• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk dan Pilar Penopang Kelembagaan : Suatu Analisis

Dari uraian di atas, hubungan antara bentuk kelembagaan dan pilar penopang kelembagaan-kelembagaan tersebut secara lengkap tampak pada Tabel 25 berikut. Terdapat bentuk-bentuk kelembagaan dalam sistem pertanian padi sehat yang tidak mengalami perubahan sebagaimana pada sistem pertanian padi non-organik yaitu kelembagaan penguasaan lahan, kelembagaan hubungan kerja, dan kelembagaan panen. Tata aturan dan pola-pola hubungan dalam penguasaan

lahan, hubungan kerja dan panen tetap mengikuti mekanisma pada sistem pertanian non-organik. Dengan berkembangnya sistem pertanian padi sehat, tidak merubah hubungan kerja baik sistem pembagian kerja dan sistem upah antara petani penggarap dan buruh tani. Demikian pula pada aktivitas panen.

Perbedaan tampak dengan adanya mekanisme yang membentuk kelembagaan penyedia pupuk dan pestisida, kelembagaan Koperasi Kelompok Tani “Lisung Kiwari”, kelembagaan pasca panen, dan kelembagaan distribusi beras SAE sebagai produk dari padi sehat. Kelembagaan-kelembagaan tersebut muncul dan berkembang seiring dengan perkembangan sistem pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy. Perbedaan tersebut tampak pada Tabel 22 berikut : Tabel 22. Bentuk Kelembagaan dalam Sistem Pertanian Non-Pertanian dan Sistem Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy

Bentuk Kelembagaan Sistem Pertanian

Non-Organik Sistem Pertanian Padi Sehat Kelembagaan

Penyedia Pupuk dan Pestisida

Tidak ada hubungan antara petani penggarap dengan petani peternak

Terdapat hubungan antara petani penggarap dengan petani peternak (kambing atau kelinci)

Kelembagaan Koperasi Kelompok Tani “Lisung Kiwari”

Koperasi hanya menyediakan input produksi berupa pupuk dan pestisida

Koperasi berperan untuk menyerap bantuan dana pemerintah dan memenuhi kebutuhan modal petani, penyedia input tanpa

menyediakan pestisida kimia, berperan penting membangun kerjasama dengan lembaga lain dalam distribusi beras SAE sebagai produk padi sehat

Kelembagaan Kelompok Tani

Kelompok tani kurang terorganisasi

Kelompok tani lebih terorganisasi dengan terbentuknya manajer pengendali mutu dan adanya implikasi dari kerjasama-kerjasama pengembangan padi sehat

Kelembagaan Penyuluhan

Metoda penyuluhan yang cenderung bersifat top down

Metoda penyuluhan yang lebih memberdayakan dan menggali partisipasi petani

Kelembagaan Pasca Panen

Hasil panen belum terkonsentrasi di koperasi

Hasil panen sebagian besar di jual ke koperasi, terdapat aktivitas pengemasan beras SAE

Kelembagaan Distribusi

Belum terdapat sistem distribusi yang terkelola dengan baik

Terbentuk hubungan-hubungan kerjasama dan kemitraan dalam distribusi beras SAE

Merujuk pada bentuk-bentuk kelembagaan yang telah diuraikan, diketahui bahwa perkembangan sistem pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy didukung oleh kelembagaan baik pada sektor public, private, dan participatory (Gambar 7). Kelembagaan sektor participatory seperti kelembagaan penyedia pupuk dan pestisida, kelembagaan penguasaan lahan, kelembagaan kelompok tani, kelembagaan hubungan kerja, kelembagaan panen, dan kelembagaan pasca panen lebih menunjukkan terjadinya pola-pola hubungan antar pelaku dengan intensitas dan derajat kepentingan hubungan yang lebih tinggi. Hubungan antara petani penggarap-tokoh masyarakat-penyuluh-koperasi-pemilik lahan-petani peternak-dan buruh tani memiliki intensitas hubungan yang lebih sering peternak-dan derajat kepentingan yang tinggi dalam membangun kelembagaan untuk pengaturan input dan produksi. Akan tetapi, kelembagaan-kelembagaan tersebut sangat memerlukan dukungan dari kelembagaan sektor public seperti instansi pemerintah dan lembaga penyuluhan. Seperti halnya instansi pemerintah memiliki intensitas hubungan yang lebih jarang dan derajat kepentingan yang rendah dengan petani penggarap, namun memiliki intensitas hubungan dan derajat kepentingan yang lebih tinggi dengan Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari. Hal ini ditunjukkan melalui adanya mekanisme pemberian dan penyaluran dana bantuan dari pemerintah untuk para petani yang harus melalui koperasi. Kedua lembaga merupakan lembaga berbadan hukum sehingga kelembagaan yang terbentuk lebih ditopang oleh aturan-aturan yang bersifat regulatif.

6.5 Pelembagaan

Tabel 23 menunjukkan bahwa kelembagaan-kelembagaan yang terbentuk dalam sistem pertanian padi sehat dibangun atas basis kepatuhan berdasarkan pada komitmen, kepercayaan, dan kesepakatan-kesepakatan antara para pelaku yang terlibat. Dalam kurun waktu 10 tahun, para pelaku menjalankan sistem, kesepakatan, dan program yang dibangun sehingga turut mempertahankan dasar kemunculan sistem tersebut sebagai sistem aturan. Mekanisme terus berlangsung, sesuai dengan logika-logika yang dibangun oleh para pelaku, hingga tampak indikasi dan dampak dari berjalannya kelembagaan yang terbentuk. Basis legitimasi diberlakukan sesuai dengan bentuk penghargaan dan tingkatan sanksi

P e ta n i P e n g g a r a p P e m i lik L a h a n T o ko h M a s ya ra k a t (P a k H A Z ) P e ta n i P e n g g a ra p d a ri k e lo m p o k l a in d a l a m sa tu a ta u lu a r ka m p u n g K o n su m e n (lu a r ko m u n i ta s ) K o p e ra si K e lo m p o k T a n i “ L is u n g K iw a ri” P e n je m u ra n G a b a h P e n g g i lin g a n B e ra s B u ru h T a n i T e ta p B u ru h T a n i L e p a s P e tu g a s P e n yu lu h L a p a n g a n (P P L ) P e n a p ia n B e ra s P e n g e m a s a n B e ra s S A E B a la i P e n e litia n L in g ku n g a n P e rta n ia n K o n su m e n ( lu a r k o m u n it a s ) A g e n K o n su m e n (d a la m ko m u n ita s ) L e m b a g a P e rta n ia n S e h a t S e la in L e m b a g a P e rta n ia n S e h a t In s ta n s i P e m e r in t a h T e rk a it P e ta n i P e te r n a k

yang terdapat pada komunitas seperti saling menghargai komitmen yang dibangun dan memutuskan hubungan dengan pihak yang melanggar komitmen atau kesepakatan yang telah dibangun. Merujuk pada Soekanto (2001), tingkatan norma yang berkembang dalam sistem pertanian padi sehat berada pada norma cara dan kebiasaan. Artinya, para pihak yang melanggar komitmen pada umumnya merasa malu, sudah dipandang melakukan penyimpangan dan menarik diri sehingga tidak terlibat lagi dalam kegiatan kelompok atau tidak memperoleh kepercayaan dari koperasi untuk memperoleh pinjaman modal dan input sarana produksi.

Adanya proses pelembagaan terkait dengan menciptakan dan memberlanjutkan kelembagaan-kelembagaan yang terbentuk Komitmen menjadi basis kepatuhan para pelaku yang terlibat dalam kelembagaan pada sistem pertania padi sehat. Pilar normative tampak sangat mendominasi terbentuknya kelembagaan-kelembagaan tersebut. Sehubungan dengan itu, ditinjau dari pilar yang melandasi kelembagaan-kelembagaan dalam sistem pertanian padi sehat,

Gambar 7. Kelembagaan dalam Sistem Pertanian Padi Sehat menurut Sektor-Sektor Tingkat Lokalitas di Kampung Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor

: Sektor Public

: Sektor Participatory : Sektor Private

: Panjang atau pendeknya garis menunjukkan intensitas hubungan Keterangan :

maka proses pelembagaan yang terjadi cenderung berbasis komitmen (institutionalization based on increasing commitments). Artinya, pelembagaan terbentuk oleh karena para pelaku yang terlibat dalam sistem pertanian padi sehat memiliki perasaan untuk menghargai kesepakatan-kesepakatan yang telah ditetapkan.

Terkait dengan proses pelembagaan, kelembagaan-kelembagaan dalam sistem pertanian padi sehat yang telah berkembang selama 10 tahun telah mengalami proses dikenal, diakui, dan dihargai oleh komunitas petani setempat dan para pelaku yang terlibat. Akan tetapi pada tahap untuk ditaati dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak petani yang belum sepenuhnya menerapkan SOP budidaya padi sehat misalnya atau masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini terkait dengan kendala kultur dimana para petani tidak mudah merubah kebiasaan berbudidaya padi sehingga sepenuhnya sesuai dengan SOP budidaya padi sehat. Selain itu, masih terdapat sebagian petani yang masih kurang memahami manfaat masuk menjadi anggota koperasi sehingga lebih memilih untuk mewakilkan keanggotaannya pada ketua kelompok taninya. Secara garis besar, kelembagaan-kelembagaan dalam sistem pertanian padi sehat belum mencapai tahap terinternalisasi (mendarah daging) hingga menjadi bagian hidup sehari-hari. Namun, kelembagaan-kelembagaan yang dibentuk berada dalam proses terus-menerus menjalankan mekanisme yakni tata kelakuan yang berpola sebagai akibat bekerjanya aturan yang dibangun.

6.6 Ikhtisar

Dalam sistem produksi beras SAE di Kampung Ciburuy ini dapat terindentifikasi beberapa bentuk kelembagaan. Beberapa bentuk kelembagaan tersebut adalah kelembagaan untuk pengaturan input, kelembagaan untuk pengaturan produksi, dan kelembagaan untuk pengaturan output. Kelembagaan untuk pengaturan input mencakup kelembagaan koperasi, kelembagaan penyediaan pupuk dan pestisida, kelembagaan untuk penyediaan kredit, kelembagaan penguasaan lahan, dan kelembagaan untuk penyebarluasan inovasi dan teknologi yang mencakup kelembagaan kelompok tani dan kelembagaan penyuluhan. Kelembagaan untuk pengaturan produksi mencakup kelembagaan

hubungan kerja dan kelembagaan panen. adapun kelembagaan untuk pengaturan output meliputi kelembagaan pasca panen dan kelembagaan distribusi.

Bentuk-bentuk kelembagaan dalam sistem pertanian padi sehat yang sama denga kelembagaan pada sistem pertanian padi non-organik yaitu kelembagaan penguasaan lahan, kelembagaan hubungan kerja, dan kelembagaan panen. Perbedaan tampak dengan adanya mekanisme yang membentuk kelembagaan penyedia pupuk dan pestisida, kelembagaan Koperasi Kelompok Tani “Lisung Kiwari”, kelembagaan penyuluhan, kelembagaan pasca panen, dan kelembagaan distribusi beras SAE sebagai produk dari padi sehat.

Ditinjau dari pilar yang melandasi kelembagaan-kelembagaan dalam sistem pertanian padi sehat, maka proses pelembagaan yang terjadi cenderung berbasis komitmen (institutionalization based on increasing commitments). Secara garis besar, kelembagaan-kelembagaan dalam sistem pertanian padi sehat belum mencapai tahap terinternalisasi (mendarah daging) hingga menjadi bagian hidup sehari-hari. Namun, kelembagaan-kelembagaan yang dibentuk berada dalam proses terus-menerus menjalankan mekanisme yakni tata kelakuan yang berpola sebagai akibat bekerjanya aturan yang dibangun.

Tabel 23. Pilar-Pilar Kelembagaan yang Mendasari Bentuk-Bentuk Kelembagaan dalam Sistem Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy Bentuk

Kelembagaan

Pilar Penopang

Kelembagaan untuk Pengaturan Input Kelembagaan

Penguasaan Lahan

Kelembagaan Penyediaan Pupuk dan

Pestisida Kelembagaan Koperasi Kelompok Tani “Lisung Kiwari” Kelembagaan Kelompok Tani Kelembagaan Penyuluhan

Hubungan antara pemilik lahan dengan petani penggarap

Hubungan antara petani penggarap dengan petani peternak (umumnya ternak kambing/kelinci)

Hubungan antara pengurus koperasi dengan petani penggarap yang menjadi anggota koperasi

Hubungan antara sesama petani

Hubungan antara penyuluh dan petani penggarap

Normative Normative Regulative-Normative Normative Regulative-Normative

Analisis SPNO = SPO tetap SPNO >< SPO beda SPNO >< SPO beda SPNO >< SPO beda

SPNO >< SPO beda

Basis of Compliance (dasar kepatuhan yang mengandung nilai-nilai)

Komitmen, kepercayaan Komitmen, kepercayaan AD/ART Koperasi yang

ditentukan dalam akta pendirian koperasi nomor 518/03/BH/KPTS/Kankop/ 2005

Komitmen, kepercayaan

SKB Mendagri dan Mentan No.54 Tahun 1996/301/Kpts/LP 120/4/96, dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan potensi lokal Basis of Order (dasar kemunculan sebagaai sistem aturan) Sistem gadai Sistem sewa Sistem maro Hak garap

Sistem transaksi jual beli Sistem peminjaman dan pergiliran pemupukan Tata perundang-undangan perkoperasian, yang pelaksanaannya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kelompok Kesepakatan antara anggota kelompok

Program dan programa penyuluhan yang disesuaikan dengan aspirasi komunitas padi sawah di tingkat lokal

Mechanism (mekanisme atau Tata kelakuan yang berpola sebagai akibat bekerjanya aturan)

Pemilik lahan menguasakan lahan kepada petani penggarap. Hasil garapan ditentukan sesuai system penguasaan lahan yang ditetapkan

Petani penggarap membeli pupuk kandang kepada petani peternak. Atau meminjam dan mengembalikan pada saat diperlukan untuk

Pengurus bersama anggota koperasi menjalankan aktivitas koperasi bersama-sama dalam berbagai bidang usaha yang diselenggarakan oleh

Antara individu petani yang satu dengan yang lain sepakat untuk berkelompok dan menjalankan aktivitas kelompok bersama-Penyuluh memberikan materi penyuluhan menurut kebutuhan petani dan kelompoknya. Para petani pun dapat

kedua pihak pemupukan. koperasi tersebut sama seperti saling bertukar informasi, pengetahuan, dan pengalaman berpartisipasi mengemukakan pendapat, pertanyaan, kritik dan saran kepada penyuluh terkait materi dan metode

penyuluhan yang diberikan

Logic (logika)

Perlunya peran pemilik lahan dan penggarap laha untuk memperoleh keuntungan dari penggarapan lahan tersebut

Pentingnya pupuk dan pestisida organik yang berasal dari kotoran hewan ternak

Perlunya lembaga ekonomi di tingkat lokal yang memiliki bidang usaha sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat

Perlunya kelompok tani untuk menjadi tempat saling bertukar informasi, pengalaman, dan pengetahuan, bersilaturahmi serta melaksanakan berbagai kegiatan penyuluhan Perlunya kegiatan penyuluhan untuk membantu petani agar mampu berpartisipasi dalam pengembangan kelembagaan lokal

Indicators (indicator) Peraturan tidak tertulis yang berlaku bagi pemilik lahan dan penggarap lahan

Peraturan tidak tertulis yang berlaku bagi petani penggarap dan petani peternak

Adanya laporan tahunan koperasi dari pengurus untuk

dipertanggungjawabkan kepada seluruh anggota koperasi

Peraturan tidak tertulis terkait dengan

penyelenggaraan kegiatan kelompok tani

Peraturan tidak tertulis terkait kegiatan kelompok dengan kegiatan penyuluhan

Affect (dampak) Kelembagaan terus berjalan oleh karena kedua pihak menjaga komitmen dan kepercayaan yang diberikan

Kelembagaan terus berjalan oleh karena kedua pihak menjaga komitmen dan kepercayaan yang diberikan

Koperasi kelompok tani Lisung Kiwari menjadi koperasi terbaik tingkat Kabupaten Tahun 2008

Kelembagaan terus berjalan oleh karena antara petani menjaga komitmen dan kepercayaan yang diberikan

Hubungan antara penyuluh, petani dan ketua gapoktan tetap harmonis sehingga kegiatan penyuluhan berjalan lancar

Basis of Legimacy (basis legitimasi)

Hilangnya kepercayaan Hilangnya kepercayaan Dikeluarkan dari

keanggotaan

Tidak dilibatkan kembali dalam kegiatan kelompok

Tidak dilibatkan dalam kegiatan kelompok yang berkaitan dengan penyuluhan

Lanjutan Tabel 23. Bentuk Kelembagaan

Pilar Penopang

Kelembagaan untuk Pengaturan Produksi Kelembagaan untuk Pengaturan Output

Kelembagaan Hubungan Kerja Kelembagaan Panen Kelembagaan Pasca Panen Kelembagaan Distribusi Beras SAE

Hubungan antara petani penggarap dengan buruh tani

Hubungan antara petani penggarap dengan buruh tani dalam kegiatan panen

Hubungan antara Kang HK dengan pekerja tetap

Hubungan antara petani penggarap dengan koperasi dan lembaga pertanian sehat

Normative Normative Normative Regulative-Normative

Analisis SPNO =SPO tetap SPNO =SPO tetap SPNO >< SPO beda SPNO >< SPO beda

Basis of Compliance (dasar kepatuhan yang mengandung nilai-nilai)

Komitmen, kepercayaan Komitmen, kepercayaan Komitmen, kepercayaan Kesepakatan-kesepakatan kerjasama

Basis of Order (dasar kemunculan sebagai sistem aturan)

Sistem pembagian kerja Sistem upah

Sistem pembagian kerja Sistem upah

Sistem pembagian kerja Sistem upah

Sistem pembelian dan penjualan beras SAE

Mechanism (mekanisme atau Tata kelakuan yang berpola sebagai akibat bekerjanya aturan)

Petani penggarap mempekerjakan buruh tani tetap atau buruh tani lepas dalam budidaya padi. Buruh tani memperoleh upah dari hasil pekerjaan yang telah dilakukannya tersebut

Petani penggarap

mempekerjakan buruh tani tetap atau buruh tani lepas dalam aktivitas panen. Buruh tani memperoleh upah dari hasil pekerjaan yang telah dilakukannya tersebut

Kang Hk (ketua koperasi) mempekerjakan pekerja tetap dalam aktivitas pasca panen. para pekerja tetap memperoleh upah dari hasil pekerjaan yang telah dilakukannya tersebut

Pihak-pihak yang terkait melakukan transaksi jual beli beras SAE sesuai kesepakatan-kesepakatan kerjasama yang telah disusun kedua pihak dan kedua pihak memperoleh keuntungan dari bersama dari proses transaksi tersebut

Logic (logika)

Perlunya sistem pembagian kerja dan sistem upah pada setiap bentuk aktivitas pertanian

Perlunya sistem pembagian kerja dan sistem upah pada aktivitas panen

Perlunya sistem pembagian kerja dan sistem upah pada setiap bentuk aktivitas pasca panen

Perlu adanya jaminan pasar produk beras SAE sehingga para petani dapat terus memproduksi padi sehat

Indicators (indicator) Peraturan tidak tertulis terkait sistem pembagian kerja dan sistem upah yang berlaku

Peraturan tidak tertulis terkait dengan tata laksana

Peraturan tidak tertulis terkait dengan tata laksana pasca panen

Adanya sertifikasi

Affect (dampak) Kelembagaan terus berjalan oleh karena kedua pihak menjaga komitmen dan kepercayaan yang diberikan

Kelembagaan terus berjalan oleh karena kedua pihak menjaga komitmen dan kepercayaan yang diberikan

Kelembagaan terus berjalan oleh karena kedua pihak menjaga komitmen dan kepercayaan yang diberikan

Kelembagaan distibusi terus berjalan sebagaimana

kesepakatan-kesepakatan yang telah disusun oleh pihak-pihak terkait

Basis of Legimacy (basis legitimasi)

Pemutusan hubungan kerja Hilangnya kepercayaan Pemutusan hubungan kerja Pemutusan hubungan kerjasama

Dokumen terkait