• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

3. Bentuk Deiksis Persona

Sebuah leksikon yang menunjukkan keterlibatan peserta tuturan dalam peristiwa komunikasi adalah leksikon bersifat deiksis persona. Deiksis persona memiliki referen yang mengacu pada persona yang berbicara atau persona pertama, persona yang diajak bicara atau persona kedua dan persona yang merujuk pada orang dibicarakan atau persona ketiga. Berdasarkan acuan referen personanya, Klein (1989 : 76) membedakan deiksis persona dalam tiga bentuk, yaitu deiksis persona pertama, deiksis persona kedua, dan deiksis persona ketiga.

a) Deiksis Persona Pertama

Persona pertama mempunyai hubungan langsung dengan penutur yang hadir dalam tindak komunikasi. Deiksis persona pertama merujuk pada penutur atau orang yang berbicara. Menurut Dubois (1973 : 305), penutur adalah subjek yang berbicara dan memprakarsai tuturan. Deiksis persona pertama ditandai dengan penggunaan pronomina persona je, me, moi, nous, adjektiva possesif mon, ma, mes, notre, nos,

dan pronomina possesif le mien, la mienne, les miens, les miennes, le nôtre, la nôtre, les nôtres. Perhatikan contoh berikut.

(4)Boule : Eh ! Pouf !... Viens voir!... J’ai un petit hamster !

Boule : Hai ! Pouf !... ke sini lihatlah !.. aku punya seekor hamster kecil! (5) Pouf : Hé!... mon sandwich!?! J’avais un sandwich!!

Pouf : Eh!... sandwichku!?! Aku tadi punya sandwich!!

Tuturan (4) dan (5) terjadi di rumah Boule saat dia sedang memperlihatkan hamsternya pada Pouf. Tanpa sepengetahuan Pouf, Bill mengambil sandwich yang dibawanya. Pouf kebingungan mencari sandwichnya yang hilang. Leksikon je pada tuturan (4) dan (5) merupakan leksikon deiksis persona pertama. Kedua leksikon tersebut adalah pronomina persona pertama yang mempunyai referen berubah-ubah tergantung pada konteks yang melingkupinya. Pada tuturan (4) leksikon je mengacu pada orang yang sedang berbicara, yaitu Boule, sedangkan pada tuturan (5) leksikon je mengacu pada Pouf sebagai penuturnya.

b) Deiksis Persona Kedua

Deiksis persona kedua berperan sebagai mitra tutur atau lawan bicara. Dubois (1973 : 20), mendefinisikan mitra tutur sebagai persona yang menerima dan membalas tuturan yang diucapkan oleh penutur. Deiksis persona kedua memiliki referen yang mengacu pada persona yang diajak bicara. Penanda deiksis persona kedua terdiri dari pronomina persona kedua tu, te, toi, vous, adjektif posesif ton, ta, votre, vos, dan pronomina posesif le tien, la tienne, les tiens, les tiennes, le vôtre, la vôtre, les vôtres. Penggunaan deiksis persona kedua dapat dilihat melalui contoh berikut ini.

Gambar 4. Boule bertanya kepada Bill tentang keikutsertaannya dalam permainan lompat tali.

(6) Boule : Hé, Bill ?! Tu vas sauter aussi ?!

Boule : Eh Bill ?! Kamu akan melompat juga ?!

(Boule et Bill 6, 1970 : 36) Tuturan (6) terjadi pada siang hari di halaman rumah boule pada siang hari. Boule dan Pouf sedang bermain lompat tali. Mereka secara bergantian melompati tali itu, namun mereka selalu gagal. Melihat kejadian itu, Bill mendatangi mereka untuk mencoba melompati tali itu. Boule dan Pouf mengira Bill tidak akan bisa melompati tali itu. Leksikon tu pada tuturan (6) adalah pronomina persona kedua yang mengacu pada Bill sebagai mitra tutur. Perhatikan juga pada contoh berikut.

(7) Boule :Tune veux vraiment pas ? Bien sûr, c’est pour rire !

Boule : Kamu benar-benar tidak ingin ? tentu saja, ini untuk baermain- main !

(Boule et Bill 6, 1970 : 3) Tuturan (7) terjadi di halaman rumah Boule pada siang hari. Boule mengajak Pouf untuk bermain bersama, tetapi Pouf menolaknya karena dia sedang tidak ingin bermain. Boule terus-menerus membujuk Pouf agar mau bermain bersamanya. Berdasarkan konteks tersebut leksikon tu pada tuturan (7) adalah pronomina persona kedua yang mengacu Pouf sebagai mitra tutur.

Leksikon tu yang dituturkan oleh Boule pada tuturan (6) dan (7) mempunyai acuan yang berbeda. Leksikon tu merupakan leksikon deiksis persona karena acuan dari leksikon tersebut berubah ketika konteks yang menyertainya berbeda. Referen leksikon tu pada kedua tuturan tersebut sama-sama mengacu pada mitra tutur atau lawan bicara. Oleh karena itu, leksikon tu tersebut merupakan leksikon deiksis persona kedua.

c) Deiksis Persona Ketiga

Persona ketiga mengacu pada persona yang tidak hadir dalam tindak komunikasi atau berada di luar tindak komunikasi. Dengan kata lain, persona ketiga merujuk pada orang yang tidak berada pada pihak pembicara maupun lawan bicara. Pronomina ketiga selalu bersifat anaforik karena membutuhkan anteseden dalam konteknya. Namun, Benveniste (1966 : 254) menyatakan bahwa persona ketiga berhubungan dengan referen dalam tuturan dan mempunyai nilai yang sama dengan

orang pertama sebagai indikator deiksis. Pronomina persona ketiga dapat bersifat deiksis ketika pronomina tersebut mengacu pada persona yang bergabung dalam situasi komunikasi sebagai persona yang dibicarakan (Kerbrat-Orrechioni, 1997). Deiksis persona ketiga ditandai dengan penggunaan pronomina persona ketiga il, elle, ils, elles, le, les, lui, leur, eux, adjektif posesif sa, son, ses, dan pronomina posesif le sien, la sienne, les siens, les siennes, le leur, la leur, les leurs. Sebagai contoh, perhatikan tuturan di bawah ini.

Gambar 6. Pouf bertanya kepada Boule tentang hamster miliknya. (8) Pouf :Mais qu’est-ce qu’il fait là ? Ilgrossit à vue d’oeil !

Pouf : Tapi apakah yang dia lakukan disana ? Dia membesar dengan cepat !

(Boule et Bill 6, 1970 : 8) Tuturan (8) terjadi di rumah Boule pada siang hari. Boule sedang memperlihatkan hamsternya kepada Pouf. Mereka mengamati hamster itu dengan penuh perhatian. Hamster itu makan terus-menrus dan bertambah besar. Leksikon il pada tuturan (8) adalah pronomina persona ketiga yang mempunyai referen yang mengacu pada hamster, yakni hewan yang dibicarakan oleh Pouf. Jika konteks dari

tuturan tersebut berubah maka referennya pun ikut berubah. Contohnya seperti tuturan berikut.

Gambar 7. Boule memperingatkan Bill untuk membungkuk ketika Pouf akan menendang bola ke dalam gawang.

(9) Boule : Bill ! Attention ! Il va tirer ! Plonge dans les pieds ! Plonge ! Boule : Bill ! Awas ! Dia akan menembak ! membungkuk ! membungkuk

!

(Boule et Bill 6, 1970 : 30) Tuturan (9) terjadi di halaman rumah Boule pada siang hari. Boule, Bill, Pouf dan temannya sedang bermain sepak bola. Boule menyuruh Bill untuk menjadi penjaga gawang. Saat permainan dimulai, Pouf berhasil merebut bola dan akan menembakkannya ke gawang Bill. Melihat kejadian itu, Boule menyuruh Bill untuk membungkukkan badannya. Dalam tuturan (9), leksikon il adalah pronomina persona ketiga yang mengacu pada Pouf sebagai persona yang dibicarakan.

Kedua leksikon il tersebut merupakan leksikon deiksis persona karena referen yang diacu oleh leksikon il dapat berubah-ubah jika konteks tuturannya berbeda. Leksikon il adalah pronomina persona ketiga yang mengacu pada pihak lain di luar

penutur maupun mitra tutur. Oleh karena itu, leksikon il termasuk dalam bentuk leksikon deiksis persona ketiga.

Dokumen terkait