• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.8 Bendung Pelimpah

3.8.1 Pengertian

Menurut Standart Tata Cara Perencanaan Umum Bendung, yang diartikan dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun melintang sungai yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat disadap dan dapat dialirkan secara gravitasi ketempat yang membutuhkan.

Bendung Tetap adalah bendung yang terdiri dari ambang tetap, sehingga muka air banjir tidak dapat diatur elevasinya. Dibangun umumnya disungai- sungai ruas hulu dan tengah.

Bendung berfungsi antara lain untuk meninggikan taraf muka air, agar air sungai dapat disadap sesuai dengan kebutuhan dan untuk mengendalikan aliran, angkutan sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efektif, efisien, optimal.

Bendung sebagai pengatur tinggi muka air sungai dapat dibedakan menjadi bendung pelimpah dan bendung gerak. Disini saya akan menerangkan tentang bendung pelimpah. Bendung pelimpah dibangun melintang di sungai, akan memberikan tinggi air minimum kepada bangunan intake untuk keperluan irigasi. Merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan di udik bendung.

Bendung pelimpah terdiri dari antara lain tubuh bendung dan mercu bendung. Tubuh bendung merupakan ambang tetap yang berfungsi untuk meninggikan taraf muka air sungai. Mercu bendung berfungsi untuk mengatur tinggi air minimum, melewatkan debit banjir, dan untuk membatasi tinggi genangan yang akan terjadi di udik bendung.

Nama bendung, untuk penyebutan suatu bendung yang biasanya diberi nama sama dengan nama sungai atau sama dengan nama kampung atau desa sekitar bendung tersebut. Misalnya bendung yang terletak di Sungai Ular, karena nama sungai ditempat bendung itu Sungai Ular maka bendung diberi nama Bendung Sungai Ular.

3.8.2 Pemilihan Lokasi Bendung

Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu: a. Keadaan Topografi dari rencana daerah irigasi yang akan dialiri:

 Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi,

 Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan,

 Dari kedua hal tersebut, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat dileseksi,

 Disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan.

b. Kondisi topografi dari lokasi bendung, harus memepertimbangkan beberapa aspek yaitu:

 Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi, bila bendung dibangun dipalung sungai, maka sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai tidak lebih dari tujuh meter, sehingga tidak menyulitkan pelakasanaannya.

 Trace saluran induk terletak ditempat yang baik, misalnya penggaliannya tidak terlalu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi agar tidak menyulitkan pelaksaan, penggalian saluran tidak dibatasi samapai dengan kedalaman delapan meter, bila masalah ini dijumapai maka sebaiknya lokasi bendung dipindahkan ketempat lain. Sebagai catatan untuk kedalaman saluran induk yang diijinkan samapai tanah dasar cukup baik dan saluran tidak terlalu panjang.

 Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan sedimen, sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk ke intake juga dapat dihindari untuk menjamin aliran lancar masuk ke intake, salah satu syaratnya, intake harus terletak di tikungan terluar aliran atau dibagian sungai yang lurus dan harus dihindari penempatan intake ditikungan dalam aliran.

c. Kondisi Hidraulik dan Morfologi Sungai dilokasi bendung termasuk angkutan sedimennya adalah faktor yang harus dipertimbangkan pula dalam pemilihan lokasi bendung yang meliputi:

 Pola aliran sungai, kecepatan, dan arahnya pada waktu debit banjir, sedang dan kecil,

 Tinggi muka air pada debit banjir rencana,  Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

Bila persyaratan diatas tidak terpenuhi maka pertimbangan pembangunan bendung dilokasi laia misalnya di sudetan sungai atau dengan jalan membangun pengendalian sungai.

d. Kondisi Geoteknik, bendung harus ditempatkan dilokasi dimana tanah fondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor laian yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan, potensi gerusan, karena arus dan sebagainya. Secara teknik bendung dapat ditempatkan dilokasi sungai dengan tanah fondasi yang kurang baik, tetapi bangunan akan memerlukan biaya yang tinggi, peralatan yang lengkapdan pelaksaan yang tidak mudah.

e. Faktor Lingkungan, yang perlu diperhatikan adalah:

 Pengguanaan lahan ditempat, disekitar dan didaerah udik dan hilir bangunan,

 Kemungkinan pengembangan daerah udik dan hilir atau disekitar bendung,

 Kemungkinan perubahan morfologi sungai ditempat, di udik dan di hilir,

 Kemungkinan kemudahan dalam pelaksanaan pembangunan,  Pengambilan material dari badan sungai atau pembuangan material

ke palung sungai,

 Gangguan manusia atau gangguan alamiah lain.

f. Beberpa alternatif lokasi bendung harus dipertimbangkan, yang selanjutnya biaya pelaksanaan dapat ditentukan dan cara pelaksaannya, peralatan dan tenaga. Biasanya biaya pelaksaan ditentukan berdasarkan pertimbangan terakhir. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaannya tidak terlalu sulit. g. Faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi

bendung yaitu penggunaan lahan disekitar bendung, kemungkinan pengembangan daerah disekitar bendung, perubahan morfologi sungai, daerah genangan yang tidak terlalu luas dan ketinggian tanggul banjir. 3.8.3 Bentuk Bendung Pelimpah

Bendung untuk melimpahkan aliran sungai tubuh bendungnya harus kuat dan stabil. Untuk itu tubuh bendung bagian udiknya dapat dibuat tegak atau miring, sedangkan hilirnya dengan kemiringan. Arah penempatan pelimpah

bendung umumnya tegak lurus terhadap aliran sungai. Selain bentuk lurus pelimpah bendung dapat pula berbentuk lengkung, gergaji, berbentuk U, <, dan sebagainya.

3.8.3.1 Pelimpah Lurus

Umunya banyak digunakan dan dikembangkan untuk bendung tetap. Dibangun melintang dipalung sungai dan tegak lurus antara tembok pangkal dan pilar pembilas bendung. Mengarah tegak lurus terhadap aliran utama. Aliran sungai yang keluar dari bendung ke hilir akan merata dan tidak terkonsentrasi pada satu bagian, sehingga penggerusan setempat dihilir bendung tidak terpusat pada satu tempat seperti pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

Gambar 3.4 Denah Pelimpah Bendung Lurus

(Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 )

Gambar 3.5 Bentuk Pelimpah Bendung Lurus

3.8.3.2 Pelimpah Lengkung

Adalah alternatif lain dari bentuk lurus. Bentuk ini tidak banyak dijumpai dan dibangun sebelum tahun 1970-an. Dijumpai antara lain Bendung Cisokan, Cianjur, Cibongas, Bogor, Cumulu,Tasikmalaya. Lengkungan pelimpah berbentuk cembung mengarah ke udik. Jarak lengkungan biasanya sekitar 1/10 sd 1/20 dari lebar bentang seperti pada Gambar 3.6 dan Gambar 3.7.

Bentuk ini melimpahkan aliran sungai lebih besar dibanding dengan bentuk lurus karena bentangnya lebih panjang. Umumnya dibangun didaerah dasar sungai dari jenis batuan keras sehingga penggerusan setempoat hilir bendung tidak perlu dikhawatirkan.

Gambar 3.6 Denah Pelimpah Bendung Lengkung

(Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 )

3.8.3.3 Pelimpah Bentuk U

Dibuat dengan maksud-maksud tertentu. Pelimpah bentuk U ini

dimaksudkan agar dapat melimpahkan aliran sungai dari sisi yang lain, karena diudik bendung terdapat percabangan sungai seperti pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9.

Gambar 3.8 Denah Pelimpah Bendung Bentuk U

(Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 )

Gambar 3.9 Bentuk Pelimpah Bendung Bentuk U

3.8.3.4 Pelimpah Bentuk <

Semula ditempat ini hanya terdapat free intake, kemudian dibangun bendung. Untuk penyesuaian letak mulut intake, arah aliran utama sungai dan penempatan bendung maka di tata penempatannya sedemikian. Ambang pelimpah yang pendek dibagian kiri tadinya dirangcang untuk penempatan pembilas. Tetapi berdasarkan hasil penyelidikan dilaboratorium dan diskusi dengan konsultan kemudian desain asli diubah menjadi bentuk sekarang, dimana bendung tanpa pembilas tetapi mempunyai kantong sedimen yang cukup efektif seperti pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11.

Gambar 3.10 Denah Pelimpah Bendung Tipe <

(Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 )

Gambar 3.11 Denah Pelimpah Bendung Tipe <

3.8.3.5 Pelimpah Bentuk Gergaji

Bentuk pelimpah lain yang dikembangkan yaitu bentuk pelimpah bentuk gergaji atau pelimpah bergigi seperti pada Gambar 3.12 dan Gambar 3.13. Telah dibangun antara lain pada bendung-bendung Ciwadas, Karawang dan Tami di Papua.

Kapasitas pelimpah akan menjadi jauh lebih besar dan dapat dikembangkan didaerah padataran untuk mengurangi daerah genangan banjir dibagian udik bendung.

Gambar 3.12 Bentuk Pelimpah Bendung Tipe Gergaji

(Drs. Erman Mawardi, Dipl.AIT dan Ir Moch.Memed Dipl. H.E,APU,tahun2002 )

Gambar 3.13 Denah Pelimpah Bendung Tipe Gergaji

Dokumen terkait