• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIDAK BENAR TERDAPAT PEMILIH TAMBAHAN YANG MELEBIHI JUMLAH SURAT KETERANGAN YANG DITETAPKAN OLEH

DUKCAPIL

88. Tidak benar dalil Pemohon pada halaman 8 sampai dengan 12 yang pada pokoknya menyatakan bahwa terdapat pemilih tambahan yang melebihi jumlahsurat keterangan yang ditetapkan oleh Dukcapil. Apalagi menyimpulkan bahwa lebih dari seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai seorang pemilih mendapat kesempatan memberikan suara pada TPS.

89. Bahwa menurut Pemohon berdasarkan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Walikota Dan Wakil Walikota Yogyakarta Tahun 2017 yang ditetapkan Termohon pada tanggal 24 Februari 2017, jumlah Pemilih tambahan yang menggunakan hak pilihnya sejumlah 2.209 pemilih, sehingga terdapat pemilih tambahan yang melebihi jumlah pemilih yang menggunakan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Dukcapil karena faktanya Dukcapil tidak pernah mengeluarkan E-KTP. Menurut Pemohon pemilih yang menggunakan hak pilihnya berdasarkan Surat Keterangan adalah 1.179 yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh Termohon. Mengenai hal ini perlu Termohon jelaskan bahwa Pemohon tidak memahami apa yang dimaksud dengan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

90. Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan pemilih potensial non KTP-Elektronik sejumlah 15.483 tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta Tahun 2017 adalah tidak benar karena berdasarkan Surat KPU Nomor 556/LPU/X/2016 perihal penyusunan tindak lanjut Formulir Model A.B-KWK dan Formulir Model A.C-KWK, Termohon telah melakukan upaya dengan berkoordinasi dengan Dindukcapil Kota Yogyakarta dengan melakukan pencermatan dan pesandingan data base Dindukcapil Kota Yogyakarta, nama-nama yang terdapat dalam data base tetap dimasukan kedalam daftar pemilih. (Bukti TB-008)

91. Bahwa untuk menjamin pelaksanaan hak konstitusional warga negara dalam melaksanakan Pemilihan, Pasal 61 ayat (1) UU 10/2016 telah mengatur bahwa “dalam hal terdapat penduduk yang mempunyai hak pilih belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap, yang bersangkutan dapat menggunakan hak pilihnya dengan menunjukan Kartu Tanda Penduduk Elektronik”. Selanjutnya pada ayat (2) disebutkan, “Penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) hanya dapat digunakan di Tempat Pemungutan Suara yang berada di rukun tetangga atau rukun warga atau sebutan lain sesuai dengan alamat yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk Elektronik.” Ayat (3)….”Sebelum menggunakan hak pilihnya penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu mendaftarkan diri pada KPPS setempat dan dicatat dalam Daftar Pemilih Tambahan”.

92. Bahwa berdasarkan Pasal 41A ayat (1) Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2016 dinyatakan bahwa dalam hal pemilih belum memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik, Pemilih dapat memilih dengan menggunakan surat keterangan paling lambat bulan Desember 2018. Selanjutnya dalam Pasal 10 Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota menyatakan bahwa Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT menggunakan hak pilihnya dengan ketentuan menunjukan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau Surat Keterangan kepada KPPS pada saat Pemungutan Suara dan didaftar pada DPTb ke dalam Formulir Model A.Tb-KWK. Hak pilih tersebut hanya dapat digunakan di TPS yang berada di RT/RW atau sebutan lain sesuai dengan alamat yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau Surat Keterangan. Penggunaan hak pilih dimaksud dilakukan 1 (satu) jam sebelum selesainya Pemungutan Suara di TPS.

93. Kemudian terdapat surat edaran dari Kementrian Dalam Negeri Nomor 471.13/10231/DUKCAPIL, perihal format surat keterangan sebagai pengganti KTP Elektronik, tertanggal 29 September 2016 yang ditujukan kepada para Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, pada pokoknya menyatakan bahwa dalam hal penduduk telah melakukan perekaman KTP-el tetapi belum mendapatkan fisik KTP-el, maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota dapat menerbitkan Surat Keterangan sebagai pengganti KTP-el, yang menerangkan bahwa Penduduk tersebut benar-benar sudah melakukan perekaman KTP-el dan penduduk yang bersangkutan telah terdata dalam Database Kependudukan Kabupaten/Kota. Surat Keterangan tersebut dipergunakan, antara lain untuk kepentingan Pemilu, Pemilukada, Pilkades, Perbankan, Imigrasi, Kepolisian, BPJS, Pernikahan, dan kebutuhan lainnya sesuai dengan kebutuhan Daerah.

94. Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pada tingkat KotaYogyakarta jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPTb yakni 2.209Pemilih, sebagaimana terdapat dalam bukti Formulir DC.1-KWK, dimana jumlah Pemilih Tambahan untuk setiap Kecamatan di Kota Jogjakarta adalah sebagai berikut

TABEL II.A.21

JUMLAH DAFTAR PEMILIH TAMBAHAN PER KECAMATAN NO KECAMATAN PPS TPS DPTb L P L+P 1 DANUREJAN 3 51 57 78 135 2 GEDONGTENGEN 2 46 39 38 77 3 GONDOKUSUMAN 5 82 143 168 311 4 GONDOMANAN 2 29 36 42 78 5 JETIS 3 43 56 63 119 6 KOTAGEDE 3 65 109 124 233 7 KRATON 3 44 48 89 137

8 MANTRIJERON 3 69 68 82 150 9 MERGANGSAN 3 73 36 65 127 10 NGAMPILAN 2 32 71 63 134 11 PAKUALAMAN 2 22 22 22 44 12 TEGALREJO 4 61 66 74 140 13 UMBULHARJO 7 134 197 224 421 14 WIROBRAJAN 3 43 48 55 103 JUMLAH 45 794 1.025 1.184 2.209

95. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dalil Pemohon adalah tidak benar karena dapat disimpulkan bahwa seseorang yang tidak terdaftar dalam DPT bisa saja menjadi pemilih dan masuk ke dalam DPTb karena menggunakan KTP Elektronik ataupun menggunakan Surat Keterangan sehingga tidak semata-mata harus menggunakan Surat Keterangan bisa saja pemilih tersebut menggunakan KTP Elektronik karena memang tidak terdaftar di dalam DPT tapi dia memiliki KTP atau juga terjadi karena adanya pemilih yang tidak mendapatkan undangan C6-KWK akan tetapi yang bersangkutan datang ke TPS karena tidak membawa undangan C6-KWK dia hanya membawa KTP lantas di input sebagai DPTb tanpa ada pengecekkan ke DPT.

96. Bahwa dalil Pemohon yang pada pokoknya menyatakan terdapat pemilih tambahan yang, melebihi jumlah surat keterangan (SUKET) yang ditetapkan oleh Dukcapil tidak dapat dipertanggungjawabkan Termohon adalah dalil yang tidak berdasar, karena Pemohon mengasumsikan bahwa Pemilih Tambahan hanyalah semata-mata berasal dari pemilih yang menggunakan Surat Keterangan (SUKET), padahal berdasarkan ketentuan Pasal 61 ayat (1) UU 10/2016 telah mengatur bahwa “dalam hal terdapat penduduk yang mempunyai hak pilih belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap, yang bersangkutan dapat menggunakan hak pilihnya dengan menunjukan Kartu Tanda Penduduk Elektronik”. Selanjutnya pada ayat (2) disebutkan “Penggunaan hak pilih sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1)

hanya dapat digunakan di Tempat Pemungutan Suara yang berada di rukun tetangga atau rukun warga atau sebutan lain sesuai dengan alamat yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk Elektronik.” Ayat (3)….”Sebelum menggunakan hak pilihnya penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu mendaftarkan diri pada KPPS setempat dan dicatat dalam Daftar Pemilih Tambahan”.

97. Dalil Pemohon yang mengasumsikan bahwa pemilih yang terdaftar dalam DPTb adalah berasal dari pemilih yang berasal di Dukcapil, sehingga selisih antara jumlah DPTb dengan pemilih yang menggunakan Surat Keterangan (SUKET) ditafsirkan sebagai pemilih Suket yang mencoblos lebih dari 1 kali, sehingga menyimpulkan terdapat pemilih yang memilih lebih dari 1 kali di TPS yang sama atau berbeda dan menuntut adanya penghitungan surat suara ulang, adalah dalil yang tidak berdasar karena Pemohon tidak mampu menjelaskan siapa saja pemilih dalam DPTb yang menggunakan Surat Keterangan (SUKET) yang telah mencoblos lebih dari 1 kali, kesimpulan Pemohon tersebut menyimpulkan adanya kesalahan berfikir dalam menghitung jumlah DPTb dari semata-mata berasal dari Suket DIsdukcapil.

98. Selain itu dalil Pemohon yang menuntut adanya pemungutan suara ulang diseluruh TPS di Kota Yogyakarta dalah dalil yang tidak berdasar karena faktanya 7 Kecamatan dari 14 Kecamatan di Kota Yogyakarta dimana Pemohon memperoleh suara tertinggi, ternyata juga memiliki selisih DPTb dengan Surat Keterangan Elektronik yang cukup besar sebagaimana terlihat dari tabel berikut ini.

TABEL II.A.22

SELISIH DPTB DAN SUKET DI 7 KECAMATAN TEMPAT PEMOHON MEMPEROLEH SUARA TERBANYAK

NO KECAMATAN DPTb SUKET SELISIH

1 DANUREJAN 135 42 93

2 GEDONGTENGEN 77 31 46

4 GONDOMANAN 78 24 54

5 JETIS 119 73 46

6 PAKUALAMAN 44 30 14

7 TEGALREJO 140 107 33

JUMLAH 904 407 497

99. Berdasarkan tabel tersebut di atas di 7 Kecamatan dimana perolehan suara Pemohon lebih tinggi daripada Pihak Terkait, juga terdapat selisih yang cukup tinggi antara DPTB dengan Suket sebanyak 497 suara sehingga banyak tidaknya selisih DPTB dengan Suket tidak bisa disimpulkan menguntungkan salah satu pasangan calon, karena kedua belah pihak Pemohon maupun Pihak terkait juga mendapatkan keuntungan dengan adanya selisih antara DPTB dengan Suket.

100. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dalil Pemohon adalah tidak berdasar dan oleh karenannya harus ditolak.

TIDAK BENAR TERMOHON MENYATAKAN SUARA SAH MENJADI