• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

2.1.1 Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

Belajar, mengajar, dan pembelajaran merupakan proses penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan. Perwujudan pendidikan secara nyata dapat dilaksanakan melalui pelaksanaan belajar, mengajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara ketiga hal tersebut, maka pembahasan mengenai belajar, mengajar, dan pembelajaran perlu dipahami secara baik dan bertahap.

Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Harold Spears dalam Suprijono (2010: 2) mendefinisikan bahwa belajar merupakan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Slavin dalam Rifa’i dan Anni (2009: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri individu yang disebabkan oleh suatu pengalaman. Sedangkan menurut Morgan et. al. dalam Rifa’i dan Anni (2009: 82) belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena dari praktek atau pengalaman. Setelah memahami pengertian belajar menurut beberapa ahli tersebut maka dapat dipahami bahwa pengalaman merupakan unsur yang penting dalam belajar.

Pengalaman menjadi sebab utama terbentuknya perubahan perilaku yang bersifat permanen pada diri seseorang. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai unsur belajar, Rifa’i dan Anni (2009: 82-3) menyatakan bahwa konsep belajar memiliki tiga unsur utama:

2.1.1.1Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku

Perilaku berkaitan dengan tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Contoh perilaku yang tampak adalah berbicara, menulis, membaca dan sebagainya. Untuk mengetahui bahwa orang tersebut telah melaksanakan belajar atau belum dapat diamati melalui perubahan perilaku yang dialami oleh orang tersebut. Seseorang yang telah belajar akan mengalami perbedaan perilaku dibandingkan sebelum dia belajar.

2.1.1.2Perubahan perilaku tersebut didahului oleh proses pengalaman

Sebelum tejadi perubahan perilaku diperlukan sebuah sebab mengapa perubahan perilaku tersebut dapat terjadi. Sebab tersebut adalah pengalaman yang dilalui oleh orang tersebut. Pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku meliputi pengalaman fisik, psikis dan sosial.

2.1.1.3Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen

Perubahan perilaku dikatakan sebuah hasil belajar apabila perubahan perilaku tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan nyata seseorang. Salah satu contohnya adalah cara seseorang dalam berpakaian yang berakar dari pengalaman masa lalu atau dari belajar di masa lampau, kemudian cara berpakaian tersebut diterapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Hal tersebut menandakan bahwa perubahan perilaku dari hasil belajar bersifat permanen.

Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang dialami seseorang karena adanya pengalaman yang diperoleh, melalui pengalaman tersebut yang diperoleh baik secara langsung maupun berasal dari pengalaman orang lain yang dia ketahui dengan benar. Pengalaman akan menimbulkan perubahan perilaku yang bersifat permanen dan dirasakan secara sadar oleh individu tersebut. Perubahan perilaku tersebut nantinya diterapkan siswa dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan perilaku yang terjadi dalam proses belajar disebabkan oleh pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Perubahan individu bukan disebut belajar apabila disebabkan oleh obat-obatan, adaptasi, penginderaan, kekuatan mekanik, pertumbuhan, dan kematangan fisik, karena hal-hal tersebut bukan merupakan pengalaman. Contoh dari perubahan individu yang bukan berasal dari pengalaman

adalah penggunaan multivitamin, isu, perubahan tinggi badan, dan pertambahan berat badan.

Contoh dari perubahan perilaku yang diperoleh karena suatu pengalaman dalam proses belajar adalah cara makan seseorang. Cara makan seseorang merupakan hasil dari proses belajar yang dia peroleh berdasarkan pengalaman masa lalu yang diperoleh secara langsung. Individu tersebut melihat saat ibu menyuapi makanan padanya. Berawal dari pengalaman tersebut si individu akan mulai belajar untuk meniru dan melaksanakan cara makan tersebut secara permanen dalam kehidupannya. Oleh sebab itu untuk membentuk perubahan perilaku dengan baik perlu adanya proses yang disebut dengan mengajar seperti yang dilakukan si ibu. Gambaran mengajar yang dilaksanakan oleh si ibu merupakan proses penyampaian yang dapat menimbulkan perubahan perilaku melalui cara tertentu. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai mengajar dalam pendidikan ada beberapa pengertian mengajar menurut beberapa sumber dalam Slameto (2010: 29) antara lain adalah:

(1) Definisi lama menyatakan bahwa mengajar merupakan penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus.

(2) Menurut DeQueliy dan Gazali mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.

(3) Definisi mengajar di negara-negara modern adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian mengajar tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah cara yang dirancang oleh guru atau pendidik dengan sebaik mungkin supaya proses belajar dapat menghasilkan perubahan perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Seperti contoh dalam cerita sebelumnya, si ibu dapat menggunakan cara modeling dan praktek secara langsung kepada anak supaya anak tersebut dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan cara makan dengan baik dalam kehidupanya. Modeling atau praktek dalam cerita tersebut yang disebut dengan rancangan cara, sedangkan tujuan yang ingin dicapai yaitu supaya anak tersebut dapat mengetahui, memahami dan menerapkan cara makan yang baik dalam kehidupanya. Seluruh proses belajar dan mengajar akan dikemas lebih kompleks dalam satu alur yang disebut dengan pembelajaran. Pada pembelajaran mengandung seluruh unsur belajar dan mengajar yang dirancang lebih kompleks dan ditunjang oleh unsur-unsur lain yang lebih lengkap.

Pembelajaran menurut Suprijono (2010: 13) berdasarkan makna lesikal adalah berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan mendasar pada istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar sedangkan murid belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru menggorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam prespektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswa untuk mempelajarinya. Pembelajaran berpusat pada siswa.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipahami bahwa pembelajaran mencakup seluruh aspek atau komponen belajar seperti tujuan, model, metode,

media, dan sebaginya. Proses pembelajaran tidak berpusat pada guru saja, siswa harus turut aktif dalam pembelajaran sehingga terjalin suasana belajar yang interaktif antara guru dan siswa.

Dokumen terkait