• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI 2.1Hasil Belajar

2.3 Motivasi Belajar Siswa

2.3.6 Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah

Sardiman (2009 : 52) menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegitan belajar di sekolah adalah sebagai berikut:

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya, banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/ nilai yang baik.Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja.Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik.Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan

angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam

setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

b) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah akan diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi sesorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

35

c) Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

d) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

e) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat retinitis. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

f) Mengetahui hasil

Mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian.Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

37

j) Minat

Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

(a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

(b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

(c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

(d) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

(e) Tujuan yang diakui.

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka timbul gairah untuk terus belajar.

Berdasarkan bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas, sudah tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Guru dapat mengembangkan dan mengarahkan berbagai macam motivasi di atas untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna, mungkin pada mulanya ada sesuatu (motivasi) siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan siswa.

Berdasarkan uraian-uraian teori motivasi yang diungkapkan dari beberapa ahli, dalam penelitian ini penulis mengambil teori dari Sardiman untuk dijadikan indikator dan dikaji dalam penelitian ini, adapun teori

tersebut sebagai berikut. Menurut Sardiman (2007: 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang

lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), yang dimaksud tekun dalam penelitian ini yaitu suatu sikap yang dimiliki oleh para siswa-siswi SMK PGRI 1 Semarang dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh mereka, dan usaha yang mereka lakukan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang mereka dapatkan ketika pembelajaran serta selalu berusaha memahami pembelajaran menangani surat.

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya), yang dimaksud ulet dalam hal ini yaitu suatu sikap yang harus dimiliki oleh siswa-siswi SMK PGRI 1 Semarang, tidak mudah putus asa ketika mereka menghadapi kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dan selalu berusaha memecahkan kesulitan –kesulitan yang mereka hadapi.

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang

dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya), yang dimaksud minat dalam teori ini yaitu suatu ketertarikan yang ditunjukan oleh para siswa-siswi SMK PGRI 1 Semarang dalam mengikuti pembelajaran menangani surat, minat tersebut dapat ditunjukan dengan sikap mereka dalam mengikuti

39

pembelajaran, sikap tersebut dapat dilihat dari antusias para siswa mengikuti pembelajaran, selalu memperhatikan penjelasan yang diberikan, berkeinginan mendapatkan nilai yang baik.

d. Senang bekerja mandiri yaitu siswa dituntut untuk bisa mengerjakan

semua tugas yang diberikan secara mandiri, tidak menyontek temannya.

e. Cepat bosan pada tugas yang rutin yaitu siswa akan merasa cepat bosan

jika para siswa hanya memperoleh tugas sama dalam setiap pembelajaran.

f. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini yaitu siswa selalu berusa mempertahkan jawaban maupun pendapat mereka dengan memberikan penguatan-penguatan pada jawaban maupun pendapat mereka.

g. Senang mencari dan memecahkan masalah yaitu para siswa selalu

berusaha mencari soal-soal yang sebelumnya belum pernah mereka pelajari dan mereka akan mencoba memecahkan soal tersebut.

Dokumen terkait