• Tidak ada hasil yang ditemukan

8 Ikan Tembakang [ 2 ½ Cm 4 Cm [[ 100,- 200,- [ per Ekor per Ekor B. INDUK IKAN NO JENIS IKAN Besarnya Tarif (Rp) Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MAS PATIN BAUNG TAWES NILA GIFS NILA SIGESIT NILA NIRWANA TEMBAKANG LELE DUMBO GURAME 100.000,- 120.000,- 150.000,- 75.000,- 50.000,- 5.000.000,- 5.000.000,- 50.000,- 50.000,- 200.000,- per Kg per Kg per Kg per Kg per Kg per Paket per Paket per Kg per Kg per Kg BAB V

RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU Bagian Kesatu

Objek dan Jenis Retribusi Perizinan Tertentu Pasal 86

Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah kabupaten kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, pengguna sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Pasal 87 Jenis Retribusi Perizinan tertentu :

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); b. Retribusi Izin Gangguan;

Bagian Kedua

Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Perizinan Tertentu

Pasal 88

(1)Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan Tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.

(2)Biaya penyelenggaraan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut.

Bagian Ketiga Wilayah Pemungutan

Pasal 89

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Bagian Keempat

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Paragraf 1

Nama, Objek dan Subjek Retribusi Pasal 90

Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dipungut atas pemberian izin mendirikan bangunan.

Pasal 91

(1)Objek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 87 huruf a adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan.

(2)Pemberian Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah meliputi kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang, dengan tetap memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.

(3)Tidak termasuk objek Retribusi IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah pemberian IMB untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Kabupaten.

Pasal 92

Subjek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh IMB dari pemerintah daerah.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 93

(1)Cara mengukur tingkat penggunaan jasa diukur atas faktor luas lantai bangunan, jumlah tingkat bangunan dan rencana penggunaan bangunan.

(2)Faktor sebagaimana dimaksud pada huruf a diberikan bobot atau koefisien.

(3)Besarnya koefisien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebagai berikut :

a. Koefisien Luas Bangunan

NO LUAS BANGUNAN KOEFISIEN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Bangunan dengan luas s/d 50 M2 Bangunan dengan luas s/d 100 M2 Bangunan dengan luas s/d 250 M2 Bangunan dengan luas s/d 500 M2 Bangunan dengan luas s/d 1000 M2 Bangunan dengan luas s/d 2000 M2 Bangunan dengan luas s/d 3000 M2 Bangunan dengan luas lebih dari 3000 M2

0,50 1,00 1,50 2,50 3,50 4,00 4,50 5,00 [ [

b. Koefisien Tingkat Bangunan

NO TINGKAT BANGUNAN KOEFISIEN

1. 2. 3. 4. 5. 6. Bangunan 1 lantai Bangunan 2 lantai Bangunan 3 lantai Bangunan 4 lantai Bangunan 5 lantai Bangunan khusus 1,50 1,75 2,75 4,00 5,00 7,75

c. Koefisien Guna Bangunan

NO GUNA BANGUNAN KOEFISIEN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Bangunan Sosial Bangunan Perumahan -tempat tinggal

-untuk tujuan komersial Bangunan Fasilitas Umum Bangunan Pendidikan

Bangunan Kelembagaan Kantor Bangunan Kelembagaan dan Jasa Bangunan Industri Bangunan Campuran Bangunan Khusus Bangunan Lain-lain 0,50 1,50 1,75 2,00 2,00 2,00 2,00 2,50 3,00 3,50 3,50

(4)Tingkat penggunaan jasa dihitung sebagai perkalian koefisien sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a sampai dengan huruf c.

Paragraf 3

Izin, Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 94

(1)Setiap pelaksanaan pembuatan bangunan baru, perubahan, pembongkaran dalam bentuk apapun, penimbunan bahan bangunan di daerah manfaat jalan (Damaja/DMJ) harus mendapat izin terlebih dahulu dari Bupati Ogan Komering Ulu Selatan atau Pejabat yang ditunjuk.

(2)Untuk memperoleh izin dimaksud pada ayat (1) yang bersangkutan harus mengajukan surat permohonan kepada Bupati / Petugas yang ditunjuk untuk itu.

(3)Dalam Surat Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disebutkan:

1. Nama, alamat, pekerjaan, dan jabatan pemohon; 2. Macam pekerjaan bangunan;

3. Penggunaan dari bahan-bahan bangunan, yang dilaksanakan;

4. Status tanah tempat berdiri bangunan, harus diketahui Kepala Desa/Lurah dan Camat setempat, sedangkan untuk tanah sewa maupun pinjam pakai harus mendapatkan izin dari pemilik tanah dan surat keterangan kepemilikan tanah dari Pejabat yang berwenang;

5. Pada surat permohonan tersebut harus dilampirkan:

a. Meterai yang cukup untuk ditempelkan pada surat izin kecuali ketentuan lain (besarnya harga meterai tergantung nilai rupiah); b. Satu stel rencana yang jelas dan guna gambar bangunan, baik

bangunan baru, perubahan atau perbaikan bangunan yang akan dikerjakan dan ditandatangani oleh pemohon atau pelaksana dalam rangkap 6 (enam);

c. Gambar denah dari bangunan yang akan dikerjakan yang menggambarkan pembagian dan penggunaan dari tiap-tiap bagian; d. Gambar-gambar dari bagian yang penting (gambar detail);

e. Kerangka atap yang lengkap;

f. Gambar-gambar potongan dalam jumlah yang cukup untuk dapat dipertimbangkan mengenai konstruksi-konstruksi dan ukuran-ukuran dari konstruksi itu;

g. Gambar-gambar dari kamar mandi/WC dan saftictank, sumur-sumur, drainase/saluran/got dari lokasi tanah yang bersangkutan;

h. Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dihitung oleh tenaga ahli sesuai dengan harga satuan Pemerintah yang berlaku;

i. Bangunan yang berlantai 2/lebih, agar melampirkan konstruksi bangunan yang diajukan.

(4)Untuk tambahan atau perubahan bangunan dipergunakan juga rencana dan gambar-gambar yang sama, akan tetapi hanya bagian bangunan yang diajukan permohonan IMB diberi tanda-tanda merah untuk membedakan.

Pasal 95

(1)Tarif Retribusi ditetapkan berdasarkan wilayah tempat mendirikan bangunan.

(2) Besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan sebagai berikut :

1. Wilayah Kota Muaradua sebesar :

a. Lokasi bangunan di tepi jalan provinsi Rp. 350.000,-/izin b. Lokasi bangunan di tepi jalan kabupaten Rp. 250.000,-/izin c. Lokasi bangunan di tepi jalan kelurahan/desa Rp. 200.000,-/izin 2. Wilayah lain di luar kota Muaradua sebesar :

a. Lokasi bangunan di tepi jalan provinsi Rp. 200.000,-/izin b. Lokasi bangunan di tepi jalan kabupaten Rp. 150.000,-/izin c. Lokasi bangunan di tepi jalan kelurahan/desa Rp. 100.000,-/izin (3) Besarnya retribusi yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan

tarif retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 95 ayat (2) dengan tingkat penggunaan atas jasa sebagaimana dimaksud Pasal 93 ayat (4).

Bagian Kelima Retribusi Izin Gangguan

Paragraf 1

Nama, Objek dan Subjek Retribusi Pasal 96

Dengan nama Retribusi Izin Gangguan dipungut atas pemberian izin gangguan.

Pasal 97

(1)Objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada Pasal 67 huruf b adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja.

(2)Tidak termasuk objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana pada ayat (1) adalah tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Kabupaten.

Pasal 98

Subjek Retribusi Izin Gangguan adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh izin gangguan dari Pemerintah Kabupaten.

[[ [

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 99

(1)Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan perkalian antara luas ruangan tempat usaha, indeks lokasi, indeks gangguan dan tarif.

(2)Luas ruangan tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah luas bangunan yang dihitung sebagai jumlah luas setiap lantai.

(3)Indeks lokasi dan indeks gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:

a. Indeks Lokasi

NO LOKASI TEMPAT USAHA INDEKS KETERANGAN

1. Jalan Provinsi 2

2. Jalan Kabupaten 1,5

3. Jalan Kelurahan/ Desa/ Lingkungan/ Gang/ Setapak

1

b. Indeks Gangguan

NO JENIS GANGGUAN INDEKS KETERANGAN

1. Berat 5

2. Sedang 3

3. Ringan 2

Pasal 100

(1) Izin Gangguan diberikan sekali untuk setiap penerbitan izin, yaitu: a. melakukan pendaftaran sekali dalam 5 tahun ;

b. pendaftaran ulang diajukan 60 (enam puluh) hari sebelum masa 5 tahun berakhir.

(2) Izin gangguan berakhir, karena : a. masa berlakunya berakhir;

b. kegiatan usaha berhenti selama 6 (enam) bulan berturut-turut; c. dicabut dan dibatalkan oleh Bupati.

(3)Dalam hal izin gangguan berakhir karena dicabut atau dibatalkan Bupati, pemegang izin wajib mengganti seluruh kerugian masyarakat dan pemerintah kabupaten sebagai akibat dari kegiatan usahanya.

Paragraf 3

Izin, Struktur dan Besarnya Tarif retribusi Pasal 101

(1) Retribusi izin gangguan ditetapkan berdasarkan luas ruang tempat usaha.

(2) Besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan sebagai berikut :

No. Luas Ruang Tempat Usaha (M2) Tarif (RP) Ket 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sampai dengan 25 M2 25 M2 s/d 50,- M2 50 M2 s/d. 100,- M2 100 M2 s/d. 200,- M2 200 M2 s/d. 300,- M2 300 M2 s/d. 400,- M2 Lebih dari 400 M2 100.000,- 150.000,- 275.000,- 425.000,- 525.000,- 625.000,- 2.000/ M2

(3) Apabila izin gangguan dimaksud pada ayat (2) Pasal ini menggunakan alat-alat kerja berupa uap, air, gas dan motor lainnya, ditetapkan sebagai berikut :

No Kekuatan Mesin Tarif (RP) Ket

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. s/d 10 PK 10 PK sampai 25 PK 25 PK sampai 50 PK 50 sampai 100 PK 100 PK sampai 150 PK 150 PK sampai 200 PK 200 PK keatas 50.000,- 75.000,- 125.000,- 175.000,- 225.000,- 275.000,- 2.000,-/PK

(4) Besarnya retribusi yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud pada Pasal 101 ayat (2) dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada Pasal 99 ayat (1).

Bagian Keenam Retribusi Izin Trayek

Paragraf 1

Nama, Objek dan Subjek retribusi Pasal 102

Dengan nama Retribusi Izin Trayek dipungut Retribusi atas pemberian izin trayek.

Pasal 103

Objek Retribusi Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada Pasal 67 huruf c adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.

Pasal 104

Subjek Retribusi Izin Trayek adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh Izin trayek dari Pemerintah Kabupaten

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 105

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis izin yang diberikan.

Paragraf 3

Izin, Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 106

(1)Setiap perusahaan angkutan yang beroperasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan harus mempunyai Izin Trayek dan dapat melayani trayeknya setelah mendapat izin dari Bupati Ogan Komering Ulu Selatan atau Pejabat yang ditunjuk.

(2)Izin trayek diberikan untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali bila memenuhi syarat yang ditetapkan.

(3)Permohonan perpanjangan Izin Trayek harus diajukan 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku izin berakhir.

(4)Setiap mobil bus umum, penumpang umum, dan kendaraan bermotor roda 3 (tiga) umum yang telah mempunyai Izin Trayek wajib memiliki kartu pengawasan.

(5)Kartu pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sama dengan masa berlaku izin trayek.

Pasal 107

Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Trayek adalah sebagai berikut: a. Mobil penumpang umum, dengan daya angkut s/d 8 tempat duduk

Rp. 200.000,-/ kendaraan;

b. Mobil bus kecil, dengan daya angkut 9 s/d 16 tempat duduk Rp. 250.000,-/ kendaraan;

c. Mobil bus sedang, dengan daya angkut 17 s/d 28 tempat duduk Rp. 300.000,-/ kendaraan;

d. Mobil bus besar, dengan daya angkut di atas 28 tempat duduk Rp. 350.000,-/kendaraan

BAB VI

TATA CARA PEMUNGUTAN PEMBAYARAN Pasal 108

(1)Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(2)Pembayaran Retribusi yang terhutang harus dibayar sekaligus.

(3)Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(4)Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.

[

(5)Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VII

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 109

(1)Pelaksanaan Penagihan Retribusi didahului Surat Teguran.

(2)Pelaksanan penagihan retribusi dilakukan 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo pembayaran dengan mengeluarkan surat bayar atau penyetoran atau surat lainnya yang sejenis.

(3)Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau peringatan atau surat lainnya yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

(4)Surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

BAB VIII

PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA Pasal 110

(1)Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.

(2)Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:

a. diterbitkan surat teguran; atau

b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung.

(3)Dalam hal menerbitkan surat teguran dan surat paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian surat paksa tersebut.

(4)Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajib retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang dan belum melunasinya kepada Pemerintah Kabupaten.

(5)Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

Pasal 111

(1)Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2)Bupati menetapkan keputusan penghapusan Retribusi Kabupaten yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3)Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IX PEMANFAATAN

Pasal 112

(1)Pemanfaatan dari penerimaan masing-masing jenis retribusi diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.

(2)Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tetapkan dengan Peraturan Daerah.

[ [[

BAB X KEBERATAN

Pasal 113

(1)Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.

(2)Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan disertai dengan alasan-alasan yang jelas.

(3)Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi, wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut.

(4)Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan diterbitkan, kecuali apabila wajib retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

(5)Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.

(6)Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 114

(1)Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2)Keputusan Bupati atas keberatan dapat menerima keseluruhannya, sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang. (3)Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat

dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 115

(1)Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2)Bupati dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan. (3)Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah

dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4)Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu retribusi tersebut.

(5)Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

[

Pasal 116

(1)Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati sekurang-kurangnya menyebutkan : a. Nama alamat wajib retribusi.

b. Masa retribusi.

c. Besarnya kelebihan pembayaran. d. Alasan yang singkat dan jelas.

(2)Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3)Bukti penerimaan oleh pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima Bupati.

Pasal 117

(1)Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi.

(2)Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan hutang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud Pasal 115 ayat (4) pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindahan bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

[

BAB XII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 118

(1)Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2)Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi, antara lain lembaga sosial, dengan cara mengangsur, kegiatan sosial dan bencana alam.

(3)Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XIII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 119

Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XIV

Dokumen terkait