untuk pengelasan besi cor dan bentuk alur untuk pengelasan reparasi besi cor.

c. Rangkuman 1

Dari uraian materi diatas dapat dirangkum sebagai berikut :

1) K3L adalah wajib dilakukan sebagai upaya dalam melindungi hak

kelangsungan hidup baik manusia, hewan dan lingkungannya.

2) Dalam Proses pengelasan harus memperhatikan langkah K3L,

terlebih dalam pengelasan menggunakan las gas selalu berhubungan dengan gas yang mudah terbakar.

3) Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam atau lebih

dengan mengadakan ikatan metalurgi dibawah pengaruh panas.

4) Dalam pengelasan, logam yang disambung diharapkan

mempunyai titik lumer yang sama, sehingga ketika mencair akan bersama-sama dan akan terjadi ikatan yang kuat.

5) Kampuh penyambungan las ada tiga macam yakni : kampuh

sambungan lurus, kampuh sambungan Sudut dan kampuh sambungan Te.

6) Untuk mempermudah pengelasan pada beberapa jenis logam

kita perlu mengenali sifat dan karakteristik logam tersebut. Dalam modul ini dibahas pengelasan pada Besi dan Baja yang terdiri dari : Besi, Baja karbon (Baja karbon rendah dan baja karbon tinggi), Baja Cor dan Besi Cor.

d.Tugas 1

Agar siswa lebih menguasai materi kegiatan I ini maka perlu diberikan tugas antara lain :

1. Buatlah poster sederhana tentang keselamatan, Kesehatan Kerja

dan Lingkungan yang berhubungan dengan Pengelasan dan Pematrian.

e. Tes Formatif 1

1) Jelaskan proses terjadinya ikatan metalurgi?

2) Sebutkan tiga keuntungan dari pengelasan dibandingkan

dengan proses penyambungan yang lain.

3) Apa saja yang mempengaruhi kualitas pengelasan?

4) ada berapa jenis kampuh dalam proses pengelasan?

Sebutkan!

5) Apa perbedaan yang mendasar dari beberapa jenis logam

dibawah ini :

a) Besi

b) Baja Karbon Rendah

c) Baja Karbon Tinggi

d) Baja Cor

e) Besi Cor

f. Kunci Jaw aban Formatif 1

1) Logam dasar yang disambung berikut bahan tambah (jika

diperlukan) dipanasi dan mencair dalam waktu yang bersamaan, selanjutnya setelah dingin akan menjadi sambungan terpadu yang sangat kuat.

2) Keuntungan dari pengelasan antara lain :

a) Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.

b) Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih cepat.

c) Bahan lebih hemat.

d) Konstruksi lebih ringan.

e) Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).

3) Faktor yang mempengaruhi kualitas pengelasan antara lain :

Teknik pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh panas.

4) Kampuh penyambungan las ada tiga macam yakni : kampuh

sambungan lurus, kampuh sambungan Sudut dan kampuh sambungan Te.

5) Perbedaan yang mendasar dari beberapa jenis logam dibawah

ini dilihat dari kandungan karbonnya :

a) Besi : mengandung karbon 0 s.d. 4,5% .

b) Baja Karbon Rendah : mengandung karbon kurang dari

30% .

c) Baja Karbon Tinggi : mengandung karbon 0,45% s.d.

1,70%

d) Baja Cor : mengandung karbon kurang dari 0,40% .

e) Besi Cor : mengandung karbon kurang dari 2% .

6) Tujuan dari pemanasan mula pada pengelasan besi cor adalah

agar tidak terjadi pendinginan cepat, sehingga tidak mudah retak.

f. Lembar Kerja 1

1) . Alat dan Bahan :

a). Peralatan dan Bahan Las Acetelyne dan las Listrik

b). Kain majun

2) . Keselamatan Kerja :

a). Tidak melakukan pekerjaan dengan bergurau.

b). I kuti petunjuk dari instruktur/ guru pembimbing dan

petunjuk yang tertera dari lembar kerja.

c). Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan prosedur

yang benar.

d). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan

pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.

3) . Langkah Kerja :

a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,

efektif dan seefisien mungkin.

b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan guru/

instruktur dan atau yang ada di job sheet.

c). Lakukan demonstrasi pelaksanaan K3 pada pekerjaan

pengelasan!

d). Lakukan pengenalan bentuk-bentuk kampuh las!

e). Lakukan pengenalan jenis-jenis las!

f). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara

ringkas.

g). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan

yang telah digunakan seperti keadaan semula.

4) . Tugas :

a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.

b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh

2. Kegiatan Belajar 2 : Prosedur Pengelasan Las Busur Api

dan Las Busur Cahaya Elektroda

Terbungkus

a.Tujuan Kegiatan Belajar 2

Tujuan dari kegiatan belajar ini agar setelah mempelajari prosedur pengelasan diharapkan siswa dapat :

1). Menyebutkan langkah K3 (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Lingkungan) dalam las acetelyne dan las busur dengan benar.

2). Menyebutkan peralatan las acetelyine dan las busur beserta

kegunaannya dengan benar.

3). Mengoperasikan peralatan las acetelyne sesuai dengan

prosedur yang benar.

4). Melakukan langkah persiapan pengelasan dengan benar.

5). Menentukan prosedur pengelasan yang dipakai (las acetelyn

atau las busur) dan melakukan pengelasan logam tersebut dengan prosedur yang benar dan hasil pengelasan yang baik.

6). Melakukan langkah akhir pengelasan seperti menutup semua

semua regulator las acetelyne, mematikan tombol las listrik sesuai dengan urutannya, merapikan kembali peralatan dan tempat kerja pengelasan sesuai dengan K3L, serta menjaga peralatan las agar lebih awet sehingga mampu beroperasi secara optimal.

b.Uraian Materi 2

1) . Langkah persiapan pengelasan dan K3L

Sebelum melakukan pengelasan logam ada beberapa langkah yang perlu dilakukan siswa terlebih dulu sebagai persiapan yakni :

a). Membuat rencana kerja yang meliputi jadwal pengelasan, proses pengelasan, alat- alat dan bahan yang diperlukan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan, perlakuan setelah pengelasan, pengaturan pekerjaan dan lain-lain.

b). Menentukan pengelasan yang akan dikerjakan. Hal ini

kaitannya dengan jenis logam dan ketebalan logam.

c). Menentukan posisi pengelasan. Posisi pengelasan yang terbaik

dilihat dari sudut kwalitas sambungan dan efisiensi pengelasan adalah posisi datar.

d). Mempersiapkan alat perakit atau alat bantu. Alat ini

berfungsi : (a.) memungkinkan pelaksanaan pengelasan posisi datar sebanyak-banyaknya, (b.) menahan terjadinya deformasi bahan, (c.) memperbaiki efisiensi dengan memudahkan pelaksanaan pengelasan atau memungkinkan pengelasan otomatik dalam produksi besar -besaran.

e). Melakukan las ikat dengan mengelas bagian-bagian tertentu

untuk mengikat agar obyek las tidak banyak berubah bentuk. Las ikat bersifat sementara.

f). Pembersihan, Pemeriksaaan dan perbaikan alur. Jika sudah

dirasa tidak ada perubahan alur lasan maka langkah persiapan dianggap cukup dan dapat dilakukan pengelasan alur dengan metode las yang sudah direncanakan.

2) . Las Karbit ( las acetelyne)

a) . Pengertian Umum

Las cair busur cair gas biasa disebut sesuai dengan bahan bakar gas yang dipakai misalnya las karbit karena menggunakan bahan bakar gas karbit, las elpiji karena gas elpiji yang dipakai dan seterusnya. Bahan bakar yang biasa dipakai pada pengelasan

busur cair gas antara lain : gas acetelyne (karbir), gas propan, gas hydrogen, gas elpiji dll. Dalam materi ini kami membatasi materi dengan las karbit. Las karbit termasuk pengelasan leleh yaitu bagian yang akan dilas dipanasi pada lokasi sambungan hingga melampaui titik lebur dari kedua logam yang akan disambung. Dengan meleburnya kedua logam tersebut akan menyatu (tersambung) dengan atau tanpa adanya bahan tambah. I katan dengan prosedur tersebut biasa disebut sebagai ikatan Metalurgi.

b) . Peralatan dan Bahan

Dalam pengelasan karbit kita memerlukan beberapa peralatan yang harus disiapkan agar proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil yang sempurna. Peralatan tersebut yakni : (1).Brander Listrik (2).Regulator (3).Gas Asetelyne (4).Gas Oksigen (5).Katup pengaman

(6).Kaca Mata Las

(7).Tang Penjepit (8).Sarung Tangan (9).Sumber Api (10).Palu Besi (11).Pembersih Brander (12).Kunci Tabung (13).Sikat Baja

( 1) Brander Las

Brander las sebagai tempat bercampurnya gas karbit dengan oksigen (O2) untuk kemudian dinyalakan menjadi busur api yang nantinya digunakan untuk mengelas. Agar terjadi busur api yang sesuai dengan yang kita inginkan maka campuran gas karbit dan oksigen harus disesuaikan. Oleh karena itu pada bagian brander ini dilengkapi penyetel baik penyetel gas karbit maupun oksigen. Penyetel ini juga berfungsi untuk menyalakan dan mematikan busur api las karbit serta sebagai katup pengaman pertama bila terjadi aliran balik busur api. Pada ujung brander dilengkapi torekh. Torekh memiliki ukuran dari kecil sampai ukuran besar. Ukuran yang terdapat pada torekh menunjukkan ukuran tebal plat yang dapat disambung. Oleh karena itu torekh yang terdapat pada brander dapat dilepas dan diganti dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran tebal plat yang akan disambung.

( 2) . Regulator

Seperti istilah pada umumnya regulator adalah alat pengukur atau pembatas ukuran. Pada las karbit ini regulator berfungsi untuk mengukur tekanan gas pada tabung dan membatasi tekanan gas yang keluar dari tabung, baik oksigen maupun karbit.

Dalam 1 unit las karbit terdapat dua regulator yaitu regulator gas karbit dan regulator gas oksigen. Masing-masing regulator tersebut dilengkapi dengan dua buah manometer, manometer yang dekat dengan tabung sebagai alat pengukur tekanan gas dalam tabung dan manometer yang jauh dari tabung sebagai alat pengukur tekanan gas yang keluar dari tabung.

( 3) . Gas Karbit ( Acetelyne)

Gas karbit banyak digunakan dalam pengelasan busur cair gas daripada bahan bakar lainnya. Hal ini dikarenakan gas karbit memiliki banyak kelebihan diantaranya :

(a).Gas karbit mudah dibuat dan tidak beracun. Jika dihisap untuk

mengenali dari baunya tidak berbahaya.

(b).Mempunyai sifat menyerap asam, sehingga dapat mengurangi

oksidasi (memiliki daya reduksi).

(c). Gas karbit (acetelyne) mempunyai nilai panas yang tinggi,

karena suhu api yang dicapai pada gas karbit sangat tinggi.

Tabel 5. Suhu Api Las Acetelyne

Nama Gas Suhu Api

Oksi - Gas karbit 3.100 – 3.200 ºC

Oksi - Gas Propana 2.500 ºC

Oksi - Gas Hydrogen 2.370 ºC

Oksi - Gas Coal 2.200 ºC

Udara – Gas Karbit 2.450 ºC

Udara – Gas Coal 1.871 ºC

Udara – Gas Propana 1.750 ºC

(d).Kecepatan pembakaran sangat tinggi.

Ga mbar 6. I lustrasi pembuatan gas Acetelyne/ karbid

Cara pembuatan gas karbit (acetelyne) ada tiga cara, yakni : sistem tetes, sistem cebur, dan sistem celup. Dari ketiga sistem tersebut yang dianggap paling efektif adalah sistem tetes. Reaksi kimia yang terjadi adalah :

Ca.C2 + 2.H2O Ca(OH)2 + C2H2 + g

Ca.C2 : Batu Karbid H2O : Air

Ca(OH)2 : Kapur Terguyur

C2H2 : Gas Karbid g : Panas

Batu karbit 1 kg dapat menghasilkan gas karbit sekitar 250 – 300 kg gas. Pada tabung gas karbit (acetelyne) yang dipasarkan

berisi 40 liter dengan tekanan 15 bar. Tabung gas karbit tidak boleh kena panas, karena jika terkena panas hingga suhu diatas

100

º

C pada tekanan 2 bar dapat meledak.

Batu karbit (Calsium carbide) dapat diperoleh dengan cara memanaskan atau melebur batu kapur (Ca) dan arang (C) dalam tungku listrik, reaksi kimiannya :

Ca.O + 3C Ca.C2 + C.O2

( 4) Gas Oksigen

Banyak sedikitnya gas oksigen berpengaruh pada suhu pembakaran. Kekurangan oksigen pada reaksi pembakaran dengan gas karbid akan berakibat suhu pembakaran rendah. Oksigen diperoleh dengan cara menguraiakan air atau menguapkan udara cair.

Oksigen dipasaran biasa dijual dengan isi 40 liter dengan

tekanan : 125 bar, 150 bar dan 200 bar pada suhu 15

º

C.

Pemakaian oksigen = volume tabung x penurunan tekanan, sedangkan pemakaian gas karbid = 0,9 x pemakaian oksigen.

Tekanan kerja yang dipakai pada gas oksigen antara 3-4 bar dan untuk gas karbid pada pembakar besar 0,5 – 0,6 bar, sedang pada pembakar kecil berkisar 0,3 – 0,4 bar.

( 5) Katup Pengaman tekanan balik

Perlu diperhatikan bahwa tekanan kerja untuk gas karbid harus lebih kecil dari 1,5 bar. Kandungan campuran gas karbid dengan oksigen sebesar 2,6% mudah meledak. Gas karbid lebih ringan daripada udara, oleh karenanya tidak boleh bocor. Selanjutnya logam yang bersentuhan dengan gas karbit, kandungan tembaga (Cu) tidak boleh lebih dari 70% .

Keterangan:

1. Sambungan slang

2. Katup pengaman sulutan balik

3. Perintang api (terbuat dari baja yang berpori-pori dan anti karat).

4. Ruang antara

5. Mur sambungan untuk sambungan pembakar

Ga mbar 6. Katup Pengaman Gas Karbid

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja (kebakaran) maka perlu dipasang katup pengaman untuk menghindari terjadinya tekanan dan pembakaran balik. Tekanan balik akan terjadi ketika tekanan udara luar lebih kecil dari tekanan dalam tabung, atau biasa terjadi ketika gas karbid dalam tabung sudah mulai habis.

( 6) Kacamata Las

Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan

Dokumen terkait