• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

3. Belajar, Pembelajaran dan Pembelajaran Seni Tari

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dalam lingkungan (Sumiati dan Asra, 2009:38). Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memproleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi oleh siswa (Muhibbinsyah, 2011: 92).

Belajar adalah kunci key term (istilah kunci) yang paling vital pada setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan (Muhibbinsyah, 2011: 93).

Suamiati dan Asra dalam bukunya metode pembelajaran (2009: 59), menjelaskan ada beberapa faktor dalam belajar, antara lain: 1) Motivasi untuk Belajar

Motivasi pada pada dasarnya adalah dorongan dari dalam diri individu yang muncul untuk melakukan tingkah laku. Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku dalam belajar. Motivasi belajar mempunyai peranan cukup besar dalam pencapaian hasil belajar. Tanpa motivasi belajar siswa tidak dapat belajar.

2) Tujuan yang hendak Dicapai

Tujuan pembelajaran adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan. Karena tujuan menuntut kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagaimana gambaran tentang hasil akhir dari sesuatu kegiatan.

3) Situasi yang Mempengaruhi Proses Belajar

Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar antara lain:

a) Siswa sebagai Individu yang Unik

Keadaan diri siswa sendiri merupakan satu komponen situasi belajar. Hal ini berarti situasi belajar antara seorang siswa dengan yang lain berbeda. Implikasi terhadap proses atau peristiwa belajar itu sendiri. Hal itu semua harus disesuaikan dan didasarkan dengan keadaan diri sendiri.

b) Keadaan atau Situasi Belajar

Keadaan siswa ketika sedang belajar sangat berpnegaruh pada hasil belajar. Keadaan siswa itu berkaitan dengan kondisi fisik maupun mental.

c) Proses Belajar

Proses belajar memerlukan metode, teknik dan waktu.hal ini menunjukkan keadaan yang berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, juga terhadap materi pembelajaran yang satu dengan yang lain.

d) Guru

Guru merupakan salah satu komponen situasi belajar. Keadaan guru dapat mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan keadaan guru berkaitan dengan kepribadian, kemampuan dan kondisi fisik maupun mental, sehingga belajar akan dapat berlangsung dengan baik dan sampai pada tujuan yang ingin dicapai.

e) Teman

Seringkali keberhasilan ataupun kegagalan belajar disebabkan oleh teman bergaul maupun teman belajar. Oleh karena itu harus dipertimbangkan dalam memilih teman agar jangan sampai menjadi penyebab dalam kegagalan belajar.

f) Program yang Ditempuh

Apa yang dipelajari oleh siswa pada umumnya terfokus pada program pendidikan yang ditempuh. Oleh karena materi pembelajaran yang sedang dipelajari seharusnya disertai dengan motivasi, minat dan sesuai dengan bakat siswa itu sendiri.

b. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu interaksi yang dilakukan secara sadar antara siswa dan lingkungan, sehingga terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran ada banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran baik faktor internal dari individu maupun faktor eksternal dari luar diri individu. Dalam pembelajaran tugas utama guru adalah mengondisikan bagaimana pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan ilmu yang disampaikan dapat dimengerti oleh siswa. Maka dari itu diperlukan strategi pembelajaran untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana guru menjadi fasilisator dan motivator pada siswa, bukan pada materi apa yang akan disampaikan. Pembelajaran lebih menggambarkan bahwa siswa lebih banyak berperan dalam mengembangkan pengetahuan bagi dirinya. Dalam pembelajaran yang menempatkan peranan guru sebagai pusat dari proses, anatara lain guru berperan sebagai sumber informasi,

pengelola kelas dan menjadi figur yang harus diteladani. Oleh karena itu peranan guru menjadi sangat aktif dalam proses pembelajaran.

Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu pada hasil yang diharapkan. Ini berarti bahwa dalam merencanakan pembelajaran, tujuan pembelajaran ditetapkan lebih dulu, selanjutnya semua kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran atau dikenal juga dengan tujuan instruksional pada dasarnya merupakan rumusan tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah melakukan proses belajar, atau setelah mengikuti proses pembelajaran (Sumiati dan asra, 2009: 86).

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Pembelajaran adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal (Sugihartono dkk, 2007:81). Nasution 2005 (dalam Sugihartono dkk, 2007:80) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

Dari pengertian-pengertian pembelajaran diatas dapat dimaknai oleh penulis bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya kegiatan rancangan atau program yang didesain untuk memperkembangkan dan meningkatkan potensi yang dimiliki agar siswa belajar secara aktif. c. Pembelajaran Seni Tari

Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak tubuh yang ritmis. Karya seni tari adalah ekspresi atau perwujudan sesuatu yang dibentuk tidak melalui berbagai perbedaan tetapi melalui elemen yang harmonis sebagai kesatuan keseluruhan untuk dinikmati secara estetis (Murdiyati, 2009:26).

Dari pengertian tersebut jelas kita dapat melihat bahwa seni tari sangat erat kaitannya dengan gerak, musik, dan ekspresi. Ketiga hal tersebut menjadi hal yang penting dalam seni tari. Menari harus mempersatu padukan ketiga hal tersebut sehingga dapat dinikmati dan diapresiasi oleh diri kita sendiri maupun oleh orang lain.

Pada dasarnya dalam pendidikan seni tari, anak-anak tidak dapat lepas dari peniruan-peniruan gerak yang sudah menerapkan pola dimana kegiatan seninya tidak bisa dilepas dari prestasi-prestasi dimasa lampau atau tradisi-tradisi yang sudah turun menurun (Depdikbud, 1980:30).

Pembelajaran seni tari merupakan bagian dari pembelajaran seni budaya. Dalam pembelajaran seni tari peserta didik tidak hanya dituntut untuk mengerti secara teori apa itu tari dan sebagainya.

Peserta didik juga dituntut untuk dapat trampil dalam menari melalui pembelajaran praktik tari.

Dalam pembelajaran praktik tari, guru baru akan mengadakan evaluasi jika bahan pengajaran itu telah selesai diberikan. Anak yang akan menjadi pusat perhatian guru ketika guru sedang mengevaluasi. Akan tetapi evaluasi tidak hanya ditinjau dari bahan yang diberikan, melainkan juga ditanjau dari segi metode dan segi pendidikan yang dipakai oleh guru (Depdikbud, 1980:90).

Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran seni tari ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

1) Susunan Geraknya (Wiraga)

Anak-anak dituntut untuk dapat menguasai seluruh susunan gerak tari yang telah diajarkan. Ini sebagai syarat pertama yang harus mereka kuasai sebelum syarat-syarat yang lainnya, sebab tanpa hafal dulu susunan gerak tari, mereka tidak akan dapat menguasai seluruh aspek yang harus dilakukan dalam menari.

Didalam menari, mereka tidak hanya dituntutu ntuk hafal akan gerakan saja, tetapi juga mereka dituntut untuk melakukan setiap gerakan itu dengan baik dan sesuai dengan patokan tari yang telah ditentukan. Hafal akan susunan gerak dari sebuah tarian harus dibarengi pula dengan tepatnya ukuran-ukuran estetik dari setiap gerak itu.

2) Penguasaan Iringannya (Wirama)

Didalam tari, setiap gerakan itu senantiasa disertai oleh irama. Sehingga antara gerakan dan iringan sebagai landasan untuk bergerak, satu sama lain tidak boleh menyimpang. Dengan kata lain, harus serasi. Setiap gerakan harus berpihak pada irama. Dari keduanya harus terjadi saling penyesuaian. Sehingga nantinya antara gerakan dan irama menyatu. Keduanya harus luluh menjadi satu kesatuan yang harmonis, seiring irama.

3) Penjiwaannya (Wirasa)

Menjiawai sebuah tarian berarti memahami apa yang sedang diperankan melalui tarian di atas pentas. Hal ini dipandang sebagai suatu tugas yang cukup berat dalam pelaksanaannya. Masalah menjiwai sebuah tarian adalah merupakan suatu yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam penilaian, sebab disinilah kita akan menjumpai anak yang secara bersungguh-sungguh dalam menari (Depdikbud, 1980:98).

Untuk kepentingan itu, dibawah ini dimuat daftar unsur-unsur sebagai pegangan dalam mengevaluasi seni tari

Tabel 1. Pedoman Evaluasi Seni Tari

No. Nama Unsur yang dinalai

Wiraga Wirama wirasa hafalan

Dokumen terkait