LAMPIRAN 1 : SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)
[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
Nomor : __________ __________, __ __________ 20__ Lampiran : __________
Kepada Yth. ____________ di __________
Perihal : Penunjukan Penyedia Barang/Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ___________________________________________________
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor ____________ tanggal _____________ perihal _____________________ dengan nilai penawaran setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya oleh Pokja ____________ ULP ____________ sebesar Rp__________ (_____________________) termasuk PPN, telah ditetapkan sebagai pemenang oleh Pokja ____________ ULP ____________.
Selanjutnya kami menunjuk Saudara untuk melaksanakan pekerjaan ______________________________, dan meminta Saudara untuk menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah dikeluarkannya SPPBJ ini sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Pemilihan.
Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan.
Proyek/Satuan Kerja __________ Pejabat Pembuat Komitmen [tanda tangan]
[nama lengkap] [jabatan]
NIP. __________
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi) LAMPIRAN 2 : SURAT PERINTAH MULAI KERJA
[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] SURAT PERINTAH MULAI KERJA
Nomor: __________ Paket Pekerjaan: __________
Yang bertanda tangan di bawah ini: __________[nama Pejabat Pembuat Komitmen] __________[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
__________[alamat proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini memerintahkan:
__________[nama penyedia] __________[alamat penyedia]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________
selanjutnya disebut sebagai Penyedia Jasa Konsultansi;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Macam pekerjaan: __________; 2. Tanggal mulai kerja: __________;
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun [pilih salah satu] dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________
5. Hasil Pekerjaan: __________
6. Sanksi: Terhadap keterlambatan penyerahan hasil kerja dan laporan akhir, Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dan pembayaran kepada penyedia dapat dihentikan sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.
__________, __ __________ 20__
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi) Untuk dan atas nama __________
Pejabat Pembuat Komitmen [tanda tangan]
[nama lengkap] [jabatan]
NIP: __________
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama __________[nama penyedia] [tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha] [jabatan]
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi) LAMPIRAN 3 : JAMINAN SANGGAH BANDING
[Kop Bank Penerbit Jaminan] GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING No. ____________________
Yang bertanda tangan dibawah ini _________________________________ dalam jabatan selaku _____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : _____________________________[Panitia Pengadaan Barang/Jasa]
Alamat :______________________________________________________ selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ___________________________________________ (terbilang
_____________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan
____________________ berdasarkan Dokumen Pemilihan No. ______________ tanggal ____________, apabila:
Nama : _____________________________ [penyedia Jasa Konsultansi] Alamat : ______________________________________________________ selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan oleh YANG DIJAMIN dinyatakan tidak benar.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku selama ______ (____________) hari kalender, dari tanggal ________________ s/d ________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis oleh Penerima Jaminan dengan melampirkan Surat Jawaban Sanggahan Banding dari [Menteri / Pimpinan Lembaga / Kepala Daerah / Institusi] _______________________, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding sebagaimana tercantum dalam butir 1.
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak benar.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Jaminan Sanggahan Banding ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.
Dikeluarkan di : ____________ Pada tanggal : ___________ [Bank] Materai Rp 6.000,- _________________ [nama dan jabatan] Untuk keyakinan, Penerima
Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke Bank ________ [bank]
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi) LAMPIRAN 4 : JAMINAN UANG MUKA
[Kop Bank Penerbit Jaminan] GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA No. ____________________
Yang bertanda tangan dibawah ini _________________________________ dalam jabatan selaku _____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : _____________________________[Pejabat Pembuat Komitmen] Alamat :______________________________________________________ selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ___________________________________________ (terbilang
_______________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan
____________________ berdasarkan Kontrak No. ______________ tanggal ____________, apabila :
Nama : _____________________________ [penyedia Jasa Konsultansi] Alamat : ______________________________________________________ selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, YANG DIJAMIN lalai/ tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku selama ______ (____________) hari kalender, dari tanggal ______________________ s/d __________________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagai Jaminan Uang Muka sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Jaminan Uang Muka ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.
Dikeluarkan di : ____________ Pada tanggal : ___________ [Bank] Materai Rp 6.000,- ____________ [Nama dan Jabatan] Untuk keyakinan, Penerima
Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke Bank ________ [bank]
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
[Kop Asuransi/Perusahaan Penjaminan Penerbit Jaminan] JAMINAN UANG MUKA
Nomor Jaminan : __________________ Nilai : Rp__________________ 1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _________________________ [nama
dan alamat penyedia] sebagai Penyedia Jasa Konsultansi, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _________________________ [nama dan alamat perusahaan penjaminan] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _________________________ [nama dan alamat PPK] sebagai Pemilik, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________(terbilang_____________________________) yang harus dibayarkan kepada PENERIMA JAMINAN.
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _______________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal ______________dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________
4. Jaminan ini berlaku apabila :
TERJAMIN lalai/tidak memenuhi kewajibannya atau melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka dimaksud yang wajib dibayar menurut Kontrak tersebut.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN Uang Muka atau Sisa Uang Muka yang belum dikembalikan oleh TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasarkan Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi) Dikeluarkan di _______________ Pada tanggal ________________ TERJAMIN _____________________ Nama Jelas PENJAMIN Materai Rp 6.000,- _____________________ Nama Jelas
KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
PENYUSUNAN
RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) KEC. KREMBUNG
KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2011
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Metropolitan Surabaya memberikan dampak yang sangat besar baik dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh adalah terjadinya perubahan peruntukan lahan dari lahan pertanian berubah menjadi kawasan permukiman dan kawasan industri sebagai akibat pemekaran wilayah metropolitan Surabaya menjadikan perkembangan perekonomian di Kabupaten Sidoarjo tumbuh secara signifikan.
Suatu wilayah/kawasan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan berbagai kegiatan yang ada, baik itu direncanakan ataupun tidak direncanakan. Perkembangan wilayah/kawasan ini tidak akan sama antara satu wilayah/kawasan dengan wilayah/kawasan lainnya. Wilayah/kawasan yang mempunyai potensi besar cenderung berkembang dengan cepat, sementara wilayah/kawasan yang potensinya kurang perkembangannya relatif lambat. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah/kawasan ditandai tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah yang semakin intensif, tingginya mobilisasi penduduk, sehingga menyebabkan kebutuhan tanah untuk pengembangan fisik semakin meningkat. Pada sisi lain ketersediaan lahan ternyata semakin terbatas.
Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke ________ [penerbit jaminan]
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
Fenomena tersebut juga terjadi pada berbagai kawasan di kecamatan baik sebagai kawasan perkotan maupun sebagai kawasan perdesaan. Pada sisi lain perkembangan pada kota-kota besar cenderung melampaui daya dukung lahan, sehingga kawasan terbangun kota meluas sampai pinggiran bahkan sampai melebihi batas administratif yang ada. Sedangkan pada perkotaan yang terpengaruh oleh kegiatan yang dominan serta jaringan regional akan cenderung menyatu antar kawasan.
Pola ini menjadikan kondisi tersebut menyebabkan rawannya konflik antar kegiatan yang ada di bagian wilayah, sehingga dibutuhkan pengaturan tata ruang. Pada kawasan bagian wilayah yang bukan termasuk kategori kota besar, fenomena perkembangan dan pertumbuhan yang pesat juga dialami. Hanya saja tingkat perkembangannya masih relatif tidak melampaui daya dukung lahan yang ada. Meskipun demikian dengan semakin pesatnya perkembangan dan pertumbuhan berbagai wilayah memerlukan adanya penataan ruang rinci yaitu dalam bentuk RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan) sebagai upaya untuk mengendalikan pemanfaatan ruang agar tidak menimbulkan konflik antar kegiatan yang terdapat di wilayah yang ada, baik pada kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan.
Selain itu penataan ruang juga dilakukan secara terpadu (komprehensif), yaitu terkait dengan sektor-sektor lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap kawasan perencanaan, serta tidak terlepas sebagai bagian dari suatu wilayah yang lebih luas sehingga dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan tidak terjadi pertentangan antara masing-masing sektor yang justru menimbulkan ketidakserasian dan akan mengakibatkan munculnya permasalahan wilayah dalam pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya seperti : pada kawasan perkotaan masalah PKL, kemacetan, genangan, kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan sebagainya. Sedangkan pada kawasan perdesaan akan muncul alih funsi lahan dan ketersediaan sarana dan prasarana.
Dengan adanya Rencana Detai Tata Ruang Kecamatan yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, diharapkan akan tercapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan pemanfaatan ruang dari seluruh kegiatan yang terdapat di kawasan perencanaan, dengan tetap memperhatikan faktor daya dukung lingkungan, fungsi lingkungan, lokasi dan struktur kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang terbentuk.
Perencanaan Rencana Detai Tata Ruang Kecamatan ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan pada berbagai kawasan perkotaan dan perdesaan yang mengalami perubahan secara menerus dalam jangka waktu tertentu akibat adanya intensitas kegiatan yang dilakukan oleh penduduk perkotaan. Perkembangan tersebut dapat bergerak menuju ke arah yang lebih baik, tetapi dapat pula mengakibatkan terjadinya penurunan efisiensi dan keefektifan struktur dan bentuk kota dalam mendukung kegiatan kehidupan masyarakat, penurunan keserasian struktur dan bentuk arsitektural perkotaan dan perdesaan, penurunan kualitas lingkungan hidup, penurunan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.
Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terdiri atas tiga tingkatan yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Ketiga rencana ini disusun berdasarkan hierarki perencanaan dari tingkat nasional sampai kabupaten / kota.
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
Dengan kondisi kabupaten Sidoarjo saat ini dan disesuaikan dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007, maka beberapa permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Sidoarjo antara lain:
a. Dalam penyusunan produk rencana di Kabupaten Sidoarjo hanya mengacu pada produk RTRW Kabupaten Sidoarjo dan langsung rencana terperinci di bawahnya.
b. Belum tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang pada sebagian Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo.
c. Pola perkembangan lahan bersifat linier.
d. Kecenderungan yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo adalah proses pengalihfungsian lahan yang terjadi dalam kurun waktu yang relatif cepat dan sering kali berlokasi pada tempat yang rawan konflik antara kawasan permukiman dan kawasan industri, kawasan lindung setempat dengan kawasan industri, kawasan irigasi teknis dengan permukiman dsb.
e. Permasalahan drainase kota yang memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi, dan kurangnya kesadaran untuk tidak membuang sampah pada badan sungai membuat debit run off atau aliran permukaan yang terus meningkat.
Kabupaten Sidoarjo sebagian besar memiliki kegiatan: perdagangan/jasa, perkantoran, permukiman padat,dan berbagai kegiatan skala kota lainnya. Penumpukan kegiatan ini menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai pusat kegiatan memiliki berbagai permasalahan, antara lain: kurang tertatanya kawasan perdagangan, parkir yang semakin padat, kemacetan mulai sering terjadi, PKL semakin berkembang dan mulai tidak terkendali, kurangnya RTH dsb. Dengan demikian diperlukan penataan ruang dalam skala detail yakni RDTRK pada wilayah ini.
Adanya perkembangan Kabupaten Sidoarjo yang diatur dalam RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 – 2028 telah menunjukkan bahwa pada 20 tahun yang akan datang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang diprediksikan memiliki perubahan dan perkembangan yang signifikan. Menghadapi perkembangan dan perubahan wilayah Kabupaten Sidoarjo, maka perlu adanya kelanjutan perencanaan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan yang mengatur wilayah yang lebih kecil di bawahnya salah satunya yaitu Kecamatan Krembung. Dimana dengan disusunnya RTRW Kabupaten Sidoarjo yang baru maka RDTRK Kecamatan Krembung perlu adanya penyesuaian penataan ruang yang berpedoman pada RTRW yang baru sekaligus dengan mempertimbangkan potensi – potensi dan permasalahan yang ada di kawasan perencanaan.
1.2 Asas Dan Tujuan Penataan Ruang
Azas dan tujuan penataan ruang sering diinterpretasikan beragam, untuk itu sebaiknya disesuaikan dengan muatan yang ada pada UU 26 tahun 2007 yang konteksnya dapat saja disesuaikan dengan azas dan tujuan penataan ruang dan pembangunan secara umum.
Azas:
a. Keterpaduan
b. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan c. Keberlanjutan
d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan e. Keterbukaan
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
g. Perlindungan Kepentingan Umum h. Kepastian hukum dan Keadilan : i. Akuntabilitas
Tujuan:
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
1.3 Dimensi Waktu Perencanaan
Penyusunan RDTRK Kawasan Kecamatan Krembung secara menyeluruh mempunyai dimensi waktu perencanaan selama 20 tahunan.
1.4 Landasan Hukum RDTRK
Landasan hukum penyusunan RDTRK adalah : 1. Undang-undang Dasar 1945.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. 4. Undang-undang Nomor : 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
5. Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 6. Undang-undang Nomor : 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah.
7. Undang-undang Nomor : 38 tahun 2004 tentang Jalan.
8. Undang-undang Nomor : 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1982 tentang Irigasi.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1991 tentang Sungai.
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No : 35 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan UU No : 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. 13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Kawasan Lindung.
14. Permendagri No : 2 Tahun 1987 tentang Penyusunan Rencana Kota.
15. Permendagri No 8 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah.
16. Permendagri No : 9 tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam proses Perencanaan Tata Ruang di daerah.
17. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. 18. Kepmendagri Nomor : 650 – 658 Tentang Keterbukaan Rencana Kota Untuk
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
19. Kepmendagri Nomor : 59 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permendagri Nomor 2 Tahun 1987.
20. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang.
21. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 2008.PRN.K.016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten.
22. Surat Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri Nomor : 648-384 tahun 1992, Menteri Pekerjaan Umum Nomor 738/KPTS/1992 dan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang Berimbang. 23. Inmendagri No 14 Tahun 1988 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.
24. Perda Jawa Timur No : 11 Tahun 1991 tentang Penetapan Kawasan Lindung Propinsi Jawa Timur.
25. Perda Jawa Timur No : 53 Tahun 1996 tentang Pengairan.
26. Perda Kabupaten Sidoarjo No : 3 Tahun 1988 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota dalam Kabupaten Dati II Sidoarjo.
27. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo.
28. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2002 tentang Analisa Dampak Lalu Lintas.
29. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009 - 2029. 30. Peraturan Perundangan yang terkait.
1.5 Pengertian RDTRK
Pengertian RDTRK adalah sebagai berikut :
a. RDTRK merupakan penjabaran dari RUTR wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan.
b. RDTRK adalah rencana pemanfaatan Bagian Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan. c. RDTRK juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan
pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam
wujud ruang dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
d. RDTRK adalah rencana kota yang memuat ketentuan penetapan fungsi Bagian Wilayah Kota yang pada hakekatnya menjadi arahan lokasi dari berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi maupun lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu, pengarahan penetapan lokasi berbagai kegiatan yang terinci dan tertuang pada peta dengan skala 1: 5.000. e. RDTRK pada hakekatnya merupakan dasar pertimbangan bagi penyusunan RTRK yang mencakup ketentuan mengenai bagian wilayah tersebut dan ketentuan mengenai kerangka materi pokok bagi penyusunan RTRK.
f. RDTRK Kabupaten adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kabupaten secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
ruang dalam rangka pelaksanaan program – program pembangunan kabupaten.
g. RDTRK Implementasinya sebagai dasar bagi penyusunan Peraturan Zonasi.
1.6 Ruang Lingkup Materi RDTRK
1. Tujuan pengembangan kawasan fungsional perencanaan
Tujuan pengembangan kawasan fungsional perencanaan dirumuskan sesuai dengan permasalahan dan arahan kebijakan berdasarkan urgensi/ keterdesakan penanganan kawasan tersebut.
2. Rencana Struktur Kawasan Perencanaan
a. Rencana Persebaran Penduduk b. Struktur Kawasan Perencanaan. c. Rencana Blok Kawasan
d. Rencana Skala Pelayanan Kegiatan e. Rencana Sistem Jaringan
Rencana Sistem Jaringan Pergerakan. Rencana Sistem Jaringan Utilitas. 3. Rencana Peruntukan Blok Kawasan
a. Kawasan Fungsional Binaan b. Kawasan Fungsiona Alami
4. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (Amplop Ruang)
a. Tata Kualitas Lingkungan b. Tata Bangunan
Arahan Bentuk dan Ukuran Kaveling Arahan Intensitas Bangunan
- Kepadatan Bangunan (KDB) - Luas Lantai Bangunan (KLB) - Koefisien Dasar Hijau (KDH)
c. Arahan Garis Sempadan
5. Pengendalian Rencana Detail Tata Ruang
a. Zonasi
b. Atruran Insentif dan Disinsentif c. Perijinan dalam Pemanfaatan Ruang
d. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Melaui Pengawasan
6. Kelembagaan dan Peran Masyarakat
a. Kelembagaan
Pelaksanaan penyusunan RDTR Kabupaten dilaksanakan oleh lembaga formal pemerintah kabupaten dibawah koordinasi BAPPEDA Kabupaten dan didukung oleh dinas/instansi terkait.
b. Peran Masyarakat
Bentuk Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Penataan
Ruang
Bentuk Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Pelaksanaan Peraturan Zonasi
1.7. Lingkup Wilayah Perencanaan
Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kecamatan Krembung pada tahun anggaran 2011 meliputi satu wilayah Kecamatan Krembung, dengan batas – batas:
Sebelah Utara : Kecamatan Tulangan Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan Sebelah Barat :Kabupaten Prambon Sebelah Timur : Kecamatan Porong
BAB II
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Secara keseluruhan, lingkup pekerjaan ini adalah 5 tahap, yaitu: Penyusunan Laporan Pendahuluan, Fakta dan Analisa RDTRK Kawasan Kecamatan Krembung, menyusun Draft Rencana RDTRK Kawasan Kecamatan Krembung dan menyusun dokumen Rencana serta Draft Raperda RDTRK Kecamatan Krembung.
Wilayah Studi
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(dengan Prakualifikasi)
2.1. Lingkup Pekerjaan RDTRK Kecamatan Krembung
Pada tahap persiapan ini pada dasarnya merupakan batu pijakan (mailstone) dari seluruh rangkaian kegiatan penyusunan RDTRK Kawasan Kecamatan Krembung. Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Persiapan dasar; mencakup telaah studi yang dilakukan sebagai bahan