• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belanja Tidak Terduga

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2021 (Halaman 38-42)

BAB V. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH

5.1 Kebijakan Terkait dengan perubahan perencanaan belanja 22

5.2.3 Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas beban APBD untuk keadaan darurat termasuk keperluan mendesak serta pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2020 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya. di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. serta amanat peraturan perundang-undangan.

Belanja Tidak Terduga naik menjadi sebesar Rp. 51.492.411.981,- dari APBD Murni 2021 sebesar Rp. 50.000.000.000,-. Kenaikan ini disebabkan adanya tambahan anggaran untuk Santunan Kematian, percepatan penanganan Covid-19, penanganan bencana alam dan non alam dan Keadaan Mendesak atau Darurat Lainnya.

BAB VI

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali. baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan muncul dalam struktur APBD sebagai akibat penerapan surplus/defisit anggaran.

Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran disebut sebagai penerimaan pembiayaan. sedang pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut pengeluaran pembiayaan. Sehingga penyusunan anggaran pembiayaan daerah akan dipengaruhi oleh kondisi surplus/defisit anggaran. Target pendapatan daerah pada tahun 2021 adalah sebesar Rp. 5.064.068.379.546.- dan belanja daerah sebesar Rp. 5.284.851.940.488.- sehingga terjadi DEFISIT sebesar Rp.220.783.560.942,-. Untuk mencapai anggaran yang berimbang. maka defisit anggaran akan ditutup dari surplus pembiayaan daerah.

6.1 Kebijakan Perubahan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2021 direncanakan akan berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SilPA) tahun anggaran.

SiLPA di tahun anggaran 2020 sebesar Rp. 288.545.560.942,-. Penganggaran SiLPA Tahun Anggaran 2021 didasarkan pada:

• Penghitungan SiLPA mengikat. yaitu SiLPA kegiatan yang telah ditentukan peruntukkannya di tahun anggaran 2020 dan harus dianggarkan kembali;

• Perkiraan penyesuaian pendapatan daerah di tahun anggaran 2020;

Perkiraan efisiensi dan belanja yang tidak terserap sampai dengan akhir tahun anggaran 2021.

6.2 Kebijakan Perubahan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan tertentu sehingga terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah. Untuk tahun anggaran 2021 pengeluaran pembiayaan direncanakan sebesar Rp.67.762.000.000,- yang dipergunakan untuk penyertaan modal daerah sebesar Rp.67.762.000.000,-. Berikut adalah rinciannya:

Tabel VI-1

Pembiayaan Daerah Pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021

Sebelum Perubahan (Murni 2021)

Setelah Perubahan (Perub Kua 2021) 1

1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SILPA)

183.036.004.000 288.545.560.942 105.509.556.942

Jumlah Penerimaan Pembiayaan (1)

183.036.004.000 288.545.560.942 105.509.556.942 2

2.1 Penyertaan Modal 84.762.000.000 67.762.000.000 (17.000.000.000) PDAM 52.412.000.000 52.412.000.000 - PD Bank Pasar 2.500.000.000 2.500.000.000 - PD BPR BKK 1.000.000.000 - (1.000.000.000) Bank Jateng 16.000.000.000 - (16.000.000.000) PT. BPS (Holding Company) 5.000.000.000 5.000.000.000 - PT. Taman Satwa 7.850.000.000 7.850.000.000 - 2,2 Dana Bergulir kepada

Pokmas

4.000.000.000 - (4.000.000.000) Jumlah Pengeluaran

Pembiayaan (2)

88.762.000.000 67.762.000.000 (21.000.000.000) 94.274.004.000 220.783.560.942 126.509.556.942

NO URAIAN

ANGGARAN (Rp)

Bertambah/ Berkurang

Pembiayaan Netto (1-2) Pengeluaran Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan

Berdasarkan uraian pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan tersebut di atas, maka pembiayaan daerah mengalami SURPLUS pembiayaan sebesar Rp.220.783.560.942,-. Surplus pembiayaan ini selanjutnya dipergunakan untuk menutup defisit belanja daerah sebesar Rp.220.783.560.942,-.

BAB VII

STRATEGI PENCAPAIAN

7.1 Strategi Pencapaian Pendapatan

Upaya-upaya untuk mencapai target pendapatan daerah pada tahun 2021 dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan sesuai kewenangan dengan memerhatikan potensi yang ada dengan tetap mendasarkan kepada aspek pelayanan, keadilan, serta kepentingan umum antara lain melalui peningkatan pelayanan pajak dan retribusi dengan memanfaatkan teknologi informasi (e-tax);

2. Meningkatkan law enforcement dalam penegakan perda pajak dan retribusi daerah bekerja sama dengan aparat penegak hukum;

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk memudahkan masyarakat dalam membayarkan kewajibannya kepada Pemerintah Kota Semarang. baik melalui media konvensional maupun media berbasis daring (online);

4. Meningkatkan kapasitas dan integritas aparatur pemungut pajak dan retribusi;

5. Menyederhanakan sistem prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah yang cepat. sederhana. mudah dan akuntabel;

6. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan kualitas. kemudahan. ketepatan dan kecepatan pelayanan;

7. Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat dan wajib pajak/retribusi untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak dan retribusi daerah sesuai ketentuan yang berlaku;

8. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari Dana Perimbangan maupun Bantuan Keuangan Provinsi;

9. Meningkatkan pengelolaan. pemanfaatan dan pengamanan aset daerah;

10. Meningkatkan kinerja manajemen bisnis BUMD (terutama BUMD yang profit oriented) sesuai dengan Rencana Bisnis Anggaran untuk berkontribusi terhadap pendapatan Pemerintah Kota Semarang.

BAB VIII P E N U T U P

Dokumen Perubahan Kebijakan Umum Perubahan APBD (Perubahan KUA) Tahun Anggaran 2021 memberikan dasar bagi penyusunan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPPAS) APBD Tahun Anggaran 2021 dan untuk selanjutnya sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) bagi Perangkat Daerah yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Raperda Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2021.

Setelah ditandatanganinya Nota Kesepakatan Perubahan Kebijakan Umum APBD TA 2021 dan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2021 antara Walikota Semarang dengan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, maka jika dalam proses pembahasan Raperda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 menjadi Perda Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 terdapat kondisi yang menyebabkan perubahan yang tidak sesuai dengan kebijakan umum ini, maka dapat dilakukan penyempurnaan sepanjang disepakati bersama antara Walikota dan Pimpinan DPRD Kota Semarang serta sesuai dengan RPJMD Tahun 2016 – 2021 dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Perubahan tersebut dapat langsung ditampung dan/atau disesuaikan pada saat proses pembahasan Rancangan Perubahan APBD TA 2021 tanpa perlu melakukan perubahan Nota Kesepakatan Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2021.

Semarang, 24 September 2021

WALIKOTA SEMARANG

PIMPINAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SEMARANG

Selaku. Selaku.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

H. HENDRAR PRIHADI, SE. MM KADARLUSMAN, SE KETUA

MUALIM, S.Pd. MM WAKIL KETUA

H. MUHAMMAD AFIF, Lc WAKIL KETUA

WAHYOE WINARTO WAKIL KETUA

Dalam dokumen PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2021 (Halaman 38-42)

Dokumen terkait