• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP

B. Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja

3. Bentuk-Bentuk Keterlibatan Hidup Menggereja

Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan-kegiatan hidup menggereja dalam lingkup internal dan kegiatan- kegiatan hidup menggereja dalam lingkup eksternal.

a. Kegiatan Hidup Menggereja Dalam Lingkup Internal

Kegiatan hidup menggereja dalam lingkup internal dapat digolongkan dalam beberapa kegiatan-kegiatan berikut:

1) Retret Kaum Muda

Kata retret berasal dari kata Perancis yaitu la retraite yang berarti pengunduran diri, menyendiri, menyepi, menjauhkan diri dari kesibukan sehari- hari, meninggalkan dunia ramai (Mangunhardjana, 1984:7). Retret berarti mundur ke keheningan untuk mengetahui kehendak Tuhan agar selanjutnya melangkahkan hidup sesuai dengan kehendak-Nya (Sumantri, 2002:13). Tujuan dari kegiatan retret yaitu menyadari kehadiran Tuhan di dalam hidup sehari-hari, sehingga

kehidupan itu bisa dipahami maknanya. Yang terpenting ialah memahami makna hidup yang umumnya sulit ditemukan dalam kesibukan hidup sehari-hari (Sumantri, 2002:12).

2) Rekoleksi

Rekoleksi merupakan kegiatan pembinaan iman yang tidak jauh berbeda dengan retret. Dalam rekoleksi bahan yang diolah adalah dari pengalaman hidup yang telah dilalui atau pengalaman yang didapatnya pada saat mengikuti retret maupun pengalaman hidup yang dirasa mengena dan dapat mempengaruhi hidupnya sampai saat ini. Pengalaman hidup ini kemudian diolah pada saat proses rekoleksi dan kemudian mereka dapat menemukan hikmah maupun kedewasaan iman dalam menanggapi permasalahan hidup mereka (Mangunhardjana, 1984:18). Tujuan dari kegiatan rekoleksi kaum muda ini ialah membantu kaum muda untuk mengenal situasi diri dan hidupnya dalam perkara tertentu, sebagai hasil karya Allah dan tanggapan mereka kepadaNya (Mangunhardjana, 1984:20). Hal- hal yang dilakukan dalam rekoleksi yakni meninjau karya Allah dalam diri mereka, cara kerja serta bimbinganNya, serta tanggapan kaum muda terhadap karya Allah itu (Mangunhardjana, 1984:18). Rekoleksi dapat dilakukan dalam waktu beberapa jam saja misalnya dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang. Rekoleksi dapat dikatakan sebagai kesempatan atau saat-saat penyegaran rohani. Rekoleksi mampu memperkaya hidup dan hidup seluruh umat kepada Allah dan seluruh karyaNya (Mangunhardjana, 1984:20). Melalui kegiatan rekoleksi diperoleh semangat dan motivasi baru untuk melanjutkan kegiatan atau rutinitas sehari-hari sehingga menjadikan pengalaman hidup lebih bermakna bagi kaum muda.

3) Ekaristi Kaum Muda

Ekaristi kaum muda selalu berbeda dengan Ekaristi pada umumnya, hal ini dapat dilihat dari momen yang dirayakan, pemilihan lagu, pemilihan tema, sampai pada kotbah yang berbeda dari biasanya. Ekaristi kaum muda ini didominasi oleh kaum muda. Segala persiapan dan hal-hal teknis yang berhubungan dengan ekaristi, sepenuhnya dikerjakan oleh kaum muda. Ekaristi kaum muda diadakan untuk memberi wadah bagi kreativitas kaum muda dalam membina kebersamaan dalam Gereja, dimana dapat dibina pula unsur seni dalam liturgi misalnya menampilkan tari-tarian, teater, fragmen, puisi dan slide film.

Daya kreativitas dan cara mereka sendiri akan membantu mereka dalam menghayati Ekaristi dengan gaya kemudaanya (Tangdilintin, 1984:89). Secara lebih khusus Ekaristi kaum muda sebenarnya melatih kerjasama atau organisasi dengan karakter yang berbeda-beda (Tim Redaksi Pusat Musik Liturgi, 2008: 101). Ekaristi kaum muda ini ingin mengajak kaum muda untuk dapat berorganisasi dan menuangkan ide-ide mereka kedalam Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi kaum muda lebih menarik karena dikemas dengan begitu kreatif dan memunculkan suatu nuansa baru dalam perayaan Ekaristi. Umat yang mengikutinya pun akan merasa tertarik karena Perayaan Ekaristi dirasa berbeda daripada perayaan ekaristi yang lain. Perayaan Ekaristi kaum muda lebih menarik dan isi dari setiap proses perayaan Ekaristi tersebut dijiwai oleh semangat dan kreatifitas kaum muda pada umumnya. Kreativitas tersebut berupa lagu-lagunya tidak monoton hanya dari madah bakti maupun puji syukur saja, lagu-lagu pop

yang sesuai dengan tema juga dapat digunakan, pengggunaan lcd dan pertunjukan fragmen maupun tari-tarian. Dari hal-hal ini kaum muda diajak untuk mengembankan kemampuan dan bakatnya serta menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat dan Gereja.

4) Pendalaman Iman Atau Katekese Kaum Muda

Di dalam katekese terdapat beberapa unsur yakni pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan dan pendewasaan (Telaumbanua,1996:5). Kegiatan katekese ini sangat bermanfaat bagi kaum muda. Mereka jadi lebih mengerti dan memahami imannya yang diharapkan dapat mereka wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan katekese ini juga harus sesuai dengan kebutuhan kaum muda yang tidak terlalu kaku dan monoton, sehingga kaum muda tertarik mengikutinya. Tujuan dari katekese ialah memaknai pengalaman hidup sehari-hari dalam terang sabda Allah. Katekese dapat diikuti oleh semua lapisan masyarakat, baik anak-anak, kaum muda (remaja, orang dewasa) dan orang tua (CT, art. 35-45)

Pendamping katekese berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan, dan mempermudah untuk menciptakan suasana yang komunikatif sehingga terjadi dialog antara peserta, sehingga umat terbantu untuk menemukan Yesus dalam hidup sehari-hari.

5) Ziarah

Ziarah merupakan kegiatan kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap bersejarah dan suci, misalnya ziarah ke Gua Maria, gereja-gereja tua, makam- makam pahlawan (Tangdilintin, 1984;89). Kegiatan yang dilakukan saat ziarah itu

biasanya seperti doa bersama, doa Rosario, dan renungan. Agar kaum muda diberdayakan maka sebisa mungkin dalam menyiapkan persiapan selalu melibatkan mereka, misalnya dalam memimpin doa, menjadi pembaca Kitab Suci (Tangdilintin, 1984:89). Melalui kegiatan ziarah ini kaum muda diajak untuk saling memupuk rasa persaudaraan, kekompakan dan persatuan di antara satu sama lain.

b. Kegiatan Hidup Menggereja Dalam Lingkup Eksternal

Beberapa bentuk kegiatan hidup menggereja dalam lingkup eksternal dapat dikelompokkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan Kemasyarakatan

Banyak sekali kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dapat diikuti oleh kaum muda. Kegiatan di dalam masyarakat tersebut adalah suatu bentuk konsekuensi yang harus diikuti oleh kaum muda sebagai bagian dari masyarakat dimana mereka tinggal. Kegitan tersebut menjadi suatu bentuk kepedulian kaum muda akan lingkungan masyarakat dan menjalin hubungan yang baik antar warga dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat tersebut misalnya keterlibatan kaum muda dalam keamanan desa dengan mengikuti ronda, ambil bagian dalam kepengurusan RT/RW, keterlibatan dalam kegiatan tujuh belasan dan bakti sosial. Tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah supaya kaum muda menyadari hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, sehingga mereka terlibat aktif dalam membangun masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Melalui keterlibatan ini, kaum muda diharapkan dapat menjalin relasi

dengan warga masyarakat yang berbeda golongan, agama dan suku, sehingga rasa persaudaraan dan perdamaian selalu terjalin (Tangdilintin, 1984; 52).

2) Live-in

Kegiatan live-in merupakan suatu kegiatan yang memberi kesempatan kepada setiap pribadi untuk tinggal dalam lingkungan tertentu. Maksudnya agar mereka sungguh mengalami dan merasakan cara hidup, suka-duka, penderitaan dan keterasingan suatu lapisan masyarakat “bawah”, misalnya para tunawisma, panti rehabilitasi sosial tempat para penyandang cacat fisik dan mental dirawat (Tangdilintin, 1984:87). Melalui kegiatan live-in, para kaum muda diajak untuk meliahat dunia luar yang belum pernah mereka rasakan, sehingga melalui kegiatan ini akan terungkap kesaksian mengenai pengalaman hidupnya selama beberapa hari berada dalam kesederhanaan bahkan kemiskinan yang telah mengubah pola pikir dan sikap hidup mereka (Tangdilintin, 2008: 182). Kegiatan ini bertujuan untuk membantu kaum muda menyadari atas karunia yang mereka peroleh dari Tuhan dan mengajak mereka untuk selalu bersyukur atas kesempatan hidup yang diperolehnya, karena masih banyak anggota masyarakat yang mengalami kesulitan untuk hidup dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Kegiatan ini memberikan kesadaran bagi kaum muda untuk dapat tergerak hatinya dan mau membantu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

3) Anjangsana

Anjangsana merupakan kunjungan sosial-karitatif, biasanya ke panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, penjara, dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertajam kepekaan, kepedulian sosial dan empati dalam diri

kaum muda kepada sesamanya. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta kaum muda kepada sesamanya yang menderita sehingga selalu berusaha untuk membantu.

4) Widyawisata

Widyawisata merupakan suatau kegiatan yang biasa dikenal dengan tamasya pendidikan, kegiatan ini lebih menekankan pada aspek kognitif yakni kegiatan yang bertujuan untuk pengenalan dan perluasan wawasan sekitar dunia karya dan sistem sosial dalam masyarakat, misalnya kunjungan ke redaksi mass media, kantor tenaga kerja, daerah industri dan organisasi-organisasi politik (Tangdilintin, 2008:183). Kegiatan ini akan sangat membantu menumbuhkan rasa ketertarikan para Kaum muda untuk mengembangkan bakat serta talenta dalam bidang-bidang tersebut.

Dokumen terkait