• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG TANGGUNG JAWAB, DIREKTUR, PERUSAHAAN, PEKERJA, DAN KECELAKAAN KERJA

2.1 Tanggung Jawab

1.2.2 Bentuk-bentuk Perusahaan

Berdasarkan pengertian di dalam kamus bahasa Indonesia Kata perusahaan memiliki 2 (dua) pengertian mengenai bentuk perusahaan yang telah di jabarkan dan Hukum yang mengatur bentuk-bentuk perusahaan, pada umumnya mencakup bentuk-bentuk usaha persekutuan

(Partnership)/Perusahaan tidak berbadan hukum, dan bentuk usaha berbadan hukum (corporation).13

Bentuk-bentuk perusahaan secara umum ada 2 (dua) yaitu: 1. Perusahaan Berbadan Hukum seperti :

a. Perseroan Terbatas (PT)

Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas (UUPT) bahwa : “Badan hukum yang didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan

pelaksanaannya”.

Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa PT adalah suatu badan hukum. PT berbeda dengan UD, Fa, dan CV yang bukan badan hukum. Sebagai badan hukum dalam PT terdapat pemisahaan kekayaan antara milik perusahaan dengan milik pribadi pengusaha. Walau demikian PT sebagai badan hukum yang wajib mendapat pengesahan dari pemerintah dalam hal ini Menteri Kehakiman. Sedangkan bentuk usaha yang bukan badan hukum tidak memiliki kewajiban demikian. Dalam pengertian tersebut juga disebutkan bahwa PT didirikan berdasarkan sebuah perjanjian, PT bukanlah perusahaan perorangan seperti UD, tetapi suatu persekutuan sama halnya dengan Fa dan CV yang didirikan oleh lebih dari satu orang.

Adapun ciri-ciri Perseroan Terbatas yaitu :

1. Berbadan hukum memiliki harta kekayaan yang terpisah dengan harta pribadi.

2. Modal terdiri dari saham-saham sehingga tanggung jawab pemegang saham terbatas pada sejumlah saham yang dimasukannya.

3. Sistemnya lebih tertutup sehingga segala jenis pengoperasian, pembubaran dan aturan lainnya diatur berdasarkan Undang-Undang.14

Pendirian Perseroan terbatas harus dengan akta notaris dan memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang harus disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM, dan kewajiban mendaftarkan/mengumumkan berada dipundak direksi. Selanjutnya didaftarkan ke Departemen Perindustrian dan perdagangan dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara.15

b. Koperasi

Pada dasarnya koperasi berasal dari Bahasa Inggris Coperation

terdiri dari dua suku kata “Co yang berarti bersama, dan Operation yang berarti bekerja.” Sehingga koperasi bisa diartikan bekerja sama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia koperasi merupakan perserikatan yang bertujuan memenuhi keperluan kebendaan para

anggotanya dengan cara menjual barang-barang kebutuhan dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung).

Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoprasian pada Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Menurut Moh. Hatta “Bapak Koperasi Indonesia”, koperasi adalah

usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang.

Modal koperasi bersumber dari anggota baik berupa simpanan pokok, simpanan wajib maupun simpanan sukarela: simpanan dari anggota, hibah, dana cadangan, dari SHU (sisa hasil usaha) dan pinjaman-pinjaman lain. Seluruh modal dipergunakan untuk sebesar-besar keperluan dan kesejateraan anggota koperasi.16

Pendirian koperasi primer dapat dilakukan dengan jumlah anggota minimal 20 orang. Disamping itu di dalam praktik dapat juga dibentuk koperasi pusat yaitu koperasi yang terdiri dari minimal tiga koperasi primer, dan koperasi gabungan dapat dibentuk dengan jumlah minimal

tiga koperasi pusat, dan koperasi induk dapat dibentuk minimal tida koperasi gabungan.17

Berhubung koperasi didirikan atas asas kekeluargaan, maka koperasi merupakan soko guru perekonomian bangsa yang diharapkan menjadi kekuatan perekonomian rakyat maka koperasi memiliki beberapa prinsip yaitu:

1) Sukarela 2) Demokratis

3) Sisa Hasil Usaha dipergunakan untuk masing-masing anggota 4) Kemandirian.18

Pendirian koperasi harus dilaksanakan dengan membuat Anggaran Dasar (AD) yang disahkan oleh Kantor Perdagangan dan Koperasi setempat dan diumumkan Tambahhan berita negara Republik Indonesia.

Organ Koperasi terdiri dari: Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, Pengurus sebagai pengelola koperasi sehari-hari dan Pengawas yang bertindak mengawasi sepak terjang koperasi.19 c. Yayasan

Yayasan (foundation) adalah suatu Badan Hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memerhatikan persyaratan formal

yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.20

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan /atau ikut serta dalam suatu badan usaha. Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada Pembina., Pengurus, dan Pengawas. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia. Biaya pembuatan akta notaris ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah21.

Dalam hal yayasan didirikan oleh orang asing atau bersama-sama orang asing, mengenai syarat dan tata cara pendirian yayasan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pengesahan akta pendirian diajukan oleh pendirian atau kuasanya dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri Kehakiman dan HAM. Pengesahan akan diberikan dalam waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. Dalam

waktu di perlukan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) pengesahan diberikan atau tidak diberikan dalam jangka waktu paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan diterima dari instansi terkait; atau setelah lewat 30 hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan kepada instansi terkait tidak diterima.22

Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.

Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawa oleh undang-undang ini atau anggaran Dasar. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

1) Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar.

2) Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas.

3) Penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan.

4) Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan.

5) Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Yayasan.

Pengurusan adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan. Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum. Pengurus tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengawas.23

Pengurus Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan. Susunan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:

1) Seorang ketua;

2) Seorang sekretaris/ dan 3) Seorang bendahara.

Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Yayasan memiliki pengawas sekurang-kurangnya 1(satu) orang pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar. Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum, Pengawas tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengurus.24

2. Perusahaan tidak berbadan hukum seperti :

Perusahaan Perorangan merupakan bentuk usaha paling sederhana yang termasuk kedalam usaha swasta yang pengusahanya satu orang. Pengusaha disini adalah pemilik perusahaan. Modal atau investasi yang dimaksudkan dapat berupa uang, benda atau tenaga (keahlian) yang semuanya bernilai uang.

Bentuk usaha perorangan memiliki kelebihan dalam hal pengambilan keputusan dan bertindak cepat untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Sedangkan kelemahannya adalah dari segi pengumpulan modal yang besar untuk menghadapi berbagai persaingan dan peluang bisnis.25

b. Persekutuan Perdata

Pasal 1618 KUHD menyebutkan bahwa maatschap adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang diperoleh karenanya.26

Persekutuan memiliki arti persatuan orang perseorangan yang mempunyai kepentingan yang sama terhadap suatu perusahaan tertentu. Sedangkan arti sekutu adalah peserta pada suatu perusahaan. Jadi, persekutuan dapat diartikan sebagai perkumpulan orang orang yang menjadi peserta pada suatu perusahaan tertentu. Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan, maka badan itu bukanlah Persekutuan Perdata, tetapi dikatakan sebagai Perserikatan Perdata, orang-orang yang mengurus badan usaha itu disebut anggota bukan sekutu.

Perkembangan lebih lanjut di belanda penggunaan istilah

maatschap ditiadakan dan dimasukkan ke dalam pengertianvennootschap

yang menyatakan bahwa perseroan perdata adalah suatu bentuk perjanjian kerja sama. Persekutuan perdata ini merupakan bentuk pemitraan yang paling sederhana, karena :

1. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang “besarnya”

modal.

2. Dalam hal pemasukan sesuatu dalam persekutuan atau

maatschap selain terbentuk uang atau barang, dapat hanya menyumbangkan tenaga kerja.

3. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, dan dapat didalam bidang perdagangan.

4. Tidak terdapat pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan dalam Firma. Apabila tidak ditetapkan lain didalam persetujuan perjanjian, maka kerja sama tersebut sudah mulai berlaku setelah adanya perjanjian.

Perjanjian dalam persekutuan perdata pada umumnya berisi hal-hal sebagai berikut :

1. Pembagian keuntungan. Apabila pembagian keuntungan tidak diatur, maka berlaku ketentuan menurut Undang-undang. 2. Tujuan kerjasama.

Pasal 1619 KUHPerdata menetapkan bahwa segala Perseroan harus mengenai suatu usaha dan dibuat untuk kemanfaatan bersama. Kemanfaatan bersama dari pihak yang bersangkutan dimaksudkan bahwa masing-masing sekutu berjanji untuk mendapatkan keuntungan, yang akan dibagi bersama diantara para anggota sekutu.

c. Persekutuan Firma (Fa)

Firma merupakan suatu persekutuan karena pengusahanya merupakan sekutu (partner) yang lebih dari satu orang. Firma adalah tiap persekutuan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dan tanggung jawab secara tanggung menanggung.27

Menurut Pasal 16 KUH Dagang bahwa tiap-tiap persekutuan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Jadi firma merupakan persekutuan Perdata khusus, dimana kekhususannya terletak pada 3 (tiga) unsur mutlak yaitu :

1. Menjalankan Perusahaan

2. Dengan nama bersama atau Firma

3. Adanya pertanggung jawaban sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan (tanggung jawab tentang perikatan / perjanjian persekutuan).

Menurut Pasal 22 KUHD, firma didirikan dengan akta autentik yang dimuat dimuka notaris. Dalam pasal 26 KUHD Akta pendirian tersebut memuat anggaran firma dengan rincian sebagai berikut :

1. Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para sekutu. 2. Penetap nama bersama atau firma.

3. Firma bersifat umum atau terbatas pada menjalankan perusahaan bidang tertentu.

4. Nama-nama sekutu yang tidak diberi kuasa untuk menandatangani perjanjian bagi firma.

5. Saat mulai dan berakhirnya firma.

6. Ketentuan-ketentuan lain mengenai pihak ketiga terhadap sekutu.

Akta pendirian firma harus didaftarkan di Kepanitraan pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan firma yang bersangkutan hal tersebut dijelaskan di dalam Pasal 23 KUHD. Selanjutnya dalam pasal 28 KUHD, akta pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara.

Firma dimasukkan kedalam golongan bukan badan hukum, karena:

1. Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dengan pribadi sekutu-sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab untuk keseluruhan.

2. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman.

d. Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan komanditer merupakan persekutuan terbuka yang terang-terangan menjalankan perusahaan disamping satu orang atau lebih sekutu biasa

yang bertindak sebagai pengurus, mempunyai satu orang atau lebih sekutu diam yang bertanggung jawab atas jumlah pemasukannya.28

Menurut pasal 19 KUHD bahwa persekutuan komanditer (CV) adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang di bentuk antara satu orang atau lebih, persero yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak dan satu orang atau lebih sebagai pelepas (pemberi) uang pada pihak yang lain.

Pengaturan CV dalam KUHD hanya terdapat dalam tiga pasal yaitu Pasal 19,10, dan 21 KUHD. Letak aturan persekutuan komanditer di tengah pasal-pasal yang mengatur persekutuan firma tersebut sudah sepatutnya, karena persekutuan komanditer merupakan persekutuan firma dengan bentuk khusus. Kekhususan tersebut terletak pada adanya sekutu komanditer, sedangkan didalam persekutuan firma tidak terdapat sekutu komanditer. Pada persekutuan firma hanya terdapat sekutu-sekutu kerja “Firmant” , sedangkan dalam persekutuan komanditer, kecuali

sekutu kerja, juga ada sekutu komanditer, yakni sekutu yang tidak bekerja, sekutu yang hanya memberikan pemasukan saja, tidak ikut mengurus perusahaan.

Kelebihan CV terdapat pada sekutu diam tersebut yang menyebabkan CV lebih fleksibel karena tersedianya sarana pemodal untuk berinvestasi di dalam pembentukan CV, sementara yang bersangkutan sendiri tidak perlu bertindak sebagai pengurus, cukup sebagai sekutu diam saja.

Dengan demikian, persekutuan komanditer terdapat 2 (dua) macam sekutu yaitu :

a. Sekutu Komplementer (sekutu aktif) : Sekutu ini aktif menjalankan perusahaan dan berhubungan hukum serta bertanggung jawab terhadap pihak ketiga. Sehingga tanggung jawab sekutu kerja ini adalah tanggung jawab secara pribadi. Apabila sekutu kerja ini lebih dari seorang, harus ditegaskan di dalam Anggaran Dasarnya apakah diantara mereka ada yang dilarang untuk bertindak keluar mengadakan hubungan hukum/transaksi dengan pihak ketiga (Pasal 17 KUHD). Meski demikian, sekutu kerja yang dikeluarkan dari kewenangan untuk bertindak keluar mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga tersebut, tanggung jawabnya tetap sebagaimana ditetapkan di dalam Pasal 18 KUHD.

b. Sekutu Komanditer (Sekutu Pasif) : Sekutu yang hanya menyerahkan uang, benda, ataupun tenaga kepada persekutuan seperti apa yang di sanggupinya, dan untuk itu berhak menerima keuntungan dari persekutuan. Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang di sanggupi untuk di setor, dan sekutu imi tidak boleh ikut campur di dalam pengurusan atau mencampuri tugas dari sekutu kerja namun hanya berhak mengawasi jalannya perusahaan.

Menurut Pasal 20 ayat (2) KUHD, sekutu komanditer tidak diperkenankan melakukan pengurusan dalam CV meskipun di beri kuasa. Apabila sekutu komanditer tetap melakukan pengurusan pada perusahaan tersebut maka sebagai sanksinya bahwa sekutu komanditer tersebut dapat

dipertanggungjawabkan sebagai sekutu komplementer yaitu tanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya.

Dokumen terkait