• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan member motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

a. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar. Angka-angka yang baik itu para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimiliki kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian, semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara

memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Kompetisi (Persaingan)

Hal ini dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol

kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. e. Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering, karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau ada ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.66

f. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupaka motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk

suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan ada maksyd untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, apabila dibandingkan dengan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. 3. Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

k. Tujuan yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasa sangat berguna dan menguntungkan karena akan timbul gairah untuk terus belajar.67

Disamping bentuk-bentuk motivasi yang telah diuraikan di atas, tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin pada mulanya karena adanya sesuatu (bentuk motivasi) siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupannya.

5. Tujuan dan Fungsi Motivasi Belajar

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang manajer, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya. Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.68

Di dalam proses belajar itu sangat diperlukan adanya motivasi. Motivasi is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pengajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan.

Apabila motivasi dapat diberikan atau diterapkan dalam proses belajar mengajar, maka hasil belajar akan optimal. Semakin kuat motivasi yang diberikan dari guru, maka akan semakin intensif usaha belajar bagi anak didik. Dengan demikian motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada tiga fungsi motivasi belajar, diantaranya:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

68M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. XXVI, hal. 73

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.69

6. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kaegiatan belajar. Karena itu, prinsip-prinsip penggerakkan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Di bawah ini akan diuraikan beberapa prinsip belajar dan motivasi, supaya

mendapat perhatian dari pihak perencanaan pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.70

a. Kebermaknaan

Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Kemaknaan sebenarnya bersifat personal karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi diri seseorang. Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan oleh guru tidak dirasakan sebagai bermakna berusaha menjadikan pelajarannya dengan makna bagi semua siswa. Caranya ialah dengan mengaitkan pelajarannya dengan pengalaman masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang dan minat sera nilai-nilai yang berarti bagi mereka. 1) Hubungan Pengajaran dengan Pengalaman para Siswa

Pelajaran akan bermakna bagi siswa jika guru berusaha menghubungkan dengan pengalaman masa lampau atau pengalaman-pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Cara itu berdasarkan pada asumsi bahwa apa-apa yang telah mereka miliki sebagai pengalaman yang akan merangsang motivasinya untuk mempelajari masalah tersebut lebih lanjut.

2) Hubungan Pengajaran dengan Masa Depan Siswa

Pelajaran dirasakan akan bermakna bagi diri siswa apabila pelajaran itu dapat dilaksanakan atau digunakan pada kehidupannya sehari-hari di luar kelas pada masa mendatang. Untuk itu, guru hendaknya

70Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), cet. IX, hal. 156

menyajikan macam-macam gagasan tentang macam-macam situasi yang mungkin ditemui oleh siswa pada waktu mendatang. Untuk itu mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu. Bila siswa telah menyadari kemungkinan aplikasi pelajaran tersebut maka sudah tentu motivasi belajar akan tergugah dan merangsang kegiatan belajar lebih efektif.

3) Hubungan pelajaran dengan minat dan nilai siswa

Sesuatu yang menarik minat dan nilai tertinggi bagi siswa berarti bermakna baginya. Karena itu, guru hendaknya berusaha menyesuaikan pelajaran (tujuan, materi, dan metode) dengan minat para siswanya. Caranya antara lain memberikan kesempatan kepada para siswa berperan serta memilih.

b. Modelling

Siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model, bukan dengan hanya menceramahkan/menceritakannya dengan lisan. Dengan model tingkah laku itu, siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:71

71Ibid., hal. 157

1) Guru supaya menetapkan aspek-aspek penting dari tingkah laku yang akan dipertunjukkan sebagai model. Jelaskan setiap tahap dan keputusan yang akan ditempuh agar mudah diterima oleh siswa. 2) Siswa yang dapat menirukan model yang telah dipertunjukkan

hendaknya diberikan ganjaran yang setimpal.

3) Model harus diamati sebagai suatu pribadi yang lebih tinggi dari pada siswa sendiri yang mempertunjukkan hal-hal yang lebih untuk ditiru oleh siswa.

4) Hindarkan jangan samapi tingkah laku model berbenturan dengan nilai-nilai atau keyakinan siswa sendiri.

5) Modeling disajikan dalam teknik mengajar atau dalam keterampilan-keterampilan sosial.

c. Komunikasi terbuka

Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur supaya pesan dari guru terbuka terhadap pengawasan siswa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan komunikasi terbuka, yaitu:

1) Kemukakan tujuan yang akan dicapai kepada siswa agar mendapat perhatian dari mereka.

2) Tunjukkan hubungan-hubungan, kunci agar siswa benar-benar memahami apa-apa yang sedang diperbincangkan.

3) Jelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan menggunakan media instruksional sehingga lebih menjelaskan masalah yang sedang dibahas.

Kesempatan itu berarti menyalurkan minat siswa untuk belajar lebih baik. Jika hal itu dilakukan, maka berarti siswa akan menjadi lebih termotivasi belajar dan mengajar pengajaran yang disajikan oleh guru. d. Prasyarat

Guru hendaknya berusaha mengetahui/mengenali prasyarat-prasyarat yang telah mereka miliki. Siswa yang berada dalam kelompok yang berprasyarat akan mudah mengamati hubungan antara pengetahuan yang sederhana yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang kompleks yang akan dipelajari. Berbeda halnya dengan siswa yang belum memiliki prasyarat yang diperlukan, ternyata lebih sulit menerima pelajaran baru dengan kemungkinan timbulnya kegagalan dan frustasi.

Untuk mengenali apakah siswa telah memiliki prasyarat yang dibutuhkan itu, maka guru dapat melakukan analisis terhadap tugas, topik, dan tujuan-tujuan yang dicapai. Kemudian guru memberikan tes mengenai prasyarat tersebut. Bertitik tolak dari keadaan siswa tersebut, guru akan lebih mudah menyesuaikan pelajarannya sehingga membangkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi di kalangan siswa. e. Novelty

Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Sesuatu gaya dan alat yang baru atau masing-masing bagi siswa akan lebih menarik perhatian mereka untuk belajar, misalnya yang belum pernah dilihat

sebelumnya. Cara-cara tersebut misalnya menggunakan berbagai metode mengajar yang bervariasi, berbagai alat bantu, tugas macam-macam kegiatan yang mungkin asing bagi mereka.72

f. Latihan/praktek yang aktif dan bermanfaat

Siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktek untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat pada buku tulis. Pengajaran hendaknya disesuaikan dengan prinsip ini, dengan cara sebagai berikut:

1) Usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan- pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban-jawaban dan menanggapi secara lisan.

2) Mintalah agar siswa menyusun atau menata kembali informasi yang diperolehnya dari bacaan.

3) Sediakan laboratorium dan situasi praktek lapangan berdasarkan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.

Untuk mengaktifkan siswa mempraktekkan hal-hal yang sedang dipelajarinya, guru dapat menggunakan macam-macam metode, seperti tanya jawab dan mengecek jawaban rekan-rekannya dan dilanjutkan dengan diskusi, melaksanakan simulasi, dan melaksanakan metode tutorial.

72Ibid., hal. 158-159

g. Latihan terbagi

Siswa lebih senang jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek. Latihan-latihan secara demikian akan lebih meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan sekaligus dalam jangka waktu yang panjang. Cara yang terakhir itu akan melelahkan siswa, bahkan mungkin menyebabkan mereka tidak menyenangi pealajaran, serta mengalami kekeliruan dalam mempraktekkannya.

h. Kurangi secara sistematik paksaan belajar

Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau pemompaan. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan akhirnya lambat laun siswa dapat belajar sendiri. Harus dihindarkan jangan sampai siswa mau belajar tergantung pada pemompaan saja. Lagi pula pemompaan itu jangan terlalu segera dihilangkan karena mungkin siswa mendapat kekeliruan. Cara itu memang perlu dilaksanakan dalam rangkaian meningkatkan motivasi belajar siswa. i. Kondisi yang menyenangkan

Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran menyenangkan. Maka guru dapat melakukan cara-cara berikut:

1) Usahakan jangan mengulangi hal-hal yang telah mereka ketahui, karena akan menyebabkan kejenuhan.

2) Suasana fisik kelas jangan sampai membosankan.

3) Hindarkan terjadinya frustasi dikarenakan situasi kelas yang tak menentu atau mengajukan permintaan yang tak masuk di akal dan diluar jangkauan pikiran manusia.

4) Hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya kontak personal.

Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Siapkan tugas-tugas yang menantang selama diselenggarakannya latihan.

2) Berilah siswa pengetahuan tentang hasil-hasil yang telah dicapai oleh masing-masing siswa.

3) Berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh siswa.73

Motivasi yang dimiliki siswa memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran yang diikuti dan proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Motivasi yang dimiliki siswa memberikan energi dan semangat bagi siswa untuk mempelajari sesuatu. Atas dasar itulah, guru diharapkan memahami dan mengerti motivasi siswanya dalam mengikuti proses pembelajaran. Misalnya, siswa yang memiliki motivasi yang rendah akan terlihat tidak semangat dan tidak antusias dalam belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Guru perlu memunculkan dan menjaga motivasi siswa tetap

73Ibid., hal. 160-161

tinggi sangat diperlukan selama proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk menunjang proses belajar dan pembelajaran agar berhasil dan terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, guru diharapkan mampu memberikan motivasi dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar selama proses pembelajaran berlangsung.

7. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.74

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memilki motivasi yang tinggi.75

Menurut Ahmad D. Marimba sebagaimana yang telah dikutip oleh Ahmad Tafsir mengemukakan bahwa pendididkan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil).76

Sedangkan menurut Zakiyah Derajat dalam bukunya ilmu pendidikan Islam mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah

74Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…, hal. 114 75 E. Mulyasa, Menjadi Guru…, hal. 174

“pembentuk kepribadian muslim”.77 Pendidikan agama Islam yaitu suatu usaha untuk membina ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Dari penjelasan pendidikan Islam di atas maka dapat disimpulakan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah dan kemampuan ajarannya pengaruh di luar) baik secara individu maupun kelompok sehingga manusia memehami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam secara utuh dan benar. Yang dimaksud utuh dan benar adalah meliputi aqidah (keimanan), syari’ah (ibadah mu’amalah) dan akhlak (budi pekerti).

Dengan beberapa penjelasan di atas maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar pendidikan agama Islam adalah suatu dorongan yang diberikan oleh pendidik pada peserta didik yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama Islam. Sehingga peserta didik mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar, serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai strategi guru kaitannya dengan motivasi belajar siswa pada dasarnya sudah pernah diteliti dalam skripsi, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan Misbachul Munir (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PAI di MTsN Kunir Blitar”.

2. Penelitian yang dilakukan Asni Hanifah (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih Kelas VIII di MTsN Langkapan Srengat Blitar Tahun ajaran 2014/2015”.

3. Penelitian yang dilakukan Elis Yuni Artanti (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTs Negeri Bandung Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015”

4. Penelitian yang dilakukan Lailia Kurniasari (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015”.

Mengulas dan menelaah dari peniliti-peniliti terdahulu, maka dapat disimpulkan untuk penelitian milik antara lain:

Misbachul Munir, fokus penelitiannya yaitu (a) Bagaimana perencanaan pembelajaran guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI (b) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI (c) Apa faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI di MTsN Kunir Wonodadi Blitar. Dalam penelitiannya, memperoleh hasil bahwa: (a) Perencanaan pembelajaran guru dalam

meningkatkan motivasi belajar PAI adalah guru menyusun perangkat pembelajaran sebaik mungkin, mempelajari RPP sebelum mengajar di kelas, mempersiapkan fisiologis dan psikologis guru dan mengikuti pelatihan keguruan. (b) Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa guru menggunakan strategi individu dan kelompok, berpenampilan rapi, menyampaikan materi dengan suara jelas, memberikan phunisment dan reward, kreatif dalam mengubah strategi sesuai dengan sikon dan penggunaan media dan sumber belajar. (c) Faktor pendukung dan penghambat strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI di MTsN Kunir. Diantara faktor pendukung terlaksananya strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI diantaranya: kondisi siswa yang stabil, kondisi guru yang kompeten, dan lingkungan belajar yang mendukung. Sedangkan faktor yang menghambat diantaranya: kondisi siswa yang labil, kondisi guru itu sendiri, mungkin sakit, perencanaan pembelajaran yang belum matang, dan lingkungan kelas yang tidak mendukung.

Asni Hanifah, fokus penelitiannya yaitu (a) Bagaimana metode guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih di

Dokumen terkait